Bahasa Tulis SMS Ponsel
13.2.2 Bahasa Tulis SMS Ponsel
Bahasa tulis SMS ponsel adalah bahasa yang digunakan secara tertulis pada komunikasi yang menggunakan ponsel atau HP sebagai sarana. Satu ciri penting dari bahasa tulis ponsel adalah bentuk pemakaian yang pendek atau sependek mungkin guna memenuhi tuntutan nilai ekonomis. Prinsip pemakaian bentuk bahasa yang pendek amat berlaku pada penulisan SMS ponsel. Teknik pemakaian bahasa yang pendek ini ada dua yaitu:
1) Bahasa lisan yang berbentuk paling pendek atau pemakaian kata yang berbentuk paling pendek, atau pemakaian satuan bahasa lain (frase, klausa atau kalimat) yang berbentuk paling pendek. Contohnya:
’telat’ lebih ’terlambat’ ’mau’ pendek ’ingin’ ’pagian’ daripada ’lebih pagi’ ’harap datang besok’
’anda diharapkan kedatangannya besok’
2) Kata-kata yang sengaja disingkat supaya pendek. Contohnya:
’tg’ ’tgl’
’daripada’ menjadi ’dp’ ’tolong’
’tlg’ ’tol’
’terima kasih’
’trims’ ’tk’ ’tx’
Kata-kata yang disingkat seperti pada butir (2) di atas merupakan bahasa tulis baru yang ditemukan pada pengiriman SMS ponsel di Indonesia. Bahasa tulis ponsel tersebut merupakan kata-kata singkatan yang bermunculan secara ideolektis, maksudnya secara perorangan, di antaranya yang dapat dikumpulkan adalah sebagai berikut:
Bahasa Baku Bahasa Tulis Ponsel
Terima kasih tq berasal dari ’ thank you’ tx berasal dari ‘thanks’ tk berasal dari ‘terima kasih’ Telepon
’tel’ ’tlp’ ’telp’ ’mbak (kata orang Jawa)
mb
Kalau klu, klo Orang
Lebih lbh Hubungi
hb, hbi Pulang
pul, plg Tanggal
tg, tgl Hari
Bagaimana bgmn Dan Tolong
N tol, Besok
tlg bsk Karena
krn
Kata-kata di atas dikumpulkan dari SMS ponsel yang ada, contoh-contoh itu diambil langsung dari SMS yang diterima para informan (orang yang memberi informasi) yang adalah teman atau kenalan penulis termasuk penulis sendiri. Kata- kata tersebut, diseleksi dari umumnya yang bersifat komunikatif (dapat dipahami oleh orang banyak) dan kata-kata yang yang diragukan nilai komunikasinya yakni yang cenderung menjadi kata-kata ideolektis (kata-kata pribadi perorangan) tidak ditampilkan.
Bila kita pelajari pemakaian bahasa tulis SMS ponsel tersebut, dapat ditemukan ada dua teknik pembuat kata itu, yakni:
1. Pelepasan vokal; maksudnya vokalnya dibuang, yang tersisa hanya rangkaian konsonan saja;
2. Suku kata awal ditambah konsonan awal suku kata kedua; terbentuk kata singkatan berumuskan suku kata KVK (konsonan-vokal-konsonan). Contoh:
karena menjadi ’krn’ (2) tolong
menjadi
’tol’
telepon menjadi ’tel’
Sebagian besar dari contoh di atas dibuat dengan teknik pertama. Selain contoh kata-kata yang berhasil dikumpulkan, masih ditemukan lagi pemakaian bahasa tulis SMS ponsel yang berbentuk satuan bahasa lebih besar daripada kata, dan umumnya berupa kalimat seperti contoh-contoh berikut ini:
Bahasa Tulis Ponsel Bahasa Baku Gpp, tp hrp dtg bsk.
Tidak apa-apa pak, tapi besok harap datang. Terima
Tq faxnya aq bsk pergi kasih faksimilenya, aku besok pergi.
Ok aq stju Ya boleh aku setuju. Ok/oke/oke deh
Ya saya setuju. Ya, bgs
Ya bagus. Kalau boleh tanya, apakah kau cinta
Klu blh tany Ap aku? kau cnt aq ? Gpp
klu kau mrh Asal Tidak apa-apa kalau kau marah, tdk trs
asalkan tidak berlanjut terus.
