Surat Pribadi Berformat Lengkap
1. Surat Pribadi Berformat Lengkap
Surat bahasa Jepang dalam formatnya yang tradisional, sebenarnya ditulis secara vertikal, tetapi di sini karena masalah teknis, dicontohkan secara horizontal karena format secara horizontal pun digunakan secara meluas di masyarakat Jepang. Format surat horizontal yang umum dan lengkap:
Haikei,
(Isi Surat)
Penerima - sama
Tsuishin : (catatan tambahan)
Haikei = “Dengan hormat”; Keigu = “Hormat saya”; —sama = “Bapak/Ibu/Saudara—”; merupakan sufiks (akhiran) hormat yang dipakai di belakang nama penerima surat; tsuishin = “catatan”.
Isi surat terdiri dari tiga bagian yaitu:
a. Bagian pembuka, diisi dengan kata-kata persalaman musim, yaitu kata-kata yang menceritakan keadaan musim yang sedang berlangsung.
b. Bagian tengah, isi surat yang sebenarnya, sering dimulai dengan kata konjungsi sate yang berfungsi mengantar pembaca ke isi surat sebenarnya.
c. Bagian penutup: diisi dengan kata-kata persalaman akhir surat, antara lain, adalah kata-kata panjatan doa mengenai kesehatan atau yang serupa.
Contoh surat berformat lengkap: (Dengan tulisan Jepang)
(Dengan ejaan Latin)
Haikei,
Haru atatakai koro, minasama ogenki desu ka. Sate, watashi ga daigaku de benkyoo shiteiru toki, iroiro to osewani
narimashite arigatoo gozaimashita.
Kokoro kara orei mooshi agemasu.
Watashi wa kinoo kyotoo no ofisu ni tsukimashita. Kyooto wa hontoo ni subarashii machi desu. Jikan ga areba, wathasi wa
kyooto ryokoo no hanashi wo shitai to omoimasu. Ima wa mazu kono
hen made.
Minasama ni yoroshiku otsutae kudasai
2007-nen 4-gatsu kokonoka
Tanaka Taroo Yamada Saburoo Sama
Tsuishin Betsubin no omiyage wa kuroneko de gozaimasu
9 April 2007 Kepada Yth.
Bapak Saburo Yamada
Dengan hormat, Pada musim semi yang hangat ini, apakah kalian semua dalam keadaan baik-baik saja? Jika diingat-ingat, ketika saya masih kuliah di perguruan tinggi, saya banyak mendapat bantuan dari Bapak dan keluarga, untuk itu saya ucapkan terima kasih. Saya menyampaikan terima kasih sekali lagi dari dalam lubuk hati saya. Kemarin saya sudah tiba di kantor Kyoto. Kyoto memang merupakan kota yang menakjubkan. Kalau ada waktu, sebenarnya saya ingin bercerita tentang jalan-jalan di Kyoto. Namun, sekarang tidak bisa, maka sampai di sini saja dulu. Tolong sampaikan salam saya kepada semua orang yang ada di rumah Bapak.
Hormat saya,
Taro Tanaka
N.B. Oleh-oleh dari saya dikirim secara terpisah dengan ekspedisi Kuroneko, mohon maklum.
Surat di atas ditulis oleh seseorang bernama Tanaka Taro (menurut kebiasaan Jepang nama keluarga ditaruh di depan dan nama kecil di belakangnya) ditujukan kepada kenalannya bernama Yamada Saburo. Bapak Yamada adalah seorang tua yang pernah membantu banyak Tanaka Taro ketika dia masih kuliah di perguruan tinggi. Maka, sesudah lulus dan bekerja, kemudian ditempatkan di kantor yang berada di Kota Kyoto, Tanaka Taro menulis surat tersebut untuk mengucapkan terima kasih sambil memberita- kan bahwa kini dia bekerja di Kota Kyoto. Kyoto adalah kota tua yang menjadi salah satu tempat tujuan wisata di Jepang.
Surat bahasa Jepang dimulai dengan kata-kata persalaman musim. Pada contoh adalah musim semi. Negara Jepang berada di daerah dingin, ada 4 musim; musim semi Maret sampai dengan Mei, musim panas Juni sampai dengan Agustus, musim gugur September sampai dengan Nopember dan musim dingin dari Desember sampai dengan Februari. Pada musim dingin, orang-orang banyak tersiksa oleh hawa dingin, dinginnya sampai turun hujan salju (hujan es) sehingga mencapai titik nol derajat Celsius bahkan di bawah itu. Ketika musim semi tiba di bulan Maret, suhu udara naik sampai di atas 10 derajat Celsius sehingga orang-orang merasakan tidak lagi sedingin bulan-bulan lalu waktu musim dingin, maka mereka menyebut menjadi ‘hangat’ padahal bagi orang Indonesia yang tinggal di daerah tropis, suhu udara belasan derajat Celsius masih tergolong dingin. Persalaman musim pada contoh surat ini adalah kata-kata musim semi.
Haru = “musim semi”; atatakai = “hangat”; minasama = “semua orang”; ogenki desu ka = “apakah sehat-sehat saja?”; sate = konjungsi yang mengantar ke isi sesungguhnya; watashi ga/wa = “saya”; daigaku de = “di Haru = “musim semi”; atatakai = “hangat”; minasama = “semua orang”; ogenki desu ka = “apakah sehat-sehat saja?”; sate = konjungsi yang mengantar ke isi sesungguhnya; watashi ga/wa = “saya”; daigaku de = “di
Pada contoh surat di atas, kata-kata seperti Haikei “Dengan hormat”, Keigu “ Hormat saya”, Tsuishin “N.B.”, adalah kata-kata korespondensi yang hanya ditemukan di surat, maka termasuk bahasa tulis modern. Kata-kata pada persalaman musim pada umumnya juga merupakan bahasa korespondensi yang hanya ditemukan pada sarana surat menyurat.
Dengan demikian, komunikasi dengan media surat berarti penyampaian informasi dengan bahasa tulis yang dicampur dengan bahasa lisan. Penggunaan bahasa lisan di dalam surat ditemukan pada penulisan isi surat yang sebenarnya. Selebihnya kebanyakan adalah bahasa tulis modern.