Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan Publik Khusus Pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.

2. Kinerja Pegawai Bagian Pelayanan Publik Khusus Pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.

Dalam melakukan pelayanan, pemerintah telah menetapkan standar pelayanan berupa Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang pedoman unum penyelenggaraan pelayanan publik. Dengan berdasarkan Kepmen tersebut dapat diketahui bagaimanakah kinerja pegawai bagian pelayanan publik khusus pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan. Berdasarkan Keputusan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003. Kinerja pegawai bagian pelayanan public khusus pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan adalah sebagai berikut :

8) Prosedur Pelayanan Prosedur pelayanan dalam proses permohonan pembuatan KTP

di Kecamatan Karangpandan sudah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan selalu di Kecamatan Karangpandan sudah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil dan pelaksanaanya telah diatur dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Prosedur pelayanan dalam pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan selalu

saja mas, sesuai dengan aturan yang berlaku, baik aturan pemda maupun aturan pemerintah pusat, pengentar RT/ RW, pengantar kelurahan, selanjutnya kesini untuk pecetakan.

Senada dengan hal di atas, informan II pada wawancara tanggal 2 juni 2012 mengatakan :

Yang bisa mencarai KTP di Kecamatan Karangpandan tentunya warga Karangpandan dibuktikan dengan adanya kartu keluarga (KK). Dengan disertai pengantar dari RT/ RW dan kelurahan setempat. Sedangkan untuk pembuatan KK dibuktikan dengan KK lama dengan adanya perubahan, misalkan sudah menikah. Nah prosedurnya ya tentunya ke RT / RW setempat, selanjutnya ke kelurahan baru kemudian ke kecamatan.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, prosedur pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan memang sudah berpegang pada peraturan yang berlaku yaitu Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil. Dari hasil pengamatan yang dilakukan peneliti, petugas pelayanan dalam pembuatan KTP dalam melakukan pelayanan khususnya dalam hal syarat dan proses pelayanan telah berpegang pada Perda tersebut.

9) Waktu Penyelesaian Waktu penyelesaian proses pembuatan KTP sudah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil yaitu 1 hari kerja. Namun dari hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan informan II pada wawancra tanggal 30 Mei 2012 pihak Kecamatn Karangpandan belum bias melaksanakan sesuai dengan peraturan tersebut.

Ya aturanya 1 hari jadi mas, tapi dalam prakteknya kami sulit merealisasikan hal tersebut, dikarenakan sekarang pejabat yang berhak menandatangani adalah Kepala Dinas Kependudukan, jadi kami hanya sebatas mencetak. Disamping itu permintaan pembuatan KTP tiap hari disini banyak mas, jadi ya untuk merealisasikan sesuai perda tersebut kami masih belum bisa.

senada dengan pernyataan di atas, informan III juga mengatakan hal serupa pada wawncara tanggal 30 Mei 2012.

ya untuk sekarang kami belum bisa mas melakukan penyelesaian dalam waktu 1 hari, kecuali dalam keadaan yang mendesak dan untuk itu ada biaya tambahan mas, sebesar Rp. 20.000 sebagai biaya pengganti jika ingin KTP jadi 1 hari.

Dari hasil temuan lapangan yang didapatkan peneliti, proses pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan memerlukan waktu lebih dari 1 hari bahkan bisa sampai 6 hari. Hasil observasi menunjukan bahwa pelayanan pembuatan KTP yang berdasarkan Perda dan Perbup seharusnya dapat diselesaikan dalam waktu 1 hari kerja, dalam pelaksananya membutuhkan waktu lebih dari satu hari. Hal ini dapat dilihat dari temuan peneliti yang mendapatkan bahwa pemohon rata- rata mendapatkan KTP dalam waktu 3 hari bahkan lebih hal tersebut mengakibatkan pelayanan penuh dengan ketidakpastian dan dampaknya adalah akan sangat merugikan pengguna jasa karena opportunity cost (perhitungan waktu) menjadi lebih mahal. Seperti yang diungkapkan oleh informan VI selaku masyarakat pemohon KTP pada wawancara tanggal

25 April 2012. “Katanya suruh nunggu maksimal 6 hari mas, padahal rumah saya agak jauh masak tiap hari suruh kesini untuk ngecek sudah jadi apa belum. Yang saya sesalkan itu kenapa tidak ada kejelasan kapan waktu penyelesaiannya mas”

