PEMBAHASAN Mantra Pintu Pada Masyarakat Melayu Batu Bara : Suatu Kajian Psikologi Sastra

BAB IV PEMBAHASAN

Sruktur fisik dan struktur batin puisi dalam mantra dianalisis dari unsur-unsurnya. Kedua unsur-unsurnya harus mempunyai kepaduan dalam mendukung isi mantra. Adanya jalinan antara struktur fisk dan struktur batin yang begitu kuat, menyebabkan perlunya pembaca memahami kedua strruktur ini secara bersama-sama.

4.1. Analisis fisik

Unsur-unsur bentuk atau struktur fisik mantra dapat diuraikan dalam metode puisi yakni unsur estetik yang membangun sruktur luar dari mantra. Unsur-unsur itu dapat dianalisis satu- persatu, tetapi unsur-unsur itu merupakan kesatuan yang utuh. Unsur-unsur itu ialah diksi, kata kongkret, majas atau gaya bahasa, imajinasi, rima dan ritma. Perbedaan penyair, jaman, latar belakang social budaya, pendidikan, dan agama member warna terhadap perbedaan dalam pemilihan kata-kata. Para penyair memilih kata-kata dengan makna kias atau dengan makna lambing. Hal ini tidak dapat di jumpai dalam bahasa sehari-hari. Menafsirrkan mantra juga harus degan memahami konvensi mantra, yakni bahwa bahasanya bersifat konotatif. Dari latar baelakang bacaan dan pendidikan penyair yang berbada-beda juga dimungkinkan perbendaharaan kata yang berbeda pula.

4.1.1. Diksi Pilihan Kata

Diksi atau diction berarti pilihan kata. Apabila dilihat sepintas maka kata-kata yang dipergunakan dalam mantra umumnya sama saja dengan kata-kata yang dipergunakan dalam Universitas Sumatera Utara kehidupan sehari-hari. Secara alamiah kata-kata yang dipergunaan dalam mantra dan kehidupan sehari-hari. Secara alamiahkata-kata yang dipergunakan dalam mantra dan kehidupan sehari-hari mewakili makna yang sama, bahkan bunyi ucapan pun tidak ada perbedaan. Walaupun demikian harus kita sadari bahwa penempatan serta penggunaan kata-kata dalam mantra dilakukan secara hati-hati dan teliti. Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata sebab kata-kata yang ditulis harus dipertimbangkan maknanya,komposisi bunyi dalam rima dan ritma; kedudukan kata itu dalam konteks kata lainnya dan kedudukan kata dalam keseluruhan kata itu. Oleh sebab itu, di samping memilih kata yang tepat penyair juga mempertimbangkan urutan kata dan kekuatan atau gaya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan yang tak bermakna diberi makna kehendak penyair. Begitu pentingnya kata-kata dalam mantra maka bunyi kata dipertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya. Pemilihan kata-kata mempertimbangkan berbagai aspek estetis, maka kata-kata yang sudah dipilih oleh penyair untuk mantranya bersifat absolut dan tidak bisa diganti dengan padan kata sekalipun makananya tidak berbeda. Bahkan sekalipun unsur bunyinya hampir mirip dan maknanya sama, kata yang sudah dipilih itu tidak dapat diganti. Jika kata itu diganti akan mengganggu komposisi dengan kata lain dalam konstruksi keseluruhan makna itu. Sebagai salah satu contoh dalam baris “mantra pintu” berbunyi: jagoan nabi-nabi, enam puluh malaikat, seratus empat puluh dua ruh yang berhadap-hadapan tetepkan iman. Kata-kata tersebut tidak boleh dibolak-balik menjadi: nabi-nabi jagoan ,enam puluh malaikat seratus empat puluh dua ruh yang berhadap-hadapan tetapkan iman Mantra pintu, Narasumber, Atok Botol.. Universitas Sumatera Utara Penggantian urutan kata dan penggantian kata-kata merusak kontruksi mantra itu sehingga kehilangan daya gaib yang ada dalam mantra. Hendaknya disadari bahwa kata-kata dalam mantra bersifat konotatif. Artinya memiliki kemungkinan makna yang lebih dari satu. Dengan pemilihan kata yang cermat orang akan langsung mengetahi bahwa yang dihadapi adalah mantra, setelah kata-kata yang dibaca itu tepat untuk mantra. Pada diksi dalam puisi yang dibahas itu adalah perbendaharaan kata, ungkapan, urutan kata-kata dan daya sugesti dari kata-kata tersebut, waluyo1987:73. 1. Perbendaharaan kata Perbendaharaan penyair menunjukkan untuk kekuatan ekspresi juga menjadikan cirri khas penyair. Dalam memilih kata-kata penyair memilih berdasarkan makna yang akan disampaikan dan tingkat perasaan serta suasana batinnya dan juga latar belakangi oleh factor social budaya penyair. Oleh sebab itu penyair satu berbeda dalam memilih kata dari penyair lainnya. Dalam suasana perasaan marah yang meledak-ledak penyair akan memilih kata-kata yang mewakili kemarahannya itu tentu saja berbeda dengan kata-kata yang dipilihnya untuk mewakili perasaan cinta. Intensitas perasaan penyair, kadar emosi, cinta, benci, menentukan pilihan kata. 2. Urutan Kata Dalam mantra, urutan kata sangatlah bersifat baku artinya urutan itu tidak dapat dipindah-pindahkan tempatnya meskipun maknanya tidak berubah oleh perpindahan tempat itu. Cara menyusun urutan kata-kata bersifat khas karena penyair yang satu berbeda caranya dari Universitas Sumatera Utara penyair yang lain. Dapat pula dinyatakan bahwa ada perbedaan teknik menyusun urutan kata, baik urutan dalam tiap baris maupun dalam suatu bait mantra. Berikut ini dapat kita lihat dalam kutipan mantra dibawah ini: Bismillah irohman irohim Jagoan nabi-nabi.... enam puluh malaikat Seratus empat puluh dua ruh yang berhadap-hadapan tetapkan iman Aku ondak minta damdam Memagari nang kong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Apa yang kau lihat Gar kau tak tau arah Mantra pintu, Narasumber: Atok Oka Botol Susunan kata di atas tidak dapat diubah walaupun perubahan itu tidak mengubah maknanya. Penyair telah memperhitungkan secara matang susunan kata-kata itu. Jika diubah urutannya maka daya magis kata-kata itu akan hilang. Keharmonisan antar bunyi yang terdapat di dalamnya juga akan terganggu karena susunan kata-kata tersebut menimbulkan dampak psikologis. Jika kalimat jagoan nabi-nabi enam puluh malaikat diganti dengan nabi-nabi jagoan enam puluh malaikat maka majas atau gaya bahasa yang ditimbulkan pada baris tersebut akan iman, jika diganti dengan tetapkan iman berhadap-hadapan. Universitas Sumatera Utara Demikianlah urutan kata-kata dalam mantra yang disusun secara cermat oleh penyair. Jika urutannya di ubah maka akan terganggu keharmonisan komposisi kata itu. Disamping itu urutan kata-kata juga mendukung perasaan dan nada yang digunakan penyair. 3. Daya Sugesti kata-kata Dalam memilih kata-kata penyair mempertimbangkan daya suges kata-kata itu. Sugesti itu timbulkan oleh makna yang dipandang sangat tepat mewakili perasaan penyair karena ketepatan pilihan dan penempatannya maka kata-kata itu seolah-olah memancarkan daya gaib yang mampu memberikan sugesti kepada pembacanya pendengar untuk ikut marah, takut, dan sebagainya. Mengungkapkan perasaan takut maka penyair melukiskannya dengan begitu menyeramkan, seperti baris mantra berikut ini: berduka kau kepada Allah,bila hendak membinase rumahku. mantra pintu, narasumber.

