14 Hasil Uji Multikolinieritas
Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel
r 2 R 2 Kesimpulan
Modal sendiri
0.999794 0.999997 Tidak ada multikolinearitas
Modal luar
0.999921 0.999997 Tidak ada multikolinearitas 0.999921 0.999997 Tidak ada multikolinearitas
b) Hasil Uji Heteroskedastisitas
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah kesalahan penganggu variabel mempunyai varian sama atau tidak. Untuk menguji ada tidaknya heterokedastisitas dalam model, dapat dilakukan dengan beberapa cara, dalam penelitian ini di uji dengan menggunakan uji White.
Uji heteroskedastisitas dengan uji White,dengan melakukan regresi auxiliary terhadap kuadrat residu. Hasil regresi auxiliary menujukkan bahwa nilai R2 sebesar 0,078885 dan nilai Observasi R2 sebesar 7,415158, sedangkan nilai chi square tabel pada df : 9 sebesar 16,92.
heteroskedastisitas.
c) Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji Breusch-Godfrey (BG-Test) untuk menguji ada tidaknya autokorelasi . Hasil uji BG dapat dilihat Tabel 4.15 berikut:
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic
1.955250 Probability
Obs*R-squared
2.066135 Probability
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 11/01/12 Time: 07:08
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic Prob.
C -0.001342
RESID(-1)
0.021980 Mean dependent var -4.67E-15
Adjusted R-squared
-0.045469 S.D. dependent var 0.047999
S.E. of regression
0.049078 Akaike info criterion -3.119242
Sum squared resid
0.209557 Schwarz criterion -2.929848
Log likelihood
153.6044 F-statistic
Durbin-Watson stat
1.960252 Prob(F-statistic) 0.921744
Sumber: Print out Komputer. (2011). Eviews 3.0
Dari hasil uji di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas Dari hasil uji di atas, diketahui bahwa nilai probabilitas
Variabel modal sendiri berpengaruh signifikan terhadap variabel SHU dengan nilai koefisien regresi dari variabel modal sendiri sebesar 0.100184, berarti peningkatan jumlah modal sendiri sebesar Rp 1.000.000,- menyebabkan kenaikan SHU sebesar Rp 100.184,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap, dan diketahui nilai t statistik variabel modal sendiri sebesar 12,67672 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian besar kecilnya SHU yang diperoleh KPRI tergantung dengan besar kecilnya modal sendiri.
Jumlah modal dalam koperasi mempunyai peranan penting. Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat beberapa alasan yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan, akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh, Jumlah modal dalam koperasi mempunyai peranan penting. Menurut Djoko Sutjiptadi dalam Nasrudin (2004:20), terdapat beberapa alasan yaitu: Pertama, modal koperasi akan selalu dibutuhkan selama usaha koperasi masih bisa beroperasi. Modal koperasi inilah yang akan terus menerus berputar di dalam kegiatan usaha koperasi. Pengeluaran-pengeluaran untuk pembelian, pembayaran upah buruh atau gaji karyawan, akan kembali lagi menjadi uang kas melalui hasil penjualan yang akan digunakan lagi untuk belanja pembelian, upah buruh,
b) Pengaruh Variabel Modal Luar Terhadap SHU KPRI
Variabel modal luar berpengaruh signifikan terhadap variabel SHU dengan nilai koefisien regresi dari variabel modal luar sebesar 0.088604, berarti peningkatan jumlah modal luar sebesar Rp 1.000.000,- menyebabkan kenaikan SHU sebesar Rp 88.604,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap, dan diketahui nilai t statistik variabel modal luar sebesar 5,896739 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian besar kecilnya SHU yang diperoleh KPRI tergantung dengan besar kecilnya modal luar.
Modal luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan, Modal luar koperasi hendaknya terus ditingkatkan,
c) Pengaruh Variabel Jumlah Anggota Terhadap SHU KPRI Variabel jumlah anggota berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel SHU. diketahui nilai t statistik variabel jumlah anggota sebesar 1,589175 pada taraf signifikansi 5%. Berarti hubungan antara variabel jumlah anggota dengan variabel SHU tidak sesuai dengan hipotesis yang telah ditulis sebelumnya. Hasil ini menunjukkan bahwa jumlah anggota tidak menjamin kenaikan SHU yang diperoleh KPRI karena dengan jumlah anggota bukan hal utama bila tidak terdapat partisipasi dari anggota koperasi tersebut.
Jumlah anggota koperasi adalah jumlah anggota sebuah badan usaha koperasi yang mana diharapkan dari jumlah anggota sebuah koperasi berpartisipasi penuh dalam transaksi dan berperan penuh dalam kemajuan koperasi. Partisipasi dari
didukung oleh partisipasi anggota koperasi. Dalam badan usaha koperasi, laba atau keuntungan bukanlah satu-satunya yang dikejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan. Ditinjau dari konsep koperasi, fungsi laba atau keuntungan tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota (Arifin Sitio dan Halomoan, 2001:78-79).
d) Pengaruh Variabel Volume Usaha Terhadap SHU KPRI Variabel volume usaha berpengaruh signifikan terhadap variabel SHU dengan nilai koefisien regresi dari variabel volume usaha sebesar 0.052051, berarti peningkatan jumlah volume usaha sebesar Rp 1.000.000,- menyebabkan kenaikan SHU sebesar Rp 52.051,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap, dan diketahui nilai t statistik variabel volume usaha sebesar 7,956006 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian besar kecilnya SHU yang diperoleh KPRI tergantung dengan besar kecilnya volume usaha, karena Semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh koperasi untuk memperoleh d) Pengaruh Variabel Volume Usaha Terhadap SHU KPRI Variabel volume usaha berpengaruh signifikan terhadap variabel SHU dengan nilai koefisien regresi dari variabel volume usaha sebesar 0.052051, berarti peningkatan jumlah volume usaha sebesar Rp 1.000.000,- menyebabkan kenaikan SHU sebesar Rp 52.051,- dengan asumsi variabel independen yang lain tetap, dan diketahui nilai t statistik variabel volume usaha sebesar 7,956006 pada taraf signifikansi 5%. Dengan demikian besar kecilnya SHU yang diperoleh KPRI tergantung dengan besar kecilnya volume usaha, karena Semakin banyak transaksi yang dilakukan oleh koperasi untuk memperoleh
e) Pengaruh Variabel Bidang Usaha Terhadap SHU KPRI Variabel bidang usaha berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel SHU, diketahui nilai t statistik variabel volume usaha sebesar 0.929502 pada taraf signifikansi 5%. Hasil ini menunjukkan bahwa bidang usaha tidak mempunyai pengaruh terhadap SHU yang diperoleh KPRI. Karena bidang usaha bukan hal utama namun partisipasi ataupun transaksi anggota yang menentukan besar kecilnya SHU. (Arifin Sitio dan Halomoan Tamba).
Para anggota perorangan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan suatu perusahaan koperasi yang secara efisien menunjang kepentingannya. (Hanel, 1985 : 68-70), Maka bidang usaha tidak berpengaruh terhadap SHU karena setiap anggota koperasi memiliki kepentingan atau kebutuhan yang berbeda pada setiap individu dan kepentingan atau kebutuhan