Hasil Pengujian Impak a

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari uji impak, kekerasan hardness, dan uji mikro yang dilakukan pada spesimen jenis baja St37 dengan variasi diameter elektroda yang dipakai.

4.2 Hasil Pengujian

Hasil penelitian diperoleh data-data yang berupa angka dalam tabel dan gambar grafik dari hasil pengujian tarik.

4.2.1 Hasil Pengujian Impak a

Dengan menggunakan quenchant Air Di dalam pengujian impak ini bertujuan untuk mengukur keuletan suatu bahan terhadap beban tiba – tiba dengan cara mengukur perubahan energy potensial sebuah bandul yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Perbedaan tinggi ayunan bandul merupakan ukuran energy yang diserap oleh benda uji. Besar energy yang diserap ditentukan oleh keuletan suatu benda uji. Jika nilai impaknya besar maka itu artinya bahan yang digunakan tergolong ulet dan dapat mengalami patah getas. Hal – hal yang dapat antara lain adanya takikan notch, kecepatan pembebanan yang tinggi yang dapat menyebabkan regangan yang tinggi pula. Pada pengujian impak ini dilakukan dengan metode Charpy dengan sudut awal pemukulan sebesar 147º. Adapun hasinya dapat dilihat dibawah ini. Tabel 4.1 Hasil pengujian impak pada spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm Spesimen Sudut α Sudut β A mm² Jenis Patahan 1 147 131 60 Liat 2 147 130,5 60 Liat 3 147 132 60 Liat Gambar 4.1 Patahan spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm. Table 4.2 Hasil pengujian impak pada specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB 26 diameter 3,2 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm² Jenis Patahan 1 147 110 60 Liat 2 147 112 60 Liat 3 147 111 60 Liat Gambar 4.2 Patahan specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm. Table 4.3 Hasil pengujian impak pada specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm Jenis Patahan 1 147 96 60 Liat 2 147 98 60 Liat 3 147 99 60 Liat Gambar 4.3 patahan specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Mencari ketinggian bandul sebelum dan setelah terjadi pemukulan. h 1 = sin α-90.s + s = {sin 147-90 0,75 m + 0,75 m} = 0,8386 x 0,75 m + 0,75 m = 1,3790 m Untuk mendapat kecepatan awal bandul sebelum terjadi pemukulan : �� = �� �. � ℎ1 = ½ �. �1² � 1 = √2. �. ℎ1 Untuk mendapat kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan : �� = �� �. � ℎ2 = ½ �. �2² Energi yang diserap spesimen baja St37saat terjadi pemukulan terhadap benda uji dapat dihitung dengan rumus berikut : E = Ep 1 – Ep 2 = m.g.h 1 – m.g.h 2 = m.g h 1 - h 2 Dimana : Ep : Energi potensial E : Energi yang diserap m : Massa bandul 25,8 kg g : Gravitasi 10 ms² h 1 : Ketinggian awal bandul m h 2 : Ketinggian akhir bandul m s : Jarak lengan pengayun 0,75m α : Sudut posisi awal pendulum 147º β : Sudut posisi akhir pendulum Dari persamaan rumus di atas, dapat dicari nilai impak tiap spesimen dengan menggunakan rumus I = E A Dimana : I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampang spesimen mm 2 Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Data Impak media quenching Air Spesimen Diameter Elektroda mm A mm² h2 m v2 ms E joule I Jmm² Ï Jmm² 1 2,6 60 1.2421 4.9841 35.3267 0.5888 0.5820 2 2,6 60 1.2371 4.9740 36.6231 0.6104 3 2,6 60 1.2518 5.0036 32.8112 0.5468 1 3,2 60 1.0065 4.4867 96.1011 1.6017 1.5383 2 3,2 60 1.0309 4.5408 89.7969 1.4966 3 3,2 60 1.0263 4.5306 90.9966 1.5166 1 4,0 60 0.8284 4.0703 142.0613 2.3677 2.2746 2 4,0 60 0.8544 4.1338 135.3468 2.2558 3 4,0 60 0.8673 4.1648 132.0186 2.2003 Keterangan: h 2 = Ketinggian akhir bandul m v 2 = Kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan ms Ï = Nilai ketangguhan Impak rata – rata joulemm 2 . I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampang spesimen mm 2 Berikut grafik nilai ketangguhan impak dari masing masing spesiment. Gambar 4.4 Grafik Nilai Hasil Pengujian Impak Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata impak tertinggi terdapat pada spesimen Baja St37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 4,0 mm yaitu sebesar 2.2746 Jmm 2 , dan nilai rata-rata impak terendah terdapat pada specimen Baja St37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 2,6 mm yaitu 0.582005 Jmm 2 . Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya diameter elektroda yang dipakai saat pengelasan sangat mempengaruhi terhadap ketangguhan nilai impak suatu spesimen. b Dengan menggunakan quenchant Oli Mesran SAE40 Berikut hasil pengujian impak pada spesimen baja St37 dengan menggunakan quenchant Oli Mesran SAE40. Tabel 4.5 Hasil pengujian impak pada spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm Spesimen Sudut α Sudut β A mm² Jenis Patahan 1 147 120,5 60 Liat 2 147 128,5 60 Liat 3 147 124,5 60 Liat 0,5 1 1,5 2 2,5 Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 N il a i k e ta n g g u h a n I mp a k J m m 2 ST37 RB26, diameter 2,6 ST37 RB26, diameter 3,2 ST37 RB26, diameter 4,0 Gambar 4.5 Patahan spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm. Table 4.6 Hasil pengujian impak pada specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB 26 diameter 3,2 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm² Jenis Patahan 1 147 110 60 Liat 2 147 115 60 Liat 3 147 110 60 Liat Gambar 4.6 Patahan specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm. Table 4.7 Hasil pengujian impak pada specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm Jenis Patahan 1 147 84 60 Liat 2 147 73 60 Liat 3 147 70 60 Liat Gambar 4.7 patahan specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Mencari ketinggian bandul sebelum dan setelah terjadi pemukulan. h 1 = sin α-90.s + s = {sin 147-90 0,75 m + 0,75 m} = 0,8386 x 0,75 m + 0,75 m = 1,3790 m Untuk mendapat kecepatan awal bandul sebelum terjadi pemukulan : Ep = Ek m.g h 1 = ½ m. v 1 ² v 1 = √2.g.h 1 = √2 x 9,81 ms2 x 