BAHAN PEMBERSIH BERBAHAN DASAR NABATI DAN HEWANI

(1)

BAHAN PEMBERSIH BERBAHAN

DASAR NABATI DAN HEWANI

Kelompok 5:

-

Luh Putu G. W.

(13)

-

M. Falah F.

(15)

-

Rahmita W. U.

(24)

-

Ricky Pratama

(27)

-

Salsabila K.

(32)

-

Saskia Ratna D.

(34)


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat,

berkat, dan hidayatNya yang masih terus melimpah bagi kita semua. Kami

bersyukur karena kesehatan yang masih kami miliki, anggota tubuh yang masih

lengkap, nafas dan udara gratis yang masih bisa kami hirup sampai saat ini.

Kami berterima kasih kepada Bapak/Ibu guru atas pelajaran yang

diberikan kepada kami, atas kesabarannya dalam mendidik kami yang nakal ini,

kami tidak akan bisa melakukan segala yang bisa kami lakukan saat ini tanpa

jasa-jasa Anda sekalian yang teramat sangat besar di dalam hidup kami ini.

Kami juga berterima kasih kepada orangtua yang senantiasa selalu

mendampingi kami di saat kami senang, maupun di saat kami sedang kesulitan.

Kami berterima kasih atas kasih sayangmu yang telah kauberikan kepada kami

sehingga kami bisa bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sekarang

ini. Semoga Tuhan mengasihimu selalu dan semoga diberi umur panjang, Amin.

Tak lupa kami berterima kasih kepada teman-teman kami yang selalu

ada untuk kami bercerita, berbagi suka dan duka bersama, berbagi kepedihan

dan kebahagiaan, menjadi sandaran kami di sekolah, menjadi sosok yang kami

andalkan dan mampu diajak bekerja sama dalam memecahkan semua masalah

bersama-sama.

Akhir kata, semoga makalah ini dapat membantu Anda dalam

memahami isi dari presentasi yang akan kami lakukan di depan Anda dan

teman-teman, dan semoga apa yang kami sampaikan ini dapat bermanfaat bagi

masa depan dan kebaikan peradaban manusia Indonesia ke depannya.

Tim Penyusun,

2016


(3)

BAB I

PEMBUKAAN

I.

Latar Belakang

Yang pertama dan terutama, kami membuat makalah tentang bahan pembersih yang dibuat dengan bahan nabati dan hewani, adalah karena kami melaksanakan tugas dari guru mata pelajaran bidang prakarya kami berdasarkan pembagian tugas yang sudah kami perjanjikan di kelas kami. Selain itu, kami juga melatar belakangi pembuatan makalah ini karena kami tertarik dengan produk pembersih.

Alangkah luar biasanya apabila sekolah kita tercinta ini mampu membuat produk pembersih sendiri ala ala home production. Dan akan menjadi semakin luar biasa apabila produk pembersih tersebut memiliki nilai jual dan mampu menghasilkan banyak uang bagi sekolah. Uang tersebut mampu dijadikan sebagai dana bantuan untuk pembiayaan listrik, atau digunakan/disimpan sebagai kas kelas untuk perbaikan inventaris-inventaris kelas, seperti LCD, proyektor, spidol, penghapus, pintu kelas, gagang pintu kelas, AC/kipas angin, dan meja-meja serta kursi-kursi di kelas.

II.

Tujuan

- Menyelesaikan tugas yang diberikan guru kami

- Mengetahui macam-macam alat pembersih

- Mengidentifikasi macam-macam bahan yang menjadi komposisi dari suatu produk pembersih

- Mengetahui proses pengolahan sebuah bahan nabati/hewani menjadi produk pembersih

- Mengetahui bahan-bahan nabati dan hewani yang mampu menjadi bahan dasar produk pembersih


(4)

BAB II

ISI

I.

Jenis Bahan Nabati Dan Hewani Sebagai Pembersih

Bahan nabati adalah bahan-bahan dari sesuatu yang bahan dasarnya berasal tanaman. Bahan hewani adalah bahan-bahan dari sesuatu yang bahan dasarnya berasal hewan.

Perbedaan bahan nabati dan hewani:

– Bahan pangan hewani memilIki daya simpan yang jauh lebih pendek daripada bahan pangan nabati bila dalam keadaan segar (kecuali telur).

– Bahan pangan hewani bersifat lunak dan lembek sehingga mudah terpenetrasi oleh faktor tekanan dari luar.

– Bahan pangan hewani umumnya merupakan sumber protein dan lemak.

– Bahan pangan nabati merupakan sumber karbohidrat, vitamin, mineral, lemak, dan protein.

Produk Pembersih adalah bahan yang berfungsi untuk membantu mengangkat dan melarutkan kotoran yang melekat pada suatu benda. Bahan kimia utama dalam pembersih sering disebut sebagai bahan aktif. Bahan aktif tersebut berfungsi sebagai surfaktan.

Bahan tambahannya adalah air, aroma, pengental, alkohol, garam dapur, minyak atsiri, mineral, bahan pencemerlang, bahan untuk mempertahankan warna, penguat (builder), pelembut, pewarna, pewangi, pengawet, dan sebagainya.

Jenis bahan pangan nabati dan hewani yang dapat dibuat sebagai produk pembersih:

1. Cuka putih dan air

 Merupakan bahan disinfektan ringan yang mampu membunuh bakteri dan kuman sekaligus membantu mendapatkan lantai yang berkilau. Bau cuka tidak akan bertahan lama setelah mengering di lantai.

