METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode studi ARKL sebagai dampak pajanan SO 2 di udara pada penduduk yang bermukim di sekitar PT. Pusri Palembang. ARKL bertujuan memperkirakan risiko yang diterima suatu masyarakat akibat pajanan agen-agen pencemar di lingkungan. ARKL bukan studi epidemiologi yang memaparkan efek-efek kesehatan dan agen sebagai variabel independen dengan tujuan memperoleh hubungan kausalitas antar variabel yang dipaparkan.

Studi ARKL dalam penelitian ini digunakan untuk mengestimasi risiko pajanan SO 2 di dalam udara ambien di pemukiman penduduk sekitar industri PT. Pusri Kota Palembang Provinsi Sumatera Selatan tahun 2016. Langkah studi ARKL (Rahman, 2008) antara lain identifikasi bahaya, analisis pemajanan, analisis dosis-respon, dan karakteristik risiko serta manajemen risiko apabila nilai besar risiko lebih dari satu (RQ>1).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah di wilayah sekitar kawasan PT. Pusri Palembang dengan radius 1.300 meter yang peneliti tentukan yaitu dengan asumsi dari sumber cerobong emisi gas PT. Pusri Palembang ( Packed Boiler ) yang terdiri dari RW 7 dan RW 4 (Kelurahan Sungai Buah), RW 01 dan 08 (Kelurahan 3

Ilir), RW 01 RW 04 (Kelurahan 1 Ilir), dan RW 04, RW 07 dan RW 08 (Kelurahan Tangga Takat) dan berdasarkan faktor yang menyebutkan bahwa semakin tinggi stack (cerobong) maka konsentrasi polutan yang menyebar di lingkungan hingga sampai dipermukaan tanah akan semakin menurun dan terus berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumber (Juliani, dkk). Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016.

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian

Sumber : Google earth

Keterangan :

: Radius 1.300 meter : Titik Emisi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang

4.3 Subjek Studi

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan mempunyai 2 subjek studi, yaitu :

1. Populasi manusia yang berisiko.

2. Risk agent , terdapat dalam media lingkungan yang menjalani populasi manusia yang berisiko

4.4 Populasi dan Sampel Penelitian

4.4.1 Populasi Subyek

Populasi pada penelitian ini adalah penduduk yang bermukim di daerah sekitar industri PT. Pusri Palembang dengan radius 1.300 meter yang terpajan SO 2 pada saat dan sebelum penelitian ini berlangsung.

4.4.2 Sampel

1. Manusia Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat dewasa yang berumur 17 tahun keatas yang bermukim lebih dari 2 tahun di lokasi penelitian dengan radius 1.300 meter dari pusat industri PT. Pusri Palembang

2. Lingkungan (Udara) Sampel lingkungan adalah udara ambien di pemukiman penduduk sekitar industri PT.Pupuk Sriwidjaja Palembang, dikumpulkan dengan metode pararosanilin dengan peralatan impinger .

4.4.3 Pengambilan dan Perhitungan Sampel Manusia Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan mengestimasi

rata-rata jumlah penduduk dewasa yang terbagi ke dalam 3 pembagian lokasi. Dimana lokasi ditentukan berdasarkan jarak emisi gas buang PT. Pusri Palembang yaitu 800 meter, 1.050 meter, 1.300 meter. Maka lokasi 1 yaitu penduduk yang bermukim di radius 800 meter, lokasi 2 yaitu penduduk yang bermukim di antara radius 800- 1050 meter, lokasi 3 yaitu penduduk yang bermukim di antara radius 1050-1300 meter

Gambar 4.2 Cluster Sampling Keterangan :

: Radius 800 meter : Radius 1050 meter : Radius 1300 meter

Penentuan sampel subyek dalam penelitian ini menggunakan rumus estimasi rata-rata pada sampel acak sederhana dengan presisi mutlak dikarenakan variabel-variabel yang digunakan berskala rasio, yaitu :

