MANAJEMEN SARANA PRASARANA DRAINASE PERKOTAAN DI DINAS PEKERJAAN UMUM (DPU) KOTA SURAKARTA

DI DINAS PEKERJAAN UMUM (DPU) KOTA SURAKARTA

Disusun Oleh : FADHLIKA RAMADANA D0108064

SKRIPSI Disusun Guna Memenuhi Syarat-syarat Untuk Mencapai

Gelar Sarjana di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Administrasi FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan Panitia Penguji Skripsi Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta

Pada hari

Tanggal

Panitia Penguji

1. Drs. Marsudi, M.S (……………….……) NIP. 19550823 198303 1 001

2. Drs. H. Muchtar Hadi, M.Si (…………….……....) NIP. 19530320 198503 1 002

3. Dra. Retno Suryawati, M.Si (................................) NIP. 19600106 198702 2 001

Fakultas Ilmu Sosial dan ILmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta Dekan,

Prof. Drs. Pawito, Ph.D NIP. 19540805 1985 031 002

MOTTO

Lihatlah mereka yang tidak beruntung daripadamu sehingga kau tidak cepat berpuas diri atas keberuntungan yang diberikan Allah SWT kepadamu (Nabi Muhammad Saw)

Agar dapat membahagiakan seseorang, isilah tangannya dengan kerja, hatinya dengan kasih sayang, pikirannya dengan tujuan, ingatannya dengan ilmu yang bermanfaat, masa depannya dengan harapan, dan perutnya dengan makanan. (Frederick E. Crane)

Tidak ada yang mudah, tetapi tidak ada yang tidak mungkin (Penulis) Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu yang utama (Penulis)

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

 Ayah dan ibuku atas kasih sayang, nasehat,

kesabaran, dukungan dan doa restu dalam menjalani setiap proses kehidupanku.

 Kepada adikku tersayang yang selalu menemani

hari-hariku

 Teman, Sahabat, dan Pacarku atas kebersamaan,

kenanangan dan dukungannya yang tak tergantikan

 Almamaterku

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat an hidayah-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan skipsi yang berjudul “Manajemen Sarana Prasarana Drainase Perkotaan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta ” ini merupakan tugas akhir penulis dalam menyelesaikan studi dan memenuhi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana sosial di Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta.

Dalam kesempatan ini dengan segenap ketulusan dan kerendahan hati, penulis menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu, mengarahkan dan memberi dorongan hingga tersusunnya skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Retno Suryawati, M.Si selaku Pembimbing Akademi dan Pembimbing skripsi yang senantiasa memberi bimbingan, arahan, dan motivasi dengan sabar dan ikhlas sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ir. Budi Santoso, M.M selaku Kepala Bidang Drainase, Bapak Widodo S.T. Selaku Kepala Seksi Operasi dan Pemeliharaan dan Bapak Sihono, S.T MT sebagai Kepala Seksi Pembangunan Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta yang telah memberi bantuan, informasi, dan semua hal yang penulis butuhkan demi kelancaran skripsi ini.

3. Kepada kedua orang tuaku yang telah memberikan kasih sayang, nasehat, kesabaran, dukungan dan doa restu dalam menjalani setiap proses kehidupanku.

4. Kepada adikku, Arroyan Aji tersayang yang selalu menemani hari-hariku

5. Dhanis Cahyawati, S.Sos yang memberi perhatian, dukungan dan pengalaman-pengalaman hidupnya yang selalu menjadi inspirasi.

dan motivasinya selama proses perkuliahan.

7. Serta semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam proses penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya akan keterbatasan dan kemampuan dalam skripsi ini sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak. Amin.

Surakarta, Juli 2012

Fadhlika R

BAB V PUNUTUP ........................................................................................................ 111

A. Kesimpulan ............................................................................................. 111

B. Saran ....................................................................................................... 113 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 : Kawasan Genangan Air dan Penyebabnya Tahun 2007………………… 4 Tabel 2.1 : Matriks Penelitian Terdahulu Pengelolaan Drainase Perkotaan ……….... 46 Tabel 4.1 : Inventasrisasi Pintu Air di Surakarta ........................................................... 66 Tabel 4.2 : Inventasrisasi Pompa Air di Surakarta ......................................................... 67 Tabel 4.3 : Perencanaan Bidang Drainase DPU Kota Surakarta Tahun 2011 ................ 79 Tabel 4.4 : Rekanan Pemenang Lelang Pelaksanaan Pembangunan Sarana

Prasarana Drainase Kota Surakarta .............................................................. 84

Tabel 4.5 : Tabel Realisasi Pelaksanaan Pembangunan Sarana Prasarana Drainase ..... 87 Tabel 4.6 : Petugas Operasional dan Pemelihraan Pintu Air ......................................... 92 Tabel 4.7 : Realisasi Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana Prasarana Drainase ................. 95 Tabel 4.8 : Laporan Perkembangan Pelaksanaan Program Kegiatan Bidang

drainase DPU Kota Surakarta Tahun 2011 .................................................. 106-107 Tabel 4.9 : Matrik Analisa Manajemen Sarana Prasarana Drainase Perkotaan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta ..................................................... 109