2. Jeruk lemon, cuka putih, dan air

 Lemon memiliki asam yang dapat membersihkan lantai dan membuatnya bersinar. Mencampur cuka putih, jus lemon, air untuk mengepel lantai. Aroma lemon bisa mengharumkan rumah dengan lebih segar. Meski begitu, jangan


(5)

menggunakan bahan pembersih ini di lantai kayu karena lemon dan cuka dapat merusak kayu.

3. Minyak biji rami dan air

 Dapat digunakan membersihkan dan mengkilaukan lantai yang menggunakan lapisan kayu.

4. Baking soda, minyak kayu putih, dan air

 Dapat digunakan menghilangkan noda membandel dari lantai. Minyak kayu putih memiliki sifat anti-bakteri yang membunuh kuman dan bakteri. Dan mampu memberikan aroma yang menyegarkan di rumah.

5. Madu 6. Jeruk nipis 7. Stroberi

8. Tulang daun kelapa

II. Identifikasi Produk Pembersih Dari Bahan Nabati Dan Hewani

Setiap jenis produk pembersih memiliki bahan nabati atau bahan hewani dan cempuran bahan kimia utama. Hal ini bertujuan untuk memberikan nilai lebih pada masing-masing produk. Berikut ini adalah jenis-jenis produk pembersih hasil pengolahan campuran bahan nabati atau hewani dengan bahan kimia.

1. Sabun

Sabun dikenal mulai sejak manusia mengenal proses saponifikasi, yaitu reaksi antara minyak yang berasal dari bahan nabati atau hewani. Reaksi ini dapat menghasilkan senyawa yang berfungsi untuk membersihkan kotoran. Sabun yang berasal dari bahan nabati contohnya berasal dari minyak kelapa, minyak sawit, minyak zaitun dan minyak jarak. Sedangkan sabun yang berasal dari bahan hewani adalah minyak ikan, lemak kambing, dan lemak sapi. Bahan nabati dan hewani tersebut dicampur dengan bahan kimia sehingga menghasilkan sabun

2. Detergen

Sebelum mengenal detergen, manusia hanya menggunakan sabun. Namun setelah mengetahui bahwa dengan air berkadar garam tinggi dan air dingin sabun tidak efektif. Karena ion kalium dalam air berkadar garam menggantikan posisi ion natrium pada molekul sabun. Sehingga manusia menciptakan detergen yang efektif di semua jenis larutan.


(6)

III.

Proses Pengolahan Bahan Nabati Menjadi Produk Pembersih

1. Strawberry

Strawberry mengandung asam salisilat (salah satu jenis asam beta-hidroksi yang membantu mengencangkan kulit), silika, serta banyak mengandung vitamin B, C, E dan K. Dengan kemampuannya menyehatkan dan meremajakan kulit. Masker dari buah strawberry ini hampir semua jenis kulit.

2. Kacang almond

Kacang almond jga dapat membantu menghaluskan kulit yang kasar. Almond mengandung banyak mineral, vitamin A dan B, dan asam oleat. Almon djuga dapat dibuat menjadi masker wajah yang alami maupun dijadikan sebagai lotion atau campuran pelembab kulit.

3. Tomat

Buah tomat mengandung protein, fosfor, zat besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Buah ini juga dapat dijadikan bahan untuk membuat kulit menjadi putih atau mencerahkan warna kulit.

4. Anggur

Buah anggur si kecil yang banyak memiliki kandungan senyawa alami seperti trace mineral, magnesium, potassum, vitamin B1, B2, B3, B5, B6 dan C serta senyawa-senyawa turunan flavonoid. Hampir semua jenis anggur dapat digunakan sebagai lotion atau campuran bahan produk kecantikan. Lotion yang terbuat dari buah anggur dapat digunakan oleh hampir semua jenis kulit.

5. Buah Alpukat

Alpukat kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan buah berukuran sedang ini bisa berisi 22 gram lemak. Buah ini dapat dijadikan handbody juga menyediakan 20 manfaat kesehatan penting, di antaranya meningkatkan nutrisi termasuk serat, kalium, vitamin E dan B, serta

asam folat. Selain itu, alpukat masih memiliki banyak manfaat lain, yaitu sifat anti-inflamasi, meningkatkan penyerapan nutrisi yang larut dalam lemak seperti beta karoten dan lutein, kemudian meningkatkan kandungan lemak lipid, juga menghambat dan menghancurkan sel-sel kanker mulut.

6. Lemon

Buah lemon hampir sama dengan buah jeruk yang hampir sama memiliki kandungan vitamin A, C, B1, B2 dan B3. Buah lemon sangat baik untuk masalah kulit berminyak. Namun jika sudah dalam bentuk lotion biasanya lebih efektif untuk kulit normal.

7. Pisang

Buah pisang mengandung serotinin, pektin, tanin, noradrenalin, 5 hidroksitritamin, dopamin dan berbagai vitamin, seperti vitamin A, B kompleks dan C . Digunakan sebagai pelembab wajah.


(7)

Kenari hanya memberikan kenikmatan ketika dikonsumsi, melainkan juga sumber nutrisi yang kaya lemak tak jenuh tunggal. Jenis makanan ini telah direkomendasikan untuk mereka yang memiliki masalah kardiovaskular dan bermanfaat sebagai sifat kanker, efek anti-inflamasi, serta sifat kesehatan otak. Untuk memperoleh manfaat dari kenari, Anda bisa mengonsumsinya dalam salad atau hidangan sayuran dan buah-buahan.

