2.4.5. Gambaran Klinis
Kelainan kulit
Pityriasis versicolor
sangat superfisial dan sering ditemukan dibadan timbul bercak putih ataupun kecokelatan dan kehitaman yang kadang gatal
bila berkeringat. Bisa pula tanpa keluhan gatal sama sekali, tetapi penderita mengeluh karena malu oleh karena adanya bercak tersebut. Pada orang kulit berwarna, lesi yang
terjadi biasanya tampak sebagai bercak hipopigmentasi, tetapi pada yang berkulit pucat lesi bisa berwarna kecokelatan atau kemerahan. Di atas lesi terdapat sisik halus.
Bentuk lesi tidak teratur dapat berbatas tegas sampai difus dan ukuran lesi dapat miliar, lentikular, numular sampai plakat. Ada 2 bentuk yang sering didapat yaitu
bentuk makular yang berupa bercak-bercak yang agak lebar dengan skuama halus diatasnya dengan tepi tidak meninggi dan bentuk folikular seperti tetesan air sering
timbul disekitar folikel rambut Siregar RS, 2004.
2.4.6. Diagnosis
Diagnosis ditegakkan atas dasar gambaran klinis, pemeriksaan fluoresensi, lesi kulit dengan lampu wood dan sediaan langsung. Gambaran klinis timbul bercak
putih ataupun kecokelatan dan kehitaman yang kadang gatal bila berkeringat, fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu wood berwarna kuning keemasan dan
pada sediaan langsung kerokan kulit dengan larutan KOH 20 telihat campura hifa pendek dan spora-spora bulat yang dapat berkelompok Budimulja, 2008.
2.4.7. Diagnosis Banding
Penyakit ini harus dibedakan dengan dermatitis seboroika, eritrasma, sifilis II,
achromia parasitik dari Pardo-Castello dan Dominiquez, morbus handsen, pitiriasis
alba dan vitiligo Budimulja, 2008. Berdasarkan bentuk lesi terbagi atas:
a. Lesi hipopigmentasi : pitiriasis alba dan vitiligo b. Lesi hiperpigmentasi :
ephelides
dan
lentigines
c. Lesi eritema : dermatitis seboroika dan pitiriasis rosea Audring, 2006.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4.8. Pengobatan
Pityriasis versicolor
dapat diterapi secara topikal maupun sistemik. Tinggi angka kekambuhan merupakan masalah, dimana mencapai 60 pada tahun pertama
80 setelah tahun kedua. Oleh sebab itu diperlukan terapi profilaksis untuk mencegah rekurensi.
1. Pengobatan Topikal
Pengobatan harus dilakukan secara menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat yang dapat digunakan ialah :
- Selenium sulfida 1,8 dalam bentuk shampo 2-3 kali seminggu. Obat
digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.
- Salisil spiritus 10
- Turunan azol misalnya mikonazol, klotrimazol, isokonazol dan
ekonazol dalam bentuk topikal -
Sulfur presipitatum dalam bedak kocok 4-20 -
Larutan Tiosulfas natrikus 25, dioleskan sehari 2 kali sehabis mandi selama 2 minggu.
2. Pengobatan Sistemik
Pengobatan sistemik diberikan pada kasus pitiriasis versikolor yang luas atau jika pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan
adalah : -
Ketokonazol 200 mg hari selama 10 hari -
Itrakonazol 200 mghari selama 5-7 hari, disarankan untuk kasus kambuhan atau tidak responsif dengan terapi lainnya Partogi, 2008
dan Prajapati, 2008.
Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara
2.4.9. Pencegahan