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 : Genangan Air di Sekolah Dasar Kota Pekanbaru ..................................... 2 Gambar 1.2 : Genangan Iar Mengganggu Lalu Lintas Kota Jakarta ............................. 2 Gambar 2.1 : Konfigurasi Sistem Drainase Perkotaan .................................................. 30 Gambar 2.2 : Skema Drainase Mayor dan Minor .......................................................... 31 Gambar 2.3 : Saluran Drainase Terbuka ........................................................................ 32 Gambar 2.4 : Saluran Drainase Tertutup ........................................................................ 32 Gambar 2.5 : Struktur Saluran Drainase Perkotaan ....................................................... 34 Gambar 2.6 : Manajemen Sarana Prasarana Drainase Perkotaan ................................... 40 Gambar 2.7 : Konfikurasi Kerangka Pikir ..................................................................... 48 Gambar 3.1 : Model analisis Interaktif .......................................................................... 56 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta .................. 61 Gambar 4.2 : Diagram Jumlah Pegawai di DPU Kota Surakarta .................................. 62 Gambar 4.3 : Drainage Existing Kota Surakarta ........................................................... 64 Gambar 4.4 : Proses Perencanaan Pembangunan Sarana Prasarana Drainase ............... 73 Gambar 4.5 : Proses Perencanaan Operasi dan Pemeliharaan ........................................ 78 Gambar 4.6 : Kegiatan Survey dan Pengukuran Gorong-Gorong ................................. 83 Gambar 4.7 : Foto Proyek Pengerjaan Kali Gajah Putih ............................................... 86 Gambar 4.8 : Foto Kegiatan Pemeliharaan Pintu Air .................................................... 100 Gambar 4.9 : Foto Kegiatan Pemeliharaan Saluran ........................................................ 101

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Ijin Pra Survey dan Surat Ijin Penelitian Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian Lampiran 3 : Peta Genangan Primer Lampiran 4 : Laporan Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa

Tahun 2011 DPU Kota Surakarta

Lampiran 5 : Laporan Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan

DPU Kota Surakarta

Lampiran 6 : Diagram Saluran Kota Surakarta Lampiran 7 : Contoh Gambar Rencana (Detail Enginering Desaign)

dan Rencana Anggaran Biaya

Lampiran 8 : Contoh Surat Keluhan msayarakat masalah

drainase yang disampakaikan kepada DPU

ABSTRAK

FADHLIKA RAMADANA D0108064 ”Manajemen Sarana Prasarana

Drainase Perkotaan Pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta” Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politk Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen sarana prasarana drainase perkotaan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta dalam mengelola menanggulangi genangan air. Dalam mengkaji Manajemen Sarana Prasarana Drainase di Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta penulis mengacu pada Siklus Pengelolaan sarana prasarana Drainase perkotaan yakni Perencanaan, Pelaksanaan, Operasi dan Pemeliharaan serta Evaluasi dan Monitoring.

Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif Kualitatif. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui komunikasi langsung dengan pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta serta dengan masyarakat dan Pengelola Prasarana Pintu air di Surakarta. Selain wawancara penulis juga menggunakan teknik pengumpulan data observasi dan telaah dokumen. Observasi yang dilakukan adalah dengan melakukan pengamatan langsung terhadap objek diteliti. Untuk telaah dokumen dilakukan dengan membaca dokumen-dokumen yang berhubungan dengan materi penelitian skripsi. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data interaktif yaitu mereduksi data yang terkumpul untuk kemudian ditarik kesimpulan.

Pengelolaan sarana prasarana drainase perkotaan di Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta telah dilakukan dengan cukup baik. Perencanaan telah dilakukan dengan menghasilkan perencanaan pembangunan dan perencanaan operasi dan pemeliharaan. Pada tahap Pelaksanaan Pembangunan seluruhnya dilakukan oleh pihak eksternal organisasi sesuai Peraturan tentang Pengadaan barang dan Jasa. Tahapan-tahapan pembangunan yakni Pra Kontrak, Pelaksanaan Kontrak dan Penyerahan Hasil pengerjaan. Pelaksanaan Operasi dan pemeliharaan dilakukan secara insidental dengan dibantu beberapa petugas lapangan. Dalam Evaluasi Bidang drainase secara rutin melaporkan perkembangan pelaksanaan pembangunan kepada Kepala Dinas PU. Pengawasan atau monitoring dilakukan oleh pihak eksternal untuk melihat sejauh mana pelaksanaan pembangunan telah dikerjakan sesuai dengan tujuan dan kontrak kerja yang telah disepakati bersama. Pengelolaan belum dikatakan sempurna akibat terbatasnya masalah dana, jumlah personil serta belum adanya Pedoman Pelaksanaan atau Standart Operasional Procedures (SOP) dalam opersional dan pemeliharaan drainase perkotaan.

Kata Kunci : Manajemen, Drainase Perkotaan, Dinas Pekerjaan Umum

FADHLIKA RAMADANA D0108064 " Management of Urban Drainage

Infrastructure in Department of Public Works of Surakarta" Department of Public Administration. Social and political science Faculty of Sebelas Maret University.

This research aims to determine the management of urban drainage infrastructure in Department of Public Works of Surakarta in tackling waterlogging. In reviewing Management of Urban Drainage Infrastructure in Department of Public Works of Surakarta author use Cycle Management refers to the urban drainage infrastructure Planning, Implementation, Operation and Maintenance, and Monitoring and Evaluation.

The study was a qualitative descriptive study. Data collection techniques were interviews to obtain oral explanations through direct communication with employees of Department of Public Works and the community of Surakarta and floodgate controller in Surakarta. In addition to interview the author also uses observational data collection techniques and document review. Observation is to do with the direct observation of the object studied. To examine the documents carried by reading the documents related to thesis research material. Analysis technique used is an interactive data analysis techniques that reduce the data collected to be concluded later.