3. Suku kata awal ditambah konsonan awal suku kata kedua; terbentuk kata singkatan berumuskan suku kata KVK (konsonan-vokal-konsonan). Contoh:
karena menjadi ’krn’ (2) tolong
menjadi
’tol’
telepon menjadi ’tel’ Sebagian besar dari contoh di atas dibuat dengan teknik pertama. Selain
contoh kata-kata yang berhasil dikumpulkan, masih ditemukan lagi pemakaian bahasa tulis SMS ponsel yang berbentuk satuan bahasa lebih besar daripada kata, dan umumnya berupa kalimat seperti contoh-contoh berikut ini.
Pada contoh-contoh bahasa tulis ponsel di atas, terdapat bahasa daerah dan bahasa asing (Inggris) yang menjadi sumbernya. Hal tersebut menunjukkan kreatifitas pengirim informasi itu bahwa ia sudah berwawasan nasional dan internasional. Contoh-contoh itu, adalah:
Tq
’thank you’ Tx
berasal dari bahasa Inggris
’thanks’ Ok
berasal dari bahasa Inggris
berasal dari bahasa Inggris
’okay’
’mb
’mbak’ (kakak) Gpp
berasal dari bahasa Jawa
berasal dari bahasa Jakarta
’nggak (a)pa (a)pa (tidak jadi masalah)
Jika kita amati lebih lanjut, dapat diketahui bahwa ciri yang dominan adalah adanya usaha menciptakan bahasa singkat atau bahasa pendek, dan sebagian besar dengan cara pelepasan vokal (penghilangan vokal), karena penggunaan ponsel membutuhkan waktu yang sesingkat mungkin agar dapat bernilai cepat sehingga menjadi ekonomis, seperti hemat waktu, hemat energi, dan hemat perasaan termasuk hemat biaya. Kreativitas pengirim SMS dapat dipuji karena, antara lain, mempunyai ide dan kreasi yang sehat, dan bersifat progresif (ingin mencapai kemajuan) berkat ditemukan contoh yang menggabungkan pemakaian Jika kita amati lebih lanjut, dapat diketahui bahwa ciri yang dominan adalah adanya usaha menciptakan bahasa singkat atau bahasa pendek, dan sebagian besar dengan cara pelepasan vokal (penghilangan vokal), karena penggunaan ponsel membutuhkan waktu yang sesingkat mungkin agar dapat bernilai cepat sehingga menjadi ekonomis, seperti hemat waktu, hemat energi, dan hemat perasaan termasuk hemat biaya. Kreativitas pengirim SMS dapat dipuji karena, antara lain, mempunyai ide dan kreasi yang sehat, dan bersifat progresif (ingin mencapai kemajuan) berkat ditemukan contoh yang menggabungkan pemakaian
bahasa Jakarta ’nggak pa-pa’. Tx berasal dari bahasa Inggris ’thanks’. Kata-kata yang sengaja disingkat dan sudah baku dalam bahasa Indonesia jelas juga menjadi salah satu sumber bahasa tulis SMS ponsel, antara lain adalah: Kata Singkatan Kata Asal
AD, AL, AU
Angkatan Darat, Laut, Udara
Depdiknas
Departemen Pendidikan Nasional
HAM
Hak Asasi Manusia
SMK
Sekolah Menengah Kejuruan
Yth
Yang terhormat
Dll
Dan lain-lain
Dsb
Dan sebagainya
Rumah Sakit Cipto
KA Patas
Kereta api cepat terbatas
Wapres
Wakil presiden Capres Calon presiden Caleg
Calon legislatif Jabar
Jawa Barat
Jakbar Jakarta Barat UI
Universitas Indonesia
UNPAD
Universitas Padjajaran
Dalam sejarah bahasa tulis Indonesia sebelum SMS ponsel, ditemukan adanya pemakaian pada sarana telegram yang juga menggunakan bahasa berbentuk pendek dengan mempertimbangkan dua unsur bahasa, yakni unsur gramatika dan unsur kosa- kata yang dipakai.Karena sistem pembayaran pada waktu itu (sampai dengan tahun 1990-an) berdasarkan perhitungan kata, sehingga walaupun dilakukan penyingkatan huruf seperti yang terjadi pada pada SMS ponsel, tarif yang dikenakan tidak menjadi murah. Penyingkatan kata dilakukan hanya berdasarkan pertimbangan gramatika. Contoh pengiriman telegram Indonesia pada zaman dulu: ’Besok harap pulang ayah sakit’ yang bermakna “Besok kamu harap pulang karena ayah lagi sakit.” pada bahasa telegram tersebut, terjadi penyingkatan kata konjungsi ‘karena’ yang secara gramatikal tidak menimbulkan kerusakan penyampaian isi pesan.
