Pengertian Pendidikan Jasmani Belajar

11

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidkan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah, jasmani, psikomotor, kognitif, dan afektif setiap siswa. Samsudin,2008:2 Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidkan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik, neuromuskuler, intelektual dan sosial H.Abdulkadir Ateng,1992. Menurut Pangrazi dan Dauger 1992 dalam Adang Suherman 2000;20 menyatakan bahwa penjas merupakan bagian dari program umum yang memberikan kontribusi, terutama perkembangan anak secara menyeluruh. Menurut Supandi 1992:1, pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang dikelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efesien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa. Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan ketrampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi.

2.2. Belajar

Belajar adalah perkembangan yang berasal dari latihan dan usaha. Melalui belajar, anak memperoleh kemampuan dan memperoleh sumber yang diwariskan, tetapi mereka harus mendapatkan kesempatan untuk belajar Soeparwoto,dkk.2004:34. Menurut Gagne dan Berliner dalam Catharina Tri Anni, dkk 2004:2 belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Dan juga Gagne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi kecakapan manusia yang berlangsung dalam periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan. Slavin dalam Catharina Tri Anni, dkk 2004:2 menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan individu yang disebabkan oleh pengalaman. Dari pengertian-pengertian belajar diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman dalam interaksi dengan lingkungannya, dan perubahan perilaku tersebut tidak berasal dari proses pertumbuhan.dengan kata lain, belajar adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang sengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. 2.3. Minat Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek Mohamad Surya, 2004:100. Minat berkaitan dengan perasaan suka atau senang dari seseoarang terhadap suatu objek. Minat sangat besar pengaruhnya dalam mencapai prestasi dalam suatu pekerjaan, jabatan, atau karir. Tidak akan mungkin orang yang tidak berminat akan suatu pekerjaan akan dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut dengan baik. Selanjutnya Elizabeth B. Hurlock 1993:114 mengatakan bahwa suat u “minat” sebagai “sesuatu dengan apa anak mengidentifikasikan keberadaan pribadinya”. Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Ini kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun berkurang. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah perasaan dimana ketertarikan terhadap sesuatuobjek tanpa ada yang menyuruh karena adanya suka atau senang terhadap sesuatuobjek tersebut. 2.4. Motivasi Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung, tetapi dapat di interpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang bertingkah laku Hamzah B. Uno,2009:1-3. Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni,dkk2004:111 menyatakan bahwa motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku seseorang secara terus menerus. Menurut Bimo walgito 2004:220 motivasi adalah keadaan dalam individu atau organisme yang mendorong perilaku kearah tujuan. Menurut Mohamad Surya 2004:62 motivasi dapat diartikan sebagai suatu upaya untuk menimbulkan atau meningkatkan dorongan untuk mewujudkan perilaku tertentu yang terarah kepada pencapaian suatu tujuan tertentu. Motivasi mempunyai karakteristik : 1 sebagai hasil dari kebutuhan, 2 terarah kapada suatu tujuan, 3 menopang perilaku. Motivasi dapat dijadikan sebagai dasar penafsiran, penjalasan, dan penafsiran perilaku. Motif timbul karena adanya kebutuhan yang mendorong individu untuk melakukan tindakan yang terarah pada suatu tujuan, sehingga dalam bentuk yang sederhana, motivasi digambarkan dalam kerangka: motif perilaku tujuan Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah dorongan untuk melakukan tindakan atau perilaku tertentu yang terarah untuk mencapai tujuan.

2.5. Karakteristik Anak Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LEMPAR TANGKAP BOLA MENGGUNAKAN SASARAN KERANJANG PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SOKATENGAH 02 KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL TAHUN PELAJARAN 2012 2013

0 12 143

PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BERMAIN BOLA BATAS MELINGKAR PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PAGIYANTEN 01 KECAMATAN ADIWERNA KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

1 63 137

PEMBELAJARAN PASSING BAWAH BOLA VOLI MINI MENGGUNAKAN PERMAINAN BOLA GANTUNG PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI SRENGSENG 03 KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2013

0 5 99

MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT MELALUI PENDEKATAN LINGKUNGAN PERSAWAHAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI PESAREAN 02 KECAMATAN PAGERBARANG KABUPATEN TEGAL TAHUN 2011

1 10 120

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI JARAK PENDEK MELALUI PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 POJOK TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 0 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LARI JARAK PENDEK MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS III SD N PONDOK 03 NGUTER SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2011/2012.

0 0 30

UPAYA PENINGKATKAN PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SISWA KELAS V SD KANISIUS MINGGIR.

0 1 139

6. LARI JARAK PENDEK

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR LARI MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN BOKER PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PUCANG KECAMATAN SECANG KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2015 2016 -

0 0 43

PEMBELAJARAN LARI JARAK PENDEK MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERMAINAN LARI BOLA KERANJANG PADA SISWA SD

0 0 9