Management of urban drainage infrastructure in Department of Public Works of Surakarta has done quite well. Planning has been done by generating a development plan and planning the operation and maintenance. In the implementation stage of development conducted by an external organization according to Regulation on Procurement of goods and services. Stages of development that is Pre Contract, Contract Execution and Project Completion Report. Implementation of operations and maintenance performed incidentally with the help of some field officers. In the evaluation of the drainage area on a regular basis to report progress on implementation of development to the Head of Department of Public Works. Supervision or monitoring performed by the partners to see how far the implementation of development has been done in accordance with the objectives and the employment contract has been agreed. Management is not considered complete due to limited funds, the number of personnel as well as the absence or Standard Operating Guidelines for the Implementation Procedures (SOP) in the operational and maintenance of urban drainage.

Keywords: Management, Urban Drainage, Department of Public Works

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kota merupakan pusat segala kegiatan manusia baik dibidang pemerintahan, ekonomi dan social. Di daerah perkotaan tinggal banyak manusia, banyak terdapat fasilitas umum, transportasi, komunikasi dan prasarana perkotaan yang lainnya. Seiring dengan pertumbuhan penduduk perkotaan yang amat pesat akibat dari ubanisasi yang terjadi hampir di seluruh kota di Indonesia akhir-akhir ini, menambah beban daerah perkotaan menjadi lebih berat. Kebutuhan akan lahan baik pemukiman maupun kegiatan perekonomian meningkat, sehingga lahan yang berfungsi sebagai retensi dan resapan atau Ruang Terbuka Hijau (RTH) menurun.

Menurunnya resapan tersebut berakibat bertambah besarnya aliran di permukaan, Sehingga aliran air tidak mampu meresap secara alamiah ke dalam tanah menyebabkan genangan atau banjir lokal. Untuk menangani hal tersebut diperlukan adanya infrastruktur perkotaan yang memadai. Salah satu infrastruktur perkotaan yang mengendalikan banjir dan genangan air adalah sistem drianase perkotaan. Pengertian sistem draninase adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air baik dari hujan local maupun luapan sungai yang melintasi dalam kota. (Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 1987) Menurunnya resapan tersebut berakibat bertambah besarnya aliran di permukaan, Sehingga aliran air tidak mampu meresap secara alamiah ke dalam tanah menyebabkan genangan atau banjir lokal. Untuk menangani hal tersebut diperlukan adanya infrastruktur perkotaan yang memadai. Salah satu infrastruktur perkotaan yang mengendalikan banjir dan genangan air adalah sistem drianase perkotaan. Pengertian sistem draninase adalah jaringan pembuangan air yang berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota dan daerah urban dari genangan air baik dari hujan local maupun luapan sungai yang melintasi dalam kota. (Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Tahun 1987)

Sistem drainase mampu bekerja secara optimal jika didukung pula dengan sarana dan prasarana yang baik, seperti gorong-gorong, talud, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, inlet, bangunan terjun, kolam tandon, dan stasiun pompa. Sarana dan prasarana tersebut perlu dipelihara agar tetap mampu menampung debit air saat turun hujan dan menghindarkan dari genangan.

Tidak dipeliharanya sarana dan prasarana drainase akan menyebabkan banjir/genangan air yang berdampak negatif seperti mengganggu lingkungan, menyebabkan kerusakan pada bangunan, infrastruktur public dan swasta menghambat transportasi, dan memberi dampak buruk terhadap kegiatan social dan ekonomi masyarakat (Schmitt, etc, 2004). Sebagai contoh adalah gambar 1.1 dan gambar 1.2 dibawah ini :

Gambar 1.1 Genangan Air di Sekolah

Dasar Kota Pekanbaru ( google.com )

Gambar 1.2 Genangan Air Mengganggu Lalu Lintas di

Jakarta ( google.com ) Jakarta ( google.com )

Kawasan Genangan Air dan Penyebabnya Tahun 2007

NO DAERAH/KAWASAN

PENYEBAB

DAERAH ALIRAN SUNGAI

1. Kadipiro dan Nusukan

Kapasitas saluran drainase yang tidak memadai

Kali Nayu

2. Sumber

Kali Gajah Putih dalam tahap normalisasi (rehabilitasi fungsi kali)

Kali Gajah Putih

3. Bumi Jl. Dr. Radjiman

Stagnasi saluran drainase dan efek luapan kali tanggul

Kali Tanggul

4. Manahan

Saluran drainase Sam Ratulangi dan Brengosan kurang berfungsi optimal

Kali Pepe Hilir

6. Pertigaan Sriwedari

Saluran drianase (penampang basah) dan inlet saluran kurang berfungsi optimal

Kali Tanggul

7. Monumen Pers, Stabelan

Kapasitas saluran tidak mampu menampung volume air hujan

Kali Pepe Hilir

8. Sewu

Drainase yang kurang memenuhi syarat

Kali Bengawan Solo

9. Gajahan

Saluran air Jl. Yos Sudarso dan Resoniten tak lagi mampu menampung air ketika hujan deras

Kali Jenes

10. Timuran

Kapasitas saluran tidak mampu menampung volume air hujan

Kali Pepe Hilir

12. Jl. Urip Sumoharjo

Kapasitas saluran tidak mampu menampung volume air hujan

Kali Pepe Hilir

13. Jl. Yosodipuro

Kapasitas saluran kurang optimal dan inlet yang kurang berfungsi

Kali Pepe Hilir

14. Jl. Perintis Kemerdekaan

Kapasitas saluran kurang optimal dan inlet yang kurang berfungsi

Kali Tanggul

15. Jl. Dr. Cipto. M

Kapasitas saluran kurang optimal dan inlet yang

Kali Tanggul

Sumber : Dokumen Strategi Sanitasi Kota Surakarta, 2008 Dari tabel diatas, banyaknya genangan air disebabkan sarana prasarana yang memang kurang baik seperti kapasitas saluran yang kurang optimal serta inlet yang tidak berfungsi. Padahal berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta melalui Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta yakni dengan meningkatkan kapasitas sarana prasarana drainase melalui pembangunan saluran dan gorong-gorong, dan rehabilitasi sarana prasarana untuk pengendalian banjir. (Dokumen Strategi Sanitasi Kota Surakarta 2008)

