Produk Wisata Kunjungan Wisata Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata

14 1. Biro Perjalanan Travel Agent 2. Perusahaan Angkutan Transportasi 3. Akomodasi perhotelan 4. Bar dan Restoran 5. Souvenir dan Handicraft 6. Perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan aktifitas wisatawan, seperti : money changer, bank, tempat menjual dan mencetak film, camera, kantor pos dan lain-lain Yoeti, 1983:147

2.5 Produk Wisata

Berbicara mengenai produk, kita cenderung memikirkan kalau produk itu berwujud barang, tetapi produk tersebut ada dua yaitu barang dan jasa. Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan service. Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu Daerah Tujuan Wisata, fasilitas, dan transportasi Yoeti, 2002:128 Ciri-ciri produk pariwisata tersebut adalah : 1. Hasil atau produk pariwisata itu tidak dapat dipindahkan. 2. Hasil atau produk pariwisata tersebut tidak dapat ditimbun. 3. Proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi. Universitas Sumatera Utara 15 4. Hasil atau produk pariwisata tidak memiliki standart atau ukuran yang objektif. 5. Hasil atau produk pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non-ekonomis terhadap permintaan demand. 6. Calon konsumen tidak dapat mencoba atau mencicipi produk yang akan dibelinya. 7. Hasil atau produk pariwisata itu banyak tergantung pada tenaga manusia dan sedikit sekali yang dapat diganti dengan mesin. 8. Dari segi pemilihan usaha, penyediaan produk industri pariwisata dengan membangun sarana kepariwisataan yang memakan biaya besar Yoeti, 1983:156

2.6 Daya Tarik Wisata

Tanpa adanya daya tarik disebuah objek wisata, maka objek wisata tersebut pasti tidak akan berkembang. Karena dengan adanya daya tarik yang melekat pada suatu objek wisata itulah yang menumbuhkan motivasi wisatawan untuk datang dan berkunjung ke suatu objek wisata. Daya tarik wisata yang belum dikembangkan semata-mata merupakan sebuah sumber daya potensial yang belum dapat disebut daya tarik wisata.

2.6.1 Daya Tarik Pariwisata Dari Segi Budaya

Pariwisata erat kaitannya dengan budaya. Tanpa adanya budaya, maka pariwisata tidak akan tercipta. Secara etimologi, budaya berasal dari Bahasa Universitas Sumatera Utara 16 Sansekerta, yaitu “Buddhayah”, bentuk jamak dari kata “Buddhi” akal sehingga dikembangkan menjadi budi-daya yaitu kemampuan akal budi seseorang atau sekelompok manusia. Kencana, 2009:34 Banyak wisatawan yang datang ke suatu daerah atau negeri, karena daya tarik budayanya, apalagi kalau budaya tersebut jauh bebeda dari budaya mereka. Misalnya orang Amerika yang biasa berdansa berpelukan ingin melihat tari Bali yang lemah gemulai menggerakan tangan, jari, kaki, pinggang bahkan mata. Orang Eropa yang mengetahui cerita percintaan karya Willliam Shakespeare yang berjudul Romeo and Juliet, juga ingin melihat cerita percintaan rakyat Bali yang berjudul Jayaprana dan Layonsari. Orang Mexico yang memiliki kepahlawanan Cow Boy juga ingin melihat kepahlawanan Cindur Mato di Minangkabau. Orang Jepang yang memiliki samurai di negerinya juga ingin melihat kepiawaian keris di Jawa, rencong di Aceh dan Mandau di Kalimantan. Kencana, 2009:43

