Tinjauan Tentang Standar Akuntansi Keuangan (SAK)

b. Komponen Laporan Keuangan

1) Laporan Laba Rugi Menurut SAK (2007: 110), “Laporan laba rugi disajikan sedemikian rupa, menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian yang wajar”. Dalam laporan laba rugi minimal harus mencakup pos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan

b. Beban keuangan

c. Bagian laba atau rugi investasi yang menggunakan metode ekuitas

d. Beban pajak

e. Laba atau rugi bersih

2) Laporan Neraca Neraca memberikan gambaran posisi keuangan bisnis pada waktu tertentu dengan menunjukan aset yang dimiliki per- usahaan, kewajiban dan modal yang disediakan pemilik. Kom- ponen dasar suatu neraca minimal mencakup pos-pos berikut:

a) kas dan setara kas;

b) piutang usaha dan piutang lainnya; b) piutang usaha dan piutang lainnya;

e) aset tetap;

f) aset tidak berwujud;

g) utang usaha dan utang lainnya;

h) aset dan kewajiban pajak;

i) kewajiban diestimasi; j) ekuitas.

3) Laporan Perubahan Ekuitas Perusahaan menyajikan laporan perubahan ekuitas yang menun- jukkan:

a) Laba atau rugi untuk periode;

b) Setiap pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas;

c) Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan

perbaikan terhadap kesalahan mendasar;

d) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik;

e) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode

serta perubahannya; dan

f)

Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.

4) Laporan Arus Kas Menurut Rudianto (2008: 17), “Laporan arus kas adalah suatu laporan yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan di dalam satu periode akuntansi”. Dalam penyusunan laporan arus kas terdapat tiga kelompok aktivitas utama yaitu:

1. Aktivitas Operasi 1. Aktivitas Operasi

(1) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa; (2) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pen-

dapatan lain; (3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa; (4) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan; (5) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan ke-

cuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus seba- gai bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi;

(6) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pin- jaman, dan kontrak lainnya yang dimiliki untuk tujuan perdagangan yang sejenis dengan persediaan yang di- maksudkan untuk dijual kembali.

2. Aktivitas Investasi Yaitu berbagai aktivitas yang mencerminkan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi adalah: (1) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (ter-

masuk aset tetap yang dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset jangka panjang lainnya;

(2) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya; (3) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan (2) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset jangka panjang lainnya; (3) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan

(5) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pi-

hak lain; (6) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka; (7) Pinjaman yang diberikan kepada pihak lain;

3. Aktivitas Pendanaan Yaitu semua aktivitas yang berkaitan dengan upaya untuk mendukung operasi perusahaan dengan menyediakan ke- butuhan dana dari berbagai sumber beserta konsekuensinya. Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan se- bagai berikut:

(1) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekui-

tas lain; (2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau menebus saham entitas; (3) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman jangka pendek atau jangka panjang lainnya; (4) Pelunasan pinjaman; (5) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo

kewajiban yang berkaitan dengan sewa pembiayaan.

5) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis yang berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Berdasarkan informasi 5) Catatan atas Laporan Keuangan Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis yang berisi informasi sebagai tambahan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan. Berdasarkan informasi

1. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan la- poran keuangan dan kebijakan akuntansi yang di- pilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting;

2. mengungkapkan informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekui- tas;

3. memberikan informasi tambahan yang tidak disaji- kan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.

c. Bentuk- Bentuk Laporan Keuangan

Pemilik usaha kecil pada umumnya menggunakan menyaji- kan bentuk laporan keuangan yang berbeda satu dengan yang lain. Bentuk laporan keuangan sebagai suatu rangkaian dari proses akun- tansi, yang mana seperti yang dijelaskan oleh Soemarso SR dan Amir Abadi Jusuf (1990:2) kegiatan akuntansi meliputi identifikasi dan pengukuran data, pemrosesan dan pelaporan, laporan keuangan, ana- lisa dan interpretasi laporan keuangan seperti gambar berikut:

Identifikasi

Pemrosesan dan pelaporan

Dan pengu- kuran data

Gambar 1. Proses Akuntansi Sumber : Soemarso SR dan Amir Abadi Jusuf (1990:2)

a. Identifikasi dan Pengukuran Data

Tran saksi

Laporan Keuanga n

Penc atata n

Pengg olonga n

Pengik htisara n

Analisa dan Interpretasi Laporan Keuangan Analisa dan Interpretasi Laporan Keuangan

b. Pemrosesan dan Pelaporan

Pemrosesan dan pelaporan meliputi kegiatan pencatat- an, penggolongan dan pengikhtisaran. Dalam proses pencatatan, data yang dikumpulkan untuk dicatat seharusnya disesuaikan berdasarkan kronologis. Di samping dicatat, transaksi tersebut juga harus digolong-golongkan ke dalam kelompok atau kate- gori tertentu.

c. Laporan keuangan

Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada periode tertentu. Adapun jenis laporan yang biasa dikenal adalah neraca, laporan laba/ rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas. Di sam- ping laporan keuangan, banyak laporan-laporan lain yang di- keluarkan, misalnya laporan untuk pajak dalam bentuk Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak, laporan-laporan kepada badan Pemerintah dan laporan-laporan khusus untuk manajemen perusahaan sendiri.