BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kepustakaan Yang Relevan
Koenjaraningrat 1987 : 3 mengatakan mantra adalah, doa yang merupakan rumus - rumus yang terdiri atas suatu rangkaian kata – kata gaib yang dianggap mengandung kekutan dan
kesaktian untuk mencapai secara otomatis apa yang dikehendaki oleh manusia. Zoetmulder dalam Soedjijono, 1987 :5 mengatakan mantra adalah, berupa rumus –
rumus regious atau magis, pujian atau doa .Rumus –rumus itu itu mengandung suasana sakral dan mempunyai kesaktian karena isinya, sifat sakral atau kekuasaan magis dari orang yang
memakainya dan karena yang dipakai sambil mengucapkannya.
Hooykaas 1987 : 7 mengatakan, mantra diucapkan oleh pawang digunakan saat panen, menangkap ikan, berburu mengumpulkan hasil hutan, dan juga digunkan untuk mengusir hantu
jahat atau membujuk hantu - hantu yang baik.
Yunus 1981 : 7 mengatakan bahasa mantra bersifat esoterik, yang tidak mudah dipahami, bahkan tidak mempunyai arti, bahkan tidak punya arti nasional. Mantra pada dasarnya
menghubungkan manusia dengan dunia yang penuh misteri, dengan cara mengucapkannya.
Waluyo, 1987 : 5 dalam mantra tercermin hakekat sesungguhnya dari puisi, yakni bahwa pengkonsentrasian kekuatan bahasa itu dimaksudkan oleh penciptaannya untuk menimbulkan
daya magis atau kekuatan gaib.
Universitas Sumatera Utara
Yunus 1983 : 134 , menghubungkan semiotik dalam membedakan antara puisi dan mantra. Sebuah puisi adalah “ penunjukan referen dan signified dari kata- katanya yang sudah tentu
dipengaruhi oleh proses sintagmais. Sebaliknya mantra adalah keseluruhan yang utuh, yang dirinya sendiri mempunyai signified. Lebih lanjut, Yunus mengungkapkan hakikat mantra, yaitu:
a Ada bagian rayuan dan perintah b Mengunakan expression uni kesatuan pengucapan.
c Mementingkan keindahan bunyi atau permainan bunyi. d Merupakan suatu yang utuh, yang tidak dapat
dipahami melalui
pemahaman unsur-unsurnya. e Merupakan suatu yang tidak dapat dipahami manusia , karena kemisterisan
f Ada kecendrungan esoteric dari kata-katanya atau ada hubungan esoteric. g Terasa permainan bunyi belaka.
B. Teori yang digunakan