Pada telegram tersebut, tidak terjadi penyingkatan huruf seperti yang terjadi pada SMS ponsel zaman sekarang. Bahasa telegram tidak pernah ditulis seperti berikut ini:
’Bsk hrp plg ayah sakit’
Karena penyingkatan huruf tidak dibutuhkan, sebab penyingkatan huruf tidak mempengaruhi kecepatan penyampaian isi pesan kepada alamat yang dituju (telegram disampaikan kepada penerima oleh tukang pos yang bertindak sebagai petugas kurir) dan juga tidak membuat tarif menjadi lebih murah.
Pemakaian telegram di seluruh dunia termasuk Indonesia mempunyai sejarah yang panjang bahkan sebelum negara Republik Indonesia merdeka. Sesudah telegram dan sebelum lahir sarana ponsel pernah ada penggunaan alat telekomunikasi yang disebut dengan istilah teleks. Pemakaian bahasa pada sarana teleks tersebut pada dasarnya merupakan bentuk perpanjangan dari bahasa Pemakaian telegram di seluruh dunia termasuk Indonesia mempunyai sejarah yang panjang bahkan sebelum negara Republik Indonesia merdeka. Sesudah telegram dan sebelum lahir sarana ponsel pernah ada penggunaan alat telekomunikasi yang disebut dengan istilah teleks. Pemakaian bahasa pada sarana teleks tersebut pada dasarnya merupakan bentuk perpanjangan dari bahasa
Dari bahasa telegram ke bahasa SMS ponsel, dapat dilihat perkembangan yang amat pesat dari pemakaian bahasa tulis Indonesia. Melihat perkembangan ini, berarti setiap insan di Indonesia perlu menguasai teknik penciptaan bahasa tulis SMS ponsel agar supaya tidak ketinggalan zaman atau seperti katak di dalam tempurung. Perkembangan itu, bersifat alami karena berasal dari masyarakat dan untuk masyarakat pula.
Seperti yang telah disebutkan di muka, pemakaian bahasa pada SMS ponsel memang membutuhkan bahasa yang pendek. Kebutuhan inilah yang melahirkan bahasa tulis baru.
Bahasa tulis baru, antara lain, memanfaatkan kata-kata singkatan yang sudah ada seperti yang juga sudah diperkenalkan di muka, di antaranya ada juga kata- kata singkatan yang telah baku dan berasal dari kata majemuk yang baku pula, antara lain, adalah:
Satuan tugas
satgas
Juru kampanye
jurkam
Telepon seluler
ponsel
Menteri luar negeri
Pantai utara
pantura
Cepat tapi terbatas
patas
Suku dinas
sudin
Selain kata-kata singkatan yang telah baku sebelumnya, sebagian besar penggunaan kata-kata singkatan pada SMS ponsel adalah buatan sendiri. Dari sudut kebakuan bahasa, usaha membuat kata-kata singkatan yang bersifat abriter (mana suka) itu, meskipun tampak ketidakteraturannya, justru dikarenakan sifat abriternya, tetapi pada kenyataannya ada juga yang sempat baku karena diterima oleh masyarakat. Dengan sendirinya, kata-kata singkatan yang baku menjadi syarat komunikatif di dalam bahasa. Yang menghilang dari peredaran setelah muncul pertama kali berarti yang tidak berhasil menjadi baku menunjukkan tidak memiliki nilai komunikatif bahasa. Gejala tersebut, menunjukkan penyingkatan kata-kata harus mempertimbangkan nilai komunikatif bahasa karena yang tidak memiliki nilai komunikatif bahasa tidak dapat menjadi sarana penyampaian informasi dari pengirim kepada penerima.
