Syarat-syarat atas pengajuan di atas pada Pengadilan pada akhirnya akan memberikan putusan dalam bentuk pemberian izin melakukan poligami maupun
menolak pelaksanaan poligami. Terhadap perkawinan lebih dari satu yang tidak mengajukan izin pada Pengadilan perkawinan tersebut di anggap tidak sah
menurut hukum yang berlaku di Indonesia. Berikut terdapat kasus pembatalan perkawinan yang terjadi akibat adanya praktek poligami, Identitas Para Pihak :
DJAMILAH binti S.ATNO
, perempuan, umur 66 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, agama islam, warganegara Indonesia, alamat Jalan
Jemadi Gang Bahagia II8, Kelurahan Pulo Brayan Darat, Kecamatan Medan Barat, Kota Medan, disebut sebagai
Penggugat.
MELAWAN
1.Dra. SRIANA DEWI binti WARDANI , umur 43 tahun, agama Islam,
pekerjaan ibu rumah tangga, warganegara Indonesia, pendidikan Strata-1 S-1, alamat Jalan Rahmadsyah No. 156
A192, Kelurahan Kota Matsum I, Kecamatan Medan Area, Kota Medan, disebut sebagai Tergugat.
2. Kepala Kantor Urusan Agama, Kecamatan Deli Tua , Kabupaten Deli
Serdang, Propinsi Sumatera Utara, disebut sebagai Turut Tergugat.
Materi Kasus :
Universitas Sumatera Utara
Bahwa Djamilah binti S Atno telah mengajukan gugatan pembatalan nikah ke Pengadilan Agama Medan, dimana gugatan telah didaftarkan di Kepaniteraan
Pengadilan Agama Medan dengan Registrasi Nomor 560Pdt.G2012PA. Mdn, tanggal 5 April 2012 yang selanjutnya di sebut sebagai penggugat.
Penggugat telah melakukan pernikahan secara sah dengan Hanipuddin bin H.M Nurdin almarhum sesuai dengan Akta Duplikat Kutipan Akta Nikah No.
KK.02.02.01PW.01942011 di Padang Sidempuan. Perkawinan tersebut telah melahirkan 3 tiga orang anak yakni :1.Syahrani 2. Khalid khaisar, 3. Laura
Syahfitri. Kemudian setelah suami dari penggugat yang bernama Hanipuddin bin H.M. Nurdin meninggal dunia baru diketahui bahwa yang bersangkutan telah
melakukan suatu pernikahan yang dicatatkan pada buku besar akta nikah No. 21027XI1994 tertanggal 15 Nopember dengan seorang wanita yang diketahui
bernama Dra. Sriana Dewi binti Wardani yang disebut sebagai Tergugat I. Pernikahan yang dilakukan tersebut dilaksanakan tanpa seizin dari Penggugat
sebagai isteri yang sah dan tidak melalui prosedur sebagaimana UU No. 1 Tahun 1974 Tentang perkawinan jo. RI No.91975 jo.KHI BAB IX Tentang beristeri
lebih dari seorang. Dalam pengajuan pernikahan pada Kantor Urusan Agama almarhum Hanipuddin bin H.M Nurdin melakukan pemalsuan status jejaka yang
merupakan suatu perbuatan melawan hukum. Berdasarkan uraian dan alasan di atas, Maka selanjutnya Penggugat sebagai
isteri yang sah mengajukan beberapa permohonan kepada Ketua Pengadilan Agama Medan, guna mengadili perkara ini yang amar putusannya sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya
Universitas Sumatera Utara
2. Membatalkan akta pernikahan Tergugat dengan almarhum Hanipuddin bin
H.M Nurdin yang diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang tanggal 15 Nopember 1994 akta nikah nomor
21027XI1994. 3.
Menyatakan pernikahan Tergugat dengan almarhum Hanipuddin bin H.M Nurdin dengan akta nikah no. 21027XI1994 tertanggal 15 Nopember
1994 cacat hukum dan tidak sah. 4.
Menyatakan kutipan akta nikah no. 21027XI1994 tertanggal 15 Nopember 1994 yang diterbitkan oleh KUA Deli Tua Kabupaten Deli
Serdang tidak berkekuatan hukum. 5.
Menyatakan surat-surat untuk kepentingan penerbit akta nikah no. 21027XI1994 tertanggal 15 Nopember 1994 yang diterbitkan oleh KUA
Deli Tua Kabupaten Deli Serdang cacat hukum dan tidak sah.
Tentang Hukumnya
1. Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah
bahwa Penggugat menggugat agar Pengadlan Agama Medan membatalkan pernikahan Tergugat I dengan almarhum Hanipuddin bin H.M Nurdin
yang dilaksanakan pada tanggal 15 Nopember 1994 di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang dan menyatakan bahwa kutipan Akta Nikah
Nomor : 21027XI1994 atas nama Tergugat dan Hanipuddin bin H.M.Nurdin yang telah dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama
Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang tidak berkekuatan hukum
Universitas Sumatera Utara
dengan alasan karena pernikahan tersebut tanpa prosedur yang benar sebagaimana terurai dalam dududk perkara.
2. Menimbang bahwa dasar hukum yang dijadikan alasan oleh Penggugat
dalam gugatannya adalah sebagaimana yang dimaksud dalam ketentuan rumusan muatan pasal 4 ayat 1 dan pasal 5 ayat 1 Undang-Undang
Nomor.1 Tahun 1974 jo. Pasal 58 ayat 1huruf a Kompilasi hukum Islam, yaitu tidak mengajukan permohonan izin poligami ke Pengadilan
Agama dan tidak adanya Persetujuan dari isteri baik tertulis maupun lisan dan pasal 71 huruf a jo. Pasal 56 ayat 3 Kompilasi Hukum Islamynag
menentukan bahwa “Perkawinan yang dilakukan dengan isteri kedua poligami tanpa izin dari Pengadilan Agama, tidak mempunyai kekuatan
hukum” 3.
Menimbang, bahwa oleh karena Tergugat tidak hadir di persidangan, maka perdamaian melalui proses mediasi terhadap perkara ini sebagaimana
diatur oleh Peraturan Mahkamah Agung R.I No.1 Tahun 2008 tidak dapat dijalankan.
Putusan : 1.
Mengabulkan gugatan Penggugat; 2.
Membatalkan perkawinan Tergugat Dra. Sriana Dewi binti Wardani dengan Hanipuddin bin H.M Nurdin, yang dilaksanakan pada tanggal 15
Nopember 1994 di Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang;
Universitas Sumatera Utara
3. Menyatakan Kutipan Akta Nikah Nomor: 21027XI1994, tanggal 15
Nopember 1994 yang dikeluarkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Deli Tua Kabupaten Deli Serdang, tidak mempunyai kekuatan hukum;
4. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp. 1.591.000,-satu juta lima ratus sembilan puluh satu rupiah;
B. Kasus Pembatalan Perkawinan Yang Diakibatkan Wali Yang Tidak