Upaya tersebut sepertinya belum mampu mengatasi genangan yang ada di Kota Surakarta, karena sampai saat ini masih banyak kawasan yang mengalami genangan air. Kawasan tersebut diantaranya adalah Sekarpace, depan RSUD. Moewardi, selatan RS. Kustati, Jl. Jendral Sudirman (seputar Gladag), Pasar

Pepe ketika hujan sehingga sungai Jenes meluap, daerah tergolong rendah

17. Taman Budaya Surakarta (TBS)

Kapasitas saluran tidak optimal, tergolong daerah cekungan

Kali Bengawan Solo

18. Pajang

Belum ada perkuatan talud sehingga luberan air sungai premulung masuk ke pemukiman

Kali Tanggul

19. Jebres

Gorong-gorong di bawah rel KA kapasitasnya tidak memenuhi

Kali Boro

20. Kadipiro

Belum adanya talud di sepanjang tanggul sungai, pengaruh debit tinggi Kali Pepe Hulu

Kali Pepe Hulu

21. Banyuanyar

Sarana prasarana drainase yang kurang berfungsi.

Kali Gajah Putih

Bahkan untuk daerah utara Sriwedari, genangan air lumayan tinggi hingga arah Jl. dr. Soepomo ke utara RS. PKU, hingga Solo Paragon. http://www.selasarsolo.com

Di kawasam Surakarta bagian utara genangan juga terjadi di beberapa titik yaitu Jl. Sumpah Pemuda (depan Kampus Universitas Slamet Riyadi), Jalan Kol. Sugiyono (Palang Joglo- TPR Kadipiro). Simpang Tiga Sekip, Jalan Kampung Mipitan, Jalan Jaya Wijaya, Jl. Ki Hajar Dewantoro (Belakang Kampus UNS) dan Jl. Tangkuban Perahu. Gorong-gorong sudah tidak lagi mampu menampung air hujan yang turun sehingga air meluap ke badan jalan dan merugikan masyarakat (Harian Solopos 17 Januari 2012). Beberapa kawasan terjadi genangan yang cukup luas dengan total area 273 ha, dengan ketinggian genangan berkisar antara 0,50 – 1,50 m, berlangsung antara 3 sampai 24 jam.

Pengelolaan sistem drainase seolah-olah tertinggal dibandingkan dengan pembangunan perumahan, ekonomi, city branding, perdagangan, jasa dan industri sehingga banyak sarana prasarana drainase di kota yang kurang diperhatikan, sebagai contoh :

1. pintu air kelurahan Semanggi sudah 2 tahun rusak tak tertangani. www.solopos.com/pintu-air-semanggi-rusak .

2. pompa air di Pintu air Gandekan, walaupun telah mempunyai kapasitas yang cukup, namun akibat kebocoran yang ada pada pintu air, maka akan terjadi aliran air masuk lewat kebocoran tersebut. Sehingga walaupun sudah dilakukan pemompaan, namun belum bisa mengatasi

Sanitasi Kota Surakarta 2008)

3. Beberapa sungai yang sudah diperkeras sisi kiri dan kanannya mulai mengalami kerusakan pada taludnya, seperti pada Kali Gajah Putih, kali Jenes dan Kedung Jumbleng. Kerusakan ini bila tidak segera di perbaiki akan bertambah parah, menyebabkan keruntuhan tanah talud, mengganggu aliran dan dapat menimbulkan genangan. Selain itu tidak adanya pompa di Pintu Air Putat meyebabkan air kali Boro tidak bisa mengalir ke Kali Bengawan Solo pada saat debit Bengawan Solo tinggi dan Pintu Air Putat ditutup. Kondisi seperti ini menimbulkan genangan di beberapa tempat seperti di kampung Kalangan kelurahan Jagalan dan kampung Putat. (Strategi Sanitasi Kota Surakarta 2008)

Masih banyaknya genangan air dan infrastruktur drianase kota solo yang buruk mengindikasikan bahwa ada yang salah dalam manajemen sarana dan prasarana yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum sebagai penanggungjawab fasilitas ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Berdasar latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah manajemen sarana dan prasarana drainase di Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kota Surakarta?

1. Untuk mengetahui pengelolaan sarana prasanara drianase perkotaan dalam menanggulangi genangan air pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta

2. Untuk mendiskripsikan pengelolaan drainase yang dilakukan oleh Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat luas, Khususnya Dinas Pekerjaan Umum Kota Surakarta. Secara terperinci kegunaan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan atau acuan penelitian empiris. Hasil penelitian ini juga dapat menjadi input berguna bagi Pemerintah Kota Surakarta khususnya DPU dalam meningkatkan pengelolaan sarana prasarana Drainase.

2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran tentang pengelolaan sarana prasarana drainase. Model/ide berdasar temuan hasil penelitian yang ditawarkan diharapkan dapat menjadi alternative dalam pengembangan pengelolaan sarana prasarana drainase dimasa yang akan datang.

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sarana Prasarana Drainase Perkotaan

1.1 Manajemen

Manajemen terdapat dalam semua kegiatan manusia baik dalam rumah tangga, sekolah, pemerintah, perusahaan dan sebagainya. Secara etimologi Manajemen berasal dari kata manus (tangan) dan agree (melakukan), yang setelah digabung menjadi kata manage yang berarti mengurus atau munagiere (latin) yang berarti melatih.

