Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Insrumen Test

c. Guru memimpin siswa untuk kembali membentuk kelompok seperti kelompok awal pada pertemuan pertama. 10 menit d. Guru memberikan soal tes evaluasi akhir siklus I pada siswa. 50 menit e. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesimpulan. 20 menit

3. Pengamatan Observing

Observer yaitu guru dan peneliti berkolaborasi mengamati proses pembelajaran dan menilai aktivitas siswa melalui lembar observasi yang telah disediakan, selanjutnya mengidentifikasi hambatan serta masalah yang perlu dipecahkan.

4. Refleksi Reflecting

Hasil analisis yang diperoleh dan kendala-kendala yang ditemui selama pelaksanaan tindakan digunakan sebagai bahan refleksi. Hasil refleksi digunakan untuk mengetahui perubahan antara sebelum dan sesudah tindakan.

3.6 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu : a. Metode Test Metode tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok Arikunto, 2006:150. Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa dengan mengadakan tes pada materi penyusunan laporan perusahaan jasa. Bentuk soal yang digunakan berupa pilihan ganda. Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur hasil belajar kognitif siswa. b. Metode Observasi Metode observasi ini digunakan untuk mengetahui dan menilai aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran . Lembar observasi berisi indikator-indikator yang menunjukkan keaktifan siswa selama pembelajaran menggunakan metode pembelajaran TSTS Two Stay Two Stray.

3.7 Metode Analisis Insrumen Test

3.7.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud Arikunto, 2006:168. Validitas dihitung dengan mengukur korelasi antara butir-butir soal dengan skor soal secara keseluruhan. Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan menggunakan program SPSS 20Pearson Bivariate. Pengujian ini menggunakan uji dua sisi dengan taraf kepercayaan 95 dan α = 5 dengan kriteria jika nilai Sig. 2-tailed 0,05 maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total dikatakan valid. Hasil perhitungan validitas soal ditunjukkan pada tabel 3.1 berikut: Tabel 3.1 Rekapitulasi Validitas Butir Soal Aspek yang diukur Nomor Item Soal yang Valid jumlah item soal yang valid Nomor item soal yang tidak valid Jumlah item soal yang tidak valid Pengetahuan C1 1, 2, 3, 4, 6, 11, 13 7 5, 28 2 Pemahaman C2 7, 8, 9, 10, 12, 18, 19, 21, 25, 26 10 Penerapan C3 15, 16, 17, 20, 22, 24, 27, 29 8 14, 23, 30 3 Jumlah 25 5 Sumber : Data primer diolah tahun 2014 Lampiran 7 Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa dari 30 butir soal yang diuji cobakan, sebanyak 25 butir soal yang dinyatakan valid dan 5 butir soal tidak valid. Soal yang tidak valid ini tidak bisa dipakai untuk mengukur kemampuan siswa sehingga harus diganti dengan yang baru atau dibuang. Dalam penelitian ini soal yang tidak valid akan dibuang dikarenakan 25 soal yang valid sudah mewakili masing-masing indikator.

3.7.2 Uji Realibitas

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah cukup baik Arikunto, 2006:178. Untuk menentukan reliabilitas soal dilakukan dengan menggunakan program SPSS 20 Cronbach Alpha dimana soal dikatakan memiliki reliabel yang baik jika nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,600 Reliability Statistics Cronbachs Alpha Cronbachs Alpha Based on Standardized Items N of Items .818 .819 30 Sumber: Data diolah Tahun 2014 Lampiran 8 Berdasarkan analisa yang telah dilaksanakan pada soal, diperoleh nilai Cronbach Alpha sebesar 0,818 0,600, sehingga dapat disimpulkan bahwa soal reliabel.