Keterangan: n

: Besar Sampel

: Besar Populasi

: Nilai standar distribusi normal (derajat kepercayaan 95%) σ

: Standar deviasi penelitian sebelumnya

d : Tingkat ketelitian yang diinginkan (dalam penelitian ini digunakan sebesar 10%) Dengan menggunakan rumus di atas, diperoleh jumlah sampel dalam penelitian ini sebagai berikut : N

: 5165 Data Kependudukan di Kelurahan Sungai Buah, 1 Ilir, 3 Ilir dan Tangga Takat, 2013)

d : 0,1

Deff

Total sampel minimal yang dibutuhkan sebesar 270 sampel. Berdasarkan pembagian 3 daerah radius lokasi penelitian untuk penentuan besar sampel di setiap radiusnya menggunakan rumus proporsi dengan populasi diketahui, yaitu:

Proporsi =

Radius 800 meter (Kelurahan 1 Ilir)

Radius 1050 meter (Kelurahan Sungai Buah)

Radius 1300 meter (Kelurahan 3 ilir dan

Tangga Takat) Dari keseluruhan total sampel minimal yang dibutuhkan ditambahkan 10% sebagai sampel cadangan, sehingga total sampel yang diambil sebesar 297 responden dengan rincian pada cluster

1 sebanyak 42 orang, cluster 2 sebanyak 100 orang dan cluster 3 sebanyak 155 orang.

4.4.4 Teknik Pengambilan Sampel Lingkungan (SO 2 )

Penentuan jumlah titik sampling dilakukan menggunakan kurva aproksimasi. Jumlah titik yang ditentukan berdasarkan jumlah penduduk di suatu wilayah dan level pencemaran (Soedomo,2001) . Penentuan titik

sampling kategori SO 2 disesuaikan dengan kategori PM 2,5 , karena PM 2,5

dihasilkan oleh reaksi kimia yang melibatkan SO 2 didalamnya (CENR, 2000). Jumlah penduduk di lokasi penelitian ini adalah 5165 jiwa dan tingkat pencemaran tergolong rendah karena terdapat satu sumber potensial. Berdasarkan kategori tersebut dengan jumlah penduduk di bawah 1 juta jiwa dan tingkat pencemaran rendah maka diperlukan 10 titik pemantauan udara (Soedomo, 2001). Pengukuran konsentrasi udara dilakukan di pagi, sore, dan malam hari (PERMENLH No. 12 tahun 2010). Dalam SNI 19-7119.7-2005 mengenai penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien, yaitu

pengukuran konsentrasi SO 2 dilakukan di titik sampling menghadap ke arah angin dominan dimana arah angin dominan dapat berasal dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Penentuan lokasi pengambilan sampel objek juga ditetapkan dengan mempertimbangkan faktor meteorologi, geografi dan tata guna lahan.

Sumber : Google earth

Gambar 4.3 Titik Pengambilan Sampel Udara

Keterangan :

: Radius 1300 meter : Titik emisi PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang : Titik Pengambilan Sampel Udara

4.4.5 Metode Pengukuran Konsentrasi Sulfur dioksida (SO 2 )

Pengukuran kualitas udara ambien di pemukiman penduduk sekitar industri PT. Pusri Palembang dilakukan oleh petugas Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit

Palembang bersama peneliti. Pengukuran gas SO 2 dilakukan dengan alat berupa pompa vacuum dan tabung impinge r serta penyerap ( absorbant ) larutan 0,1 N sodium tetracholoromercurate.

Pemasangan dan

Sampel Dibawa Penyusunan

Pompa

Catat Laju

ke Laboratorium Tabung Impinger

Penghisap Alir Awal

Dihidupkan

Untuk Dianalisa

Bagan 4.1 Skema Rangkaian Alat Sampling SO 2 Tahapan pengukuran gas SO 2 adalah sebagai berikut (BTKL-PP Palembang, 2016) :

1. Memasang dan menyusun perlatan pengambilan sampel yaitu tabung impinger, lalu tabung diisi dengan larutan penyerap untuk