Dari keternagn di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa, kinerja pegawai bagian pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan kurang baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya ketidak sesuaian antara aturan yang berlaku dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Peraturan yang mengharuskan proses pembuatan KTP selesai dalam waktu 1 hari namun dalam prakteknya diselesaikan dalam waktu 3 hari bahkan lebih. Dari hasil temuan yang didapatkan peneliti, menurut pihak Kecamatan hal tersebut dikarenakan perubahan kebijakan Dari keternagn di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa, kinerja pegawai bagian pelayanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan kurang baik, hal tersebut ditunjukan dengan adanya ketidak sesuaian antara aturan yang berlaku dengan pekerjaan yang mereka lakukan. Peraturan yang mengharuskan proses pembuatan KTP selesai dalam waktu 1 hari namun dalam prakteknya diselesaikan dalam waktu 3 hari bahkan lebih. Dari hasil temuan yang didapatkan peneliti, menurut pihak Kecamatan hal tersebut dikarenakan perubahan kebijakan

Sekarang yang berhak tanda tangan adalah kepala disdukcapil kabupaten mas, jadi kami mengantarkan ke dinas untuk dimintakan tanda tangan sehingga memakan waktu agak lama. Sedangkan perubahan tersebut dilakukan dengan tidak diimbangi dengan alokasi dana transport untuk kami ke Kantor Disdukcapil.

Dari keterangan tersebut, lamanya pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan dikarenakan KTP harus diantar ke Dinas Kependudukan untuk dimintakan tanda tangan kepada Kepala Dinas. Hal tersebut sangat bertolak belakang dengan ketentuan yang ada dalam Peraturan Bupati Karanganyar Nomor 45 Tahun 2011 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 1 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan. Dalam pasal 19 disebutkan bahwa tanda tangan yang tertera pada KTP adalah tanda tangan kering atau menggunakan scanner, jadi hal tersebut tidak bisa dijadikan alasan dalam lamanya proses pembuatan KTP. Dari hasil observasi, peneliti mendapatkan ada masyarakat yang bisa mendapatkan KTP tanpa harus menunggu berhari- hari. Mereka bisa langsung mendapatkan KTP pada hari itu juga tetapi dengan syarat harus membayar biaya tambahan sebesar Rp. 20.000. seperti yang diungkapkan oleh informan VII yaitu masyarakat pemohon KTP di Kecamatan Karangpandan pada wawancara tanggal 25 April 2012. “Ini mas bisa langsung jadi, tapi harus bayar Rp. 20.000. ya saya mau mas, lebih cepat dan tidak usah bola - balik kesini.”

Dari fakta di atas dapat ditarik kesimpulan adanya dua hal yang sangat bertolak belakang yang terjadi dalam proses pembuatan KTP. Disatu sisi pihak kecamatan beralasan bahwa lamanya proses pembuatan KTP dikarenakan adanya perubahan kebijakan sehingga memperlambat dalam proses pembuatan dokumen tersebut. Sedangkan disisi lain KTP bisa didapatkan seketika namun dengan catatan harus ada biaya tambahan. Dari data dan fakta di atas, peneliti menarik kesimpulan

Karangpandan masih buruk khususnya dalam hal waktu penyelesaian. Dalam hal waktu penyelesaian, petugas tidak berpegang pada peraturan yang ada dan bahkan mengabaikan peraturan yang ada, sehingga pelayanan pembuatan KTP di Kecamnatan Karangpandan dalam hal waktu penyelesaian masih sangat kurang.

10) Biaya Pelayanan Biaya pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan telah diatur

dalam Peraturan Daerah Kabupaten Karanganyar Nomor 11 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil di Kabupaten Karanganyar, yaitu sebesar Rp. 0. Seperti yang diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal 29 Mei 2012. ”Disini retribusi KTP Rp. 0 mas, tetapi kan ada masyarakat yang menginginkan KTP tersebut jadi cepat nah untuk hal tersebut kami menarik Rp. 20.000 sebagai biaya tambahan jika mengingikan KTP jadi cepat”. Hal senada juga dikatakan oleh informan IV pada wawancara tanggal 29 Mei 2012.“Sesuai dengan perdanya Rp.0 mas, tapi jika ada yang menginginkan KTP jadi dengan cepat ada biaya tambahan sebesar Rp. 20.000 sebagai biaya pengganti pencetakan mas”.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, di Kecamatan Karangpandan didapatkan adanya dua jalur dalam proses pembuatan KTP. Yang pertama yaitu jalur lambat, yaitu jalur dengan biaya retribusi Rp. 0 dan dengan konsekuensi proses pembuatan memakan waktu beberapa hari dan jalur cepat dengan cara menambahkan biaya sebesar Rp. 20.000 dan KTP bisa langsung didapat hanya dalam hitungan menit.