3.7.3 Taraf Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu susah. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal, perlu dilakukan uji taraf kesukaran soal sebagai berikut: Keterangan : P : Indeks Kesukaran B : Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS : Jumlah seluruh siswa peserta tes Dengan kriteria Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut : Jika P = 0,00 sampai 0,30 adalah sukar Jika P = 0,31 sampai 0,70 adalah sedang Jika P = 0,71 sampai 1,00 adalah mudah Arikunto, 2009:210. Berdasarkan 25 soal yang valid dilakukan analisis tingkat kesukaran soal dengan hasil sebagai berikut: Tabel 3.2 Rekapitulasi Tingkat Kesukaran Soal Aspek yang diukur Sukar Sedang Mudah Pengetahuan C1 1 4 1 Pemahaman C2 2 7 1 Penerapan C3 1 8 Jumlah 4 19 2 Sumber: Data primer diolah tahun 2014 lampiran 10 Pada tabel 3.2 menunjukkan bahwa dari 25 soal,4soal 16 berkategori sukar, 19 soal 76 berkategori sedang dan 2 soal 8 berkategori mudah.

3.7.4 Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Seperti halnya indeks kesukaran, indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00sampai 1,00. Hanya bedanya, indeks diskriminasi ada tanda negatif. Tanda negatif pada indeks diskriminasi digunakan jika sesuatu soal “terbalik” menunjukkan kualitas testee. Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai. Dengan demikian ada tiga titik pada daya pembeda yaitu: -1,00 0,00 1,00 Daya pembeda daya pembeda daya pembeda negatif rendah tinggi Untuk menentukan daya pembeda dapat digunakan rumus sebagai berikut: Keterangan : D = daya pembeda J A = banyaknya peserta kelompok atas J B = banyaknya peserta kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar B B = banyaknyapeserta kelompok bawahyang menjawab soal dengan benar P A = proporsi kelas atas yang menjawab benar P, sebagai indeks kesukaran P B = proporsi kelas bawah yang menjawab benar P, sebagai indeks kesukaran Arikunto,2006: 211-214 . Adapun klasifikasi daya pembeda: D : 0,00 - ≤ 0,20 : jelek D : 0,20 - ≤ 0,40 : cukup D : 0,40 - ≤ 0,70 : baik D : 0,70 - ≤ 1,00 : baik sekali D : negatif, semua tidak baik jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja. Arikunto, 2009:213-214 Berdasarkan 25 soal yang valid dilakukan perhitungan daya beda soal yang disajikan pada tabel 3.3 berikut: Tabel 3.3 Rekapitulasi Daya Beda Soal Sumber: Data primer diolah tahun 2014 Lampiran 11 Sebanyak 25 soal yang telah dinyatakan valid dan reliabel serta memenuhi kualifikasi daya beda soal dan tingkat kesukaran soal ini selanjutnya akan dipakai sebagai soal evaluasi siklus I sejumlah 25 soal.

3.8 Metode Analisis Data

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendekatan KOntekstual Strategi REACT Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa

0 5 170

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA KOMPETENSI DASAR LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN JASA (STUDI KASUS PADA SISWA SMK CUT NYA’ DIEN KOTA SEMARANG TAHUN AJARAN 2012 2013)

0 17 192

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PALEBON SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

1 11 109

PENERAPAN KOLABORASI MODEL PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XII AK SMK PANCA BUDI 2 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

0 1 29

PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DENGAN STRATEGI REACT UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI-AK DI SMK KRAKATAU MEDAN T.P 2012/2013.

0 2 24

HUBUNGAN RUTINITAS BELAJAR DAN NILAI BELAJAR DASAR-DASAR AKUNTANSI KEUANGAN DENGAN HASIL BELAJAR PRAKTIK AKUNTANSI SISWA KELAS X BIDANG KEAHLIAN AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH DELANGGU TAHUN 2007-2008.

0 0 10

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE Peningkatan Hasil Belajar Siswa Dengan Metode Numbered Heads Together Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas X AK 2 SMK Negeri 1 Banyudono Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 15

Pengembangan pembelajaran multimedia interaktif untuk mata pelajaran akuntansi kelas x smk pada kompetensi dasar menyusun laporan keuangan perusahaan jasa.

0 5 256

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ACCELERATED INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI PADA KOMPETENSI DASAR MENJELASKAN TAHAP-TAHAP PROSES PENCATATAN TRANSAKSI PERUSAHAAN JASA SISWA KELAS X AK 2 SMK NEGERI 1 YOGYAKARTA TAHUN

3 31 176

ANALISIS PEMANFAATAN MEDIA WALLCHART DALAM PENINGKATAN PEMAHAMAN KOMPETENSI AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SISWA KELAS X KEUANGAN SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 14