Melakukan diskusi dalam bentuk tanya-jawab antara mahasiswa dan dosen pembimbing menyangkut hal-hal yang berkaitan dpengan prose pembuatan dan pengujian beton ringan
serta memecahkan permasalahan yang dihadapi secara bersama. c.
Pembuatan Benda Uji Melakukan proses pembuatan benda uji yaitu pengelasan pada pelat baja st37.
Pengujian dan Pengambilan Data Pengujian dilakukan beberapa kali dan pengambilan data yang meliputi nilai kuat tekan, nilai
tegangan dan regangan dan gaya yang terjadi. d.
Evaluasi Melakukan evaluasi akhir dalam bentuk kesimpulan dan saran serta revisi dari hasil proses
penelitian yang telah dilakukan.
3.4. Variabel-Variabel Pengujian
Dari metode penelitian di atas maka dapat ditentukan hal-hal dasar terhadap variabel- variabel pengujian.
Variabel bebas Variable bebas adalah variasi diameter elektroda dan media quenching yang dipakai.
Variabel terikat Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas, adapun yang
menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah ketebalan dan kekerasan lapisan pelat baja St37.
3.5. Spesimen
Spesimen yang digunakan pada penelitian ini adalah plat baja jenis St37 dengan pertimbangan :
1. Material baja St37 banyak digunakan di industri-industri sekarang ini,
2. Proses pengelasan material baja st37 memerlukan keterampilan khusus dalam proses
lasan,
3.5.1 Pembentukan Spesimen
Sebelum diuji masing masing spesimen dipotong dan dibentuk dengan menggunakan mesin skrap sehingga sesuai dengan standar uji tarik lembaran yaitu ASTM E-8M, spesimen
ditunjukkan pada gambar di bawah.
Langkah-langkah proses pembentukan spesimen : 1.
Spesimen dipotong menjadi 15 bagian yang ukurannya sesuai dengan kebutuhan pengujian,
2. Setelah dipotong dilakukan pembentukan sudut kampuh dan pemakaian elektroda.
Dilakukan penyambungan dengan pengelasan pada sudut kampuh yang dibentuk dengan menggunakan proses las listrik.
3. Pada saat pengelasan, spesimen dipisahkan berdasarkan variasi diameter elektroda
yang akan dipakai. 4.
Dilakukan pembersihan dengan spesimen dari sisa pengelasan. 5.
Dilakukan pengujian Kekerasan, Kekuatan Impak, dan Struktur Mikro untuk masing-
masing spesimen yang telah ditentukan. Pembuatan spesimen :
Lebar = 10 mm, Tinggi = 10 mm, Panjang = 55 mm
Gambar 3.6 Bentuk Dan Ukuran Spesimen. http:civil112web01.unm.edu
3.5.2 Elektroda
Elektroda yang dipakai pada pengujian ini yaitu elektroda jenis RB26, dengan diameter 2,6 mm, 3,2 mm, dan 4,0 mm dan arus yang dipakai adalah sebesar 130 ampere.
Gambar 3.7 Kawat Elektroda dan Proses Pengelasan
3.6. Proses Pengujian
3.6.1 Pengujian Impak.
Proses pengujian impak 1.
Alat yang digunakan adalah mesin impak charpy yang terdapat pada laboratorium.
a b
c
Gambar 3.8 Mesin impak Charpy
Keterangan gambar : 1.
Skala 2.
Tool pemutar bandul 3.
Handbrake 4.
Tumpuan spesimen 5.
Bandul 6.
Trigger Spesifikasi mesin :
a. Merk : Torsee Charpy Impact Testing Machine
b. CAP : 30 kg-m
c. Type : CI-30
d. MFG.NO
: EK9246 e.
Made in japan 1992 2.
Takik dibuat pada spesimen dengan sudut 45 dan kedalaman takik 2mm. 3.
Spesimen diletakkan pada tumpuan, posisi takik diatur membelakangi posisi, dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.9 Tumpuan Spesimen
4. Sudut bandul diatur dengan menggunakan tool.
Adapun fungsi dari tool ini yaitu untuk memutar atau menaikturunkan bandul.