1,3790 m = 5,2014 ms Untuk mendapat kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan : Ep = Ek m.g h 2 = ½ m. v 2 ² v 2 = √2.g.h 2 Energi yang diserap spesimen baja St37saat terjadi pemukulan terhadap benda uji dapat dihitung dengan rumus berikut : E = Ep 1 – Ep 2 = m.g.h 1 – m.g.h 2 = m.g h 1 - h 2 Dimana : Ep : Energi potensial E : Energi yang diserap m : massa bandul 25,8 kg g : gravitasi 10 ms² h 1 : ketinggian awal bandul m h 2 : ketinggian akhir bandul m s : jarak lengan pengayun 0,75m α : sudut posisi awal pendulum 147º β : sudut posisi akhir pendulum Dari persamaan rumus di atas, dapat dicari nilai impak tiap spesimen dengan menggunakan rumus I = E A Dimana : I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampang spesimen mm 2 Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Data Impak media quenching Oli Mesran SAE40 Spesimen Diameter Elektroda mm A mm² h 2 m v 2 ms E joule I Jmm² Ï Jmm² 1 2,6 60 1,0846 4,6575 64.0872 1.0681 0.8824 2 2,6 60 1,2560 5,0119 41.8476 0.6975 3 2,6 60 1,174 4,8456 52.8900 0.8815 1 3,2 60 1,0065 4,4866 96.1050 1.6018 1.5152 2 3,2 60 1,0669 4,6193 80.5218 1.3420 3 3,2 60 1,0065 4,4866 96.1050 1.6018 1 4,0 60 0,6716 3,6649 182.5092 3.0418 3.4991 2 4,0 60 0,5307 3,2579 218.8614 3.6477 3 4,0 60 0,4935 3,1416 228.4590 3.8077 Keterangan: h 2 = Ketinggian akhir bandul m v 2 = Kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan ms Ï = Nilai ketangguhan Impak rata – rata joulemm 2 . I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampang spesimen mm 2 Berikut grafik nilai ketangguhan impak dari masing – masing specimen. Gambar 4.8 Grafik Nilai Hasil Pengujian Impak Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata impak tertinggi terdapat pada spesimen Baja St37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 4,0 mm yaitu sebesar 3,4991 Jmm 2 , dan nilai rata-rata impak terendah terdapat pada specimen Baja St37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 2,6 mm yaitu 0,8824 Jmm 2 . Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya diameter elektroda yang dipakai saat pengelasan sangat mempengaruhi terhadap ketangguhan nilai impak suatu spesimen. c Dengan menggunakan pendinginan Udara 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 N il a i K e ta n g g u h a n I mp a k J mm 2 ST37 RB26, Diameter 2,6 mm ST37 RB26, Diameter 3,2 mm ST37 RB26, Diameter 4,0 mm Berikut hasil pengujian impak pada spesimen baja St37 dengan menggunakan pendinginan udara. Tabel 4.9 Hasil pengujian impak pada spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm Spesimen Sudut α Sudut β A mm² Jenis Patahan 1 147 121,5 60 Liat 2 147 120,5 60 Liat 3 147 123 60 Liat Gambar 4.9 Patahan spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm. Table 4.10 Hasil pengujian impak pada specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB 26 diameter 3,2 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm² Jenis Patahan 1 147 112,5 60 Liat 2 147 105 60 Liat 3 147 108 60 Liat Gambar 4.10 Patahan specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm. Table 4.11 Hasil pengujian impak pada specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Spesimen Sudut α º Sudut β º A mm Jenis Patahan 1 147 91 60 Liat 2 147 91,5 60 Liat 3 147 93.5 60 Liat Gambar 4.11 Patahan specimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm. Mencari ketinggian bandul sebelum dan setelah terjadi pemukulan. h 1 = sin α-90.s + s = {sin 147-90 0,75 m + 0,75 m} = 0,8386 x 0,75 m + 0,75 m = 1,3790 m Untuk mendapat kecepatan awal bandul sebelum terjadi pemukulan : Ep = Ek m.g h 1 = ½ m. v 1 ² v 1 = √2.g.h 1 Untuk mendapat kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan : Ep = Ek m.g h 2 = ½ m. v 2 ² v 2 = √2.g.h 2 Energi yang diserap spesimen baja St37saat terjadi pemukulan terhadap benda uji dapat dihitung dengan rumus berikut : E = Ep 1 – Ep 2 = m.g.h 1 – m.g.h 2 = m.g h 1 - h 2 Dimana : Ep : Energi potensial E : Energi yang diserap m : massa bandul 25,8 kg g : gravitasi 10 ms² h 1 : ketinggian awal bandul m h 2 : ketinggian akhir bandul m s : jarak lengan pengayun 0,75m α : sudut posisi awal pendulum 147º β : sudut posisi akhir pendulum Dari persamaan rumus di atas, dapat dicari nilai impak tiap spesimen dengan menggunakan rumus I = E A Dimana : I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampak spesimen mm 2 Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Data Impak Media Pendingin Udara Spesimen Diameter Elektroda mm A mm² h2 m v2 ms E joule I Jmm² Ī Jmm 2 1 2,6 60 1,1418 4,7330 60,0348 1,0005 2 2,6 60 1,1306 4,7098 62,8695 1,0478 0.9929 3 2,6 60 1,1584 4,7673 55,8334 0,9305 4 3,2 60 0,9123 4,2307 118,1208 1,9686 5 3,2 60 0,9441 4,3038 110,0723 1,8345 1.8263 6 3,2 60 0,9817 4,3887 100,5558 1,6759 7 4,0 60 0,7630 3,8691 155,9083 2,5984 8 4,0 60 0,7695 3,8855 154,2632 2,5710 2.5433 9 4,0 60 0,7957 3,9511 147,6320 2,4605 Keterangan: h 2 = Ketinggian akhir bandul m v 2 = Kecepatan akhir setelah terjadi pemukulan ms Ï = Nilai ketangguhan Impak rata – rata joulemm 2 . I = Nilai ketangguhan Impak joulemm 2 . E = Energi yang diserap Joule A = Luas penampang spesimen mm 2 Gambar 4.12 Grafik Nilai Hasil Pengujian Impak Dari data diatas dapat dilihat bahwa nilai rata – rata impak tertinggi terdapat pada spesimen Baja St37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 4,0 mm yaitu sebesar 2,5433 Jmm 2 , dan nilai rata-rata impak terendah terdapat pada specimen Baja St37 RB26 yang menggunakan elektroda berdiameter 2,6 mm yaitu 0.9929 Jmm 2 . Maka dapat disimpulkan bahwa besarnya diameter elektroda yang dipakai saat pengelasan sangat mempengaruhi terhadap ketangguhan nilai impak suatu spesimen. 0,5 1 1,5 2 2,5 3 Spesimen 1 Spesimen 2 Spesimen 3 N il a i K e ta n g g u h a n I mp a k J mm 2 ST37 RB26 diameter 2,6 ST37 RB26 diameter 3,2 ST37 RB26 diameter 4,0