9. Apel

Buah apel ini diyakini mampu mengurangi kelenjar minyak berlebih pada kulit wajah yang cenderung bermiyak. Untuk memanfaatkan buah apel ini sebagai perawatan wajah, agar wajah tamapak lebih bercahaya tanpa mengkilap karena kinyak berlebih pada wajah. Caranya dengan menghaluskan beberapa buah apel tanpa menggunkan tambahan air dan gula. Setelah balurkan pad seluruh bagian wajah apel yang telah dihaluskan tadi, diamkan hingga kering sekitar 20 menit. Setelah cukup lama, baru kemudian wajah dibilas kemabli dengan air hangat dn air dingin. Anda dapat melakukan perawatan dengan apel minimal seminggu sekali.

10. Melon

Buah yang memiliki aroma yang khas dan rasa yang manis, buahnya lembut ternyata dapat dimanfaatkan sebagai buah untuk perawatan wajah. Hal ini dilatar belakangi oleh adanya kandungan Zat Astringent yang berfungsi sebagai tonik yang mampu mendinginkan wajah yang terbakar sinar UV. Buah melon ini dimanfaatkan untuk mendinginkan kulit yang terbakar karena pancaran sinar UV atau dikarenakan adanya hyperpigmentasi pada kulit. Caranya cukup mudah dengan memotong-motong tipis buah melon, kemudian tempelkan pada wajah hingga 20 menit. Lalu bilas kembali dengn menggunakan air bersih biasa. Namun pastikan terlebih dahulu wajah Anda bersih terbebas dari sisa make up atau pelembab wajah lainnya.

11. Mentimun

Buah mentimun memang sudah umum digunakan sebagai masker wajah. Karena buah mentimun dipercaya memiliki kandungan air dan senyawa lainnya yang baik untuk perawatan wajah agar wajah terlihat lebih segar, bersih dan bersinar.

Gunakan buah mentimun sebagai masker buah atau pembersih wajah lainnya. Anda dapat dengan mudah menggunakan mentimun sebagai alt kosmetik pelengkap dan perawatan wajah. Kini sudah banyak para produsen kosmetika yang memanfaatkan buah mentimun kemudian diolah menjadi pembersih wajah, masker wajah dan sebagainya.

12. Kacang Kedelai

Kedelai mengandung banyak zat bermanfaat, seperti sumber protein, lemak, vitamin, mineral, juga merupakan serat yang paling baik. Tak hanya itu, susunan asam amino pada kedelai paling lengkap dan seimbang dibanding kacang lainnya. Adapun kacang kedelai juga mempunyai fungsi sebagai sabun cair, untuk menghilangkan bakteri-bakteri. Kandungan lemak pada kedelai aman bagi penderita kolesterol. Kedelai mengandung lemak tidak jenuh yang terdiri dari lemak tidak jenuh tunggal dan lemak tidak jenuh ganda. Lemak pada kedelai berkhasiat mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida, yakni komponen-komponen lemak di


(8)

dalam darah yang berbahaya bagi kesehatan. Lemak pada kedelai juga dapat mencegah penyempitan pembuluh darah dan mencegah timbulnya pengerasan pembuluh darah.

13. Mentega Shea

Shea (Vitellaria paradoxa) adalah jenis tanaman yang tumbuh di Afrika. Bijinya bisa diekstrak untuk dimabil minyaknya dan dijadikan mentega yang tinggi kandungan vitamin E dan A yang bisa berfungsi sebagai dan sangat berperan sebagai pembersih wajah.

14. Minyak Salvia

Terdengar asing di Indonesia karena memang hanya tumbuh di daratan Meksiko dan Amerika Selatan. Memiliki bunga seperti lavender. Karena warna dan bentuknya yang unik, salvia biasanya hanya digunakan sebagai tanaman hias. Namun minyak astiri yang dihasilkan dari ekstraksi salvia ternyata tinggi kandungan omega 3.

15. Minyak Biji Anggur

Minyak hasil ekstraksi biji anggur menurut beberapa penelitian mampu menurunkan kadar kolesterol jahat dalam tubuh. Dapat juga dijadikan sabun untuk bahan pembersih.

16. Minyak Camalina

Camalina termasuk jenis sayuran seperti kol dan brokoli. Minyak yang dihasilkan memiliki kandungan lemak yang baik, vitamin E dan omega 3 yang tinggi. Bagus sebagai antioksidan. Dan sangat berfungsi sebagai pembersih wajah, karena untuk menjaga kesehatan wajah. Hal ini biasanya terdapat pada sabun cair.

17. Minyak kelapa

Minyak kelapa mengandung asam laurat, yaitu suatu asam lemak penting yang ditemukan berlimpah pada air susu ibu. Kandungan ini memiliki efek antivirus yang ampuh terhadap tubuh dan baik untuk tiroid, serta tidak meningkatkan kolesterol bila dikonsumsi dalam diet kaya asam lemak esesial. Juga dapat mengangkat kotoran di kuli

Minyak nabati adalah minyak yang berasal dari tumbuhan. Minyak nabati ini digunakan dalam berbagai jenis makanan dan memasak. Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit, jagung, zaitun, kedelai, jarak,tengkawang, kacang tanah, kemiri, jagung, jambu mete, biji kapas, coklat, kelapa, dan lain sebagainya. Berdasarkan kegunaannya, minyak nabati terbagi menjadi dua golongan.