4.1.2. Kata Kongkret

Untuk membangkitkan imajinasi daya bayang pembacapendengar maka kata-kata harus diperkongkret. Maksudnya bahwa kata-kata itu dapat menyarankan kepada yang menyeluruh. Seperti halnya pengimajinasian kata yang di kongkret ini juga erat hubungannya dengan penggunaan kiasan dan lambing. Jika penyair mahir memperkongkret kata-kata itu maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan apa yang dilukiskan oleh penyair. Dengan demikian pembaca terlihat penuh secara batin ke dalam mantranya. Universitas Sumatera Utara Jika imajinasi pembacapendengar merupakan akibat dari pengimajinasian yang diciptakan penyair maka kata kongkret ini merupakan syarat atau terjadinya pengimajinasian itu. Dengan kata yang dipeerkongret pembacapendengar dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang di lukiskan oleh penyair. Untuk memperkongkret gambaran tentang mantra pintu menggunakan kaata: aku ondak memintak damdam memagari nang kong ikat mantra pintu, narasumber. Kebencian yang begitu begitu kuat dalam penyair dapat dihayati lebih hidup dengan pengkongretan kata ini: durhaka engkau lebih-lebih kepada Allah bila hendak membinasakan rumah ku mantra pintu, narasuber Budiman. Demikianlah maksud pengkongretan kata itu. Setiap penyair berusaha mengkongkretkan hal yang ingin dikemukakan agar pembacapendengar membayangkan dengan lebih hidup apa yang dimaksudnya. Cara yang digunakan penyair yang satu berbeda dari cara yang digunakan oleh penyair yang lainnya.

4.1.3. Majas gaya Bahasa

Penyair menggunakan bahasa yang bersusun atau berpigura sehingga disebut bahasa figuratif. Bahasa figuratif adalah gaya bahasa atau majas. Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengungkapkan makna. Sebahagian mantra pintu ini menggunakan majas personifikasi. Majas personifikasi yaitu keadaan atau peristiwa alam sering dikiaskan sebagai keadaan atau peristiwa yang dialami manusia. Dalam hal ini benda mati dianggap sebagai manusia atau persona atau di Universitas Sumatera Utara “personafikasi”kan. Hal ini digunakan untuk memperjelas gambaran peristiwa dan keadaan itu. Majas personafikasi dapat kita lihat pada mantra pintu di bawah ini: Imat-imat ketemu itu Mitu mileon kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku. mantra pintu, narasumber: Budiman

