Kerangka Konsepsi Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat Kuasa Yang Dibuat Notaris (Study Kasus Putusan MA NO. 303 K/PID/2004)

29 pekerjaan yaitu membuat surat kuasa di luar wilayah jabatannya. Dalam hal ini terbukti bahwa notaris tersebut telah sengaja melakukan kesalahan, sehingga tidak ada alasan pemaaf dan alasan pembenar untuk kesalahannya tersebut.

2. Kerangka Konsepsi

Kerangka konsepsi sehubungan penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Notaris adalah pejabat umum yang berwenang untuk membuat akta otentik dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang. 37 b. Tindak pidana adalah suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana dan pelaku itu dapat dikatakan merupakan subjek tindak pidana. 38 c. Pemalsuan adalah perbuatan mengubah atau meniru dengan menggunakan tipu muslihat sehingga menyerupai aslinya. 39 d. Surat kuasa adalah surat yang berisi pelimpahan wewenang dari seseorang atau pejabat tertentu kepada seseorang atau pejabat lain. Pelimpahan wewenang dapat mewakili pihak yang memberi wewenang. e. Jabatan adalah kedudukan seseorang didalam menjalankan suatu profesi yang sesuai dengan keahliannya. 37 Pasal 1 Undang-undang No. 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. 38 Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: PT. Eresco, 1986, halaman 55. 39 Jur. Andi Hamzah, Terminologi Hukum Pidana, Jakarta: Sinar Grafika, 2008, halaman1112. Universitas Sumatera Utara 30

G. Metode Penelitian 1. Spesifikasi Penelitian

Penelitian mengenai Tinjauan Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pemalsuan Surat Kuasa Yang Dibuat Notaris merupakan penelitian hukum normatif yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka data sekunder atau penelitian hukum perpustakaan 40 , yang bersifat deskriptif analisis dengan pendekataan yuridis normatif. Pada penelitian normatif data sekunder sebagai sumberbahan informasi dapat merupakan bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Pelaksanaan penelitian normatif secara garis besar ditujukan kepada : a. penelitian terhadap asas-asas hukum. b. penelitian terhadap sistematika hukum. c. penelitian terhadap sinkronisasi hukum. d. penelitian terhadap sejarah hukum. 41 e. penelitian terhadap perbandingan hukum. 42 Dari unsur-unsur penelitian hukum normatif tersebut diatas dikaitkan dengan judul penelitian tersebut diatas, peneliti lebih memberatkan terhadap menemukan asas-asas hukum dalam jabatan notaris mengenai kapan seorang notaris dapat dikatakan telah melakukan tindak pidana dalam menjalankan tugasnya serta sinkronisasi aturan-aturan hukum mengenai perbuatan notaris ke dalam sistem hukum pidana nasional di Indonesia. 40 Soerjono Soekanto, 1995, Penelitian Hukum Normatif, Suatu Tinjauan Singkat, Jakarta: PT. Raja Grapindo Persada, 1985, halaman 12. 41 Ibid, halaman 14. 42 Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktik, Jakarta: Sinar Grafika, 1996, halaman 13. Universitas Sumatera Utara 31 Penelitian ini dititik beratkan pada studi kepustakaan, sehingga data sekunder atau bahan pustaka lebih diutamakan dari data primer. Data sekunder yang diteliti terdiri atas : a. Bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang mengikat, antara lain berupa : 1. Pancasilan. 2. Undang-Undang dasar 1945. 3. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. 4. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2004 tentang Jabatan Notaris. b. Bahan hukum sekunder yaitu bahan-bahan yang berhubungan dengan bahan hukum primer dan dapat membantu menganalisa dan memahami bahan hukum primer, antara lain : 1. Rancangan peraturan-peraturan perundang-undangan. 2. Hasil karya ilmiah para sarjana. 3. Hasil-hasil penelitian. c. Bahan hukum tertier yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan primer dan sekunder antara lain : 1. Kamus besar bahasa Indonesia. 2. Ensiklopedi Indonesia. 3. Berbagai majalah hukum yang berkaitan dengan jabatan notaris. 43

2. Metode Pendekatan