Pertama, minyak nabati yang dapat digunakan dalam industri makanan (edible oils) dan dikenal dengan nama minyak goreng meliputi minyak kelapa, minyak kelapa sawit, minyak zaitun, minyak kedelai, minyak kanola dan sebagainya.

Kedua, minyak yang digunakan dalam industri non makanan (non edible oils) misalnya minyak kayu putih, minyak jarak, dan minyak intaran. Minyak goreng adalah hasil akhir (refinedoils) dari sebuah proses pemurnian minyak nabati (golongan yang biasa dimakan) dan terdiri dari beragam jenis senyawa trigliserida. Untuk menganalisa


(9)

karakteristik dari suatu minyak goreng maka jumlah kandungan asam lemak inilah yang dipakai sebagai tolak ukur. Minyak nabati pada umumnya merupakan sumber asam lemak esensial, misalnya asam lemak oleat, linoleat, dan asam arachidonat.

Asam-asam lemak esensial ini dapat mencegah timbulnya gejala arthero sclerosis, karena penyempitan pembuluh-pembuluh darah yang disebabkan oleh tertumpuknya kolesterol pada pembuluh-pembuluh darah tersebut. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A,D,E, dan K. Di samping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak dan minyak berfungsi sebagai bahan pembuat sabun, bahan palumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-obatan (misalnya minyak ikan), sebagai pengkilap cat (terutama yang berasal dari minyak mengering).

IV.

Pengolahan Bahan Hewani Menjadi Produk Pembersih

1. Tulang

Tulang dapat digunakan sebagai sumber bahan dalam proses pembuatan gelatin. Gelatin adalah produk yang sangat umum digunakan pada produk pangan, obat, dan produk pembersih wajah. Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen dari bagian tulang atau kulit binatang. Penggunaan istilah gelatin dapat dipastikan merupakan produk turunan hewani, sedangkan jika berasal dari tumbuhan atau bahan lainnya biasanya disebut khusus dengan substitusi gelatin. Fungsi gelatin ada beraneka, seperti pengemulsi, pembentuk busa, penstabil, dan lain sebagainya. Fungsi gelatin yang luas dan dapat diaplikasikan pada berbagai jenis produk pangan, obat-obatan, dan produk pembersih menyebabkan perlunya kewaspadaan terhadap kehalalan dari berbagai produk olahan.

Produk samping dari industri pengolahan gelatin adalah dihasilkannya dikalsium fosfat (DCP). Penggunaan dikalsium fosfat pada industri umumnya digunakan sebagai zat anti penggumpalan (anticaking agent) pada produk bubuk/powder. DCP dapat pula direaksikan lebih lanjut untuk menghasilkan monokalsium fosfat maupun trikalsium fosfat. Penelaahan kehalalan bahan yang mengandung dikalsium maupun trikalsium fosfat adalah apakah bahan tersebut merupakan hasil samping industri gelatin atau tidak. Saat ini terdapat pula dikalsium maupun trikalsium fosfat yang diperoleh dari batu-batuan atau merupakan barang tambang.

Dari tulang juga dapat dihasilkan edible bone phosphate (E521). Sehingga jika suatu produk menggunakan bahan dengan kode E521 berarti menggunakan bahan kritis dan perlu penelaahan status halalnya. Hal pertama harus dipastikan apakah berasal dari hewan atau tumbuhan. Jika berasal dari hewan, maka sebagaimana pohon keputusan dalam identifikasi titik kritis bahan hewani, harus dapat dipastikan dari jenis hewan halal yang disembelih sesuai syariat islam.


(10)

Produk turunan tulang lainnya adalah arang aktif (bonechar). Penggunaan arang aktif yang berasal dari tulang umumnya digunakan pada produk farmasi karena fungsi penyerapan kotoran arang aktif yang berasal dari tulang memiliki kemampuan penyerapan lebih baik jika dibandingkan arang aktif yang berasal dari tempurung kelapa atau batubara.

2. Kulit

Kulit dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan gelatin maupun kolagen. Pemanfaatan kolagen benyak digunakan pada produk pembersih. Fungsi kolagen pada produk pembersih umumnya difungsikan sebagai anti bakteri pada kulit atau anti penuaan dini (anti aging). Penggunaan kolagen dapat melalui oral (dikonsumsi/dimakan) maupun dioleskan melalui produk yang berbentuk sabun maupun krim. Penggunaan kolagen dari hewan yang tidak halal atupun hewan yang tidak disembelih sesuai syariat islam maka dinyatakan tidak halal.

3. Susu

Susu yang berasal dari hewan seperti sapi, itu dapat digunakan bahan produk pembersih berupa sabun yang dapat membersihkan kulit. Kandungan susu tentunya banyak mengandung lemak, protein, serta vitamin E.

4. Bulu/rambut

Bulu/rambut hewan alam bahasa Inggris dapat digunakan kata bristle, hair, fur, maupun feather. Sumber rambut/bulu dapat berasal dari hewan seperti bebek atau ayam.

Dari bulu dan rambut ini dapat dihasilkan asam amino Sistein dan Fenilalanin. Kedua jenis asam amino ini dikenal memiliki gugs sulfur dalam struktur kimianya. Pemanfaatan asam amino Sistein dan Fenilalanin di antaranya digunakan sebagai alat pembersih, yaitu sebagai kemoceng karena mempunyai kandungan protein di dalamnya.

V.

