BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA
PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Tinjauan Pustaka
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang masih diandalkan negara kita, karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis.
Keadaan inilah yang menampakkan sektor pertanian sebagai sektor yang mempunyai potensi besar untuk berperan dalam pemulihan ekonomi nasional. Hal
ini terbukti bahwa di tengah krisis nasional, sektor ini masih memperlihatkan nilai positif Husodo, dkk, 2004.
Pembangunan pertanian tidak terlepas dari pengembangan kawasan pedesaan yang menempatkan pertanian sebagai penggerak utama perekonomian. Lahan,
potensi tenaga kerja menjadi faktor utama pengembangan pertanian. Pembangunan pertanian memerlukan integrasi dengan kawasan dan dukungan
sarana serta prasarana yang tidak saja berada di pedesaan Anonimous, 2010. Dalam usaha, sektor pertanian tidak terlepas dari pengairan untuk lahan usaha tani
masyarakat. Untuk meningkatkan produksi dibutuhkan air yang cukup. Oleh karena itu irigasi pertanian sangat diperlukan.
Irigasi sudah lama dikenal di Indonesia. Petani membangun irigasi untuk memenuhi kebutuhan air di areal persawahan mereka. Jaringan yang dibangun
umumnya berskala kecil dan sederhana. Kegiatan membangun irigasi biasanya dilakukan dengan mendayagunakan sumber daya manusia, secara swadaya dan
bergotong royong Ambler, 1992.
Universitas Sumatera Utara
Kegiatan-kegiatan keirigasian selalu menuntut kerja sama antar petani. Pembangunan dan pemeliharaan bangunan pengairan dan saluran, pembagian air
antar hamparan sawah dan antar petak sawah membutuhkan kerja sama yang terorganisasi secara baik antara petani Siskel dan
1. Peraturan Pemerintah No. 77 tahun 2001 tentang irigasi
Hutapea, 1995. Dalam rangka pengelolaan irigasi, pemerintah telah melakukan upaya
Pembaharuan Kebijakan Pengelolaan Irigasi PKPI dengan menerbitkan hukum sebagai dasar pijakan :
2. Keputusan Menteri Pemukiman dan prasarana wilayah No. 529KPTSM2001
tentang pedoman penyerahan kewenangan pengelolaan irigasi kepada perkumpulan petani pemakai air
3. Keputusan Menteri dalam Negeri No. 50 tahun 2001, tentang pedoman
pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air http:www.pu.go.idhumastanggapantg-2105041.htm.
Dalam mengelola air irigasi secara bersama, selalu ada organisasi, walaupun lembaga itu kerap tidak dibentuk secara formal. Petani biasanya tidak bersedia
meluangkan waktu untuk membentuk organisasi yang terlalu rumit jika ekologi dan luas arealnya tidak menuntut adanya organisasi formal Ambler, 1992.
Untuk menangani irigasi, yang merupakan salah satu sumber daya alam yang harus ditangani secara bersama menurut aturan dan hak-hak yang telah
dikembangkan secara bersama pula, petani telah membentuk lembaga-lembaga yang dapat mewadahi kemampuan dan aspirasi petani mengenai pengelolaan air
irigasi. Lembaga tradisional, baik formal maupun informal, bersifat dinamis dan
Universitas Sumatera Utara
terus berkembang bentuk dan fungsinya. Bertahannya lembaga-lembaga tradisional hingga sekarang adalah bukti nyata bahwa organisasi tradisonal dapat
tetap aktif dan dinamis Pasandaran, 1991. Organisasi adalah wadah untuk menyatukan orang untuk bersama-sama
melakukan apa yang tidak dapat mereka lakukan sendirian. Menurut Hicks 1972 organisasi adalah suatu proses interaksi dari orang-orang yang mengikuti suatu
struktur tertentu dalam rangka mencapai tujuan-tujuan pribadi dan tujuan bersama Ginting, 1999.
Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah kelembagaan pengelolaan irigasi yang menjadi wadah petani pemakai air dalam suatu daerah pelayanan irigasi yang
dibentuk oleh petani pemakai air itu sendiri secara demokratis DPAI, 2011. Organisasi petani pemakai air terkait dengan pemerintahan desa yang merupakan
pusat pengaturan kegiatan kemasyarakatan di desa, meskipun ada yang dibentuk sendiri oleh petani dan sesuai dengan kebutuhannya sehingga telah mengakar
dalam masyarakat Anonimous, 2011. Perkumpulan Petani Pemakai Air merupakan organisasi sosial dari petani yang
tidak berinduk pada golongan maupun partai politik, tetapi organisasi yang bergerak di bidang pertanian, dalam kegiatan pengelolaan air sehubungan dengan
kepentingan pelaksanaaan usaha tani Kartasapoetra dan Mul, 1994. Berbeda dengan organisasi petani yang bersifat tradisional, P3A merupakan
organisasi yang bersifat formal, dengan adanya Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART dan terstruktur Siskel dan Hutapea, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi P3A menurut peraturannya, rapat anggota harus membuat secara tertulis suatu Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART
mengenai tata laksana kegiatanya dan harus disetujui oleh pemerintah daerah Pasandaran, 1991.