Pengirim yang sekaligus adalah pencipta dari bahasa tulis yang digunakan pada SMS ponsel harus dapat memanfaatkan teknik pembuatan bahasa tulis yang komunikatif, berarti dia harus dapat memilih bahasa yang berbentuk pendek dan/atau membuat kata-kata singkatan yang komunikatif. Pemilihan satuan bahasa yang pendek dan penguasaan teknik penyingkatan kata yang lazim menjadi syarat mutlak agar dapat mencapai nilai komunikatif.
Contoh bahasa tulis SMS ponsel yang bernilai komunikatif dan yang tidak adalah sebagai berikut. Contoh-contoh berikut dikutip dari informan yang ada termasuk penulis sendiri. Contoh yang dikumpulkan: ‘ok bgmn dng mu ?’ ‘Gpp tx’ ‘Aq tak ok krn tdk sempt’ Ketiga pemakaian bahasa di atas adalah komunikatif.
‘OK bgmn dgn mu?’ adalah komunikatif, tetapi bila disingkat lagi menjadi: ‘OK bgmn?’ menjadi kurang komunikatif karena pesan yang hendak disampaikan adalah: “saya setuju, bagaimana pendapatmu sendiri?” ‘Gpp Tx’ adalah komunikatif apabila pihak penerima mengetahui makna ‘Gpp’ adalah “tidak apa-apa’ dan ‘Tx’ adalah “terima kasih”; tetapi penggunaan bahasa singkatan ‘Gpp Tx’ akan menjadi tidak komunikatif dan dianggap sebagai pemakaian yang serampangan apabila pihak penerima tidak mengenal makna ‘Gpp’ dan ‘Tx’, bahkan dapat dianggap menjadi bukan bahasa Indonesia apabila hanya melihat bentuk singkatannya saja. ‘Aq tak OK krn tdk smpt’ adalah komunikatif untuk penyampaian pesan: “Aku tidak setuju karena tidak sempat (tidak punya waktu)” karena memenuhi kaidah-kaidah gramatikal yang dibutuhkan dan ini menjadi kurang komunikatif apabila disingkat lagi menjadi bentuk pemakaian: ‘Aq tak OK tdk smpt’, karena terjadi distorsi (gangguan) gramatikal pada pelepasan konjungsi kausatif ‘karena’ yang menuturkan makna “sebab- akibat”; dan apabila disingkat lebih lanjut akan menjadi pemakaian yang sama sekali tidak komunikatif:
‘Aq tak OK smpt’, karena tataran gramatikanya sudah rusak seluruhnya dengan melepaskan dua unsur gramatika yang berasal dari kata ‘karena’ dan kata ‘tidak’. Dengan demikian, kaidah-kaidah gramatikal yang lazim berlaku pun harus dipatuhi. Pelepasan unsur-unsur gramatikal yang lazim terjadi di masyarakat harus diketahui dan ini termasuk perlu diterapkan dalam penciptaan bahasa tulis yang komunikatif. Salah satu contoh di atas adalah: ‘Aq tak OK krn tdk smpt’ adalah komunikatif untuk pengungkapan makna “Aku tidak setuju karena tidak sempat” dan ini masih terasa komunikatif apabila disingkat menjadi: ‘Aq tak OK’ atau ‘Aq tdk smpt’ karena tidak terjadi kerusakan gramatika tetapi penyampaian informasi dapat menjadi terganggu apabila kaidah gramatikal yang berlaku tidak dipertimbangkan sehingga unsur komunikatifnya menjadi rusak seperti pada contoh jelek berikut: ‘Aq tak OK tdk sempt’ dan ‘Aq tak OK sempt’.
Dari contoh-contoh yang dikemukakan di depan, tampak bahwa pemakaian bahasa tulis SMS ponsel yang bernilai komunikatif harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Memakai kata singkatan yang sudah membaku;
2. Menciptakan kata singkatan dengan cara yang umum dipakai oleh kebanyakan orang;
3. Menciptakan bahasa pendek yang masih memenuhi kaidah untuk butir 1 sudah ada pedomannya, untuk butir 2 sebagian besar menerapkan cara pelepasan vokal, untuk butir 3 pengetahuan tentang tata bahasa Indonesia harus bisa dimantapkan dan diterapkan secara benar.