Pendidikan .1. Definisi Pengetahuan .1 Definisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan 2.1.1. Definisi Pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan Notoatmodjo, 2003 . Pendidikan terdiri dari tiga unsur, yaitu: a. Input, yaitu: sasaran pendidikan dan pendidik. b. Proses, yaitu: upaya yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain. c. Output, yaitu: hasil yang diharapkan. 2.1.2.Tingkatanjenjang Pendidikan Indonesia terdiri dari tiga jenjang yaitu: • Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan anak sejak lahir sampai berusia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar si anak memiliki kesiapan dalam memasukipendidikan lebih lanjut. • Pendidikan dasar dan menengah Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya 9 tahun, yang diselenggarakan selama 6 tahun di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. • Pendidikan menengah Pendidikan menengah diselenggarakan selama 3 tahun di sekolah lanjutan tingkat atas atau satuan pendidikan yang sederajat Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara • Pendidikan tinggi Terdiri atas S1, S2, S3 ataupun program-program setelah sekolah menengah atas sebelum S1 yaitu: D1, D2, D3 Bastian,2006. 2.2 Pengetahuan 2.2.1 Definisi Menurut Soekidjo 2003 pengetahuan adalah hasil dari “tahu”, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang overt behavior karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers 1974 mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru berperilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni : a. Awareness kesadaran, dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek b. Interest merasa tertarik terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul. c. Evaluation menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut diatas. Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, dimana Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang postip, maka perilaku tersebut akan bersikap langgeng long lasting. Sebaliknya, apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran tidak akan berlangsung lama. Suatu contoh dapat dikemukakan disini. Ibu-ibu peserta KB yang diperintahkan oleh lurah atau ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan KB, mereka akan keluar dari peserta KB setelah beberapa saat perintah tersebut diterima. Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yakni : 1. Tahu know Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukurr bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: Dapat menyebutkan tanda- tanda kekurangan kalori dan protein pada anak balita. 2. Memahami Comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpilkan, meramalkan, dan sebaginya terhadap objek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. 3. Aplikasi Application Aplikasi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasu atau kondisi riil sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartiakan aplikasi atau pengguanaan hokum-hukum, rumus, metode, Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapt menggunakan runus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penitian, dapat menggunakan prinsip siklus pemecahan masalah problem salving cycle didalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 4. Analisis Analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 5. Sintesis Synthesis Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6. Evaluasi Evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu criteria yang ditentukan sendiri,atau menggunakan kriteria- kriteria yang telah ada. Misalnya: dapat membandingkan antara anak-anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi-gizi,dapat menanggapi terjadinya wabah diare disuatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab ibu-ibu tidak mau ikut KB, dan sebagainya. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

2.3 Anatomi Telinga