Manajemen identik dengan kata pengelolaan, pengurusan atau tatalaksana seperti yang diungkapkan H.B Siswanto (2006: 1) : “Istilah manajemen telah diartikan oleh berbagai pihak dengan perspektif

yang berbeda-beda, misalnya pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanaan, kepemimpinan, ketatapengurusan, administrasi, dan sebagainya. ”

Mulanya Manajemen diartikan sebagai sebuah seni seperti yang diungkapkan oleh Sondang P siagian (2005 : 1) bahwa manajemen adalah seni memperoleh hasil melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh orang lain. Seni dalam menajemen adalah mengkaji bagaimana memperoleh sesuatu dengan cara terbaik dan termudah seperti yang dikemukakan oleh Fraderick W Taylor dalam Inu Kencana (1999 : 49)

“The art of management, is defined as knowing exactly what you want to do, and than seeing they do it in the best and cheapest way. ” (Seni dari manajemen diterjemahkan sebagai pengetahuan yang mandiri yang “The art of management, is defined as knowing exactly what you want to do, and than seeing they do it in the best and cheapest way. ” (Seni dari manajemen diterjemahkan sebagai pengetahuan yang mandiri yang

Seni bukan diartikan formal yang biasanya dihubungkan dengan seni lukis, music dan sebagainya. Pengertian seni secara luas dan umum, yang merupakan keterampilan, kemahiran, kemampuan, serta keterampilan dalam menerapkan prinsip, metode dan teknik dalam menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuaan.

Manajemen sebagai seni dianggap hanya sebatas kemampun pribadi seorang, itulah sebabnya beberapa pakar mulai melihat manajemen sebagai ilmu,karena manajemen dapat dipelajari oleh banyak orang. Hal tersebut dijelaskan oleh Husen Umar (2003 : 19) yang mengartikan manajemen sebagai ilmu yang memepelajari cara mencapai suatu tujuan dengan efektif dan efisien, dengan beberapa bantuan orang lain.

Ilmu manajemen pada tahun1970-an berkembang dan cenderung focus pada perilaku organisai seperti yang dijelaskan oleh Odway Tead dalam Inu Kencana, (1999 : 50)

“Management is the process and agency which direct and guides the operations of an organization in the realizing of established aims. ” ( Manajemen adalah proses dan perangkat yang mengarahkan serta membimbing kegiatan suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan).

Hal tersebut juga sama seperti dijelaskan oleh John D Millett dalam Siswanto (2006: 1) membatasi manajemen sebagai

“Is the process of directing and facilitating the work or people organized in formal groups to achieve a desired goal ”. (Adalah suatu proses “Is the process of directing and facilitating the work or people organized in formal groups to achieve a desired goal ”. (Adalah suatu proses

Intinya apa yang disampaikan oleh Tead dan John D Millet adalah melihat manajeman sebagai sebuah proses mengarahkan, membimbing dan memberikan fasilitas kerja kepada orang-orang yang ada di dalam organisasi dalam mencapai tujuan.

Ilmu manajemen telah diajarkan dalam banyak disiplin ilmu dan dipraktekan pada bermacam-macam organisasi terutama di sektor organisasi public dengan menekankan adanya teknik untuk mengkoordinasikan orang lain yang dilakukan oleh seorang manajer. Hal senada juga diungkapkan oleh Laurence E. Lynn. etc (2001:01) bahwa :

“Public management in the subject of arapidly growing literature that its international in scope and multifarious in content. The common sense of public management is relatively straightforward. Good public managers, whatever their particular positions or responsibilities, are men and women with the temperament and skills to organize, motivate, and direct the actions of others in and out of government toward the creation and achievement of goals that warrant the use of public authory...”

Manajer publik adalah seseorang apapun posisi atau tanggungjawab khusus mereka, dengan keterampilan untuk mengatur, memotivasi, dan mengarahkan tindakan orang lain masuk dan keluar dari pemerintah terhadap penciptaan dan pencapaian tujuan yang menjamin penggunaan otoritas publik. Manajemen dikatakan sebgai sebuah proses yang sistematis untuk melakukan sesuatu yang melibatkan seluruh sumberdaya dalam kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan organisasi.

“Management is distinct process consisting of planning, organizing, actuating, and controlling performed to determine and accomplish

stated objectives by the use of human being and other resources ”. (Manajemen merupakan suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perancanaan, pengorganisasian, menggerakkan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumber lainnya.)

G.R Terry mengartikan manajemen sekaligus fungsi yang ada dalam manajemen namun Joseph L. Massie (1983: 4) mengartikan bahwa manajemen sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal menuju tujuan yang sama. Proses ini melibatkan teknik-teknik yang digunakan oleh sekelompok orang-orang terkemuka untuk mengkoordinasikan aktivitas orang lain.

Berdasar uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen dapat didefinisikan sebagai suatu proses atau pengelolaan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Manajemen

melaksanakan dan

mengimplementasikan suatu kegiatan demi tercapainya tujuan yang diharapkan.

1.2 Fungsi manajemen

Pada hakekatnya tujuan yang telah direncanakan dalam manajemen dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Dalam pembahasan mengenai fungsi manajemen para ahli menberikan pengertian yang berbeda-beda namun saling melengkapi. Seperti yang dijelaskan James A.F stoner dan Charles Pada hakekatnya tujuan yang telah direncanakan dalam manajemen dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen. Dalam pembahasan mengenai fungsi manajemen para ahli menberikan pengertian yang berbeda-beda namun saling melengkapi. Seperti yang dijelaskan James A.F stoner dan Charles

Sementara Joseph L Massie memberikan 7 fungsi manajemen yaitu:

1. Pengambilan Keputusan (decision making)

2. Pengorganisasian (organizing)

3. Pengisian Staff (staffing)

4. Perencanaan (planning)

5. Pengawasan (controlling)

6. Komunikasi (communicating)

7. Pengarahan (directing) Kemudian ahli manajemen George R Terry dalam Inu Kencana (1999 : 51)

menjelaskan bahwa manjemen memiliki funsi-fungsi yaitu Planning, organizing, actuating, dan controlling.