SO 2

2. Hidupkan pompa penghisap udara setelah diatur lajur alir ( flow rate ) pompa 0,5-1 L/menit.

3. Setelah laju alir stabil catat sebagai laju alir awal

4. Setelah dilakukan pengukuran selama 1 jam larutan penyerap ( absorbant ) SO 2 disimpan didalam kotak pendingin ( cold box ) sebelum dibawa ke laboratorium BTKL-PP Palembang untuk dianilisis. Setelah sampai di laboratorium BTKL-PP Palembang sampel yang telah diambil sebelumnya akan dianalisis oleh tenaga laboran yang telah ditunjuk oleh pihak BTKL-PP Palembang. Analisa laboratorium dilakukan dengan metode Pararosanilin dan dengan alat yang digunakan untuk analisa laboratorium menggunakan spektrofotometer . Prosedur analisis di

laboratorium untuk sampel SO 2 mengikuti SNI 19-7119.7-2005. (prosedur selengkapnya ada pada lampiran)

4.4.6 Analisa Sampel SO 2

Sampel udara yang telah didapat dilakukan pemeriksaan di BTKL-PP Palembang dengan menggunakan metode spektofotometri . Volum contoh uji udara yang diambil dikoreksi pada kondisi normal (25 0

C, 760 mmHg) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

V = Volum udara yang dihisap (L)

F 1 = Laju alir awal (L/menit)

F 2 = Laju alir akhir (L/menit) t

= Durasi pengambilan contoh uji (menit) P a = Tekanan barometer rata-rata selama pengambilan contoh uji (mmHg) T a = Temperatur rata-rata selama pengambilan contoh uji (K)

298 = Temperatur pada kondisi normal 25 0

C (K)

760 = Tekanan pada kondisi normal 1 atm (mmHg)

4.4.6.1 Konsentrasi sulfur dioksida (SO 2 ) di udara ambien

a) Konsentrasi SO 2 dalam contoh uji untuk pengambilan contoh uji selama 1 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

C = Konsentrasi SO 3

2 di udara (µg/Nm )

A = Jumlah SO 2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg)

V = Volum udara pada kondisi normal (L) 1000 adalah konversi liter (L) ke m 3 V = Volum udara pada kondisi normal (L) 1000 adalah konversi liter (L) ke m 3

24 jam dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

3 C = Konsentrasi SO

2 di udara (µg/Nm )

a = Jumlah SO 2 dari contoh uji dengan melihat kurva kalibrasi (µg)

V = Volum udara pada kondisi normal (L) 50= Jumlah total larutan penjerap yang dipakai untuk pengambilan contoh uji 24 jam

5 = Volum yang dipipet untuk dianalisis dengan spektofotometer (SNI 19-7119.7-2005)

Setelah dilakukan perhitungan sesuai dengan perhitungan yang tertera pada panduan cara uji kadar SO 2 dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer yang dikeluarkan oleh Badan Standar Nasional (BSN) maka akan didapatkan hasil berupa nilai konsentrasi SO 2 untuk setiap titik lokasi pengambilan polutan udara SO 2 yang dijadikan sampel penelitian. (SNI 19- 7119.7.2005)

4.5 Pengolahan dan Penyajian Data

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini didapat melalui pengumpulan data yang berupa data primer dan data sekunder yaitu sebagai berikut

1. Data Primer Data Primer diperoleh peneliti dengan pengukuran langsung di tempat penelitian yang terdiri dari konsentrasi SO 2 , laju asupan, durasi pajanan, dan berat badan

2. Data Sekunder Data Sekunder diperoleh dari data Riskesdas tahun 2013, dasar kesehatan Kota pelembang, literatur-literatur yang terkait penelitian ini.

Data-data primer yang telah dihitung kemudian dilanjutkan dengan tahap- tahap sebagai berikut :

1) Editing (pemeriksaan data) Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan terhadap semua isian kuesioner yang telah dikumpulkan, setelah pengambilan data di lapangan dan uji laboratorium telah selesai. Kuisioner-kuisioner yang telah dikumpulkan pada saat pengambilan data di lapangan sebelumnya diperiksa kembali untuk memastikan bahwa data yang diperoleh semua terisi, konsisten, relevan dan dapat dibaca dengan baik. Kegiatan ini dilakukan secara manual dengan memeriksa satu-persatu dari 297 buah kuisioner yang didapat pada saat turun lapangan.

