Jumlah kab/kota dengan eliminasi malaria sebesar 245 kab/kota

3. Sosialisasi Surveilans Malaria tingkat Puskesmas di Setiap Kabupaten/kota

Tahun 2015-2016 telah dilakukan sosialisasi surveilans malaria di sekitar 6.200 puskesmas, kegiatan tersebut diharapkan dapat meningkatkan kualitas surveilans malaria yang merupakan salah satu strategi utama menuju eliminasi malaria.

4. Skrining Malaria pada Ibu Hamil

Kegiatan skrining ibu hamil dilakukan di Kabupaten/Kota endemis sedang dan endemis rendah malaria yang masih memiliki desa atau puskesmas endemis tinggi dan sedang malaria. Ibu hamil merupakan salah satu populasi berisiko apabila tertular malaria, kegiatan ini bertujuan untuk mengurangi risiko penularan pada ibu hamil.

f. Upaya yang Dilaksanakan Mencapai Target Indikator

1) Pencegahan dan Tatalaksana Kasus

a) Kegiatan ini merupakan kegiatan utama program yang mer upakan “core bussiness”

b) Pengendalian vektor (kelambu massal, penyemprotan dinding rumah/IRS, Larvasiding, manajemen lingkungan)

c) Pencegahan malaria (penggunaan kelambu anti nyamuk, kemoprofilaksis, dll)

d) Penemuan dan diagnosis Malaria

e) Pengobatan Malaria dan pemantauannya

f) Tatalaksana kasus Malaria di masyarakat

2) Manajemen Program Kegiatan ini merupakan pendukung (supporting) bagi terlaksananya kegiatan

utama “core business” maupun kelompok kegiatan program yang komprehensif.

a) Perencanaan dan pembiayaan program

b) Pengorganisasian program

c) Pengelolaan logistik program Malaria

d) Pengembangan ketenagaan program Malaria

e) Regulasi, Advokasi dan Promosi Program

f) Informasi Strategis Program Malaria

g) Monitoring dan Evaluasi Program

3) Kegiatan penunjang program malaria komprehensif.

Kegiatan ini merupakan kegiatan yang bersifat ekspansif agar kegiatan bermutu dan berkelanjutan (sustainabilitas). Kegiatan ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.

a) Kemitraan Program Malaria

b) Penguatan Layanan dan jejaring laboratorium Malaria

c) Ekspansi Layanan Kesehatan (Public-Private Mix)

d) Kolaborasi Malaria – Imunisasi, Kesehatan ibu dan Anak

e) Upaya Layanan Malaria Berbasis Masyarakat (Posmaldes, Mobilisasi sosial)

f) Monitoring mutu obat malaria antara lain uji efikasi obat, uji resistensi obat, pharmacovigilance, dan uji mutu obat.

g) Pendekatan tatalaksana malaria terpadu (IMCI/MTBS, IMAI/MTDS, dan lain-lain)

g. Kendala/Masalah yang Dihadapi

1) Koordinasi multi sektoral kurang optimal dalam upaya pengendalian yang lebih komprehensif dan terpadu.

2) Pemanfaatan potensi mitra, (sektor pemerintah, swasta, masyarakat dan pasien) belum optimal.

3) Kurangnya komitmen pemerintah daerah dan keterbatasan sumber daya pemerintah.

4) Kecenderungan donor dependence.

5) Meningkatnya potensi faktor risiko (lingkungan, iklim), resistensi OAM, insektisida.

6) Keterbatasan akses pelayanan kesehatan khususnya di daerah terpencil.

7) Manajemen program yang belum optimal. - Kualitas pemeriksaan Mikroskopis, error rate tinggi. - Sistem informasi data kasus malaria belum optimal (sistem, akurasi,

validitas) - Masih lemahnya pengelolaan logistik malaria. - Turn over petugas masih tinggi. - Surveilens Vektor belum berjalan sepenuhnya.

h. Pemecahan Masalah

1) Peningkatan akses layanan malaria yang bermutu

- Penerapan sistem jejaring public-privite mix layanan malaria.

- Penerapan pemantapan mutu laboratorium - Peningkatan kapasitas diagnosis dan tatalaksana kasus

2) Pencegahan dan Pengendalian vektor terpadu

3) Pemantauan efektifitas dan resistensi OAM.

4) Penguatan Surveilans termasuk surveilans migrasi, Sistem Kewaspadaan

Dini Kejadian Luar Biasa (SKD-KLB) dan penanggulangan KLB.

5) Penguatan kemandirian masyarakat melalui Posmaldes dan UKBM lainnya.

6) Penguatan kemitraan melalui Forum Gerakan Berantas kembali Malaria (GebrakMalaria).

7) Penguatan manajemen fungsional program, advokasi dan promosi program dan berkontribusi dalam penguatan sistem kesehatan.

8) Penguatan komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam kesinambungan pemenuhan kebutuhan program.

9) Penguatan sistem informasi strategis dan penelitian operasional untuk menunjang basis bukti program berbasis web base.

10) Integrasi dengan progam lain seperti surveilans dalam mengembangkan sistem SKDR serta data rumah sakit (SIRS)