4.1.4. Imajinasi

Ada hubungan erat antara diksi, imajinasi dan kata kongret. Diksi yang dipilih harus menghasilkan pengimajinasian karena kata-kata itu menjadi lebih kongkret sebab dapat kita hayati melalui penglihatan, pendengaran, atau cita rasa. Imajinasi dapat dibatasi dengan pengertian : kata atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan sensoris seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris atau bait mantra itu mengandung gema suara imaji auditif, benda yang tidak nampak imaji visual atau sesuatu yang dapat kita rasakan, raba atau sentuh imaji taktil. Ungkapan perasaan penyair dijelma ke dalam gambaran kongkret mirip music atau gambaran cita rasa tertentu. Jika penyair menginginkan imaji pendengaran auditif maka pendengar menghayati mantra itu seolah-olah mendengarkan sesuatu. Jika penyair ingin ingin melukiskan imaji penglihatan visual, maka mantra itu melukiskan sesuatu yang bergerak. Apabila imaji taktil yang ingin digambarkan maka pembacapendengar seolah-olah merasakan sentuhhan perasaan. Universitas Sumatera Utara Pengimajinasiaan ditandai dengan penggunaan kata yang kongkret dan khas. Imaji yang ditimbulkan ada tiga macam yakni imaji visual, imaji auditif, dan imaji taktil cita rasa. Ketiganya digambarkan atas bayangan kongret apa yang dapat kita hayati secara nyata. Baris-baris mantra di bawah ini menunjukkan adannya pengimajinasian sehingga menimbulkan imajinasi visual: Datanglah dari segala arah Ingin aku kau lupa Dengan apa yang kau lihat Agar kau tak tau arah Mantra pintu , narasumber: Atok Oka Botol Nibung kering tulangku Berkat baginda Ali Gentar bumi gentar langit Tak ku hendaki kau memijak halaman rumahku Mantra pintu, narasumber Atok Oka Botol Mantra penunduk Atok Oke Botol yang ke 2 yang menimbulakan visual: Bismillahirrahmanirahim Kata Allah aku nur Kata Muhammad engkau syariat Sujudlah engkau seperti wau kepadaku Berkat la ilahaillallah Mantra pengasih Atok Oka Botol Universitas Sumatera Utara Bismillahirrahmanirahim Allah humarahbana ma rahbana Ya kenabuldu ya kenastaid Ya fayum ya koyum Ya azim ya rabball alamin Imaji takil dapat kita hayati dalam mantra pintu Narasumber Budiman: Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat ktemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduhaka kau membisa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu narasumber Atok Oka Botol Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman Aku ondak mintak damdam Universitas Sumatera Utara Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Dengan apa yang kau lihat Agar kau tak tau arah Imaji takil dan imaji visual: Gempa ali gempa gemita Dang sari gajah berlenggang Sah aku anak harimau yang garang Batu congkol hhati ku Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali Gentar bumi gentar langit Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Mantra pintu narasumber : Atok Oka Botol Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman Aku ondak mintak damdam Universitas Sumatera Utara Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Dengan apa yang kau lihat Mantra pintu narasumber : Budiman Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat ktemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduhaka kau membisa rumahku Berkat kalimat laillahlah Bayangan perasaan ngeri dan mencekam menghadapi musuh dapat lebih kuat kita rasakan melalui kata-kata dibawah ini : Nibung kering tulangku Berkat baginda Ali Gentar bumi gentar langit Tak ku hendaki kau dan memijak halaman rumahku Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Universitas Sumatera Utara Pengimajinasian disebut pula pencitraan, bahwa pengimajinasian dalam sajak dapat dijelaskan sebagai usaha penyair untuk menciptakan atau menggunggah timbulnya imajinasi dalam diri pembaca, sehingga pembaca tergugah untuk menggunakan mata hati tuk melihat benda-benda, warna, dengan telinga hati mendengar bunyi-bunyi, dan dengan perasaan hati kita meenyentuh kesejukan dan keindahan benda dan warna. Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu narasumber : Budiman Dari mantra di atas dapat kita merasakan suasana mencekam, seolah-olah kita merasakan diusir penjga pintu dan berduka jika memijak halaman rumah tersebut.

4.1.5. Rima

Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Dalam sebuah puisi dikenal beberapa jenis rima antara lain : menurut posisinya dan menurut susunannya. Begitu juga pada mantra rima itu dapat dijumpai beberapa jenis antra lain: Menurut posisinya rima mantra dapat dibagi atas : Universitas Sumatera Utara a. Rima Awal : Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu narasumber : Budiman b. Rima Tengah : Mantra pintu narasumber : Atok Oka Botol Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu narasumber : Budiman c. Rima Akhir : Universitas Sumatera Utara Gempa ali gempa gemita Dang sari gajah berlenggang Sah aku anak harimau yang garang Batu congkol hati ku Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali Gentar bumi gentar langit Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Menurut susunannya dlam mantra ini mempunyai rima berselang dengan rumus : ab ab. Ini dapat dilihat pada mantra di bawah ini : Yatim aku mati tasauf kata Allah 3x Roh kalam kawah kali-kali Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani Mantra penunduk, narasumber :Atok Oka Botol Mantra di atas menggunakan kata-kata atau bunyi-bunyi yang berulang-ulang untuk menciptakan daya magis. Mantra adalah susunan kata yang mempunyai rima dan ritma dengan pemilihan kata-kata yang bersifat sublin sehingga memilikikekuatan gaib. Kata-kata yang tidak umum atau jarang digunakan merupakan kata-kata yang mempunyai kemungkinan untuk kekuatan gaib. Kata-kata yang tidak bermana diberi makna melalui pengembalian bunyi atau suku kata pada setiap baris. Universitas Sumatera Utara

4.1.6. Ritma

Ritma berasal dari bahasa Yunani rheo yang berarti gerakan-gerakan air yang teratur, terus- menerus dan tidak putus- putus megalir terus. Menurut Slamet muljana mengatakan bahwa : “ritma merupakan pertentangan bunyi : tinggirendah, panjangpendek, kerasalemah, yang menglun dengan teratur dan berulang-ulang sehingga membentuk keindahan”. Ritma sangat berhubungan dengan bunyi dan juga berhubungan degan pengulangan bunyi, kata, frsa dan kalimat. Ritma juga ada pada mantra. Dalam Antra irama tersebut berupa pemotong baris-baris mantra secara berulang-ulang sehingga menimbulkan gelombang yang teratur. Tiap penyair mempunyai perbedaan cara mengulang hal-hal yang di pandang membentuk ritma itu. Berkut ini contoh mantra: Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu narasumber : Budiman Universitas Sumatera Utara Dalam mantra di atas kata-kata pengikat untuk ritmanya berupa kata penghubung, kata dan. Bunyi-bunyi di atas mengandung nilai magis sehingga jika kita membacanya dengan irama yang tepat kita akan merasakan kekuatan di luar kekuatan yang kita miliki.

4.1.1. Analisis Batin

Analisis batin ini meliputi perasaan, tema, nada dan amanat.