Identifikasi Sumber Daya Alam Yang Mendukung Dalam

Pengolahan Bahan Produk Pembersih

Berikut ini adalah sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan pembersih:

1. Bengkoang untuk Sabun Pembersih Wajah

Bengkoang dipercaya dapat membersihkan kulit wajah agar menjadi lebih cerah. Bengkoang memiliki banyak manfaat untuk kulit karena memiliki kandungan vitamin C yang berguna untuk pembentukan sel kulit. Bengkoang juga mengandung vitamin B1 yang dapat mendinginkan kulit dan dapat memutihkan tubuh secara alami.


(11)

Selain sebagai bahan makanan, papaya juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun pembersih wajah. Papaya mengandung banyak vitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan memperlancar pencernan. Pepaya juga bisa untuk mencegah kanker dan sembelit.

3. Madu untuk Sabun

Madu termasuk bahan hewani karena berasal dari sari pati lebah. Madu dapat diolah menjadi produk pembersih berupa sabun dan bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Karena sabun memiliki campuran gula dan senyawa vitamin, mineral, chrysin, vitamin C, dan katalase.

Selain bahan nabati dan hewani, ada bahan kimia lain dalam pengolahan produk pembersih berupa sabun, antara lain:

1. Minyak atau lemak, sebagai bahan campuran sabun 2. Air, sebagai pelarut

3. Essential dan Fragrance Oils, sebagai pengharum

4. NaOH atau KOH, yang mengubah minyak atau lemak menjadi sabun 5. Zat pewarna, untuk mewarnai sabun

6. Zat aditif, sebagai campuran sabun. Dapat berupa rempah, tepung kanji atau maizena

VI.

Pengemasan Produk Pembersih Hasil Pengolahan Bahan Nabati

Dan Hewani

Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Fungsi pengemasan antara lain:

- Untuk melindungi produk

- Memberikan informasi

- Memberikan daya jual

- Menjaga kehigienisan produk

Syarat-syarat kemasan yaitu ramah lingkungan, penggunaan bahan sedikit, dapat didaur ulang, dapat digunakan ulang, dan sebisa mungkin dapat diurai di tanah.

Untuk produk solid, dapat dikemas dengan pembungkus (kertas, plastik, dsb). Untuk produk berbentuk bubuk, dapat dikemas dalam kardus atau toples. Untuk produk berbentuk cair, dapat dikemas dalam botol kaca, plastik, pouch, dsb.

Kemasan produk pembersih harus mengandung nama produk, jenis produk, produsen beserta alamatnya, harga, komposisi, dan cara penggunaan (karena ada bermacam-macam bentuk dan fungsi sabun). Kemasan harus bersifat menarik untuk menarik minat konsumen, serta bersifat menggambarkan isi produk yang ada di dalam kemasan tersebut.


(12)

Cara membuat sabun ada 2 cara yaitu: Proses dingin:

1. Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit. 2. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas. 3. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.

4. Campurkan jenis-jenis minyak yang akan digunakan (misalnya minyak kelapa dengan minyak olive), aduk hingga rata.

5. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH atau KOH dengan air). Samakan suhu cairan alkali dan campuran minyak dengan memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C).

6. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata.

7. Aduk dengan mixer selama 10 -15 menit. 8. Masukkan esens pewangi dan aduk rata. 9. Tuangkan pada cetakan.

10. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk menahan panas, untuk membantu proses saponifikasi.

11. Diamkan selama 24 jam. 12. Keluarkan sabun dari cetakan.

13. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. 14. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.

15. Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponifikasi terjadi sempurna (netral) dan sabun menjadi keras.

16. Sabun siap dikemas. Proses Panas

1. Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit. 2. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas. 3. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.

4. Campurkan jenis-jenis minyak atau lemak (padat) yang akan digunakan di dalam double boiler dengan api sedang, aduk tercampur rata.

5. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH atau KOH dengan air). Suhu cairan alkali dan campuran minyak dengan memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C).

6. Angkat panci dari double boiler.

7. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata. 8. Masukkan panci kembali ke double boiler.

9. Tutup panci kecil dengan lembaran aluminium agar dimasuki uap air dari air

mendidih. Tutup keseluruhannya (kedua panci) dengan lembaran aluminium agar air tidak habis menguap. Biarkan dalam keadaan tertutup selama pemanasan (selama kurang lebih 1,5 – 2 jam).

10. Buka dan aduk setiap 15 menit.

11. Untuk memastikan bahwa sabun sudah netral, ambil sedikit lalu campurkan dengan air bersih.


(13)

12. Jika campurannya keruh seperti susu, artinya proses pemanasan masih harus dilakukan.

13. Sabun netral jika dicampur dengan air menjadi cenderung transparan. Setelah sabun netral, angkat dari api.

14. Aduk untuk mendinginkan sabun hingga bersuhu + 60 0C. 15. Masukkan esens pewangi dan aduk rata.

16. Tuangkan pada cetakan.

17. Sabun sudah siap digunakan karena proses netralisasi sudah terjadi melalui proses pemanasan pada double boiler.

18. Keluarkan sabun dari cetakan.

19. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. 20. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.

21. Diamkan selama beberapa minggu, hingga sabun menjadi keras. 22. Sabun siap dikemas.

Pastikan Anda menggunakan peralatan-peralatan pengaman ketika melakukan proses pembuatan sabun. Peralatan-peralatan tersebut seperti celemek, sarung tangan, kacamata laboratorium/google. Dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan harus terbuat dari kaca atau logam stainless steel. Selain bahan-bahan itu, usahakan jangan, karena akan berpengaruh pada saat reaksi antara NaOH dengan air maupun campuran keduanya dengan minyak nabati/hewani.