Agar P3A mencapai sasaran seperti yang diinginkan pemerintah atas dasar pasal 20 PP No. 23 tahun 1982, maka Presiden RI menginstruksikan kepada tiga
menteri, yakni: 1.
Menteri Dalam Negeri memberi petunjuk kepada Gubernur dalam usaha membina dan mendorong terbentuknya P3A di daerah masing-masing,
2. Menteri Pekerjaan Umum melakukan pembinaan dalam eksploitasi irigasi dan
pemeliharaan jaringan irigasi, guna terselenggara pengelolaan air secara tepat guna, berdaya guna, dan berhasil guna,
3. Menteri Pertanian melakukan pembinaan dalam pemanfaatan air secara adil
dan tepat guna di tingkat petak kuarter dengan memperhatikan faktor tersediannya air sesuai dengan kebutuhan usaha tani dan aspirasi masyarakat
setempat Ambler, 1992.
Kelembagaan pengelolaan irigasi yang diharapkan adalah kelembagaan yang sifatnya merupakan kerjasama antara pemerintah daerah dan para pengguna air,
karena keduanya mempunyai potensi yang sangat baik untuk disinergikan. Keberadaan kelembagaan pemakai air sebagian besar sudah berstatus badan
hukum. Ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa P3A harus kuat dan mapan serta bermanfaat http:www.pu.go.idbalitbangirigasi-puskaji 2003.htm.
Universitas Sumatera Utara
Organisasi petani pemakai air P3A betujuan : 1.
untuk menampung masalah dan aspirasi petani yang berhubungan dengan air. 2.
Wadah bertemunya petani untuk saling bertukar pikiran dan pendapat serta membuat keputusan-keputusan guna memecahkan masalah yang dihadapi
bersama, baik yang dapat dipecahkan sendiri maupun yang memerlukan bantuan dari luar.
3. Memberikan pelayanan kebutuhan petani terutama memenuhi kebutuhan air
irigasi untuk usaha taninya dan juga berperan dalam pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi
http:id.shvoong.comexact-sciences1947719-organisasi-petani-pemakai-air
.
Adapun maksud dan tujuan P3A adalah: 1.
Agar pengelolaan irigasi dapat dilakukan secara teratur melalui perkumpulan yang mengeluarkan ketentuan yang dapat mengikat dan memuaskan anggota,
2. Dengan adanya ketentuan, perkumpulan dengan didukung kewajiban para
anggota akan dapat melaksanakan dan meningkatkan pemeliharaan pengairan, 3.
Dengan adanya perkumpulan, para petani dapat dengan tenang dan bergairah melaksanakan usaha taninya, karena selain kebutuhan air tercukupi,
pelaksanaan usaha taninya itu juga dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi pertanian dan pengairan
Kartasapoetra dan Menurut peraturannya, P3A harus mempunyai struktur organisasi yang lengkap,
karena dapat menjawab kebutuhan akan organisasi pada lokasi tertentu, walaupun Mul, 1994.
Universitas Sumatera Utara
terkadang dianggap berlebihan oleh petani yang lebih menyukai organisasi yang sederhana, sesuai kebutuhan yang nyata di lapangan Pasandaran, 1991.
Struktur organisasi adalah kerangka antara hubungan satuan-satuan organisasi yang masing-masing mempunyai peranan tertentu dan kesatuan yang utuh.
Struktur organisasi ini akan tampak lebih tegas apabila dituangkan dalam bagan organisasi berikut Sutarto, 1998.
Keterangan:
: menyatakan hubungan
Gambar: Skema Struktur Organisasi
Tugas pokok Perkumpulan Petani Pemakai Air adalah sebagai berikut: 1.
Mengelola air dan jaringan irigasi di dalam petak tersier atau daerah irigasi pedesaan agar air irigasi dapat di usahakan untuk dimanfaatkan oleh para
anggotanya secara tepat guna dan hasil guna, dalam memenuhi kebutuhan pertanian dengan memperhatikan unsur pemerataan diantara sesama petani,
KETUA
BENDAHARA SEKRETARIS
PELAKSANA TEKNIS ULU- ULUPEMBANTU ULU-ULU
Anggota P3A Para Petani Pemakai Air
Universitas Sumatera Utara
2. Melakukan pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan jaringan tersier atau
jaringan irigasi pedesaan sehingga jaringan tersebut dapat tetap terjaga kelangsungan fungsinya,
3. Menentukan dan mengatur iuran dari para anggota yang berupa uang, hasil-
hasil panen atau tenaga untuk pendayagunaan air irigasi dan pemeliharaan jaringan tersier atau jaringan irigasi pedesaan serta usaha-usaha pengembangan
perkumpulan sebagai suatu organisasi, 4.
Membimbing dan mengawasi para anggotanya agar memenuhi semua peraturan yang ada hubungannya dengan pemakaian air yang dikeluarkan oleh
pemerintah pusat maupun daerah dan P3A Dinas PU, 2010.
2.2 Landasan Teori