BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang pengaruh rokok terhadap penyakit katarak di
Kelurahan Helvetia Tengah Kecamatan Medan Helvetia tahun 2011. Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka maka kerangka konsep
dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Penelitian Tingkat pengetahuan masyarakat
tentang pengaruh rokok terhadap penyakit katarak:
• Pengertian katarak • Faktor resiko katarak
• Gejala katarak • Komponen utama rokok
• Klasifikasi perokok • Tipe perokok aktif
• Komponen asap rokok • Jenis asap rokok
• Kandungan asap rokok yang
dapat menyebabkan penyakit • Hubungan rokok dengan
penyakit katarak Karakteristik responden:
• Usia • Jenis Kelamin
• Pendidikan • Pekerjaan medis
atau nonmedis
Universitas Sumatera Utara
3.2. Defenisi Operasional
3.2.1. Defenisi 1.
Pengetahuan adalah mencakup segala sesuatu yang diketahui masyarakat tentang:
a. Pengertian katarak
b. Faktor resiko katarak
c. Gejala katarak
d. Komponen utama rokok
e. Klasifikasi perokok
f. Tipe perokok aktif
g. Komponen asap rokok
h. Jenis asap rokok
i. Kandungan asap rokok yang dapat menyebabkan penyakit
2. Rokok adalah gulungan tembakau kira-kira sebesar kelingking yang
dibungkus oleh daun nipah, kertas, dan sebagainya. 3.
Katarak adalah setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa, atau
terjadi akibat kedua-duanya. 4.
Rokok dapat menimbulkan katarak melalui aktivitas radikal bebas yang dapat merusak komponen lipid dan protein lensa, nitrogen oksida,
dan akumulasi kadmium yang dapat menyebabkan kerusakan oksidatif lensa sehingga terjadi kekeruhan lensa dan akhirnya timbul katarak.
5. Usia, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah lama waktu
hidup. 6.
Pendidikan, menurut UU RI No. 2003 tentang pendidikan nasional, adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan
Universitas Sumatera Utara
informal. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar SD, pendidikan menengah SMP dan SMA, dan pendidikan tinggi.
7. Pekerjaan, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah sesuatu
yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah. Petugas medisparamedis adalah orang yang bekerja di bidang kesehatan.
3.2.2. Cara Ukur Adapun cara pengukuran penelitian ini adalah wawancara menggunakan
pertanyaan dalam bentuk angketkuesioner.
3.2.3. Alat Ukur Adapun alat ukur dalam penelitian ini adalah kuesioner angket yang
diberikan kepada responden.
3.2.4. Hasil Ukur Hasil pengukuran berupa penilaian tingkat pengetahuan dalam bentuk
skor. Pada kuesioner akan disediakan 15 pertanyaan, dengan jumlah skor sebanyak 15. Jawaban yang tepat diberi skor 1 dan jawaban yang tidak tepat
diberi skor 0. Skor setiap pilihan pada pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disajikan
dalam tabel berikut ini:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.1.: Skor Setiap Pilihan pada Kuesioner
Nomor Pertanyaan
Skor Pilihan A
B C
1 1
2 1
3
1
4 1
5 1
6
1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1
13
1
14 1
15 1
Skor yang diperoleh akan dikategorikan menjadi tiga kriteria yaitu pengetahuan baik, cukup dan kurang Arikunto, 1998. Kategori tingkat
pengetahuan dapat dijabarkan sebagai berikut: 1.
Pengetahuan baik, apabila nilai yang diperoleh responden 76-100 total skor 12 – 15
2. Pengetahuan cukup, apabila nilai yang diperoleh responden 60-75 total
skor 9 - 11 3.
Pengetahuan kurang, apabila nilai yang diperoleh responden 60 total skor 0-8.
Universitas Sumatera Utara
3.2.5. Skala pengukuran Adapaun skala yang digunakan pada penelitian ini adalah skala ordinal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 METODE PENELITIAN