(14)

BAB III

PENUTUP

I.

Kesimpulan

Bahan pembersih sangat dibutuhkan di kehidupan kita sehari-hari. Dan dalam jumlahnya yang juga sangat banyak. Karena itu, memanfaatkan kekayaan sumber daya alam di sekitar kita dalam bentuk bahan nabati maupun hewani sebagai bahan dasar dan bahan pendukung dalam produk pembersih merupakan salah satu jalan terbaik dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Bahan hewani dan nabati dapat dijadikan bahan asli maupun bahan olahan. Bahan asli artinya bagian tubuh dari hewan/tumbuhan tersebut langsung dijadikan bahan dasar suatu produk. Sedangkan bahan olahan maksudnya, bagian tumbuhan/hewan tersebut diolah terlebih dahulu, atau diambil ekstraknya saja, untuk kemudian dijadikan bahan dasar produk pembersih.

II.

Saran

- Manfaatkan dan kelola Sumber Daya Alam yang tersedia di sekitar kita seoptimal mungkin

- Terus eksplorasi, tapi batasi eksploitasi

- Dalam mengolah bahan hewani, lakukan dengan memikirkan peri kehewanan. Hewan juga punya hak untuk hidup selayaknya kita manusia

- Dalam mengelola bahan nabati, hindari penggunaan/pencampuran bahan-bahan kimia berbahaya dalam jumlah banyak. Sebisa mungkin tidak menggunakan tambahan

III.

Salam Penutup

Kami rasa cukup sekian dulu makalah dari kami, kelompok 5. Kami sangat berharap semoga ke depannya bangsa kita tercinta, Indonesia, akan terus tumbuh menjadi negara yang semakin maju dan terus mengembangkan kegiatan perekonomiannya. Baik dalam bidang industri maupun skala lokal/wilayah. Dan kami juga berharap sekiranya makalah kami ini dapat membantu memberi Anda inspirasi/ide dalam menciptakan karya inovasi produk pembersih dengan bahan dasar alami dari nabati maupun hewani. Kami mohon maaf atas segala kesalahan kami, baik dalam penulisan maupun isinya. Sampai di sini, terima kasih.


(1)

karakteristik dari suatu minyak goreng maka jumlah kandungan asam lemak inilah yang dipakai sebagai tolak ukur. Minyak nabati pada umumnya merupakan sumber asam lemak esensial, misalnya asam lemak oleat, linoleat, dan asam arachidonat.

Asam-asam lemak esensial ini dapat mencegah timbulnya gejala arthero sclerosis, karena penyempitan pembuluh-pembuluh darah yang disebabkan oleh tertumpuknya kolesterol pada pembuluh-pembuluh darah tersebut. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin-vitamin A,D,E, dan K. Di samping kegunaannya sebagai bahan pangan, lemak dan minyak berfungsi sebagai bahan pembuat sabun, bahan palumas (misalnya minyak jarak), sebagai obat-obatan (misalnya minyak ikan), sebagai pengkilap cat (terutama yang berasal dari minyak mengering).

IV.

Pengolahan Bahan Hewani Menjadi Produk Pembersih

1. Tulang

Tulang dapat digunakan sebagai sumber bahan dalam proses pembuatan gelatin. Gelatin adalah produk yang sangat umum digunakan pada produk pangan, obat, dan produk pembersih wajah. Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis kolagen dari bagian tulang atau kulit binatang. Penggunaan istilah gelatin dapat dipastikan merupakan produk turunan hewani, sedangkan jika berasal dari tumbuhan atau bahan lainnya biasanya disebut khusus dengan substitusi gelatin. Fungsi gelatin ada beraneka, seperti pengemulsi, pembentuk busa, penstabil, dan lain sebagainya. Fungsi gelatin yang luas dan dapat diaplikasikan pada berbagai jenis produk pangan, obat-obatan, dan produk pembersih menyebabkan perlunya kewaspadaan terhadap kehalalan dari berbagai produk olahan.

Produk samping dari industri pengolahan gelatin adalah dihasilkannya dikalsium fosfat (DCP). Penggunaan dikalsium fosfat pada industri umumnya digunakan sebagai zat anti penggumpalan (anticaking agent) pada produk bubuk/powder. DCP dapat pula direaksikan lebih lanjut untuk menghasilkan monokalsium fosfat maupun trikalsium fosfat. Penelaahan kehalalan bahan yang mengandung dikalsium maupun trikalsium fosfat adalah apakah bahan tersebut merupakan hasil samping industri gelatin atau tidak. Saat ini terdapat pula dikalsium maupun trikalsium fosfat yang diperoleh dari batu-batuan atau merupakan barang tambang.

Dari tulang juga dapat dihasilkan edible bone phosphate (E521). Sehingga jika suatu produk menggunakan bahan dengan kode E521 berarti menggunakan bahan kritis dan perlu penelaahan status halalnya. Hal pertama harus dipastikan apakah berasal dari hewan atau tumbuhan. Jika berasal dari hewan, maka sebagaimana pohon keputusan dalam identifikasi titik kritis bahan hewani, harus dapat dipastikan dari jenis hewan halal yang disembelih sesuai syariat islam.


