Faktor herediter atau keturunan Faktor lingkungan

2.2.4.1. Faktor herediter atau keturunan

Beberapa penelitian telah melaporkan pengaruh ras terhadap prevalensi miopia. Pada populasi kulit putih, prevalensi miopia dilaporkan 17-26,2 sedangkan pada populasi kulit hitam prevalensi miopia sebesar 13-21,5. Prevalensi miopia yang cenderung lebih tinggi lebih banyak dijumpai pada penduduk ras Asia Timur Wong, 2003. Adapun hasil penelitian yang menunjukkan bahwa prevalensi miopia pada anak yang kedua orang tuanya menderita miopia adalah sebesar 33-60. Pada anak yang salah satu orang tuanya menderita miopia, prevalensinya adalah 23- 40. Kebanyakan penelitian menemukan bahwa anak yang kedua orang tuanya tidak menderita miopia, hanya 6-15 yang menderita miopia. Perbedaan prevalensi ini menunjukkan bahwa riwayat orang tua memang berperan pada kejadian miopia bahkan pada anak pada beberapa tahun pertama sekolahnya Saw, 1996.

2.2.4.2. Faktor lingkungan

Bahwa membaca atau kerja dekat dalam waktu yang lama menyebabkan miopia. Terdapat korelasi kuat antara tingkat pencapaian pendidikan dan prevalensi serta progresitivitas gangguan refraksi miopia. Individu dengan profesi yang banyak membaca seperti pengacara, dokter, pekerja dengan mikroskop, dan editor mengalami miopia derajat lebih tinggi. Miopia dapat berkembang tidak hanya pada usia remaja, namun melewati usia 20-30 tahun Seet, 2001. Iluminasi atau tingkat penerangan juga dianggap sebagai faktor pencetus yang mempengaruhi timbulnya miopia pada faktor lingkungan. Gangguan penerangan dapat menimbulkan gangguan akomodasi mata, kontraksi otot siliar secara terus-menerus akan menimbulkan gangguan refraksi mata yaitu miopia Fredrick, 2002. Pada beberapa studi cross-sectional di Denmark, Israel, Amerika, dan Finlandia menunjukkan prevalensi miopia yang lebih tinggi pada individu dengan pendidikan yang lebih tinggi. Penelitian lain menujukkan adanya hubungan antara miopia dengan inteligensi dan status sosio-ekonomi Saw, 1996. Universitas Sumatera Utara Faktor resiko yang lain yang telah diteliti yang mungkin berperan pada kejadian miopia dan perkembangannya yaitu prematuritas, berat badan lahir rendah BBLR, tinggi badan, kepribadian, dan malnutrisi. Namun belum ada bukti yang meyakinkan tentang hubungan miopia dengan tinggi badan, kepribadian, atau malnutrisi Saw, 1996.

2.2.5. Patofisiologi