ZULPARMAN, MA., umur 39 tahun, agama Islam, Warganegara Indonesia,
Pekerjaan Kepala kantor Urusan Agama Kecamatan Medan Petisah, Kota Medan, beralamat Kantor Urusan
Agama Kecamatan Medan Petisah di jalan Iskandar Muda No. 270 B, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Petisah,
Kota Medan, Selanjutnya disebut Penggugat.
MELAWAN
1. ARYA PANGESTU bin M. ERAL, umur 27 tahun, Agama Islam,
Warganegara Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta, Tempat Kediaman Jalan Pendidikan No.50 Kelurahan Tanjung
Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan, selanjutnya disebut Tergugat I;
2. HALIMATUSSA’DIYAH binti AHMADSYAH NUR, umur 19 tahun,
Agama Islam, Warganegara Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta, Tempat Kediaman Jalan Pendidikan No.50
Kelurahan Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli , Kota Medan Deli, Kota Medan, Selanjutnya disebut
Tergugat II Halimatussa’diyah.
Materi Kasus : Bahwa Penggugat telah mengajukan gugatan Pembatalan Nikah dengan
surat tanggal 29 September 2009, yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Medan dengan Register Nomor 1009Pdt.G2009PA-Mdn. Di awali
Universitas Sumatera Utara
dengan melangsungkan pernikahan pada tanggal 23 Mei 2009 di Kecamatan Medan Petisah dengan Akta Nikah Nomor 14323V2009 Tanggal 28 Mei 2009;
yang dilakukan oleh Arya Pangestu sebagai Tergugat I dengan Halimatussa’diyah selanjutnya disebut sebagai Tergugat II.
Setelah terjadinya pernikahan antara kedua belah pihak maka Tergugat I dan Tergugat II hidup bersama sebagaimana layaknya suami isteri, namun belum
dikaruniai anak; Dalam Pernikahan yang dilangsungkan tersebut yang bertindak sebagai wali
nikah adalah Saudara Amir Muslian yang menurut Tergugat II merupakan pakciknya atau abang kandung dari ayah Tergugat II;
Kemudian pada tanggal 28 September 2009 Pembantu Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Medan Petisah Bernama Nazrial Amin
menemui Para Tergugat perihal pemberitahuan telah datang keluarga Tergugat I yang meras keberatan dengan pernikahan Tergugat I dengan Tergugat II dengan
menyatakan bahwa pernikahan Tergugat I dengan Tergugat II harus dibatalkan karena yang bertindak wali tidak sah, sebab Tergugat II masih mempunyai wali
nasab yaitu abang kandung Tergugat II sendiri; Amir Muslian yang bertindak sebagai wali nikah dengan pengakuan sebagai
pakcik dari Tergugat II dianggap tidak sah mewakili dalam pernikahan tersebut dikarenakan saudara tersebut tidak memiliki hubungan darah dengan Tergugat II
Setelah Zulparman sebagai Penggugat mengetahui pernikahan Tergugat I dengan Tergugat II cacat menurut hukum karena pernikahan tersebut dilaksanakan
dengan wali yang tidak sah maka sangat keberatan, karena Penggugat merasa Tergugat II telah memberikan keterangan palsu dengan menyatkan Amir Muslian
Universitas Sumatera Utara
sebagai pakcik TergugatI. Terhadap perbuatan tersebut Penggugat merasa sangat keberatan dan karenanya Penggugat mohon agar Ketua Pengadilan Agama Medan
dapat membatalkan pernikahan Tergugat I dengan Tergugat II dan selanjutnya Penggugat mohon agar Buku Kutipan Akta Nikah Nomor 14323V2009.tanggal
28 Mei 2009 yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Medan Petisah Kota Medan dinyatakan tidak berkekuatan hukum.
Tentang Hukumnya : 1.