Dari hasil wawancara dan observasi, peneliti ,menarik kesimpulan bahwa di Kecamatan Karangpandan terdapat penerapan standar ganda dalam proses pembuatan KTP. Di Kecamatan Karangpandan terdapat ketidakjelasan dalam hal penerapan biaya retribusi dalam proses pembuatan KTP. Dalam perda jelas bahwa biaya retribusi pembuatan KTP sebesar Rp. 0 dan waktu penyelesaian adalah 1

terdapat pergeseran mengenai proses pembuatan KTP yang dilakukan oleh pegawai kecamatan. Pergeseran tersebut berupa pergeseran hak yang seharusnya menjadi milik masyarakat yaitu berupa fasilitas mengenai proses pembuatan KTP yang bisa selesai dalam waktu 1 hari, oleh pihak kecamatan digeser dan dirubah menjadi untuk mendapatkan fasilitas tersebut, masyarakat harus membayar sejumlah uang. Hal ini tentunya sangat bertentangan dengan asas- asas pelayanan publik yang telah ditetapkan pemerintah. Dan hal semacam ini murni suatu bentuk pelanggaran yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan pribadi dengan cara mengkomersilkan fasilitas Negara yang seharusnya ditujukan untuk masyarakat. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, semua masyarakat pemohon KTP hampir semuanya ditawari apakah menginginkan proses KTP jalur biasa atau jalur cepat. Dengan kata lain, dalam praktek ini petugas kecamatan memang mempunyai niat untuk mengkomersilkan atau untuk mencari keuntungan pribadi. Hal tersebut sudah merupakan suatu tindak pelanggaran baik pelanggaran dalam kode etik pegawai birokrasi maupun dalam hal etika pelayanan publik. Dengan demikian, kinerja pegawai dalam hal biaya di Kecamatan Karangpandan bisa dikatakan masih sangat kurang.

11) Produk Layanan Produk layanan dari pelayanan pembuatan KTP yaitu berupa KTP yang standarnya telah ditetapkan oleh pemerintah. Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 30 Mei 2012.

Ya untuk produk layanan kami jelas mas, KTP yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, kami blangko sudah ada, mungkin kesalahan- kesalahan yang sering terjadi adalah kesalahan pengetikan golongan darah, atau yang lain. Namun jika hal tersebut terjadi KTP akan dicetak ulang.

Hal serupa juga diungkapkan oleh informan III pada wawancara tanggal

30 Mei 2012. “Produk layanan sudah sesuai aturan mas, kan kami sudah ada blangko tinggal mencetak mungkin kesalahan pengetikan dalam 30 Mei 2012. “Produk layanan sudah sesuai aturan mas, kan kami sudah ada blangko tinggal mencetak mungkin kesalahan pengetikan dalam

Dari hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk produk layanan pembuatan KTP di Kecamatan Karangpandan sudah sesuai dengan aturan yang ada, petugas sudah melakukan kinerja dengan baik dan sesuai aturan dalam melakukan pemasukan data penduduk sampai dengan tahap pencetakan.

12) Sarana dan Prasarana Sarana dan prasarana dalam pelaksanaan pelayanan publik di Kecamatan Karangpandan dalam pembuatan KTP pada umumnya sudah memadai baik dari segi kuantitas maupun kuantitas. Namun hal yang sering menjadi hambatan yaitu maslah pendukung lainnya misalnya listrik dan jaringan internet. Seperti yang diungkapkan oleh informan II pada wawancara tanggal 30 Mei 2012.

Untuk sarana dan prasarana, kami dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP mengingat KTP sekarang adalah KTP berbasis SIAK jadi komputer dan printer adalah alat utama mas, kemudian ada kamera untuk mengambil foto penduduk, scanner. Dan alat- alat tersebut dalam kondisi baik mas, masalah yang ada biasanya dari listrik dan internetnya mas yang kadan- kadang mengalami gangguan.

Senada dengan hal di atas, pada wawancara tanggal 30 Mei 2012 informan III juga mengatakan hal serupa.

Sarana dan prasarana disini umumnya dalam keadaan baik mas, komputer, printer, kamera dan scanner jarang mengalami gangguan, yang paling sering ya pemadaman listrik dan internet yang terputus mas. Tapi untuk sarana seperti yang saya katakana tadi masih lumayan baik.

prasarana yang ada di Kecamatan Karangpandan memang sudah baik. Keadaan/ kondisi alat- alat pendukung dalam pelaksanaan pelayanan publik pembuatan KTP sudah cukup baik. Dari segi kualitas pun alat- alat tersebut juga sudah cukup memadai. Dari keterangan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dari segi sarana dan prasarana cukup memadai sehingga dapat mendukung kinerja pegawai dalam melakukan pelayanan pembuatan KTP kepada masyarakat.

13) Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan Publik Dalam hal kompetensi petugas pemberi pelayanan, di Kecamatan Karangpandan masih ditemukan beberapa masalah khususnya dalam hal latar belakang pendidikan dan dalam kemampuan pegawai. Seperti yang diungkapkan oleh informan I pada wawancara tanggal 30 Mei 2012.

Untuk hal kompetensi petugas, kami masih mengalami masalah dalam kesesuaian latar belakang pendidikannya mas. Masih banyak pegawai kami yang hanya lulusan SMA sehingga dalam melakukan pelayanan mungkin kurang maksimal, dan dalam hal kemampuan pegawai dalam mengoprasikan komputer banyak pegawai yang baru belajar. Tapi secara umum pegawai kami masih bisa dikatakan cukup untuk melayani masyarakat dalam pembuatan KTP.

Senada dengan hal di atas, informan II juga mengatakan hal serupa pada wawancara tanggal 30 Mei 2012.“Pegawai kami sudah cukup baik mas, untuk sekedar mengoprasikan komputer dan alat pendukung lainnya saya kira cukup baik, namun misalnya untuk mengatasi jika terjadi kerusakan banyak yang belum bisa”.

Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti, memang masih banyak ditemui pegawai yang hanya berlatar belakang pendidikan SMA sehingga dalam melakukan pelayanan baik dalam hal pengoprasian alat atau dalam hal penerapan standar- standar pelayanan masih belum menguasasi sepenuhnya. Namun untuk melakukan pekerjaan- pekerjaan dasar misalnya pengoprasian komputer dan alat- alat pendukung lainnya masih bisa dikatakan cukup.

hal kompetensi pegawai, di Kecamatan Karangpandan masih terdapat sedikit kekurangan terutama dalam hal latar belakang pendidikan. Dalam melakukan pelayanan dan pengoprasian alat- alat pendukung memang belum ada hambatan yang berarti namun jika dihadapkan apabila terjadi kerusakan- kerusakan yang bisa dikategorikan ringan, banyak pegawai yang belum bisa mengatasi hal tersebut sehingga akan mengganggu jalannya pelayanan pembuatan KTP.

Dokumen yang terkait

PROGRAM PEM BI NAAN PELAYANAN KESEHATAN DI REKTORATJ EN DERAL PELAYANAN KESEHATAN

0 2 63

PROGRAM KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN DI REKTORATJ EN DERAL KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN

0 6 60

AN SOSIAL TERP TERPADU ADU

0 2 359

PENGEMBANGAN APLIKASI E-COMMERCE DEKORASI DENGAN BERBASIS WEB PADA STARTUP BALON PARTNER THE DESIGN OF AN E-COMMERCE APPLICATION WITH A WEB BASED ON STARTUP BALON PARTNER

0 2 10

ANALISIS DAN PERANCANGAN MANAGEMENT AND OPERTIONAL INFORMATION DALAM RANCANGAN DATA CENTER DI DISKOMINFO PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN STANDAR EN 50600-3-1 DAN METODE PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH ANALYSIS AND DESIGN OF MANAGEMENT AND OPERTIONAL I

0 0 7

ANALISIS DAN PERANCANGAN TELECOMMUNICATION CABLING INFRASTRUCTURE DALAM RANCANGAN SUB DATA CENTER DI DISKOMINFO PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN STANDAR EN 50600 DAN METODE PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH ANALYSIS AND DESIGN OF TELECOMMUNICATION CABLIN

0 0 8

ANALISIS DAN PERANCANGAN POWER DISTRIBUTION DALAM RANCANGAN SUB DATA CENTER DI DISKOMINFOKABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR EN 50600 DAN METODOLOGI PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH

1 1 10

ANALISIS DAN PERANCANGAN KONSTRUKSI BANGUNAN DATA CENTER DI PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG MENGGUNAKAN STANDAR EN 50600-2-1 DENGAN METODE PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH ANALYSIS AND DESIGN OF CONSTRUCTION OF DATA CENTER BUILDING IN BANDUNG REGENCY GOVERNMENT US

0 0 9

ANALISIS DAN PERANCANGAN ENVIRONMENTAL CONTROL DATA CENTER DALAM RANCANGAN SUB DATA CENTER DI DISKOMINFO KABUPATEN BANDUNG DENGAN MENGGUNAKAN STANDAR EN 50600 DAN METODOLOGI PPDIOO LIFE-CYCLE APPROACH ENVIRONMENTAL CONTROL DATA CENTER ANALYSIS AND DESIGN

0 0 9

AN ANALYSIS ON SWEARING WORDS USED BY THE MAIN CHARACTERS IN THE FILM ENTITLED “THE PENTHOUSE” (Sociolinguistics Approach)

0 0 125