Hasil Uji kekerasan Hardness

4.2.2 Hasil Uji kekerasan Hardness

a Dengan Menggunakan Quenchant Air Tabel 4.13 Hasil Pengujian Kekerasan Media Quenching Air Spesimen Elektroda Diameter Elektroda mm Diameter Indentation mm BHN kgfmm 1 RB26 2,6 4,1 109 2 RB26 2,6 4,0 114 3 RB26 2,6 4,1 109 4 RB26 3,2 3,9 121 5 RB26 3,2 4,0 114 6 RB26 3,2 3,9 121 7 RB26 4,0 3,9 121 8 RB26 4,0 3,8 127 9 RB26 4,0 3,9 121 Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm dapat dilihat pada di bawah ini. Gambar 4.13 Grafik nilai BHN baja St37 RB26 diameter 2,6 mm 108 109 110 111 112 113 114 115 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 2,6 Pada grafik di atas dilihat nilai BHN tertinggi didapat pada titik ke 2 yaitu sebesar 114 kgfmm dan terendah pada titik 1 dan 3 sebesar 108 kgfmm. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.14 Grafik nilai BHN baja St37 RB26 diameter 3,2 mm Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai BHN tertinggi terdapat pada titik 1 dan 3 sebesar 121 kgfmm, dan terkecil pada titik 2 sebesar 114 kgfmm. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.15 Grafik nilai BHN Baja St37 RB26 diameter 4,0 mm 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter3,2 120 121 122 123 124 125 126 127 128 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 4,0 Dapat dilihat bahwa nilai BHN terbesar terdapat pada titik 2 sebesar 127 kgfmm, dan terkecil pada titik 1 dan 3 sebesar 121 kgfmm. Untuk nilai BHN keseluruhan dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 4.16 Grafik nilai BHN terhadap diameter elektroda Dapat dilihat dari grafik bahwa nilai BHN tertinggi terdapat pada jenis elektroda RB26 dengan menggunakan diameter elektroda sebesar 4,0 mm yaitu pada titik 2 yaitu sebesar 127 kgfmm, dan nilai terendah terdapat pada jenis elektroda RB26 dengan menggunakan diameter elektroda sebesar 2,6 yaitu masing – masing pada titik 1 dan 2 sebesar 109 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 2,6 mm, pada titik 1 dan 3 diperoleh nilai kekerasannya sebesar 109 kgfmm, sedangkan pada titik 3 bernilai 114 kgfmm. Nilai kekerasan minimum dari sepesimen ini adalah 109 kgfmm, dan nilai kekerasan ini berada pada pangkal dan ujung specimen sedangkan pada bagian tengahnya, merupakan nilai kekerasan maksimunnya yaitu bernilai 114 kgfmm. 104 106 108 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 2,6 RB26, Diameter 3,2 RB26, Diameter 4,0 Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 3,2 mm, nilai kekerasan maksimum diperoleh pada titik 1 dan 3 yaitu sebesar 121 kgfmm, sedangkan pada titik 2 nilai kekerasannya adalah 114 kgfmm, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan specimen tersebut lebih besar dari 114 kgfmm hingga mencapai 121 kgfmm. Nilai kekerasan terbesar dari specimen ini bedara pada pangkal dan ujung dari specimen yaitu 121 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 4,0 mm, pada titik 1 dan 3, nilai kekerasannya adalah 121 kgfmm, sedangkan pada titik 2 merupakan nilai maksimumnya yaitu 127 kgfmm. Nilai kekerasan terbesar pada specimen ini berada pada tengah – tengah specimen tersebut yaitu 127 kgfmm. Dari grafik dapat dilihat juga bahwa diameter elektroda yang dipakai saat dilakukan pengelasan pada spesimen mempengaruhi besarnya nilai BHN, yaitu semakin besar diameter elektroda yang dipakai maka semakin besar pula nilai BHN-nya. b Dengan Menggunakan Quenchant Oli Mesran SAE40 Pada pengujian kekerasan dilakukan dengan menggunakan skala Brinell yang bekas injakanindentornya dapat dilihat dengan teropong indentor, dan nilai Brinell Hardness Number BHN disesuaikan dengan tabel kekerasan. Pengujian kekerasan dalam penelitian ini dilakukan agar dapat diketahui pengaruh lasan dengan variasi diameter elektroda yang dipakai terhadap perubahan kekerasan material baja St37. Pada penelitian ini tiap spesimen dicari nilai BHN sebanyak tiga kali. Pengujian kekerasan memperlihatkan peningkatan kekerasan untuk beberapa titik yang di identasi pada specimen baja St37 setelah dilakukan pengelasan dengan menggunakan variasi diameter elektroda yang dipakai. Hasil pengujian kekerasan diperlihatkan pada tabel di bawah ini. Tabel 4.14 Hasil Pengujian Kekerasan Media Quenching Oli Mesran SAE40 Spesimen Elektroda Diameter Elektroda mm Diameter Indentation mm BHN kgfmm 1 RB26 2,6 4,0 114 2 RB26 2,6 4,0 114 3 RB26 2,6 3,9 121 4 RB26 3,2 4,0 114 5 RB26 3,2 3,9 121 6 RB26 3,2 3,9 121 7 RB26 4,0 3,8 127 8 RB26 4,0 3,9 121 9 RB26 4,0 3,8 127 Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm dapat dilihat pada di bawah ini. Gambar 4.17 Grafik nilai BHN baja St37 RB26 diameter 2,6 mm Pada grafik di atas dilihat nilai BHN tertinggi didapat pada titik ke 3 yaitu sebesar 121 dan terendah pada titik 1 dan 2 sebesar 114. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm dapat dilihat pada gambar di bawah ini. 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 2,6 Gambar 4.18 Grafik nilai BHN baja St37 RB26 diameter 3,2 mm Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai BHN tertinggi terdapat pada titik 2 dan 3 sebesar 121, dan terkecil pada titik 1 sebesar 114. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.19 Grafik nilai BHN Baja St37 RB26 diameter 4,0 mm Dapat dilihat bahwa nilai BHN terbesar terdapat pada titik 1 dan 3 sebesar 127, dan terkecil pada titik 2 sebesar 121. 