(2)

Produk turunan tulang lainnya adalah arang aktif (bonechar). Penggunaan arang aktif yang berasal dari tulang umumnya digunakan pada produk farmasi karena fungsi penyerapan kotoran arang aktif yang berasal dari tulang memiliki kemampuan penyerapan lebih baik jika dibandingkan arang aktif yang berasal dari tempurung kelapa atau batubara.

2. Kulit

Kulit dapat diolah lebih lanjut untuk menghasilkan gelatin maupun kolagen. Pemanfaatan kolagen benyak digunakan pada produk pembersih. Fungsi kolagen pada produk pembersih umumnya difungsikan sebagai anti bakteri pada kulit atau anti penuaan dini (anti aging). Penggunaan kolagen dapat melalui oral (dikonsumsi/dimakan) maupun dioleskan melalui produk yang berbentuk sabun maupun krim. Penggunaan kolagen dari hewan yang tidak halal atupun hewan yang tidak disembelih sesuai syariat islam maka dinyatakan tidak halal.

3. Susu

Susu yang berasal dari hewan seperti sapi, itu dapat digunakan bahan produk pembersih berupa sabun yang dapat membersihkan kulit. Kandungan susu tentunya banyak mengandung lemak, protein, serta vitamin E.

4. Bulu/rambut

Bulu/rambut hewan alam bahasa Inggris dapat digunakan kata bristle, hair, fur, maupun feather. Sumber rambut/bulu dapat berasal dari hewan seperti bebek atau ayam.

Dari bulu dan rambut ini dapat dihasilkan asam amino Sistein dan Fenilalanin. Kedua jenis asam amino ini dikenal memiliki gugs sulfur dalam struktur kimianya. Pemanfaatan asam amino Sistein dan Fenilalanin di antaranya digunakan sebagai alat pembersih, yaitu sebagai kemoceng karena mempunyai kandungan protein di dalamnya.

V.

Identifikasi Sumber Daya Alam Yang Mendukung Dalam

Pengolahan Bahan Produk Pembersih

Berikut ini adalah sumber daya yang dibutuhkan dalam pengolahan bahan pembersih:

1. Bengkoang untuk Sabun Pembersih Wajah

Bengkoang dipercaya dapat membersihkan kulit wajah agar menjadi lebih cerah. Bengkoang memiliki banyak manfaat untuk kulit karena memiliki kandungan vitamin C yang berguna untuk pembentukan sel kulit. Bengkoang juga mengandung vitamin B1 yang dapat mendinginkan kulit dan dapat memutihkan tubuh secara alami.


(3)

Selain sebagai bahan makanan, papaya juga dapat dimanfaatkan sebagai sabun pembersih wajah. Papaya mengandung banyak vitamin A yang baik untuk kesehatan mata dan memperlancar pencernan. Pepaya juga bisa untuk mencegah kanker dan sembelit.

3. Madu untuk Sabun

Madu termasuk bahan hewani karena berasal dari sari pati lebah. Madu dapat diolah menjadi produk pembersih berupa sabun dan bisa bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Karena sabun memiliki campuran gula dan senyawa vitamin, mineral, chrysin, vitamin C, dan katalase.

Selain bahan nabati dan hewani, ada bahan kimia lain dalam pengolahan produk pembersih berupa sabun, antara lain:

1. Minyak atau lemak, sebagai bahan campuran sabun 2. Air, sebagai pelarut

3. Essential dan Fragrance Oils, sebagai pengharum

4. NaOH atau KOH, yang mengubah minyak atau lemak menjadi sabun 5. Zat pewarna, untuk mewarnai sabun

6. Zat aditif, sebagai campuran sabun. Dapat berupa rempah, tepung kanji atau maizena

VI.

Pengemasan Produk Pembersih Hasil Pengolahan Bahan Nabati

Dan Hewani

Pengemasan adalah sistem yang terkoordinasi untuk menyiapkan barang menjadi siap untuk ditransportasikan, didistribusikan, disimpan, dijual, dan dipakai. Fungsi pengemasan antara lain:

- Untuk melindungi produk

- Memberikan informasi

- Memberikan daya jual

- Menjaga kehigienisan produk

Syarat-syarat kemasan yaitu ramah lingkungan, penggunaan bahan sedikit, dapat didaur ulang, dapat digunakan ulang, dan sebisa mungkin dapat diurai di tanah.

Untuk produk solid, dapat dikemas dengan pembungkus (kertas, plastik, dsb). Untuk produk berbentuk bubuk, dapat dikemas dalam kardus atau toples. Untuk produk berbentuk cair, dapat dikemas dalam botol kaca, plastik, pouch, dsb.

Kemasan produk pembersih harus mengandung nama produk, jenis produk, produsen beserta alamatnya, harga, komposisi, dan cara penggunaan (karena ada bermacam-macam bentuk dan fungsi sabun). Kemasan harus bersifat menarik untuk menarik minat konsumen, serta bersifat menggambarkan isi produk yang ada di dalam kemasan tersebut.


(4)

Cara membuat sabun ada 2 cara yaitu: Proses dingin:

1. Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit. 2. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas. 3. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.

4. Campurkan jenis-jenis minyak yang akan digunakan (misalnya minyak kelapa dengan minyak olive), aduk hingga rata.

5. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH atau KOH dengan air). Samakan suhu cairan alkali dan campuran minyak dengan memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C).

6. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata.