1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan kegiatan atau proses membuat rencana yang kelak

dipakai organisai/perusahaan dalam rangka melaksanakan pecapaian tujuannya. Didalam kegiatannya, suatu organisasi dihadapakan pada keterbatasan sumber daya, seperti tenaga, waktu, peralatan dan kemampuan. Karena itu dengan adanya rencana, diharapkan kegiatan menjadi efektif dan efisien, terlebih lagi dalam rangka melaksanakan roda organisasi/perusahaan yang kompleks dan rumit.

walaupun berbeda intinya tetap sama, misalnya George R Terry dalam Inu Kencana (1999 : 76)

Planning is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption regarding the future in the visualization and formulation of proposed activitions believed necessary to achieve desired result. (perencanaan adalah memilih dan menghubungkan fakta dan membuat serta menggunakan asumsi mengenai masa yang akan dating dengan jalan menggambarkan dan merumuskan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan.)

Intinya dalam perencannan adalah bagaimana melangkah untuk waktu yang akan dating.Menurut ahli H.B siswanto (2006 : 3) bahwa perencanaan merupakan suatu proses dan rangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu atau periode tertentu serta tahapan/langkah- langkah yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan tersebut.

Dari yang dijelaskan Siswanto diatas menempatkan perencanan sebagai proses kegiatan untuk mencapai tujuan melalui tahapan/langkah-langkah tertentu. Sementara itu Husein Umar (2003 : 34) mengatakan

Perencanaan merupakan suatu fungsi manajemen yang merupakan keputusan dalam memperkirakan (mengasumsikan atau memprediksikan tindakan-tindakan) kebutuhan organisasi di masa yang akan datang.

Menurut pakar Joseph L Massie (1983 : 7) berpendapat bahawa perencanaan merupakan proses antisipasi seorang manajer akan masa depan dan menemukan alternative-alternatif arah langkah yang terbuka untuknya.

dijabarkan dalam bentuk apa, siapa dan bagaimana suatu tindakan akan dilakukan diwaktu yang akan datang.

2. Pengorganisasian (Organizing)

Di dalam manajemen istilah organisasi mengacu pada suatu lembaga/institusi atau kelompok fungsional. Proses pengorganisasian yaitu cara pengaturan pekerjaan dan pengalokasian pekerjaan diantara anggota organisasi sehingga organisasi diharapkan dapat melaksankan fungsi penting untuk membantu ketidakmampuan anggota sebagai individu dalam rangka mencapai tujuan yang sulit atau bahkan tidak mungkin dicapai sendiri. Pengorganisasian juga merupakan fungsi yang mendukung pelaksanaan suatu rencana. Beberapa ahli manajemen seperti Joseph L Massie (1983 : 7) berpendapat bahwa pengorganisasian adalah proses penentuan struktur dan alokasi kerja.

HB. Siswanto (2006 : 3) pengorganisasian merupakan proses sera ramgkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompokpekerjaan, penetuan hubungan pekerjaan yang baik diantara mereka, serta pemebrian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif.

Drs. M.Manullang dalam Syamsir Laode (2010) Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan di lakukan. Pembatasan tugas – tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur Drs. M.Manullang dalam Syamsir Laode (2010) Organisasi dalam arti dinamis (pengorganisasian) adalah suatu proses penetapan dan pembagian pekerjaan yang akan di lakukan. Pembatasan tugas – tugas atau tanggung jawab serta wewenang dan penetapan hubungan-hubungan antara unsur-unsur

Menurut Husein Umar (2003 : 61) dalam bukunya pengantar manajemen, fungsi pengorganisaian adalah suatu proses dimana karyawan/staff dan pekerjaannya saling dihubumgkan untuk mencapai tujuan. Pengorganisasian mencakup pembagian kerja diantara kelompok dan individu serta pengkooordinasian aktivitas individu dan kelompok. Pengorganisasian juga mencakup juga penetapan kewenangan manajerial. menjelaskan langkah-langkah pengorganisasian sebagai berikut :

 Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilakukan organisasi agar sesuai dengan visi misinya

 Membagi beban kerja ke dalam aktivitas-aktivitas yang secara logis dan memadai dapat dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang

 Mengkombinasikan pekerjaan anggota organisasi dengan cara yang logis dan efisien

 Menetapkan mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan anggota

organisasi dalam suatu kesatuan yang harmonis.

 Memantau efektifitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan atau meningkatkan efektifitas.