113 114 115 116 117 118 119 120 121 122 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 3,2 120 122 124 126 128 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 4,0 Grafik nilai BHN keseluruhan terhadap variasi diameter elektroda seperti yang diperlihat pada grafik di bawah ini. Gambar 4.20 Grafik nilai BHN terhadap diameter elektroda Dapat dilihat dari grafik bahwa nilai BHN tertinggi terdapat pada jenis elektroda RB26 dengan menggunakan diameter elektroda sebesar 4,0 mm yaitu pada titik 1 dan 3 yaitu sebesar 127 kgfmm, dan nilai terendah terdapat pada jenis elektroda RB26 dengan menggunakan diameter elektroda sebesar 2,6 mm dan 3,2 yaitu masing – masing pada titik 1 dan 2 dan titik 1 sebesar 114 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 2,6 mm, pada titik 1 dan 2 diperoleh nilai kekerasannya sebesar 114 kgfmm, sedangkan pada titik 3 bernilai 121 kgfmm. Hal ini berarti tingkat kekerasan hasil lasan tersebut berkisar antara 114 – 121 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 3,2 mm, nilai kekerasan maksimum diperoleh pada titik 2 dan 3 yaitu sebesar 121 kgfmm, sedangkan pada titik 1 nilai kekerasannya adalah 114 kgfmm, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan specimen tersebut lebih besar dari 114 kgfmm hingga mencapai 121 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 4,0 mm, pada titik 1 dan 3, nilai maksimum kekerasannya adalah 127 kgfmm, sedangkan pada titik 2 merupakan nilai minimumnya yaitu 121 kgfmm. 110 112 114 116 118 120 122 124 126 128 130 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 2,6 RB26, Diameter 3,2 RB26, Diameter 4,0 Sama seperti sebelumnya, pada grafik juga terlihat bahwa diameter elektroda yang dipakai saat dilakukan pengelasan pada spesimen dapat mempengaruhi besarnya nilai BHN- nya, yaitu semakin besar diameter elektroda yang dipakai maka semakin besar pula nilai BHN-nya. c Dengan menggunakan pendinginan Udara Tabel 4.15 Hasil Pengujian Kekarasan Pendinginan Udara No Elektroda Diameter Elektroda mm Diameter Indentation mm BHN kgfmm 1 RB26 2,6 3,7 135 2 RB26 2,6 3,8 127 3 RB26 2,6 3,7 135 4 RB26 3,2 3,5 151 5 RB26 3,2 3,5 151 6 RB26 3,2 3,6 142 7 RB26 4,0 3,2 182 8 RB26 4,0 3,2 182 9 RB26 4,0 3,3 170 Grafik hasil uji kekerasan dapat dilihat di bawah ini. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 2,6 mm dapat dilihat pada di bawah ini. Gambar 4.21 Grafik nilai BHN baja St37 RB26 diameter 2,6 Pada grafik di atas dilihat nilai BHN tertinggi didapat pada titik ke 1 dan ke 3 yaitu sebesar 135 dan terendah pada titik 2 sebesar 127. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 3,2 mm dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.22 Grafik nilai BHN baja St37 RB26 diameter 3,2 120 125 130 135 140 1 2 3 B H N k g f mm RB26, diameter 2,6 135 140 145 150 155 1 2 3 B H N k g f mm RB26, diameter 3,2 Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai BHN tertinggi terdapat pada titik 1 dan 2 yaitu sebesar 151 kgfmm, dan terkecil pada titik 3 sebesar 142 kgfmm. Grafik nilai BHN baja St37 dengan menggunakan jenis elektroda RB26 diameter 4,0 mm dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Gambar 4.23 Grafik nilai BHN Baja St37 RB26 diameter 4,0 Dapat dilihat bahwa nilai BHN terbesar terdapat pada titik 1 dan 2 yaitu sebesar 182, dan terkecil pada titik 3 yaitu sebesar 170. Untuk nilai BHN keseluruhan dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Gambar 4.24 Grafik nilai BHN terhadap diameter elektroda 165 170 175 180 185 1 2 3 B H N k g f mm RB26, Diameter 4,0 125 135 145 155 165 175 185 1 2 3 B H N k g f mm RB26, diameter 2,6 RB26, diameter 3,2 RB26, diameter 4,0 Dapat dilihat dari grafik bahwa nilai BHN tertinggi terdapat pada jenis elektroda RB26 dengan menggunakan diameter elektroda sebesar 4,0 mm yaitu pada titik 1 dan 2 sebesar 182 kgfmm, dan nilai terendah terdapat pada jenis elektroda RB26 dengan menggunakan diameter elektroda sebesar 2,6 mm yaitu pada titik 2 sebesar 127 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 2,6 mm, pada titik 2 diperoleh nilai kekerasan minimum yaitu sebesar 127 kgfmm, sedangkan pada titik 1 dan 3 merupakan nilai kekerasan maksimum yaitu bernilai 135 kgfmm. Bagian dari specimen yang mempunyai tingkat kekerasan tertinggi adalah bagian pangkal dan ujung specimen, sedangkan pada bagian tengah specimen bersifat agaik sedikit rapuh dibandingkan kedua ujungnya. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 3,2 mm, nilai kekerasan maksimum diperoleh pada titik 1 dan 2 yaitu sebesar 151 kgfmm, sedangkan pada titik 3 nilai kekerasannya adalah 142 kgfmm, jadi dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan specimen tersebut lebih besar dari 142 kgfmm hingga mencapai 151 kgfmm. Pada spesimen yang dilas dengan menggunakan elektroda RB26 diameter 4,0 mm, pada titik 1 dan 2 merupakan nilai kekerasan maksimumnya yaitu 182 kgfmm, sedangkan pada titik 3 merupakan nilai kekerasan minimumnya yaitu 170 kgfmm. Posisi specimen yang memiliki nilai kekerasan tertinggi terdapat pada bagian ujung hingga ke bagian tengah dari specimen tersebut. Dibandingkan dengan hasil pengujian kekerasan dari tiap – tiap specimen, hasil pengelasan yang diquenching dengan media air dan oli serta dengan pendinginan udara, maka dapat disimpulkan bahwa nilai kekerasan maksimum didapatkan pada pengelasan dengan pendinginan udara, kemudian pengelasan dengan media quenching Oli Mesran SAE40 dan nilai kekerasan terendah didapatkan pada pengelasan dengan media quenching air.