7. Aduk dengan mixer selama 10 -15 menit. 8. Masukkan esens pewangi dan aduk rata. 9. Tuangkan pada cetakan.

10. Tutup cetakan dengan plastik dan lapisi dengan handuk atau selimut untuk menahan panas, untuk membantu proses saponifikasi.

11. Diamkan selama 24 jam. 12. Keluarkan sabun dari cetakan.

13. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. 14. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.

15. Diamkan selama 4-6 minggu, hingga sabun proses saponifikasi terjadi sempurna (netral) dan sabun menjadi keras.

16. Sabun siap dikemas. Proses Panas

1. Masukan NaOH atau KOH ke dalam air murni, sedikit demi sedikit. 2. Campuran NaOH atau KOH dengan air akan mengeluarkan kalor/panas. 3. Aduk hingga tercampur rata. Sisihkan.

4. Campurkan jenis-jenis minyak atau lemak (padat) yang akan digunakan di dalam double boiler dengan api sedang, aduk tercampur rata.

5. Ukur suhu cairan alkalin (campuran NaOH atau KOH dengan air). Suhu cairan alkali dan campuran minyak dengan memanaskan minyak (misalnya cairan alkali bersuhu 60 0C, minyak harus memiliki suhu antara 51o-68 0C).

6. Angkat panci dari double boiler.

7. Masukkan larutan alkalin ke dalam minyak, lalu aduk dengan menggunakan mixer kecepatan rendah (dapat pula dengan pengocok telur) hingga tercampur rata. 8. Masukkan panci kembali ke double boiler.

9. Tutup panci kecil dengan lembaran aluminium agar dimasuki uap air dari air

mendidih. Tutup keseluruhannya (kedua panci) dengan lembaran aluminium agar air tidak habis menguap. Biarkan dalam keadaan tertutup selama pemanasan (selama kurang lebih 1,5 – 2 jam).

10. Buka dan aduk setiap 15 menit.

11. Untuk memastikan bahwa sabun sudah netral, ambil sedikit lalu campurkan dengan air bersih.


(5)

12. Jika campurannya keruh seperti susu, artinya proses pemanasan masih harus dilakukan.

13. Sabun netral jika dicampur dengan air menjadi cenderung transparan. Setelah sabun netral, angkat dari api.

14. Aduk untuk mendinginkan sabun hingga bersuhu + 60 0C. 15. Masukkan esens pewangi dan aduk rata.

16. Tuangkan pada cetakan.

17. Sabun sudah siap digunakan karena proses netralisasi sudah terjadi melalui proses pemanasan pada double boiler.

18. Keluarkan sabun dari cetakan.

19. Potong sesuai bentuk dan ukuran yang diinginkan. 20. Letakkan semua potongan sabun pada alas jeruji.

21. Diamkan selama beberapa minggu, hingga sabun menjadi keras. 22. Sabun siap dikemas.

Pastikan Anda menggunakan peralatan-peralatan pengaman ketika melakukan proses pembuatan sabun. Peralatan-peralatan tersebut seperti celemek, sarung tangan, kacamata laboratorium/google. Dan peralatan yang digunakan dalam proses pembuatan harus terbuat dari kaca atau logam stainless steel. Selain bahan-bahan itu, usahakan jangan, karena akan berpengaruh pada saat reaksi antara NaOH dengan air maupun campuran keduanya dengan minyak nabati/hewani.


(6)

BAB III

PENUTUP

I.

Kesimpulan

Bahan pembersih sangat dibutuhkan di kehidupan kita sehari-hari. Dan dalam jumlahnya yang juga sangat banyak. Karena itu, memanfaatkan kekayaan sumber daya alam di sekitar kita dalam bentuk bahan nabati maupun hewani sebagai bahan dasar dan bahan pendukung dalam produk pembersih merupakan salah satu jalan terbaik dalam pemanfaatan sumber daya alam.

Bahan hewani dan nabati dapat dijadikan bahan asli maupun bahan olahan. Bahan asli artinya bagian tubuh dari hewan/tumbuhan tersebut langsung dijadikan bahan dasar suatu produk. Sedangkan bahan olahan maksudnya, bagian tumbuhan/hewan tersebut diolah terlebih dahulu, atau diambil ekstraknya saja, untuk kemudian dijadikan bahan dasar produk pembersih.

II.

Saran

- Manfaatkan dan kelola Sumber Daya Alam yang tersedia di sekitar kita seoptimal mungkin

- Terus eksplorasi, tapi batasi eksploitasi

- Dalam mengolah bahan hewani, lakukan dengan memikirkan peri kehewanan. Hewan juga punya hak untuk hidup selayaknya kita manusia

- Dalam mengelola bahan nabati, hindari penggunaan/pencampuran bahan-bahan kimia berbahaya dalam jumlah banyak. Sebisa mungkin tidak menggunakan tambahan

III.

Salam Penutup

Kami rasa cukup sekian dulu makalah dari kami, kelompok 5. Kami sangat berharap semoga ke depannya bangsa kita tercinta, Indonesia, akan terus tumbuh menjadi negara yang semakin maju dan terus mengembangkan kegiatan perekonomiannya. Baik dalam bidang industri maupun skala lokal/wilayah. Dan kami juga berharap sekiranya makalah kami ini dapat membantu memberi Anda inspirasi/ide dalam menciptakan karya inovasi produk pembersih dengan bahan dasar alami dari nabati maupun hewani. Kami mohon maaf atas segala kesalahan kami, baik dalam penulisan maupun isinya. Sampai di sini, terima kasih.