2.6.2 Daya Tarik Pariwisata dari Segi Sejarah

Berbicara mengenai sejarah, erat hubungannya dengan pariwisata. Setiap objek wisata memiliki nilai sejarah tersendiri, dan nilai sejarah tersebut menjadi acuan untuk objek wisata tersebut yang akan diceritakan kepada wisatawan. Dalam Bahasa Inggris sejarah disebut “History” yang artinya masa yang telah lampau, dalam hal ini masa lampau umat manusia, oleh karena itu tentu saja sejarah membahas kegiatan umat manusia di masa lampau. Dalam Bahasa Arab, sejarah adalah “Sajaratun” yang berarti pohon, jadi kalau kita melihat gambar silsilah raja- raja, secara sepintas akan tampak bagaikan pohon. Kencana, 2009:51 Universitas Sumatera Utara 17 Contoh daya tarik pariwisata dari segi sejarah misalnya : Orang Amerika Serikat yang ingin kembali mengunjungi Bukit Ifar di Sentani Jayapura karena di tempat itu Jendral Douglas Mac Arthur pernah singgah ketika kembali dari Australia untuk menyerbu Jepang, dalam Perang Dunia kedua. Umat Budha yang ingin melihat kembali peninggalan karya umat Budha yaitu Candi Borobudur yang dibuat ratusan lalu. Umat Islam yang ingin melihat tempat Nabi Muhammad SAW pertama kali memperoleh wahyu dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril. Umat Hindu yang ingin melihat Bukit Kurusetra tempat Harjuna menerima wejangan dari Awatra Sri Kresna yang menjadi tulisan Bhatara Wisnu menjelang perang besar Bhatara Yudha. Umat Kristen Katholik yang ingin berkunjung ke Gereja Vatikan di Roma, sebuah negara kecil tetapi memimpin umat Katholik seluruh dunia kecuali Anglikan mereka mendengar pidato paus setiap tahun, kendatipun sang paus berganti sesuai tata cara umat Katholik itu sendiri. Kencana, 2009:58 2.7 Pengertian Sarana dan Prasarana 2.7.1 Sarana Kepariwisataan Sarana kepariwisataan adalah perusahaan-perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan baik secara langsung maupun tidak langsung. Sarana kepariwisataan ini harus tetap dijaga dan ditingkatkan baik dari segi kualitas dan kuantitasnya sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Yoeti, 1996 : 9 Sarana wisata dapat dibagi dalam 3 tiga unsur pokok, yaitu : A. Sarana Pokok Kepariwisataan Main Tourism Suprastructure Universitas Sumatera Utara 18 Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan kehidupannya sangat tergantung kepada kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata, yang termasuk di dalamnya adalah : 1. Biro Perjalanan Wisata Travel Agent 2. Tour Operator 3. Perusahaan Transportasi 4. Restoran, Bar, objek wisata dan atraksi wisata B. Sarana Pelengkap Kepariwisataan Supplementing Tourism Suprastucture Sarana pelengkap kepariwisataan adalah perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang berfungsi untuk membuat para wisatawan agar dapat lebih lama tinggal di tempat atau daerah yang dikunjunginya. Yang termasuk dalam sarana pelengkap kepariwisataan adalah : 1. Sarana olahraga, misalnya : lapangan golf, pusat kebugaran fitness, kolam renang, lapangan tenis dan sebagainya. 2. Sarana ketangkasan, misalnya : billyard, jackpot, pachinco dan sebagainya. C. Sarana Penunjang Kepariwisataan Supporting Tourism Suprastructure Sarana penunjang kepariwisataan adalah perusahaan yang menunjang sarana pokok dan sarana pelengkap, yakni fasilitas-fasilitas yang diperlukan wisatawan khususnya tourism business yang berfungsi untuk membuat para wisatawan lebih Universitas Sumatera Utara 19 lama tinggal di daerah yang dikunjungi agar lebih banyak mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di daerah tersebut. Yang termasuk dalam kelompok sarana penunjang kepariwisataan adalah : 1. Night Club 2. Steambath 3. Casino