Menimbang, bahwa maksud dan tujuan gugatan Penggugat adalah sebagaimana di uraikan tersebut di atas;
2. Menimbang, bahwa penggugat, Tergugat I dan Tergugat II telah dipanggil
secara resmi dan patut untuk menghadap di persidangan, sebagaimana ketentuan dalam pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975, dimana
penggugat inperson telah menghadap di persidangan pada hari yang telah ditetapkan, sedang Tergugat I dan Tergugat II tidak menghadap di
persidangan dan tidak ada mengutus orang lain sebagai kuasanya, sedang ketidak hadiran Tergugat I dan Tergugat II tersebut tanpa alasan yang sah,
maka pemeriksaan perkara ini dapat dilaksanakan dan diputus secara Verstek Pasal 149 ayat 1 Rbg;
3. Menimbang, bahwa untuk memenuhi maksud pasal 26 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 1974, Majelis Hakim telah berusaha menasehati penggugat di persidangan agar Penggugat memperbaharui perkawinan tersebut, akan tetapi
tidak berhasil, karena Tergugat I dan Tergugat II tidak pernah menghubungi penggugat untuk maksud tersebut;
Universitas Sumatera Utara
4. Menimbang bahwa Tergugat I dan Tergugat II tidak pernah menghadap di
persidangan, sehingga tidak dapat dilakukan proses mediasi dalam perkara ini, sebagaimana ketentuan Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Nomor 1 Tahun 2008; 5.
Menimbang, bahwa yang menjadi pokok masalah dalam perkara ini adalah penggugat mengajukan gugaan pembatalan nikah antara Tergugat I dan
Tergugat II, dengan alasan telah terjadi perkawinan antara Tergugat I dan Tergugat II, yang dilaksanakan dengan wali yang tidak berhak;
Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, maka Penggugat memohon kepada Bapak Ketua Pengadilan Agama Medan guna mengadili perkara ini yang
amar putusannya sebagai berikut :
1. Mengabulkan gugatan Penggugat.
2. Menyatakan batal pernikahan Tergugat I Arya Pangestu bin M. Eral dengan
Tergugat II Halimatussa’diyah binti Ahmadsyah Nur yang dilangsungkan pada hari Sabtu tanggal 23 Mei 2009 di Kecamatan Medan Petisah, Kota
Medan, tidak berkekuatan hokum. 3.
Menyatakan Buku Kutipan Akta Nikah Nomor 14323V2009. tanggal 28 Mei 2009 yang dikeluarkan Kantor Urusan Agama Kecamatan Medan Petisah
Kota Medan, tidak berkekuatan hukum.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV ANALISIS KASUS PEMBATALAN PERKAWINAN
MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 1974 TENTANG POKOK-POKOK PERKAWINAN DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
STUDI PADA PENGADILAN AGAMA MEDAN
A. Analisis Kasus Tentang Faktor-faktor Yang Menyebabkan
Terjadinya Pembatalan Perkawinan Di Pengadilan Agama Medan.
Hal-hal yang menjadi faktor dari pembatalan perkawinan adalah : 6.
Perkawinan yang dilangsungkan di hadapan pegawai Pencatatan Perkawinan yang tidak berwenang.
7. Wali Nikah yang melakukan perkawinan itu tidak sah.
8. Perkawinan dilangsungkan tanpa dihadiri oleh 2 dua orang saksi.
9. Perkawinan dilangsungkan di bawah ancaman yang melanggar hukum.
10. Ketika perkawinan berlangsung terjadi salah sangka mengenai diri
suami atau isteri.
Kasus I : Kasus pembatalan perkawinan akibat dari salah sangka mengenai diri suami
atau isteri. Didasarkan atas kasus diatas pendapat penulis perkawinan yang dilakukan
oleh Tergugat I dengan saudara Hanipuddin bin H.M. Nurdin, yang dilaksanakan pada tanggal 15 Nopember 1994 di Kecamatan Deli Tua
Universitas Sumatera Utara