4.1.2.1. Perasaan

Dalam menciptakan mantra suasana perasaan penyair ikut diekspresikan dan harus dapat dihayati oleh pembaca. Untuk mengungkap mantra yang sama, penyair yang satu dengan perasaan yang berbeda dari penyair lainnya sehingga mantra yang diciptakan berbeda pula. Perasaan penyair yang terdapat pada mantra pintu ialah perasaan benci dan perasaan sakit hati terhadap seseorang, yang datang ke dalam rumah atau pun sengaja hendak melakukan sesuatu yang tak disenangi penyair. Perasaan benci penyair dapat dilihat pada mantra pintu yang berbunyi : Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Universitas Sumatera Utara Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu narasumber : Budiman Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Dengan apa yang kau lihat Mantra pintu narasumber : Budiman Gempa ali gempa gemita Dang sari gajah berlenggang Sah aku anak harimau yang garang Batu congkol hati ku Universitas Sumatera Utara Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali Gentar bumi gentar langit Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Nibung kering tulangku Berkat baginda Ali Gentar bumi gentar langit Tak ku hendaki kau memijak halaman rumahku Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Batu congkol hati ku Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali Gentar bumi gentar langit Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Yatim aku mati tasauf kata Allah 3x Roh kalam kawah kali-kali Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani Mantra penunduk, narasumber :Atok Oka Botol Universitas Sumatera Utara Mantra Pelindung, narasumber Budiman Bismillahirramanirrahim Perabun pelias peliseh 3x Sekalian jin dan syetan seteru lawanku Berkat lailaha illallah Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman Bismillahirramanirrahim Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Yang bernama si ganda bisa Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy Kuminta tinggalkan insanku Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah Lalu juga hendak Allah

4.2.2.2. Tema

Tema meupakan gagasan pokok atau “subjek-matter” yang dikemukakan oleh penyair. Pokok pikiran atau pokok persoalan itu begitu kuat mendesak dalam jiwa penyair sehingga menjadi landasan utama pengucapannya. Jika desakan yang kuat itu berupa patah hati, maka temannya kedukaan hati, dan jika desakan yang kuat itu berupa perasaan sakit hati maka Universitas Sumatera Utara bertemakan sakit hati atau kekecewaan, apabila desakan yang kuat itu berupa kecurigaan maka bertemakan kecurigaan. Demikianlah setiap mantra mengandung suatu “subjet-matter” untuk dikemukakan atau ditonjolkan, dan hal ini tentu saja tergantung pada beberapa faktor antare lain : falsafah hidup, lingkungan, agama, pekerjaan, pendidikan sang penyair. Kiranya sangatlah sulit dimengerti bila ada sebuah mantra yang tanpa “subject-matter”. Hanya terkadang sang penyair sangat lihati menyelubung-lubunginya sehingga para pembacapendengar harus berusaha sekuat daya untuk mengungkapkannya. Di samping itu setiap mantra juga harus mengandung makna, sekalipun mungkin dalam beberapa mantra tersebut hampr sama-sama. Lagi pula sang penyair begitu manhir mempergunakan majas gaya bahasa dalam karyanya. Berikut ini mantra pntu yang bertamakan kecurigaan : Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Universitas Sumatera Utara Dengan apa yang kau lihat mantra pintu, narasumber Budiman Mantra pintu yang bertamakan kedudukan: Yatim aku mati tasauf kata Allah 3x Roh kalam kawah kali-kali Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani Mantra penunduk, narasumber :Atok Oka Botol Bismillahirramanirrahim Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Yang bernama si ganda bisa Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy Kuminta tinggalkan insanku Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah Universitas Sumatera Utara Lalu juga hendak Allah Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu, narasumber : Budiman

4.1.2.3. Nada

Nada dalam dunia perpuisian adalah sikap peenyair terhadap pembacanya atau dengan perkataan lain ialah sikap sang penyair terhadap para penikmatnya. Nada yang dikemukakan oleh seorang penyair dalam sebuah mantra, aka nada sangkut pautnya atau hubungannya erat dengan “tema” dan “rasa”yang terkandung dalam mantra tersebut. Tentu sajalah sumbang bila pada suatu mantra yang bertamakan “kegagalan” terdapat rasa” keangkuhan”serta nada yang menggembirakan”, misalnya kalau memang ada paduan yang sedemikian rupa. Pada saat-saat masyarakat atau pribadi sedang menderita tekanan, baik jasmaniah maupun rohaniah, maka sering muncul pembrontakan ataupun keluhan serta jeritan yang bernada sinis. Universitas Sumatera Utara Jika nada merupakan sikap penyair terhadap pembacapendengar, maka suasana adalah kedaan jiwa pembacapendengar setelah membaca mantra itu atau akibat psikologis yang ditimbulkan mantra itu terhadap pembacapendengar. Jika kita bicara tentang sikap penyair, maka kita berbicara tentang nada; jika kita berbicara tentang suasana jiwa pembaccapendengaryang timbul setelah membaca mantra saling berhubungan karena nada mantra menimbulkan suasana terhadap pembacapendengar. Berikut ini dikutip dari mantra pintu dengan nada terluka terhadap yang terkena akan mantra tersebut : Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu, narasumber : Budiman. Bismillahirramanirrahim Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Universitas Sumatera Utara Yang bernama si ganda bisa Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy Kuminta tinggalkan insanku Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah Lalu juga hendak Allah Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman Mantra pengasih, Atok Oka Botol Bismillahirrahmanirahim Allah humarahbana ma rahbana Ya kenabuldu ya kenastaid Ya fayum ya koyu

4.1.2.4. Amanat

Amanat adalah maksud atau tujuan yang hendak disampaikan penyair. Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan mantranya. Amanat tersirat dibalik kata-kata yang disusun dan jika berada dibalik tema yang diungkapkan. Amanat yang hendak Universitas Sumatera Utara disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar tak sadar berada dalam pekiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan. Begitu juga pada mantra pintu ini mempunyai maksud dan tujuan yang disampaikan. Amanat yang ada tersirat dibalik kata-kata mantra. Misalnya : Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu, narasumber : Budiman. Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Universitas Sumatera Utara Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Dengan apa yang kau lihat Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Dari mantra diatas, amanat yang disampaikan penyair adalah bahwa jangan ada yang sengaja maupun tak sengaja untuk melakukan sesuatu yang tidak baik ataupun kejahatan. Bismillahirramanirrahim Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Yang bernama si ganda bisa Engkau duduk di kepala jantungku Bersandar di tiang arasy Kuminta tinggalkan insanku Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali Bujur lalu melintang patah Lalu juga hendak Allah Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman Yatim aku mati tasauf kata Allah 3x Roh kalam kawah kali-kali Universitas Sumatera Utara Aku buang darah gemuruh Aku naik darah berani Mantra penunduk, narasumber :Atok Oka Botol Dari mantra diatas, amanat yang disampaikan penyair adalah bahwa jangan ada orang yang anggap enteng atau tunduk kepada yang menggunakan mantra tersebut.