2) Coding (pemberian kode ) Setelah data diperiksa ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual yakni mengubah data berbentuk kalimat 2) Coding (pemberian kode ) Setelah data diperiksa ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual yakni mengubah data berbentuk kalimat

3) Entry (pemasukan data ke komputer) atau processing Data yang sudah diberi kode (huruf atau angka) sebelumnya tadi dimasukkan ke program komputer untuk diolah menggunakan perangkat lunak pengolahan data untuk mencari ditribusi frekuensi tiap-tiap variabelnya.

4) Cleaning (Pembersihan Data) Kegiatan terakhir adalah cleaning yaitu pemeriksaan kembali semua data yang telah dimasukkan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan pemasukan data.

4.6 Teknik dan Analisis Data

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini terbagi dua (2), yaitu analisis univariat dan analisis risiko.

4.6.1 Analisis Univariat

Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah konsentrasi SO 2 di udara, frekuensi pajanan, lama pajanan, waktu/durasi pajanan, berat badan dan laju asupan, . Untuk melihat normalitas data digunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Jika data terdistribusi secara normal, maka nilai tengah variabel tersebut adalah Analisis ini bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan masing-masing variabel yang diteliti. Variabel tersebut adalah konsentrasi SO 2 di udara, frekuensi pajanan, lama pajanan, waktu/durasi pajanan, berat badan dan laju asupan, . Untuk melihat normalitas data digunakan uji Kolmogorof-Smirnov. Jika data terdistribusi secara normal, maka nilai tengah variabel tersebut adalah

dalam bentuk tabel atau diagram batang.

4.6.2 Analisis Risiko

Data yang terkumpul yaitu konsentrasi SO 2 sebagai agen risiko, kondisi antropometri (laju inhalasi dan berat badan), pola aktivitas (waktu, frekuensi, durasi pajanan, periode waktu rata-rata harian) responden, kemudian dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:

Untuk mengetahui besar risiko (RQ), digunakan persamaan:

Apabila setelah dilakukan perhitungan dengan rumus besar risiko (RQ) diatas dan akan didapatkan hasil perhitungan berupa nilai besar risiko (RQ) > 1 ataupun RQ <1. Jika besar risiko (RQ) > 1 maka dapat disimpulkan polutan udara yang terdapat di udara ambien berisiko menimbulkan dampak kesehatan nonkarsinogenik bagi Apabila setelah dilakukan perhitungan dengan rumus besar risiko (RQ) diatas dan akan didapatkan hasil perhitungan berupa nilai besar risiko (RQ) > 1 ataupun RQ <1. Jika besar risiko (RQ) > 1 maka dapat disimpulkan polutan udara yang terdapat di udara ambien berisiko menimbulkan dampak kesehatan nonkarsinogenik bagi

Proses selanjutnya apabila didapati nilai besar risiko >1 maka dilakukan suatu tindakan pengelolaan risiko berupa manajemen risiko dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

1) Rumus mencari konsentrasi aman

2) Rumus mencari waktu pajanan yang aman

3) Rumus mencari frekuensi pajanan yang aman

Dengan keterangan :

I nk = Intake (mg/kg/hari)

C = Konsentrasi SO 2

R 3 = Laju asupan udara (0,83 m /jam) R 3 = Laju asupan udara (0,83 m /jam)

f E = Frekuensi pajanan (hari/tahun) W b = Berat badan responden (kg)

D t = Durasi pajanan ( real time , 30 tahun untuk lifetime ) t avg =

Periode waktu rata-rata (30 tahun x 365 hari/tahun untuk zat nonkarsinogenik) RfC = Konsentrasi referensi (0,026 mg/kg/hari) RQ

= Risk Qoutient