4.2.3 Hasil Photo Mikro a

Dokumen yang terkait

Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

3 68 108

Pengaruh Variasi Diameter Elektroda Pada Pengelasan Baja Karbon Rendah Jenis St37 Terhadap Kekuatan Impak, Kekerasan, Dan Struktur Mikro

15 123 100

PENGARUH PERBEDAAN MATERIAL SAMBUNGAN LAS TERHADAP KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO

0 12 2

PENGARUH PEMBERIAN PANAS AWAL DENGAN PENGELASAN SMAW (SHIELDED METAL ARC WELDING) TERHADAP KETANGGUHAN IMPAK BAJA KEYLOS 50

1 3 63

TUGAS AKHIR Pengaruh Perlakuan Pendinginan Pada Proses Pengelasan Smaw(Shielded Metal Arc Welding) Stainless Steel Austenitik Aisi 201 Terhadap Uji Komposisi Kimia, Uji Struktur Mikro, Uji Kekerasan Dan Uji Tarik.

0 1 14

PENDAHULUAN Pengaruh Perlakuan Pendinginan Pada Proses Pengelasan Smaw(Shielded Metal Arc Welding) Stainless Steel Austenitik Aisi 201 Terhadap Uji Komposisi Kimia, Uji Struktur Mikro, Uji Kekerasan Dan Uji Tarik.

0 0 4

NASKAH PUBLIKASI Pengaruh Perlakuan Pendinginan Pada Proses Pengelasan Smaw(Shielded Metal Arc Welding) Stainless Steel Austenitik Aisi 201 Terhadap Uji Komposisi Kimia, Uji Struktur Mikro, Uji Kekerasan Dan Uji Tarik.

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGELASAN - Pengaruh Proses Quenching Pada Sambungan Las Shielded Metal Arc Welding (Smaw) Terhadap Kekerasan Impak Struktur Mikro Dan Kekerasan Baja St37

0 1 23

KEKERASAN IMPAK STRUKTUR MIKRO DAN KEKERASAN BAJA St37 SKRIPSI

0 0 13

PENGARUH VARIASI BENTUK KAMPUH TERHADAP STRUKTUR MIKRO, KEKERASAN DAN KEKUATAN TARIK PADA PROSES PENGELASAN BAJA SS400 DENGAN METODE SMAW (Shielded Metal Arc Welding) - UNS Institutional Repository

1 1 15