4.2. Nilai-Nilai Psikologi Yang Terkandung Dalam Mantra Pintu

Psikologi yang berusaha mempelajari jiwa manusia, ternyata banyak mendapatkan kesulitan karena objek penyelidikannya adalah abstrak. Tidak dapat diselidiki secara langsung tetapi diselidiki keaktifan-keaktifannya yang terlibat melalui menifestasi tingkah laku atau perbuatan. Misalnya : bila kita mempelajari tentang angin , objeknya sendiri secara lansung tidak dapat dilihat, namun dari keaktifan-keaktifannya. Bila ada daun yang bergerak atau debu beterbangan maka akan jelas terlihat, seperti itu pulalah bila kita mempelajari jiwa. Jiwa bersifat abstrak maka kita dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja. Jiwa adalah suatu yang tidak Nampak, tidak dapat dilihat oleh mata kita. Demikian juga hakikat jiwa, tidak seorangpun dapat mengetahuinya. Manusia dapat mengetahui jiwa seseorang melalui tingkah lakunya. Psikologi mempelajari yang meliiput i kekuatan-kekuatannya, modusnya, fungsi- fungsinya serta aktivitas-aktivitasnya. Begitu juga dengan mantra yang mempunyai kekuatan pada bait mantranya maupun makna mantra tersebut serta penjiauan dari sipengguna Universitas Sumatera Utara mantra.kekuatan jiwa manusia sama dengan mental.mental merupakan jiwa yang meliputi kekuatan, keinginan, kekuatan, kemauan dan kondisi. Kekuatan keinginan adalah kekuatan untuk mewujudkan objek pada sasaran. Kemauan adalah kekuatan sadar dan hidup atau menciptakan suatau yang berdasarkan perasaan dan pikiran. Kondisi adalah kekuatan untuk menyadari sesuatu. Kondisi dan perasaan dan bekerja sama dalm diri manusia. Setiap orang dapat kekuatan jiwa dengan cara yang berbeda dan dengan pendapat yang berbeda pula. Kekutan jiwa meliputi : 1. kondisi raga yaitu: kondisi jasmaniah yang mencakup keadaan kesehatan dan pertumbuhan jasmaniah. Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. 2. kondisi intelektual yaitu kondisi intelektual yang mencakup kekuatan akal, kemauan, dan emosi. Kondisi intelek yan lemah menyebabkan aktifitas jiwa pun menjadi lambat dan kurang produktif. Bekerjanya jiwa untuk badan berupa penggunaan fungsi-fungsi kejiwaan yang bukan mental. Dengan demikian tubuh digerakkan oleh jiwa untuk kelangsungan fungsi jasmaniah dengan tidak melibatkan kondisi, kemauan atau pun keinginan adapun bekerjanya jiwa dalam sistem saraf dan pikiran berupa penyerahan kekuatan-kekuatan jiwa yang lebih banayk melibatkan gerakan moral. Demikian antara jiwa dengan raga terdapat fungsi timbal balik, yang satu melestarikan yng lain karena dekat jaraknya dan hubungan antara jiawa dan raga sehingga menjelma dalam suatu kepribadian.dengan perkataan lain, pribadi di warnai oleh keduanya yakni jiwa dan tubuh. Oleh karena itu jiwa itu tidak mungkin diamati secara langsung dengan indra kita, maka kita cenderung menilai atau mengamati pribadi seseorang dengan apa yang terwujud dalam diri orang Universitas Sumatera Utara itu melalui penampilan dan gerakan-gerakan badaniahnya. Itu tingkah laku yang menjadi objek pengamatan. Jiwa bekerja dengn kekuatan-kekuatan tertentu yang dimilikinya.tanpa kekuatan- kekuatan itu jiwa akan tidak akan berfungsi sebagai mana mestinya. Soemanto, 1988;62 mengatakan ada tiga bagian jiwa manusia yang menjadi kekutan jiwa itu sendiri yakni: 1.Akal sebagai kekuatan yang terpenting dari jiwa manusia. Akal adalah bagian dari jiwa manusia yang merupakan kekuatan untuk menemukan kebenaran dan kesalahan. Dengan akal manusia dapat mengarahkan seluruh aktifitas jasmaniah dan kejiwaannya sehingga manusia mampu memperoleh kehidupan yang lebih sejahtera. 2.Spirit sebagai kekuatan penggerak kehidupan pribadi manusia. Spirit merupakan kekuatan untuk menjalankan gagasan-gagasan yang lebih disimpulkan atau diputuskan oleh akal melalui pemilihan berbagai alternatif gagasan. 3. Nafsu sebagai kekuatan yang menjadi stimulus gerakan fisik dan kejiwaan manusia. Nafsu itu terbentuk dari segenap kekuatan keinginan dan selera yang sangat erat hubungannya dengan fungsi-fungsi jasmaniah. Ketiga kekuatan di atas bekerja saling menunjang bagi kelangsungan dan pertimbangan hidup manusia. Kehidupan individu yang seimbang terwujud apabila tiap-tiap kekuatan itu tidak saling mendominasi. Misalnya: nafsu mendominasi akal, maka keliruan dan kerugianlah yang dialami individu. Sebaliknya bila akal mendominasi nafsu dan spirit maka penyakit dan ketidakseimbangan psikis dan psikologi dialami oleh individu. Apabila tiga kekuatan jiwa manusia yaitu akal, spirit, dan nafsu berfungsi secara seimbang dan dinamis maka jiwa menjadi sehat dan kuat. Universitas Sumatera Utara Aktivitas itu meliputi: pengamatan, tanggapan, ingatan, fantasi dan pikiran.

