17
Jarak Euclid dan jarak Manhattan digunakan jika antar peubah memiliki satuan yang sama dan korelasi antar peubahnya tidak nyata. Sedangkan jika
satuan antar peubah tidak sama dapat menggunakan jarak Euclid maupun jarak Manhattan yang telah ditransformasi ke dalam bentuk baku. Jika adanya korelasi
antar peubah yang nyata, jarak yang digunakan menggunakan jarak Mahalanobis atau jika menggunakan jarak Euclid maka peubah asal ditransformasi
menggunakan analisis komponen utama AKU.
2.1.4 Asumsi Analisis Gerombol
Asumsi yang harus dipenuhi pada analisis gerombol: Santoso, 2010 1. Sampel yang diambil benar-benar bisa mewakili populasi yang ada. Memang
tidak ada ketentuan jumlah sampel yang representatif, namun tetaplah diperlukan sejumlah sampel yang cukup besar agar proses clustering bisa
dilakukan dengan benar. 2. Multikolinearitas, yaitu kemungkinan adanya korelasi antar objek. Sebaiknya
tidak ada atau seandainya ada, besar multikolinearitas tersebut tidaklah tinggi misal di atas 0,5. Jika sampai terjadi multikolinearitas, dianjurkan untuk
menghilangkan salah satu variabel dari dua variabel yang mempunyai korelasi cukup besar.
2.1.5 Melakukan Analisis Gerombol Analisis gerombol ini terdiri dari beberapa proses dasar, yaitu :
1. Merumuskan Masalah Hal yang paling penting di dalam perumusan masalah analisis gerombol
ialah pemilihan variabel-variabel yang akan dipergunakan untuk penggerombolan
Universitas Sumatera Utara
18
pembentukan gerombol. Pada dasarnya set variabel yang akan dipilih harus menguraikan kemiripan antara objek, yang memang benar-benar relevan dengan
masalah riset pemasaran. Variabel harus dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya, teori atau suatu pertimbangan berkenaan dengan hipotesis yang akan
diuji. 2. Melakukan Proses Standarisasi Data jika Diperlukan
Jika data yang mempunyai perbedaan yang besar, misalnya untuk data status gizi yang hanya dengan satuan puluhan 00, sedangkan data morbiditas
dengan satuan ratusan ribu 00.000, maka perbedaan ini akan membuat perhitungan jarak tidak valid. Jika data mempunyai satuan yang berbeda secara
signifikan, pada data harus dilakukan proses standarisasi dengan mengubah data yang ada ke Z-Score. Proses standarisasi menjadikan dua data dengan perbedaan
satuan yang lebar akan otomatis menjadi menyempit Santoso, 2010. 3. Memilih Ukuran Jarak atau Similaritas
Oleh karena tujuan penggerombolan ialah untuk mengelompokkan objek yang mirip dalam gerombol yang sama, maka beberapa ukuran diperlukan untuk
mengakses seberapa mirip atau berbeda objek-objek tersebut. Pendekatan yang paling biasa ialah mengukur kemiripan dinyatakan dalam jarak distance antara
pasangan objek Supranto, 2004. Objek dengan jarak yang lebih pendek antara mereka akan lebih mirip satu
sama lain dibandingkan dengan pasangan dengan jarak yang lebih panjang.
Universitas Sumatera Utara
19
4. Memilih Suatu Prosedur Penggerombolan Setelah data yang dianggap mempunyai satuan yang sangat berbeda
diseragamkan, dan metode gerombol ditentukan, langkah selanjutnya adalah pengelompokan data, yang bisa dilakukan dengan dua metode:
1. Metode Hirarkis; Memulai pengelompokan dengan dua atau lebih obyek yang mempunyai
kesamaan paling dekat. Kemudian diteruskan pada obyek yang lain dan seterusnya hingga kelompok akan membentuk semacam „pohon‟ dimana
terdapat tingkatan hirarki yang jelas antar obyek, dari yang paling mirip hingga yang paling tidak mirip. Alat yang membantu untuk memperjelas
proses hirarki ini disebut “dendogram”. 2. Metode Non-Hirarkis;
Dimulai dengan menentukan terlebih dahulu jumlah kelompok yang diinginkan dua, tiga, atau yang lain. Setelah jumlah kelompok
ditentukan, maka proses pengelompokkan dilakukan dengan tanpa mengikuti proses hirarki. Metode ini biasa
disebut “K-Means Cluster”. 5. Menentukan Banyaknya Gerombol
Isu pokokutama dalam analisis gerombol ialah menentukan berapa banyaknya gerombol. Sebetulnya tidak ada aturan yang baku untuk menentukan
berapa seharusnya banyaknya gerombol, namun demikian ada beberapa petunjuk, yang bisa dipergunakan, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
20
a. Pertimbangan teoritis,
konseptual, praktis,
mungkin bisa
diusulkandisarankan untuk menentukan berapa banyaknya gerombol yang sebenarnya.
b. Di dalam penggerombolan hirarki, jarak dimana gerombol digabungkan bisa dipergunakan sebagai kriteria. Atau dengan melihat dua tahap
dendogram yang terbentuk. c. Di dalam penggerombolan non hirarki, rasio jumlah varian dalam
gerombol dengan jumlah varian antar gerombol dapat diplotkan melawan banyaknya gerombol. Titik pada mana suatu siku an elbow atau lekukan
tajam a sharp bend terjadi, menunjukkan banyaknya gerombol, di luar titik ini, biasanya tidak bergunatidak perlu.
d. Besarnya relatif gerombol seharusnya bergunabermanfaat. 5. Melakukan Interpretasi Terhadap Gerombol yang Telah Terbentuk
Setelah sejumlah gerombol terbentuk dengan metode hierarki atau nonhierarki, langkah selanjutnya adalah melakukan interpretasi terhadap
gerombol yang telah terbentuk, yang pada intinya memberi nama spesifik untuk menggambarkan isi gerombol tersebut.
2.2 Derajat Kesehatan 2.2.1 Pengertian Derajat Kesehatan