29
pekerjaan yaitu membuat surat kuasa di luar wilayah jabatannya. Dalam hal ini terbukti bahwa notaris tersebut telah sengaja melakukan kesalahan, sehingga tidak
ada alasan pemaaf dan alasan pembenar untuk kesalahannya tersebut.
2. Kerangka Konsepsi
Kerangka konsepsi sehubungan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang.
37
b. Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana dan pelaku itu dapat dikatakan merupakan subjek tindak pidana.
38
c. Pemalsuan adalah perbuatan mengubah atau meniru dengan menggunakan tipu muslihat sehingga menyerupai aslinya.
39
d. Surat kuasa adalah surat yang berisi pelimpahan wewenang dari seseorang atau pejabat tertentu kepada seseorang atau pejabat lain. Pelimpahan wewenang dapat
mewakili pihak yang memberi wewenang. e. Jabatan adalah kedudukan seseorang didalam menjalankan suatu profesi yang
sesuai dengan keahliannya.
37
Pasal 1 Undang-undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
38
Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT. Eresco, 1986, halaman 55.
39
Jur. Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, halaman1112.
Universitas Sumatera Utara
30
G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian
Penelitian mengenai Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat Kuasa Yang Dibuat Notaris merupakan penelitian hukum normatif
yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka data sekunder atau
penelitian hukum
perpustakaan
40
, yang
bersifat deskriptif
analisis dengan
pendekataan yuridis normatif. Pada penelitian normatif data sekunder sebagai sumberbahan informasi
dapat merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Pelaksanaan penelitian normatif secara garis besar ditujukan kepada :
a. penelitian terhadap asas-asas hukum. b. penelitian terhadap sistematika hukum.
c. penelitian terhadap sinkronisasi hukum. d. penelitian terhadap sejarah hukum.
41
e. penelitian terhadap perbandingan hukum.
42
Dari unsur-unsur penelitian hukum normatif tersebut diatas dikaitkan dengan judul penelitian tersebut diatas, peneliti lebih memberatkan terhadap menemukan
asas-asas hukum dalam jabatan notaris mengenai kapan seorang notaris dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana dalam menjalankan tugasnya serta
sinkronisasi aturan-aturan hukum mengenai perbuatan notaris ke dalam sistem hukum pidana nasional di Indonesia.
40
Soerjono Soekanto, 1995, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1985, halaman 12.
41
Ibid, halaman 14.
42
Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktik, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, halaman 13.
Universitas Sumatera Utara
31
Penelitian ini dititik beratkan pada studi kepustakaan, sehingga data sekunder atau bahan pustaka lebih diutamakan dari data primer. Data sekunder yang diteliti
terdiri atas : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa :
1. Pancasilan. 2. Undang-Undang dasar 1945.
3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 4. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris.
b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum
primer, antara lain : 1. Rancangan peraturan-peraturan perundang-undangan.
2. Hasil karya ilmiah para sarjana. 3. Hasil-hasil penelitian.
c. Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang
bahan primer dan sekunder antara lain : 1. Kamus besar bahasa Indonesia.
2. Ensiklopedi Indonesia. 3. Berbagai majalah hukum yang berkaitan dengan jabatan notaris.
43
2. Metode Pendekatan