Penelitian Terdahulu

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wibowo (2006) yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Daerah sebelum dan pada masa Otda (studi kasus di Kabupaten Sragen tahun anggaran 1996/1997-2005). Tujuan penelitian disebutkan adalah untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sragen baik sebelum dan pada masa Otonomi Daerah. Data yang dipergunakan adalah data APBD sepuluh tahun anggaran dari tahun 1996/1997-2005. Teknik analisis deskriptif menunjukan bahwa APBD Kabupaten Sragen mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Sragen mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil dari analisis kuantitatif menunjukkan bahwa Kabupaten Sragen belum mampu dan mandiri secara keuangan dalam Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Wibowo (2006) yang berjudul Analisis Kinerja Keuangan Daerah sebelum dan pada masa Otda (studi kasus di Kabupaten Sragen tahun anggaran 1996/1997-2005). Tujuan penelitian disebutkan adalah untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sragen baik sebelum dan pada masa Otonomi Daerah. Data yang dipergunakan adalah data APBD sepuluh tahun anggaran dari tahun 1996/1997-2005. Teknik analisis deskriptif menunjukan bahwa APBD Kabupaten Sragen mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Sragen mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil dari analisis kuantitatif menunjukkan bahwa Kabupaten Sragen belum mampu dan mandiri secara keuangan dalam

kegiatan

pemerintah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi PAD terhadap TPD tergolong rendah baik sebelum dan sesudah Otonomi Daerah. Dimana Rasio PAD rata-rata sebelum Otonomi Daerah yaitu 15,21% dan Rasio PAD rata-rata sesudah Otonomi Daerah adalah 9,45%.

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Kurniawati (2004) dengan judul Analisis Kemampuan Keuangan Daerah di Kabupaten Sukoharjo (Perbandingan Era Sebelum dan Sesudah Otonomi Daerah). Kesimpulan dari penelitian menyatakan bahwa pada era sebelum otonomi daerah, Kabupaten Sukoharjo mempunyai rata-rata rasio PAD terhadap Total Penerimaan Daerah lebih tinggi daripada rata-rata rasio PAD terhadap Total Pengeluaran Daerah setelah otonomi daerah. Perhitungan

tentang kemandirian daerah menunjukkan bahwa Kabupaten Sukoharjo memiliki kemampuan keuangan yang rendah sekali yaitu dibawah 25%.

Penelitian yang dilakukan oleh Prayitno pengadakan penelitian tentang keuangan daerah di Kabupaten Sleman periode 1990/1991-2003. Kesimpulan penilitian menunjukkan bahwa Kabupaten Sleman belum mampu dalam mengumpulkan PAD. Perhitungan derajat desentralisasi fiskal menunjukkan pada era sebelum otonomi daerah, Kabupaten Sleman mempunyai rata-rata rasio PAD data data-data rasio Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan pada era otonomi daerah.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Zahra (2008) yang berjudul Analisis Keuangan Daerah di Kabupaten Karangayar Perbandingan sebelum dan selama Otonomi Daerah (Periode 1994/1995-2006). Tujuan penelitian disebutkan adalah untuk mengetahui kemampuan keuangan daerah agar menjadi tumpuan untuk menjalankan pemerintahan sebelum dan pada masa Otonomi Daerah. Data yang dipergunakan adalah data APBD tiga belas tahun anggaran dari tahun 1994/1995-2006. Teknik analisis deskriptif menunjukan bahwa APBD Kabupaten Karangayar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil dari analisis kuantitatif. Hasil dari analisis deskriptif menunjukkan bahwa APBD Kabupaten Karangayar mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hasil dari analisis kuantitatif menunjukkan bahwa Kabupaten Karangayar belum mampu dan mandiri secara keuangan dalam membiayai penyelenggaraan

kegiatan

pemerintah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi PAD terhadap TPD tergolong rendah baik sebelum dan sesudah Otonomi Daerah. Dimana Rasio PAD rata-rata sebelum Otonomi Daerah yaitu 22,82% dan Rasio PAD rata-rata sesudah Otonomi Daerah adalah 8,18%.