Gambar 3.10 Tool Pemutar Bandul
5. Trigger ditarik, bandul akan terlepas dan akan menghantam spesimen.
Gambar 3.11 Trigger
6. Saat bandul memukul spesimen, dilihat hasil pada jarum skala
Gambar 3.12 Jarum Skala
3.6.2 Pengujian Hardness
Pada penelitian hardness kekerasan ini dipakai alat uji Brinnel, dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.14 Brinnel Test
Spesifikasi : type : BH-3CF
kapasitas max : 3500 kg Bola indentasi : 3, 5, dan 10 mm
Prosedur uji kekerasan hardness : 1.
Membersihkan spesimen dengan mesin polish hingga permukaan rata dan mengkilap. 2.
Kemudian spesimen diletakkan di landasan uji dan bola indentor yang digunakan berdiameter 10 mm.
3. Naikkan spesimen hingga menyentuh bola indentor , kemudian tutup katup hidrolik.
4. Tuas hidrolik ditekan berulang-ulang hingga skala pada panel menunjukkan angka
pada 3000 kg kemudian ditahan selama 15 detik.
5. Kemudian katup hidrolik dibuka untuk mengembalikan beban ke posisi awal 0 kg.
6. Melakukan pengamatan diameter dengan menggunakan teropong indentasi dan
kemudian datanya disesuaikan dengan table BHN.
3.6.3 Pengujian Struktur Mikro
Untuk mengetahui sturuktur mikro dari suatu logam pada umumnya dilakukan dengan reflek pemendaran sinar, maka pada pengujian metalography ini, terlebih dahulu benda uji di
potong kemudian diratakan permukaan yang akan dilihat struktur mikronya. Setelah proses perataan pada spesimen, kemudian proses pengamplasan dengan kertas pasir ukuran 600,
800, 1000, 1200, dan 1500. Kemudian sampel dipoles dengan kain panel, air dan aluminium dioksida bubuk alumina untuk didapat permukaan seperti cermin, kemudian sampel dietsa
menggunakan natal 3 100 ml alcohol + 3 ml HNO3 dan diamati menggunakan mikroskop optik agar didapat bentuk mikrostrukturnya serta diameter butir sesuai metode
planimetri.
A B
Gambar 3.15 Spesimen sebelum dietsa A Spesime setelah dietsa B.
3.7. Diagram Alir Penelitian
Diagram alir penelitian dapat dilihat di bawah ini.
Pembentukan Spesimen
Proses pengelasan SMAW Baja St37
Mulai
YA
TIDAK
Pengujian
DATA PENGUJIAN ANALISA DATA
SELESAI Quenching
Impak Hardness
Foto Mikro Air 27
o
C Oli Mesran SE40
Elektroda Rb26 diameter 2,6
Elektroda Rb26 diameter 4,0
Elektroda Rb26 diameter 3,2
BERHASIL
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil dari uji impak, kekerasan hardness, dan uji mikro yang dilakukan pada spesimen jenis baja St37 dengan variasi diameter elektroda yang
dipakai.
4.2 Hasil Pengujian
Hasil penelitian diperoleh data-data yang berupa angka dalam tabel dan gambar grafik dari hasil pengujian tarik.
4.2.1 Hasil Pengujian Impak a
Dengan menggunakan quenchant Air
Di dalam pengujian impak ini bertujuan untuk mengukur keuletan suatu bahan terhadap beban tiba – tiba dengan cara mengukur perubahan energy potensial sebuah
bandul yang dijatuhkan pada ketinggian tertentu. Perbedaan tinggi ayunan bandul merupakan ukuran energy yang diserap oleh benda uji. Besar energy yang diserap
ditentukan oleh keuletan suatu benda uji. Jika nilai impaknya besar maka itu artinya bahan yang digunakan tergolong ulet dan dapat mengalami patah getas.
Hal – hal yang dapat antara lain adanya takikan notch, kecepatan pembebanan yang tinggi yang dapat menyebabkan regangan yang tinggi pula.
Pada pengujian impak ini dilakukan dengan metode Charpy dengan sudut awal pemukulan
sebesar 147º. Adapun hasinya dapat dilihat dibawah ini.
Tabel 4.1 Hasil pengujian impak pada spesimen baja St37 dengan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm
Spesimen Sudut α
Sudut β A mm²
Jenis Patahan 1
147 131
60 Liat
2 147
130,5 60
Liat 3
147 132
60 Liat