Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.2 Rencana Strategis
a. Rencana Strategis untuk Aspek Perencanaan dan Pengadaan
Berdasarkan hasil analisis SWOT untuk IFAS dan EFAS menghasilkan strategi di kuadran SO (Strength - Opportunities), yaitu strategi agresif yang mendukung
Renstra pertama, mendorong guru dan komite sekolah untuk lebih aktif mengajukan usulan pengadaan perlengkapan sekolah khususnya untuk kegiatan belajar mengajar di kelas, hal ini dapat dilihat dari faktor kekuatan yang dapat menggambarkan kekompakan personel sekolah dalam penyusunan rencana kebutuhan. Dorongan komite sekolah yang berinisiatif mengadakan alat – alat kebutuhan belajar diharapakan dapat meringankan beban sekolah dalam anggaran.
Renstra kedua, melakukan seleksi kebutuhan dalam Rencana Kerja Sekolah. Seleksi yang dimaksud agar pengadaan perabot sekolah dapat melihat dari urgensi kebutuhan yang ada terlebih dahulu dibanding mengadakan barang – barang yang bersifat sekunder.
Renstra ketiga, kemajuan dalam bidang pendidikan tidak lepas dari antusiasme komponen masyarakat dalam meningkatkan mutu pendidikan. Sekolah dapat menangkap antusiasme masyarakat yang mampu dengan mengajukan proposal pengadaan sarana untuk lebih meningkatkan jumlah yang ada sehingga kegiatan operasional belajar mengajar dapat lebih berjalan dengan lancar.
Renstra keempat, sekolah – sekolah pada Gugus Mina Kencana dapat saling bekerja sama dalam hal meminjam peralatan kebutuhan sehingga efisiensi dalam hasil pengadaan lebih maksimal serta mengurangi gangguan dalam deviasi nilai anggaran yang didasarkan pada Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
Renstra kelima, Menetapkan skala prioritas dalam fungsi
pengadaan berdasarkan urgensi dalam perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Skala prioritas dimaksudkan agar aspek perencanaan dan pengadaan dapat terjadi balance atau keseimbangan. Skala prioritas yang ditetapkan sekolah dapat memaksimalkan pengadaan agar tepat sasaran sesuai distribusi penggunaan.
b. Rencana Strategis untuk Aspek Penyimpanan dan Inventarisasi
Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek penyimpanan dan inventarisasi maka strategi yang perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal dalam komponen sarana dan prasarana khususnya dalam tata kelola aspek penyimpanan dan inventarisasi adalah sebagai berikut :
Renstra pertama, sekolah perlu mencetak kode – kode barang untuk kemudian ditempelkan pada setiap aset – aset sekolah yang telah dimiliki. Kode – kode yang telah ditempelkan pada barang – barang untuk
Renstra kedua, hal pertama yang perlu dilakukan dengan kondisi gudang yang tidak layak adalah dengan berinisiatif untuk membersihkannya. Tempat yang telah bersih dapat membantu minat personel sekolah untuk mulai menata dan mengelompokkan barang – barang yang ada, agar nantinya menjadi rapi.
Renstra ketiga, sekolah perlu mengelompokkan jenis perabot berdasarkan macam dan bentuknya (tunggal atau ganda, individual atau klasikal) kemudian dalam penataannya perlu memperhatikan : (1) perbandingan luas lantai dengan ukuran perabot yang digunakan, (2) kelonggaran, (3) jarak antar perabot, dan (4) kesesuaian dan keseimbangan.
Renstra keempat, barang – barang yang berukuran kecil seperti ATK disimpan pada wadah khusus kemudian menempatkannya pada posisi yang mudah dijangkau dan ditemukan. Hal ini dilakukan untuk mengurangi jumlah kehilangan pada barang – barang tersebut, sehingga diharapkan dapat mengurangi beban pembelian.
Renstra kelima, jika gudang yang tersedia tidak mencukupi kepala sekolah menugaskan penjaga sekolah untuk membuat ruang sementara untuk menyimpan barang – barang sehingga barang – barang yang telah tidak terpakai tidak mengganggu kenyamanan dalam lingkungan sekolah.
Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek pemeliharaan dan pemanfaatan maka strategi yang perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal dalam komponen sarana dan prasarana khususnya dalam tata kelola aspek pemeliharaan dan pemanfaatan adalah sebagai berikut :
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan memaksimalkan
sekolah dapal memelihara sarana dan sarana. Kepala sekolah dapat memberikan contoh kepada guru dan pegawai lain untuk lebih giat dalam memelihara barang – barang yang ada, sehingga barang – barang yang telah terpelihara dengan baik mendorong minat siswa dan guru untuk memanfaatkannya secara maksimal.
fungsi
kepala
Hal yang kedua adalah menyusun jadwal pemakaian sarana yang ada. Sekolah yang tidak mampu membeli barang – barang dengan jumlah yang mencukupi dapat mensiasatinya dengan mengadakan pemakaian secara bergiliran.
Ketiga, perabot dan sarana pembelajaran yang ada diberikan petunjuk teknis pemakaian dan pemeliharaan berkala dengan diberi tulisan yang mudah untuk dipahami. Hal ini agar setiap perabot sarana yang digunakan dapat lebih awet dan mempermudah dalam pemakaiannya.
Rencana keempat adalah dengan membina personel sekolah agar mampu memahami dan mengimplementasikan
efisiensi dalam pemanfaatan sarana yang ada. Efisiensi yang dilakukan dalam penggunaan sarana terhadap barang – barang yang dapat berkurang pakai seperti cat, tinta, kertas print dan lainnya dapat mengurangi biaya operasional agar keuangan sekolah dapat dialihkan untuk pengadaan sarana lain yang dibutuhkan.
aspek
Rencana kelima, Memperkenalkan alat – alat pelajaran dan tempat penyimpanannya kepada setiap siswa agar siswa dapat mendorong guru untuk meningkatkan pemanfaatannya. Di sisi lain diharapkan juga agar perabot yang telah diperkenalkan siswa dengan aspek pemeliharaaan dan pemanfaatannya diharapkan
dapat menumbuhkembangkan rasa memiliki siswa terhadap sarana sekolah.
d. Rencana Strategis untuk Aspek Penghapusan dan Pengawasan
Berdasarkan hasil analisis SWOT aspek penghapusan dan pengawasan maka strategi yang perlu dilakukan sekolah – sekolah di Gugus Mina Kencana yang memperoleh hasil akreditasi kurang maksimal dalam komponen sarana dan prasarana khususnya dalam tata kelola aspek penghapusan dan pengawasan adalah sebagai berikut :
Renstra pertama, standar pengawasan terhadap sarana dan prasarana dapat dilakukan dengan membuat suatu Standar Operasional Prosedur (SOP)
Renstra kedua, kepala sekolah mengawasi perencanaan bersama dan menilai efisiensi yang ada untuk mengurangi pemborosan tenaga, waktu, dan materiil. Hal ini dapat dimungkinkan ketika dalam pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan perencanaan yang ada sehingga faktor non teknis yang terjadi berdampak pada pemborosan tenaga, waktu dan biaya operasional.
Renstra ketiga, pengawasan dalam aspek pemanfaatan sarana yang ada dikontrol kepala sekolah dengan membuat minimal catatan kecil untuk mengetahui efektifitas pembelajaran tiap pekannya. Jika pemanfaatan sarana yang ada tidak berdampak positif dan mendukung peningkatan akademis siswa, kepala sekolah dapat mendiskusikannya bersama guru.
Renstra keempat, setiap personel sekolah tanpa terkecuali temasuk kepala sekolah mendapatkan pembagian tugas untuk mengawasi sarana yang telah dikelompokkan sebelummnya. Pembagian tugas yang jelas dapat meningkatkan kekompakkan warga sekolah dan meringankan beban tanggung jawab pengawasan oleh kepala sekolah saja.
Renstra kelima, kemampuan sekolah yang telah mengelompokkan barang –barang yang telah layak hapus
109