2.7.2 Prasarana Kepariwisataan

Prasarana infrastructure kepariwisataan sesungguhnya merupakan “tourist supply” yang perlu dipersiapkan atau disediakan bila akan mengembangkan industri pariwisata, karena kegiatan pariwisata pada hakekatnya tidak lain adalah salah satu kegiatan dari sektor perekonomian juga. Yang dimaksud prasarana infrastructure adalah “Semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa sehingga dapat memudahkan manusia memenuhi kebutuhannya”. Jadi, fungsi dari prasarana adalah untuk melengkapi sarana kepariwisataan sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya Yoeti, 1983:170 Adapun beberapa prasarana yang dapat menunjang pelayanan dan kemudahan bagi wisatawan, meliputi : 1. Pelayanan makan dan minum, yang dapat menyajikan makanan dan minuman khas setempat. Universitas Sumatera Utara 20 2. Pelayanan tenaga kerja, yang sangat dominan sekali dibutuhkan karena salah satu kunci keberhasilan pembangunan objek wisata adalah kemampuan para tenaga kerja untuk mengelola dengan baik suatu kawasan objek wisata. 3. Pelayanan informasi, yang dibutuhkan pengunjung agar dapat mengatur pengunjung yang datang ke objek wisata.

2.8 Kunjungan Wisata

Berbicara mengenai kunjungan wisata tentu erat hubungannya dengan kuantitas pengunjung yang berkunjung ke suatu daerah objek wisata. Dengan kata lain dapat didefenisikan bahwa kunjungan wisata adalah jumlah wisatawan yang datang ke suatu objek wisata. Meningkatnya kunjungan wisata di suatu objek wisata sangat ditentukan oleh jenis dan daya tarik yang terdapat di objek wisata tersebut. Gamal, 2002:24

2.9 Strategi Peningkatan Kunjungan Wisata

Strategi peningkatan kunjungan wisata adalah upaya yang dilaksanakan untuk meningkatkan kunjungan di suatu objek wisata. Salah satu upaya tersebut yaitu melalui pembangunan atau pengembangan objek wisata. Pengembangan suatu objek wisata harus dilakukan berdasarkan konsep pengembangan pariwisata berkelanjutan yang artinya pengembangan sumber daya atraksi, aksesibilitas, amenitas pariwisata yang bertujuan untuk memberikan keuntungan optimal bagi pemangku kepentingan stakeholders dan nilai kepuasan Universitas Sumatera Utara 21 optimal bagi wisatawan dalam jangka panjang Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006 Universitas Sumatera Utara 22

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN DELI SERDANG

3.1 Profil Kabupaten Deli Serdang Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai salah satu daerah dari 25 Kabupaten di Provisi Sumatera Utara, yang memiliki keanekaragaman sumber daya alamnya yang besar, sehingga merupakan daerah yang memiliki peluang investasi yang cukup menjanjikan. Sebelum kemerdekaan Indonesia, wilayah ini terdiri dari dua pemerintahan yang berbentuk kerajaan kesultanan yaitu Kesultanan Deli yang berpusat di Kota Medan, dan Kesultanan Serdang yang berpusat di Perbaungan. Dulu Kabupaten Deli Serdang mengelilingi 3 tiga daerah kotamadya, yaitu Kota Medan yang menjadi ibu kota Provinsi Sumatera Utara, Kota Binjai, dan Kota Tebing Tinggi. Sejak terbentuk sebagai kabupaten sampai beberapa puluh kali mengalami perubahan luas wilayahnya, karena Kota Medan, Binjai dan Tebing Tinggi yang berada di daerah perbatasan memintamengadakan perluasan daerah, sehingga luasnya berkurang menjadi 4.397,94 Km2. Sekitar tahun 1980-an, pemerintahan daerah ini pindah ke Lubuk Pakam, sebuah kota kecil yang terletak di pinggir jalan lintas Sumatera ± 30 Km dari Kota Medan yang telah ditetapkan menjadi ibukota Kabupaten Deli Serdang. Pada tahun 2004, Kabupaten ini kembali mengalami perubahan baik secara Geografi maupun Administrasi Pemerintahan, setelah adanya pemekaran daerah Universitas Sumatera Utara