4.2.1. Pengamatan

Pengamatan di sini adalah pengamatan indera bukan pengamatan langsung tidak langsung. Pengamatan merupakan fungsii sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang teramati. Pengamatan sebagai suatu aktivitas prima dan jiwa dan menjadi awal dari intelektual. Objek pengamatan memiliki sifat-sifat keinginan, kesendirian, loyalitas, dan bermaterai. Subjek dapat mengadakan orientasi terhadap suatu objek karena objek itu dapat ditanggap dengan tidak tergantung pada adanya saja, namun dapat dipelajari secara langsung. Untuk memungkinkan subjek mengadakan orientasi maka dapat menggambarkan dunia pengamatan menurut aspek pengaturan. Pengamatan masing-masing individu bersifat khas dan unik, artinya setiap pengamatan bagi setiap orang meskipun perangsangnya sama,hasilnya serta kesan-kesan yang diterimanya tidak sama benar. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan apersepsi dan proses-proses pengolahannya berbeda-beda pada setiap orang juga daya psikis yang lain perasaan,perhatian,minat dan sebagainya yang menyertai aktivitas pengamatan itu intensitasnya tidak sama. Cara kerja dunia pengamatan berjumlah sama dengan jumlah alat indera. Setiap orang membedakan lima macam alat indera menurut lima macam modalited pengamatan yaitu penglihatan, pendengaran, pembauan dan pencecakan. Universitas Sumatera Utara Mantra pintu ini cara kerja dunia pengamatan berdasarkan penglihatan. Penglihatan luar biasa yang bersifat halusinasi, misalnya : Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu, narasumber : Budiman. Mantra di atas halunisasi terjadi pada penulis. Penulis melihat suatu objek pada hal objek itu tidak ada. Misalnya : Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku karena telah ade penjaga pintu berduka kau membinasa rumahku berkat kalimat laillahlah. Kalimat di atas memperlihatkan bahwa ada kuasa yang menjaga halaman rumah beserta isinya berkat Allah. Halunisasi penulis melihat bahwa bahwa siapa pun dengan sengaja maupun tidak hendak masuk ke rumahnya akan durhaka. Universitas Sumatera Utara

4.2.2. Tanggapan

Tanggapan dapat diartikan sebagai gambaran, kesan, ide yang dihasilkan dari penggamatan. Tanggapan merupkan unsur dasar jiwa manusia. Tanggapan dianggap sebagai kekuatan psikologis yang dapat menolong atau menimbulkan keseimbangan. Tanggapan yang diperoleh dari pengindraan atau pengamatan ada yang masuk ke dalam kesadaran dan bertahan di dalamnya, namun kebanyakan berada di bawah sadar. Tanggapan yang mengendap di bawah kesadaran dapat muncul kembali ke alam kesadaran. Tanggapan-tanggapan yang semula memang berada di ambang kesadaran selalu ada dan sering pula muncul secara mekanis ke alam kesadaran. Tanggapan-tanggapan yang lemah adalah statisdiam, sedangkan tanggapan-tanggapan yang kuat lebih besar u tuk kembali kea lam kedadaran. Munculnya tanggapan-tanggapan ke alam kesadaran menunggu adanya perangsang yang relevan atau dapat bersatu dengan tanggapan yang bersangkutan. Hal ini terjadi dengan menggunakan tanggapan ingatan ataupun antisipasi tanggapan yang akan datang, kecuali pada bayi yang tanggapan ingatan, dan fantasi yang belum berfungsi. Tanggapan yang dapat penulis lihat pada mantra pintu narasumber, Budiman adalah jika seseorang ingin aman dari segala bentuk kejahatan dari rumahnya maka boleh memakai mantra ini. Seseorang harus mempunyai ingatan yang baik agar mantra tersebut akan berfungsi. Sebelum itu mantra tersebut harus dipakai agar aman tidak mampan dari jenis kejahaan, misalnya : kemalingan, perampokan kedalam rumah dan lain-lain. Dengan mempergunakan mantra ini kita akan aman. Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Universitas Sumatera Utara Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang dan memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

4.2.3. Ingatan

Menggingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan jalan mencapkan secara aktif. Kesan-kesan yang tertingal dari pengamatan di dalam diri manusia yang berupa tanggapan-tanggapan maupun pengertian itu disimpan untuk sewaktu-waktu dikeluarkan lagi. Daya untuk menyimpan dan mengeluarkan kean-kesan itu disebut daya ingatan. Sifat-sifat daripada yang baik adalah cepat, kuat, luas dan siap. Sifat cepatt berlaku untuk aktif mencamkan. Sifat setia, kuat, dan luas itu berlaku dalam hal menyimpan. Sifat berlaku dalam hal memproduksi kesan-kesan. Dengan demikian kita dapat menyebutkan adanya berbagai sikap ingat itu yang baik. Ingatan dikatakan cepat, bila dalam mencamkan kesan-kesan itu tidak mengalami kesulitan. Ingatan dikatakan setia apabila kesan yang telah dicamkan itu tersimpan dengan baik dan stabil. Ingatan dikatakan kuat apabila kesan-kesan yang tersimpan bertahan lama. Ingatan dikatakan luas apabila kesan-kesan yang tersimpan sangat bervariasi dan banyak jumlahnya. Ingatan dikatakan siap apabila kesan-kesan yang tersimpan sewaktu-waktu mudah diproduksikan ke alam kesadaran. Sifat-sifat ingatan pada tiap-tiap orang berbeda-beda. Ada orang yang dapat menyimpan kesan-kesan dalam waktu yang lama, tidak lekas dilupakan dan ada yang sebaliknya. Ada yang Universitas Sumatera Utara mudah menginggat dimana saja, tetapi ada juga yang sukar mengingat sesuatu setiap saat jika tidak pada waktu dan tempat yang tertentu, misalnya : mantra pintu narasumber, Budiman mempunyai bait yang lumayan panjang. Jika mantra tersebut ingin digunakan, maka si pemakai mantra harus memoliki sifat ingatan yang baik yaitu bersifat ingatan yang cepat, setia, kuat, luas, dan siap. Setiap bait tidak boleh hilang karena bila satu kalimat kata dalam setiap bait terlupakan maka mantra tersebut tidak memiliki kekuatan gaib lagi untuk dipergunakan. Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah

4.2.4. Fantasi

Fantasi merupakan daya cipta untuk menciptakan tanggapan-tanggapan atau kesan-kesan yang baru dengan bantuan tanggapan-tanggapan yang sudah ada. Di dalam fungsi daya fantasi menyertai daya pengamatan dan daya berpikir manusia. Di dalam penyertaan terhadap penggamatan yang baik, tetapi kadang-kadang juga merusak atau mengacau proses dnhasil penggamatan. Fantasi ada dua yaitu : Universitas Sumatera Utara 1. Fantasi sengaja secara pasif, yaitu yang tidak dikendlikan oleh pikiran dan kemauan 2. Fantasi sengaja secara aktif, yaitu yang dikendalikan oleh fikiran dan kemauan. Fantasi bersifat mengabstraksikan, apaabila fantasi itu membentuk gambaran dengan menghilangkan bagian-bagian diantaranya. Fantasia bersifat mendeterminasikan, apabila fantasi itu membentuk gambaran baru dengan menggunakan skema tertentu. Fantasi bersifat mengkombinasikan, apabila fantasi itu menggabungkan beberapa tanggapan. Fantasi memiliki faedah dan keburukan bagi manusia. Adapun faedah fantasi bagi manusia ialah : 1. Untuk menerima, menambah dan memajukan ilmu pengetahuan 2. Untuk menciptakan kesenian dan teknik 3. Untuk membentuk watak dan pribadi yang baik 4. Bagi kehidupan fants, memungkinkan kita menghindarkan diri dari kesusahan dan kesulitan hidup, menimbulan cita-cita dan perasaan yang luhur. Dengan singkat, adanya fantasi maka kebutuhan manusia akan semakin berkembang maju dan semakin tinggi. Keburukan fantasi bagi manusia adalah : 1. Dapat menyebabkan orang meninggalkan relitas, kemudian menjadi pelamun, menjadi apatis, takut menghadapi kesukaran dan kepahitan hidup. Universitas Sumatera Utara 2. Dapat menimbulkan pikiran dan perasaan yang rendah, yang bersifat asusila dan social. 3. Dapat menimbulkan rasa takut dan takhul yang merugikan diri seseorang. Di dalam pikiran kita, mantra pintu ini narasumber, Atok Oka botol berfantasi secara aktif. Di dalam isi mantra ini merupakan memagari seluruh rumah agar orang yang ingin berbuat kejahatan tidak boleh masuk ke dalamnya. Dalam pekirannya timbul fantasi bahwa orang yang ingin berbuat jahat itu, terkena kutukan atau cercaan dari kalimat yang keluar dari si pengguna mantra. Bsmillahirrahmanirrahim Jagoan nabi-nabi Empat puluh dua malaikat Seratus empat puluh dua ruh Yang berhadap-hadapan Tetapkan iman Aku ondak mintak damdam Memagari nangkong ikat Datang dari segala arah Ingin aku kau lupa Dengan apa yang kau lihat.