4.2.2 Hasil Uji kekerasan Hardness

Dokumen yang terkait

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

3 68 108

Pengaruh Variasi Diameter Elektroda Pada Pengelasan Baja Karbon Rendah Jenis St37 Terhadap Kekuatan Impak, Kekerasan, Dan Struktur Mikro

15 123 100

PENGARUH PERBEDAAN MATERIAL SAMBUNGAN LAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO

0 12 2

PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL DENGAN PENGELASAN SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK BAJA KEYLOS 50

1 3 63

TUGAS AKHIR Pengaruh Perlakuan Pendinginan Pada Proses Pengelasan Smaw(Shielded Metal Arc Welding) Stainless Steel Austenitik Aisi 201 Terhadap Uji Komposisi Kimia, Uji Struktur Mikro, Uji Kekerasan Dan Uji Tarik.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Perlakuan Pendinginan Pada Proses Pengelasan Smaw(Shielded Metal Arc Welding) Stainless Steel Austenitik Aisi 201 Terhadap Uji Komposisi Kimia, Uji Struktur Mikro, Uji Kekerasan Dan Uji Tarik.

0 0 4

NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Perlakuan Pendinginan Pada Proses Pengelasan Smaw(Shielded Metal Arc Welding) Stainless Steel Austenitik Aisi 201 Terhadap Uji Komposisi Kimia, Uji Struktur Mikro, Uji Kekerasan Dan Uji Tarik.

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGELASAN - Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

0 1 23

KEKERASAN IMPAK STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA St37 SKRIPSI

0 0 13

PENGARUH VARIASI BENTUK KAMPUH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK PADA PROSES PENGELASAN BAJA SS400 DENGAN METODE SMAW (Shielded Metal Arc Welding) - UNS Institutional Repository

1 1 15