Dari penjelasan tersebut dalam pengorganisian di dalamnya terdapat beberapa langkah-langkah yang hendaknya dilaksanakan agar diperoleh suatu struktur organisasi yang baik serta aktivitas organisasi dapat berjalan lancar. Organisasi berjalan baik jika seluruh komponen hirarki strukturnya melaksanakan fungsi dan kewajibannya sesuai dengan prosedur dan program kerja yang telah direncanakan sebelumnya. Pada akhirnya menciptakan organisasi yang dapat melaksanakan kerja sebagai suatu kesatuan yang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Penggerakan (Actuating) Dalam setiap organisai seorang bawahan selalu perlu petunjuk dan

bimbingan dari para pimpinan maupun system organisai, baik secara lagsung maupun norma yang tertulis. Secara umum pengarahan dapat diberikan batasan sebagai suatu proses pembimbingan, pemberian petunjuk, dan instruksi kepada bawahan agar mereka bekerja sesuai dengan rencana yang telah ditetapakan. (siswanto: 2006,111). Pengarahan berarti menentukan bagi bawahan tentang apa yang harus dikerjakan atautidak boleh dikerjakan

Ahli lain Arifin berpendapat dalam Husein Umar (2003 : 770 Penggerakan pada hakekatnya merupakan suatu usaha menggerakkan orang atu orang-orang Ahli lain Arifin berpendapat dalam Husein Umar (2003 : 770 Penggerakan pada hakekatnya merupakan suatu usaha menggerakkan orang atu orang-orang

 Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi

pengikut  Menaklukkan daya tolak seseorang  Membuat orang-orang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik  Mendapatkan, ememlihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan,

tugas dan organisasi tempat mereka bekerja.  Memenanamkan rasa tanggung jawab seseorang atau orang-orang

terhadap tuhannya, Negara dan masyarakat. Jadi penggerakan pada intinya membuat dan menjamin anggota organiasi untuk dapat bergerak sesuai dengan apa yang menjadi prosedur sesuai dengan petunjuk yang telah ditetapkan. Dalam hal ini penggerakan anggota organasisi pada Dinas Pekerjaan Umum Sub-dinas Drainase dalam pengelolaan sarana prasana drainase perkotaan harus sesuai dengan arahan dan petunjuk teknis atau petunjuk pelaksanaan yang telah dibuat agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan maksimal.

Koordinasi diperlukan untuk mendapat kejelasan tugaas pokok dan fungsinya masing-masing dari badan/seksi yang diberi amanah.agar dapat bekerja sama sehingga tujuan dapat tecipta dengan efisien.

Menurut Leonard D white dalam inu kencana (1999 : 85) “coordination is the adjustment Of the part to each other, and of

movement aang operation of part in time so that each can make its maximum contribution to the product of whole”. (Koordinasi merupakan penyesuain diri

dari masing-masing bagian dan usah menggerakkan serta mengoperasikan bagian- bagian pada waktu yang tepat sehinga masing-masing bagian dapat memberikan sumbangan terbanyak pada keseluruhan hasil.)

Menurut George R terry masih dalam Inu kencana (1999: 86) Koordiansi adalah singkronisasi yang teratur dari usaha-usaha untuk menciptakan pengaturan waktu, dan terpimpin, dalam hasil pelaksanaan yang harmonis dan bersatu untuk menghasilkan tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi pengorganisasian merupakan suatu usaha kelompok untuk menciptakan kesatuan tindakan dalam mengejar tujuan bersama. Jika tidak ada pengorganisasian maka terjadi ketidakteraturan, tumpang tindih, dan kekacauan kerja yang akan mengganggu pencapaian tujuan.

5. Pengawasan (controlling) Pengawasan dalah salah satu fngsi dalam manajemen untuk manjamin

pelaksanaan kerja berjalan sesuai dengan standart yang telah ditetapkan. Dengan demikian melalui pengawasan diawasi sejauh mana penyimpangan, penyalahgunaan, kebocoran, kekurangan, dll kendala di masa yang akan datang.

untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan tahapan yang harus dilalui. Dengan demikian, apabila ada kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana dan tahapan tersebut, diadakan suatu tindakan perbaikan.

Sedang Husein Umar (2003: 91), pengendalian adalah usaha sistematis untuk menetapkan stadart prestasi dan perencanaan sasarannya guna mendesain system informasi umpan balik, membandingkan system kerja tadi dengan standart yang telah ditetapkan lebih dulu, menetukan apakah ada penyimpangan dan mencatat besar kecil penyimpangan ini serta mengambil tindakan yang diperlukan untuk memastikan bahwa semua sumber daya organisasi/perusahaan dimanfaatkan secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisai. George R Terry dalam Inu Kencana 1999 : 83

“Controlling can be defined as the process of determining what is to accomplished, that is the standard, what is being accomplished that is the performance, evaluating the performance, and if necessary applying corrective measure so that performance take place according to plans, that is in conformity whit the standar .” (pengawasan dapat dirumuskan sebagai proses penetuan yang harus dicapai yaitu standart, apa yang sedang dilakukan yitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan bila perlu melakukan perbaikan sehingga pelaksanaan sesuai dengan rencana, yaitu selaras dengan ukuran.

Prof Sondang P siagian masih dalam inu kencana (1999:83) mengatakan bahwa pengawasan adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisai untuk menjamin dan mengawasi jalannya semua pekerjaan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yang tetapkan (umpan balik).

mengevaluasi apakah tujuan dapat dicapai, dan apabila tidak dapat dicapai kemudian akan dicari factor penyebabnya. Seperti pula yang diungkapkan J. Mokler dalam siswanto (2006:139) pengendalian manajemen adalah suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar kinerja dengan sasaran perencanaan, mendesai system umpan balik informasi, membandingkan kinerja actual dengan standart yang telah ditetapkan, mengukur penyimpangan serta mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya perusahaan yang sedang digunakan sedapat mungkin secara lebih efisien dan efektif guna mencapai tujuan organisasi.

1.2 Sarana dan Prasarana

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI (2002), pengertian sarana prasarana dimaknakan secara terpisah. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).

Dari KBBI dapat ditafsirkan bahwa sarana digunakan dalam proses mencapai tujuan sedangkan prasarana berada di dalam proses tersebut. Dalam mencapai maksud atau tujuan tersebut terdapat berbagai kegiatan/proses yang berkseinambungan membetuhkan dukungan, dukungan bisa berupa manusia bangunan, uang dan sebagainya. Seperti yang dijelaskan oleh Menurut Suharsimi Ariekunto (1990: 82) Sarana secara garis besar terdiri atas 2 jenis yaitu

Yakni segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan yang mempunyai peranan untuk memudahkan dan melancarkan suatu usaha. sarana fisik juga disebut sarana materiil antara lain : Contoh kendaraan, alat tulis menulis,bangunan dan sebagainya

b. Uang Yakni segala sesuatu yang yang bersifat mempermudah suatu kegiatan sebagai akibat bekerjanya nilai uang.

Selain itu, hal yang senada juga dijelaskan Moenir (2000 : 120) mengemukakan bahwa sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama/pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan, dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja. Pengertian yang dikemukakan oleh Moenir, jelas memberi arah bahwa sarana adalah merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut adalah merupakan peralatan pembantu maupun peralatan utama, yang keduanya berfungsi untuk mewujudkan tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Kodoatie (2005 : 288) sarana adalah bangunan atau ruang terbuka, istilah umum dipakai untuk menunjuk kepada suatu unsur penting dalam asset pemerintah atau pemberian jasa layanan pada umumnya; jaringan dan/atau Menurut Kodoatie (2005 : 288) sarana adalah bangunan atau ruang terbuka, istilah umum dipakai untuk menunjuk kepada suatu unsur penting dalam asset pemerintah atau pemberian jasa layanan pada umumnya; jaringan dan/atau

Nanik Darsini dalam Ayu Indirawati (2011) menjelaskan Sarana merupakan Segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai makna dan tujuan. Sedangkan Prasarana merupakan Segala sesuatu yang merupakan alat terselenggaranya

mencapai tujuan. http://sendaljepitanyar.blogspot.com Dari beberapa penjelasan diatas pengertian sarana dipisahkan dengan kata

prasarana. Namun menurut Grigg, dalam Suripin (2004 :1) sarana prasrana dilihat sebagai suatu kesatuan, seperti penjelasannya bahwa :

“Sarana prasarana atau infrastruktur diartikan sebagai fasilitas fisik suatu kota atau Negara yang sering disebut pekerjaan umum. ”

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan proses yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan organisasi publik yang dilakukan tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana.

Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah (Depkimpraswil) dalam Suripin (2004 : 1) mendefinisikan sarana dan prasarana sebagai berikut:

“Sarana dan prasarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama- sama dalam suatu ruang terbuka yang terbatas agar manusia bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam mempertahankan kehidupannya. ” “Sarana dan prasarana merupakan bangunan dasar yang sangat diperlukan untuk mendukung kehidupan manusia yang hidup bersama- sama dalam suatu ruang terbuka yang terbatas agar manusia bermukim dengan nyaman dan dapat bergerak dengan mudah dalam segala waktu dan cuaca, sehingga dapat hidup dengan sehat dan dapat berinteraksi satu dengan yang lainnya dalam mempertahankan kehidupannya. ”

Kemudian berdasarkan penjelasan diatas disimpulkan Sarana prasarana merupakan suatu fasilitas dan alat yang digunakan sebagai perlengkapan guna dimanfaatkan dalam pencapaian tujuan organisasi, jika organisasi tersebut termasuk organisai publik maka sarana dan prasrana yang ada merupakan fasilitas yang diberikan pemerintah untuk menunjang kehidupan masyarakat. Tersedianya sarana prasarana yang baik maka kegiatan pemerintah dan masyarakat dapat berjalan lancar. Ketika sarana prasarana tidak berjalan optimal maka maka organisasi tersebut dapat dikatakan tidak memberikan hasil dalam proses kinerjanya.

1.3 Manajemen Sarana Prasarana

Dari beberapa pendapat diatas maka pengertian dari manajemen sarana prasarana adalah sebagai suatu proses atau pengelolaan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk menentukan, menginterpretasikan Dari beberapa pendapat diatas maka pengertian dari manajemen sarana prasarana adalah sebagai suatu proses atau pengelolaan yang dilakukan dengan menggunakan sumber daya organisasi untuk menentukan, menginterpretasikan

Menurut Rohiat (2010:54) Manajemen sarana prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan, pendayahgunaan, pengawasan sarana prasarana agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Dalam hal ini Manajemen sarana prasarana adalah kegiatan yang mengatur untuk mempersiapkan segala peralatan material bagi terselenggaranya suatu proses yang diinginkan di suatu organisasi.

Menurut Suharsimi (1990:83) Manajemen sarana prasarana merupakan segenap proses penataan yang bersangkutan dengan pengadaan, pendayahgunaan dan pengelolaan sarana prasarana agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.

Jadi dari batasan yang disampaikan para pakar tersebut maka dapat dipahami bahwa manajemen sarana prasarana merupakan Manajemen sarana prasarana merupakan keseluruhan proses perencanaan, pendayahgunaan, pengawasan sarana prasarana agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan efektif dan efisien.

1.4.1 Pengertian Drainase

Di area yang belum berkembang drainase terjadi secara alami sebagai bagian dari siklus hidrologi. Berkembangnya suatu kawasan atau daerah minumbulkan kerawanan jika pembangunannya bertentangan dengan strutur alam, untuk itulah diperlukan suatu system pengairan yang berfungsi mengalirkan aliran air dipermukaan akibat hujan untuk dialirkan pada saluran yang lebih besar dan biasanya berakhir di sungai.

Drainase berasal dari bahasa inggris drainage mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalirkan air. Dalam bidang tehnik sipil, drianase secara umum dapat di definisakan sebagai suatu tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan sehingga fungsi kawasan/lahan terganggu. (Suripin, 2004 :7).