Tinjauan tentang Franchise (Waralaba)

10. Tinjauan tentang Franchise (Waralaba)

a. Sejarah Franchise (waralaba)

Waralaba (franchise) pertama kali ditemukan oleh seorang seniman dan pengusaha yang bernama Isaac Singer (1851). Singer mendirikan perusahaan mesin jahit yang perusahaannya kurang begitu besar. Suatu ketika Singer mempunyai keinginan untuk meningkatkan distribusi penjualan mesin jahitnya kemudian ia menggunakan pola distribusi dan pemasaran yang terbilang baru yaitu usaha waralaba.

Sejak itu istilah waralaba juga digunakan dalam praktek bis- nis di Eropa. Pada masa lalu, bangsawan diberikan wewenang oleh raja untuk menjadi tuan tanah pada daerah-daerah tertentu. Pada daerah tersebut sang bangsawan dapat memanfaatkan tanah yang di- kuasainya dengan imbalan pajak/upeti yang dikembalikan kepada ke- rajaan. Sistem tersebut menyerupai royalti, seperti layaknya bentuk waralaba saat ini.

Istilah franchise (waralaba) memang beraroma Perancis, na- mun yang mempopulerkan istilah tersebut adalah Amerika Serikat. Kata franchise sendiri bermakna “kebebasan” atau freedom. Dalam bahasa Indonesia, franchise diterjemahkan sebagai waralaba. Dimana makna kata waralaba tersebut terdiri dari 2 kata yaitu wara yang ber- arti lebih dan laba yang mempunyai arti untung.

tahun 1960-1970an setelah berakhirnya Perang Dunia ke-2. Pada saat itu, banyak terjadi praktik penipuan bisnis yang mengaku sebagai pewaralaba, salah satunya dengan cara menjual sistem bisnis waralaba yang ternyata belum teruji keberhasilannya di lapangan.

Selain itu, pewaralaba lebih fokus untuk menjual waralaba milik mereka dibandingkan membangun dan menyempurnakan sistem bisnis waralabanya. Hal ini menjadi salah satu pencetus munculnya IFA (International Franchise Association) pada tahun 1960. Salah satu tujuan didirikannya IFA adalah untuk menciptakan iklim industri bisnis waralaba (franchise) yang dapat dipercaya. IFA menciptakan kode etik waralaba sebagai pedoman bagi anggota-anggotanya. Na- mun, kode etik waralaba tersebut masih perlu didukung oleh perang- kat hukum agar dapat memastikan hak-hak tiap-tiap pihak dalam in- dustri tersebut terlindungi.

Pada tahun 1978, Federal Trade Commission (FTC) me- ngeluarkan peraturan yang mewajibkan setiap pewaralaba yang akan memberikan penawaran peluang waralaba kepada publik untuk me- miliki UFOC (Uniform Franchise Offering Circular). UFOC adalah dokumen yang berisi informasi lengkap mengenai peluang bisnis wa- ralaba yang ditawarkan, seperti: sejarah bisnis, pengelola, hal yang berkaitan dengan hukum, prakiraan investasi, deskripsi konsep bisnis, dan salinan dari perjanjian waralaba. Selain itu daftar nama, alamat dan nomor telepon dari pemilik waralaba adalah informasi yang di- wajibkan. Dalam arti sempit, UFOC bermaksud untuk menyampaikan informasi yang cukup mengenai waralaba dan untuk membantu calon terwaralaba dalam mengambil keputusan.

b. Pengertian Franchise (Waralaba) b. Pengertian Franchise (Waralaba)

Waralaba hampir 85% terbukti berhasil. Bagusnya, waralaba berorientasi pada pengembangan usaha jangka panjang. Se- kedar contoh McDonald, Dunkin Donuts, Ayam Bakar Wong Solo, LPM Patra, LP31, ILP, Global Teleshop, Value$, Me- todeKumon, Taman Anak-Anak (PlayGroup), Primagama, Indomaret, Alfa, dan lain sebagainya.

Dalam kutipan tersebut menunjukkan keberhasilan dari usaha waralaba yang memotivasi khalayak orang banyak untuk mencoba bisnis waralaba. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa kata waralaba pertama kali diperkenalkan oleh Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Manajemen (LPPM), sebagai padanan kata franchise. Kata franchise berasal dari bahasa Prancis yang berarti bebas dari kungkungan atau belenggu (free from servitude). (Suseno, 2008: 43).

Begitu juga pengertian yang dikemukakan oleh Ramdhan (2008: 2) yang berbeda pandangan antara waralaba dan franchise se- perti berikut:

“pengertian harfiah franchise lebih menekankan semangat kebebasan dan kemandirian. Berbeda sekali dari masyarakat kita, yang mengartikan franchise sebagai waralaba. Wara artinya lebih, sedangkan laba berarti untung. Jadi waralaba berarti lebih untung. Semangat yang dikedepankan pun ada- lah semangat untung, provit oriented.”

Sedangkan menurut Asosiasi Franchise Indonesia (AFI), yang dimaksud dengan Waralaba ialah: “Suatu sistem pendistribusian barang atau jasa kepada pe-

langgan akhir, dimana pemilik merek (franchisor) memberi- kan hak kepada individu atau perusahaan untuk melaksana- kan bisnis dengan merek, nama, sistem, prosedur dan cara- cara yang telah ditetapkan sebelumnya dalam jangka waktu tertentu meliputi area tertentu.”