Gambar 3.7 Kawat Elektroda dan Proses Pengelasan
3.6. Proses Pengujian
3.6.1 Pengujian Impak.
Proses pengujian impak 1.
Alat yang digunakan adalah mesin impak charpy yang terdapat pada laboratorium.
a b
c
Gambar 3.8 Mesin impak Charpy
Keterangan gambar : 1.
Skala 2.
Tool pemutar bandul 3.
Handbrake 4.
Tumpuan spesimen 5.
Bandul 6.
Trigger Spesifikasi mesin :
a. Merk : Torsee Charpy Impact Testing Machine
b. CAP : 30 kg-m
c. Type : CI-30
d. MFG.NO
: EK9246 e.
Made in japan 1992 2.
Takik dibuat pada spesimen dengan sudut 45 dan kedalaman takik 2mm. 3.
Spesimen diletakkan pada tumpuan, posisi takik diatur membelakangi posisi, dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.9 Tumpuan Spesimen
4. Sudut bandul diatur dengan menggunakan tool.
Adapun fungsi dari tool ini yaitu untuk memutar atau menaikturunkan bandul.
Gambar 3.10 Tool Pemutar Bandul
5. Trigger ditarik, bandul akan terlepas dan akan menghantam spesimen.
Gambar 3.11 Trigger
6. Saat bandul memukul spesimen, dilihat hasil pada jarum skala
Gambar 3.12 Jarum Skala
3.6.2 Pengujian Hardness
Pada penelitian hardness kekerasan ini dipakai alat uji Brinnel, dapat dilihat di bawah ini.
Gambar 3.14 Brinnel Test
Spesifikasi : type : BH-3CF
kapasitas max : 3500 kg Bola indentasi : 3, 5, dan 10 mm
Prosedur uji kekerasan hardness : 1.
Membersihkan spesimen dengan mesin polish hingga permukaan rata dan mengkilap. 2.
Kemudian spesimen diletakkan di landasan uji dan bola indentor yang digunakan berdiameter 10 mm.
3. Naikkan spesimen hingga menyentuh bola indentor , kemudian tutup katup hidrolik.
4. Tuas hidrolik ditekan berulang-ulang hingga skala pada panel menunjukkan angka
pada 3000 kg kemudian ditahan selama 15 detik.
5. Kemudian katup hidrolik dibuka untuk mengembalikan beban ke posisi awal 0 kg.
6. Melakukan pengamatan diameter dengan menggunakan teropong indentasi dan
kemudian datanya disesuaikan dengan table BHN.
3.6.3 Pengujian Struktur Mikro
Untuk mengetahui sturuktur mikro dari suatu logam pada umumnya dilakukan dengan reflek pemendaran sinar, maka pada pengujian metalography ini, terlebih dahulu benda uji di
potong kemudian diratakan permukaan yang akan dilihat struktur mikronya. Setelah proses perataan pada spesimen, kemudian proses pengamplasan dengan kertas pasir ukuran 600,
800, 1000, 1200, dan 1500. Kemudian sampel dipoles dengan kain panel, air dan aluminium dioksida bubuk alumina untuk didapat permukaan seperti cermin, kemudian sampel dietsa
menggunakan natal 3 100 ml alcohol + 3 ml HNO3 dan diamati menggunakan mikroskop optik agar didapat bentuk mikrostrukturnya serta diameter butir sesuai metode
planimetri.
A B
Gambar 3.15 Spesimen sebelum dietsa A Spesime setelah dietsa B.
3.7. Diagram Alir Penelitian