4.2.5. Pikiran

Suatu kondisi letak hubungan antara bagian pengetahuan yang telah ada dalam diri yang terkontrol oleh akal. Akal merupakan sebagai kekuatan yang berguna mengendalikan pikirin. Berpikir berarti meletakkan hubungan antara bagian pengetahuan yang diperoleh manusia. Yang Universitas Sumatera Utara dimaksud dengan pengetahuan disini mencangkup segala konsep, gagasan, dan pengeeertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia itu sendiri. Berpikir merupakan daya yang paling utama dan merupakan cirri yang khas yang membedakan manusia dari hewan. Sala satu modus daripada jiwa manusia adalah perhatian . perhatian merupkan pemusatan pikiran yang tertuju kepada sesuatu hal. Ini sebenarnya kurng tepat dan bahkan perhatian itu bukan suatu fungsi, melainkan modus suatu fungsi. Terciptanya mantra pintu ini narasumber Budiman, disebabkan ketidaktenangan seseorang untuk meninggalkan rumahnya. Maka terpikirlahh bagaimana caranya agar rumah itu dapat aman walaupun ditinggalkan pemiliknya. Dengan mempergunakan mantra ini, rumah tersebut dapat aman walaupun ditinggal pergi oleh pemiliknya. Bismillahirrahmanirrahim Imat-imat katemu itu Mitu melion kate Allah To badanda berkata-kata Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Karena telah ade penjaga pintu Berduka kau membinasa rumahku Berkat kalimat laillahlah. Universitas Sumatera Utara Hubungan antra manusia dengan alam di luar kesadaran manusia atau dunia gaib sebagaimana dalam praktek perbuatan religious dan magis dapat dilaksanakan oleh siapapun, namun jika urusan berkomunikasi dengan dunia gaib itu berkenaan dengan urusan yang penting, orang akan meminta bantuan kepada orang yang dianggap ahli, berwenang atau professional. Mantra dapat dipakaai oleh siapapun namun, dalam hal-hal khusus yang luar biasa, pada saat seseorang merasa tidk mampu untuk melaksanakannya urusan penggunaan mantra diserahkan kepada pemilik mantra yang professional. Dalam hal demikian pemilik mantra berfungsi sebagai perantara antara seseorang yang memiliki maksud tertentu dengan dunia gaib. Pemilik mantra sesuai positif dan negative dari hasil pekerjaannya itu, pawang dan tukang sihir. Dukun atau pawang adalah orang yang memiliki keahlian untuk melakukan sesuatu dengan menggunakan tenaga gaib, baik dengan meminta pertolongan roh-roh atau mahluk halus maupun dengan kekuatan gaib yang dimilikinya sendiri. Pawang itu ada dua macam yaitu, pawang famili dengan pawang mediamik. Pawang famili kedudukannya sebagai kepala dari suatu persekutuan, baik itu besar maupun kecil sehingga berperan memegang pemimpin dalam upacara-upacara keagamaan atau magis. Pada Masyarakaat Melayu, seorang pawang famili mengetahui perihal rumus-rumus keagamaanmagis, resep-resep obat dan petunjuk sihir. Tukang sihir adalah dukun yang menghormati kekuatan hitam atau mahluk-mahluk jahatt lainnya. Maksudnya ialah untuk meminta pertolongan dalam melakukan magis hitam dengan rahasia sekali. Oleh karena itu, perbuatan tukang sihir banyak merugikan orang lain demi keuntungan pribadi, sehingga dianggap musuh masyarakat. Pada upacara ritual pawang atau dukun melakukan mediasi. Dalam mediasi seseorang mencapai perubahan dengan melakukan ritual dan latihan tertentu. Latihan tersebut antara lain mengendalikan dan mengatur pernafasan, membatasi lapangan perhatian , Universitas Sumatera Utara mengambil posisi yoga dan membentuk citra mental terhadap suatu peristiwa atau symbol. Hasilnya adalah perubahan status subjektif ringan namun menyenangkandimana individu merasa rileks secara fisik maupun mental. Sebagian individu setelah banyak berlatih mediasi, memiliki pengalaman mistik dimana mereka kehilangan kesadaran terhadap dirinya sendiri dan merasa terlibat dalam kesadaran yang lebih besar.teknik meditasi yang dapat menyebabkan erubahan kesadaran tersebut berasal dari jaman kuno dan direpresentasikan pada banyak kehidupan religius di bumi.

4.3. Efek Psikologi Yang terkandung dalam Mantra Pintu

Pada sebuah mantra yang akan dianalisis adalah sugesti, perintah, identifikasi, permintaan, ajakan, proyeksi, rasionoalisasi dan konformitasi. Mantra Pintu ini memiliki sugesti, printah, indentifikasi dan proyeksi.

4.3.1. Sugesti

Mantra yang dimaksudkan dengan sugeti adalah usaha untuk menciptakan sesuatu keadaan tertentu terlaksana sebagaimana yang di inginkan pemakai mantra dengan cara menyatakan terjadi sendiri oleh kuasa aku walau pun tanpa disuruh, maksudnya: 1. mengatakan suatu keadaan yang diinginkan pemakai mantra dapat terjadi oleh kuasa aku. Di sini ada indikator digunakannya pelaku orang 1pertama yang menjadi suatu keadaan itu terjadi. Contoh : Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Universitas Sumatera Utara Karena telah ade penjaga pintu, Berduka kau membinasa rumahku mantra pintu, narasumber. Aku buang darah gemuruh,Aku naik darah berani mantra penunduk narasumber, Atok Oka Botol 2. Menyatakan suatu keadaan terjdi dengan sendirinya oleh kuasa aku. Disini orang I Pertama menjadikan sebab terjaadinya keadaan tertentu. Tidak ada indikator orang I secara aktif menjadi pelaku Contoh: Berkat aku memakai wujud kodrat sayidina ali, Bujur lalu melintang patah Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman Batu congkol hhati ku, Nibung kering tulangku Berkat doa baginda ali, Gentar bumi gentar langit Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Berduka kau membinasa rumah ku,Berkat kalimat laillahlah Mantra pintu, narasumber : Budiman. Universitas Sumatera Utara 3. Menyatakan sesuatu terjadi dengan sendirinya karena kuasa zat yang disebut pemakai mantra. Di sini tidak adaa indikator bahwa zat yang disebutdisuruh oleh pemakai mantra. Kuasa dari zat yang sudah sendirinya memberikan sugesti agar sesuatu terjadi seperti yang dikehendaki pemakai mantra. Berduka kau membinasa rumahku, Berkat kalimat laillahlah. Mantra pintu, narasumber : Budiman. Ingin aku kau lupa, Dengan apa yang kau lihat. Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol

4.3.2. Perintah

Perintah adalah mantra berupa usaha menyuruh zat atau kekuatan gaib yang sudah dianggap sebagi persona II untuk melakukan sesuatu atau disuruh melakukan sesuatu. Contoh : Datang dari segala arah, Ingin aku kau lupa, Dengan apa yang kau lihat. Mantra pintu, narasumber: Atok Oka Botol Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman Universitas Sumatera Utara

4.3.3. Indikasi

Indikasi dalam mantra dimaksudkan sebagai usaha pemakai mantra menyatakan diri sebagai sesuatu yang memiliki kekuatan gaib atau sesuatu yang pantas dihormati dan dipatuhi kehendaknya. Contoh : Hai bosi bangunlah engkau si raja bosi Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman To badanda berkata-kata, Tak hendak kau datang memijak halaman rumah ku Mantra pintu, narasumber : Budiman.

4.3.4. Proyeksi

Proyeksi merupakan usaha pemakaian mantra untuk menghilangkan perhatian yang semula menuju diri pemakai mantra, dipindahkan pada suatu zat atau tokoh yang disegani. Contoh : Berduka kau membinasa rumahku, Berkat kalimat laillahlah. Mantra pintu, narasumber : Budiman. Bujur lalu melintang patah, Lalu juga hendak Allah Universitas Sumatera Utara Mantra Disegani Orang, narasumber Budiman

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN