PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PALEBON SEMARANG TAHUN AJARAN 2014 2015

(1)

i

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN

LINGKUNGAN KELUARGATERHADAP PRESTASI

BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR

AKUNTANSI DAN KEUANGAN SISWA KELAS X

AKUNTANSI SMK PALEBON SEMARANG TAHUN

AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Rian Ayu Anggreani NIM 7101410248

JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

hari : Selasa


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Rabu

tanggal : 4 Februari 2015

Penguji I

Dra. Margunani, M.P. NIP.195703181986012001

Penguji II

Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si. NIP.197912082006042002

Penguji III

Dra. Sri Kustini


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan

kesanggupannya (Al-Quran, 2:286)

Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah habislah

sudah. (Top Ittipat)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

1. Keluarga Besar Subarin, Kedua orang tuaku

Bp. Edi Subeno (Alm) dan Ibu Ratna Wanda Sari yang selalu mendukung dan mendoakan saya mencapai cita-cita.

2. Kedua kakak saya Bayu dan Dini yang

senantiasa mendukung dan memberi

nasihat.

3. Para sahabatku Rihan, Bayu, Riska, Ocsta,

Westu, Heru, Fika, Sobirin, Saka, Nanang yang senantiasa menghibur dalam kesulitan.

4. Teman-teman kelas Pend. Akuntansi B,

komunitas BPS dan komunitas Bee Adv yang memberi semangat dalam hari-hari saya.


(6)

vi

PRAKATA

Almahdulillah, segala puji bagi Allah atas segala berkah, rahmat dan karunia Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

“Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi

Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X

Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”.

Melalui kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan arahan, kemudahan dan bantuan dalam proses penyusunan skripsi ini. Adapaun pihak-pihak yang telah membantu diantaranya:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si., Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

3. Dr. Ade Rustiana M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Universitas

Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk mengadakan penelitian.

4. Dra. Sri Kustini, Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan

waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Dra. Margunani, M.Pd., selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan

masukan dalam skripsi ini.

6. Rediana Setiyani, S.Pd., M.Si.,selaku Dosen Penguji II yang telah


(7)

vii

7. Joko Raharjo, S.Pd, Kepala SMK Palebon Semarang yang telah

memberikan ijin untuk melakukan penelitian.

8. Sri Darwati, S.Pd., Guru Akuntansi SMK Palebon Semarang yang telah

membantu dalam melakukan penelitian.

9. Seluruh siswa kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang yang telah

bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

10.Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat

penulis sebutkan satu persatu.

Semoga skripsi yang telah tersusun ini dapat memberikan tambahan ilmu, manfaat dan wawasan bagi pembaca.

Semarang, Januari2015


(8)

viii

SARI

Anggreani, Rian Ayu. 2015. “Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan

Keluarga terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Dra. Sri Kustini.

Kata Kunci : Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga, Prestasi Belajar.

Prestasi belajar merupakan kemampuan peserta didik yang dapat diukur, berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. Prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor intern dan faktor ekstern dalam penelitian ini faktor intern yang dipilih adalah disiplin belajar, sedangkan untuk faktor ekstern lingkungan keluarga. Hasil dari observasi diketahui bahwa 51,6% siswa tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sedangkan untuk tingkat disipilin belajar, dan lingkungan keluarga berada pada kategori baik. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh disiplin belajar, lingkungan keluarga dan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang berjumlah 95 siswa

sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah simple random

samplingdengan jumlah responden 77 siswa. Variabel dalam penelitian ini meliputi prestasi belajar (Y), disipilin belajar (X1), dan lingkungan keluarga (X2). Metode pengumpulan data menggunakan metode do kumentasi dan angket. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh disiplin belajar, dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar pengantar akuntansi dan keuangan secara simultan (85,2%) secara parsial disiplin belajar memiliki pengaruh sebesar 34,93% dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh sebesar 10,63%

Kesimpulan dari penelitian ini menunjukan ada pengaruh antara disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa baik secara simultan maupun parsial. Saran yang diberikan agar siswa dapat meningkatkan ketaatan terhadap kegiatan belajar dirumah dan pihak keluarga dapat memberikan dukungan dalam kegiatan belajar siswa dirumah.


(9)

ix

ABSTRACK

Anggreani, Rian Ayu. 2015. “The Influence of Discipline of Learning, and

Environment Family toward Learning Achievement in Introduction to Accounting and Financial of Accounting Class X SMK Palebon Semarang

Academic Year 2014/2015”. Final Project. Department of Economic

Education. Faculty of Economics. Semarang State University. Advisor Dra. Sri Kustini.

Keyword: Discipline of Learning, Family Environment, Learning Achievement.

Learning achievement is the student’s ability that can be measured,

such as knowledge, attitudes, and skills achieved in learning activities. Learning achievement is influenced by internal and external factors. In this research internal factor is the discipline of learning, while external factors are family environment. Results of observations is known 51.6% of students can not reach the minimum completeness criteria, while for the level of discipline of learning, family environment located in good categories. The problems studied in this research is there any influence of learning discipline, family environment on the learning achievement of subjects introduction financial and accounting in accounting class X SMK Palebon Semarang 2014/2015 school year.

The population in this research were all students of accounting class X SMK Palebon Semarang 2014/2015 school year, amount 95 students while the sampling technique used was simple random sampling with the number of respondents 77 students. The variables in this research include learning achievement (Y), learn discipline (X1) and family environment (X2). Methods of data collection were used in this research are methods documentation and questionnaires. Methods of data analysis using descriptive analysis and multiple linear regression.

The results showed that there is influence of learning discipline, family environment to the learning achievement in introduction financial and accounting subject simultaneously(85.2%) while learn disciplines influence to learning achievement by 34.93%, the family environment has an influence by 10.63% and school facilities have an inluence by 6.66% partially. The conclusion of this research show there are the inluence of learning discipline, family environment on student achievement either simultaneously or partially.


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

PRAKATA ... vi

SARI ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang Masalah ... 1

1.2.Perumusan Masalah... 5

1.3.Tujuan Penelitian... 6

1.4.Manfaat Penelitian... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1. Prestasi Belajar ... 8

2.2. Disiplin Belajar ... 15

2.3. Lingkungan Keluarga ... 20

2.4. Penelitian Terdahulu ... 27

2.5. Kerangka Berpikir ... 28


(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ... 32

3.1.1. Jenis Penelitian ... 32

3.1.2. Desain Penelitian ... 32

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.2.1. Populasi Penelitian ... 33

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 33

3.3. Variabel Penelitian ... 35

3.3.1. Variabel Dependen ... 35

3.3.2. Variabel Independen ... 35

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 36

3.4.1. Metode Dokumentasi ... 36

3.4.2. Metode Angket ... 37

3.5. Instrumen Penelitian ... 38

3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian ... 38

3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 40

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 41

3.6.1. Analisis Deskriptif... 41

3.6.2. Uji Prasyarat Regresi Linear Berganda ... 44

3.6.2.1. Uji Normalitas ... 44

3.6.2.2. Uji Linieritas ... 45

3.6.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 45

3.6.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

3.6.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 47

3.6.4.1. Uji Simultan ... 47

3.6.4.2. Uji Parsial ... 48


(12)

xii

3.6.5.1. Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 48

3.6.5.2. Analisis Koefisien Determinasi Parsial ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

4.1. Hasil Penelitian ... 50

4.1.1. Analisis Deskripsi ... 50

4.1.1.1. Analisis Deskripsi Variabel Prestasi Belajar ... 50

4.1.1.2. Analisis Deskripsi Variabel Disiplin Belajar ... 51

4.1.1.3. Analisis Deskripsi Variabel Lingkungan Keluarga 52 4.1.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda... 54

4.1.2.1. Uji Normalitas ... 54

4.1.2.2. Uji Linieritas ... 56

4.1.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 57

4.1.3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

4.1.4. Uji Hipotesis Penelitian ... 61

4.1.4.1. Uji Simultan ... 61

4.1.4.2. Uji Parsial ... 62

4.1.5. Koefisien Determinasi ... 64

4.1.5.1. Analisis Koefisien Determinasi Simultan ... 64

4.1.5.2. Analisis Koefisien Determinasi Parsial ... 64

4.2. Pembahasan ... 67

4.2.1. Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga dan Fasilitas Sekolah terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan. ... 67

4.2.2. Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan ... 69

4.2.3. Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan ... 72


(13)

xiii

BAB V PENUTUP ... 76

5.1. Simpulan ... 76

5.2. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

halaman

Tabel 1.1 Daftar Nilai Ujian Semester ... 2

Tabel 1.2 Data Absensi Siswa ... 4

Tabel 2.1 Jurnal atau Penelitian Terdahulu ... 27

Tabel 3.1. Sampel Penelitian ... 34

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas ... 38

Tabel 3.3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 41

Tabel 3.4. Kriteria Prestasi Belajar ... 43

Tabel 3.5. Kategori Skor Variabel Disiplin Belajar ... 43

Tabel 3.6. Kategori Skor Variabel Lingkungan Keluarga ... 44

Tabel 4.1. Distribusi Prestasi Belajar ... 50

Tabel 4.2. Deskripsi Statistik variabel Prestasi Belajar ... 51

Tabel 4.3. Deskripsi Statistik variabel Disiplin Belajar ... 52

Tabel 4.4. Analisis Deskripsi variabel Disiplin Belajar ... 52

Tabel 4.5. Deskripsi Statistik variabel Lingkungan Keluarga ... 53

Tabel 4.6. Analisis Deskripsi variabel Lingkungan Keluarga ... 53

Tabel 4.7. Hasil Uji Normalitas ... 54

Tabel 4.8. Hasil Uji Linieritas Disiplin Belajar ... 56

Tabel 4.9. Hasil Uji Linieritas Lingkungan Keluarga ... 57

Tabel 4.10. Hasil Uji Multikolinearitas... 58

Tabel 4.11. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 60

Tabel 4.12. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 61


(15)

xv

Tabel 4.14. Hasil Uji Parsial ... 63

Tabel 4.15. Hasil Uji Determinasi Simultan ... 64


(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1. Kerangka Berpikir ... 58

Gambar 4.1. Graik Normal P-Plot... 87


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Daftar Nilai Siswa Kelas X ... 81

Lampiran 2 Daftar Absensi Siswa Kelas X ... 85

Lampiran 3 Kisi-kisi Angket Uji Coba ... 87

Lampiran 4 Angket Uji Coba ... 88

Lampiran 5 Data Tabulasi Angket Uji Coba... 91

Lampiran 6 Output SPSS Uji Validitas ... 93

Lampiran 7 Hasil Analisis Reliabilitas ... 98

Lampiran 8 Daftar Nilai Siswa Kelas X ... 99

Lampiran 9 Kisi-kisi Angket Penelitian ... 102

Lampiran 10 Angket Penelitian ... 103

Lampiran 11 Data Tabulasi Penelitian ... 106

Lampiran 12 Statistik Deskriptif Indikator Variabel Y... 112

Lampiran 13 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X1... 113

Lampiran 14 Statistik Deskriptif Indikator Variabel X2... 115

Lampiran 15 Surat Ijin Observasi ... 115

Lampiran 16 Surat Ijin Penelitian ... 118


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu cara membentuk sumber daya manusia yang berkualitas demi ketercapaian tujuan pembangunan nasional. Dalam kegiatan pendidikan terjadi proses interaksi belajar-mengajar demi mendapatkan pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikapsehingga menjadikan individu dapat berfikir lebih sistematis, rasional dan kritis.

Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara.”Pendidikan dikatakan berhasil ketika memenuhi tujuan pendidikan

nasional dan dilaksanakan secara efektif dan efisien sehingga hasil belajar dapat dicapai dengan lebih optimal.

Tingkat keberhasilan pendidikan dapat diketahui setelah melalui evaluasi. Berdasarkan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 58 (1) evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan untukmemantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar peserta didik secaraberkesinambungan. Hasil belajar dapat diketahui dari prestasi belajar yang diperolehpeserta didik. Prestasi


(19)

2

belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu “prestasi” dan “belajar”. Prestasi merupakan hasil dari suatu kegiatan individu maupun kelompok. Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu secara sadar dan teratur guna membuat individu mengalami perubahan dalam hal pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP/MTS. Di SMK terdapat berbagai program keahlian yang dapat dipilih, salah satunya adalah akuntansi. Pengantar akuntansi dan keuangan merupakan salah satu mata pelajaran yang diterima siswa yang mengambil jurusan akuntansi. Pengantar akuntansi dan keuangan merupakan mata pelajaran utama yang harus dikuasai siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh pada saat melakukan observasi di SMK Palebon Semarang diperoleh hasil pada tabel 1.1. di bawah ini:

Tabel 1.1.

Nilai Ujian Semester Genap

Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun 2012/2013

Kelas Jumlah Siswa

Nilai Semester

Tuntas (≥75) Tidak Tuntas

(<75)

∑ % ∑ %

X Ak 1 48 28 58,3 20 41,7

X Ak 2 45 17 37,8 28 62,2

Sumber:Daftar Nilai Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Menurut data yang disajikan dalam tabel 1.1 dapat disimpulkan bahwa dengan angka kriteria ketuntasan minimal 75 siswa dan batas nilai ketuntasan


(20)

klasikal sebesar 80% siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal belajar mencapai angka ketuntasan keseluruhan 48,4% dan angka ketidaktuntasan 51,6% dari hasil ini dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar siswa kelas X akuntansi SMK Palebon masih rendah.

Menurut Slameto (2010:54) ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar, namun faktor-faktor tersebut dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang dapat diklasifikasikan lagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan. Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu yang dapat diklasifikasikan lagi menjadi tiga faktor, yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, faktor masyarakat. Faktor-faktor tersebut saling berinterkasi secara langsung dalam mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dalam penelitian ini, untuk mewakili faktor intern dipilih variabel disiplin belajar sedangkan untuk mewakili faktor ekstern dipilih variabel lingkungan keluarga.

Maman mengemukakan pendapat dalam Tu’u (2004:32) pengertian

disiplin sebagai upaya pengendalian diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan dalam peraturan dan tata tertib berdasarkan dorongan dan kesadaran dari dalam hati. Disiplin dapat tumbuh dan dibina melalui latihan, pendidikan atau penanaman kebiasaan yang harus dimulai sejak dalam lingkungan keluarga, mulai pada


(21)

4

masa kanak-kanak dan terus tumbuh berkembang sehingga menjadi disiplin yang semakin kuat.

Variabel disiplin belajar dipilih karena berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan di SMK Palebon Semarang dapat diketahui bahwa tingkat kedisiplinan siswa cukup baik, hal ini terlihat dari tiap tugas yang diberikan, para siswa mengerjakan dan mengumpulkan tepat waktu, dilihat dari tingkat keterlambatan dan absensi siswa juga dapat dikatakan cukup baik. Berikut disajikan daftar absensi siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2012/2013 dalam tabel 1.2.

Tabel 1.2.

Data Absensi Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang Tahun Ajaran 2012/2013

Kelas Jumlah

Siswa

Jumlah Pertemuan

Jumlah Absensi

Sakit Ijin Alpha

AK 1 48 29 4 5 45

AK 2 45 32 14 7 71

Sumber: Buku Absensi Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Dari tabel tersebut dapat dilihat meskipun tingkat ketidak hadiran tanpa keterangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2012/2013 sebanyak 116 kali angka tersebut dapat dikategorikan aman karena angka kehadiran siswa lebih tinggi selain itu angka ketidakhadiran siswa sebenarnya disebabkan oleh beberapa siswa yang tingkat disiplin belajarnya rendah hal ini yang menyebabkan kemampuan siswa dalam mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kurang.

Slameto (2010:60) menyatakan bahwa “Siswa yang belajar akan

menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi


(22)

keluarga”. Jadi, Suasana keluarga yang harmonis dan menyenangkan akan

dapat mendorong anak untuk giat belajar dan akan memiliki motivasi yang lebih baik dalam belajar yang pada akhirnya akan berdampak pada pencapaian prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan yang optimal.

Penelitian terdahulu yang dilakukan Khafid (2007) yang berjudul: Pengaruh Disiplin Belajar dan Lingkungan Keluarga Terhadap Hasil Belajar Ekonomi menunjukan bahwa disiplin belajar dan lingkungan keluarga memiliki pengaruh terhadap hasil belajar produktif baik secara parsial maupun simultan. Koefisien determinasi secara simultan sebesar 14,8% dan sisanya sebesar 85,8% dipengaruhi faktor lain yang tidak dikaji.

Berdasarkan pendapat para ahli dan penelitian terdahulu yang telah dilakukan di tempat berbeda munculah keinginan peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Pengaruh Disiplin Belajar, Lingkungan Keluarga

dan Fasilitas sekolah terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan Siswa Kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang

Tahun Ajaran 2014/2015”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dijabarkan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adakah pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan

terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015?


(23)

6

2. Adakah pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015?

3. Adakah pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata

pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan

terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

2. Pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

3. Pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

1.4. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini antara lain:


(24)

a. Menambah pengetahuan bagi pembaca penelitian ini yang ingin mengetahui tentang pengaruh disiplin belajar, lingkungan keluarga dan fasilitas sekolah terhadap prestasi belajar.

b. Menjadi bahan kajian bagi penelitian lebih lanjut tentang prestasi

belajar siswa.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses pembelajarannya.

b. Bagi Orangtua

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan orang tua untuk membantu peningkatan prestasi belajar siswa dengan lebih memperhatikan proses belajar siswa di luar sekolah.

c. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan guru mengenai pembelajaran yang efektif dengan memperhatikan faktor-faktor yang dapat mempengaruhiprestasi belajar siswa sehingga gurudapat

mengambil keputusan tepat guna meningkatkan kegiatan

pembelajaran.

d. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dalam pengambilan keputusan sekolah mengenai peningkatan mutu sekolah.


(25)

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Prestasi Belajar

2.1.1. Pengertian Belajar

Istilah “prestasi belajar” berbeda dengan “hasil belajar”, prestasi

belajar pada umumnya mencangkup aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan karakter. Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata, yakni prestasi dan belajar.

Pengertian tentang belajar akan dikemukakan oleh beberapa ahli

diantaranya menurut Slameto (2010:2) menyatakan bahwa “belajar ialah

suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Syah (2011:92) mengemukakan bahwa belajar adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. Biggs (Syah, 2011:91) mendifinisikan pengertian belajar dalam tiga macam rumusan, yaitu rumusan kuantitatif; rumusan institusional; rumusan kualitatif. Secara kuantitatif (sudut jumlah), belajar berarti kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-banyaknya. Secara institusional (tinjauan kelembagaan), belajar dipandang sebagai proses


(26)

yang telah dipelajari. Secara kuallitatif (tinjauan mutu), belajar ialah proses

memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman serta cara-cara

menafsirkan dunia di sekeliling siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan individu secara sadar dan rutin yang membuat dirinya mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

2.1.2. Pengertian Prestasi Belajar

Kata“prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie yang dalam

bahasa Indonesia berarti “hasil usaha”. Menurut pendapat Arifin (2011:12)

“Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan,

sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik”.

Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya (Mulyasa, 2013:189).

Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. Prestasi belajar merupakan hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan


(27)

10

Prestasi belajar berfokus pada nilai atau angka yang dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah. Nilai tersebut dinilai dari segi kognitif karena guru sering memakainya untuk melihat penguasaan pengetahuan sebagai

pencapaian hasil belajar siswa. Menurut Nana Sudjana (Tu’u, 2004:76)

mengatakan bahwa diantara ketiga ranah yaitu ranah kognitif, afektif dan psikomotorik, maka ranah kognitif sering dinilai para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai bahan pelajaran.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan dan diperoleh dengan jalan bekerja.

2.1.3. Fungsi Prestasi Belajar

Arifin (2011:12) berpendapat: Prestasi belajar (achievement) semakin

terasa penting untuk dibahas, karena mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

1. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai peserta didik.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli

psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai “tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia”.

3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan

asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan


(28)

4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat.

5. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta

didik. Dalam proses pembelajaran, peserta didik menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena peserta didiklah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran.

2.1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Slameto (2010:54) mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar adalah:

1. Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. Faktor ini terdiri dari 3 (tiga) aspek, yaitu :

a. Aspek Jasmaniah

Faktor kesehatan individu dan cacat tubuh akan berpengaruh terhadap belajar.

b. Aspek Psikologis


(29)

12

1) Inteligensi

Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, menggunakan konsep abstrak secara efektif, mengetahui dan mempelajari relasi dengan cepat.

2) Perhatian

Perhatian merupakan keaktifan jiwa yang dipertinggi.

3) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

4) Bakat

Bakat adalah kemampuan untuk belajar.

5) Motif

Motif adalah daya penggerak seseorang untuk berbuat guna mencapai tujuan yang diharapkan.

6) Kematangan

Kematangan adalah suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon.


(30)

Meliputi kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

2. Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri seseorang. Faktor ini terdiri dari 3 (tiga) bentuk, yaitu :

a. Faktor Keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga dan latar belakang kebudayaan.

b. Lingkungan Sekolah

Lingkungan sekolah adalah lingkungan dimana siswa belajar secara sistematis. Kondisi ini meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar/ cara belajar, dan tugas rumah.

c. Lingkungan Masyarakat

Siswa akan mudah terkena pengaruh lingkungan masyarakat karena keberadaannya dalam lingkungan tersebut. Kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat merupakan hal-hal yang dapat mempengaruhi siswa sehingga perlu diusahakan lingkungan yang positif untuk mendukung belajar siswa.


(31)

14

2.1.5. Pengantar Akuntansi dan Keuangan

Wiwin (2010:2) menjelaskan tentang akuntansi yang sering disebut sebagai bahasa bisnis, atau lebih tepat sebagai bahasa pengambilan keputusan. Semakin seseorang menguasai bahasa ini, maka akan semakin baik pula orang tersebut menangani berbagai aspek keuangan dalam hidupnya.

Akuntansi memiliki beberapa fungsi, seperti menghasilkan informasi yang digunakan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan, memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahui kinerja keuangan dan kondisi perusahaan.

Kegiatan akuntansi mencangkup tiga aspek, yaitu:

1. Mengidentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan

keputusan yang akan diambil,

2. Memproses atau menganalisis data relevan,

3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk

pengambilan keputusan.

Pengantar akuntansi dan keuangan adalah seni ketrampilan dalam hal mencatat dan mengolah data transaksi keuangan untuk menghasilkan laporan keuangan. Karena sifatnya pengantar, penjelasan ditekankan secara umum atas ilmu akuntansi.

Pemahaman mengenai pengantar akuntansi dan keuangan harus mengerti mengenai konsep dasar akuntansi. Konsep dasar akuntansi adalah keseimbangan antara aktiva dan pasiva. Dengan mengerti konsep dasar


(32)

akuntansi maka akan lebih mudah memahami proses akuntansi selanjutnya seperti proses akuntansi perusahaan dagang, proses akuntansi perusahaan jasa dan lain sebagainya.

2.1.6. Indikator Prestasi Belajar

Indikator prestasi belajar yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah nilai mid semester siswa kelas X akuntansi mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan.

2.2. Disiplin Belajar

2.2.1. Pengertian Disiplin Belajar

Secara etimologi, disiplin berasal dari bahasa latin disipel yang berarti

pengikut. Seiring dengan perkembangan zaman, kata tersebut mengalami

perubahan menjadi disipline yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut

tata tertib.

Munasifah (2008:29) menyatakan pengertian disiplin dari beberapa ahli diantaranya menurut Davis dan Newstrom, disiplin adalah tindakan manajemen untuk menegakan standar organisasi. Menurut pendapat Saydam,disiplin merupakan kemampuan untuk menguasai diri sendiri dan melaksanakan norma yang berlaku dalam kehidupan. Sedangkan menurut Simamora, disiplin adalah prosedur yang mengoreksi atau menghukum bawahan karena melanggar peraturan atau prosedur yang berlaku.

Menurut Prijodarminto (Tu’u, 2004:31) menyatakan disiplin sebagai

kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan, kesetiaan, keteraturan atau


(33)

16

ketertiban. Menurut Rachman (Tu’u, 2004:31) “pengertian disiplin sebagai

upaya mengendalikan diri dan sikap mental individu atau masyarakat dalam mengembangkan kepatuhan dan ketaatan terhadap peraturan dan tata tertib

berdasarkan dorongan dan kesadaran yang muncul dari dalam hatinya”.

Dari beberapa pendapat itu dapat disimpulkan bahwa disiplin belajar adalah sikap ketaatan dan kesetiaan seseorang/sekelompok orang terhadap peraturan tertulis/tidak tertulis yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan pada suatu organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Tujuan disiplin baik kolektif maupun perorangan yang sebenarnya adalah untuk mengarahkan tingkah laku pada realita yang harmonis. Untuk menciptakan kondisi tersebut, terlebih dahulu harus diwujudkan keselerasan antara hak dan kewajiban siswa.

2.2.2 Fungsi disiplin belajar

Fungsi disiplin menurut Tu’u (2004:38) adalah:

a. Menata kehidupan bersama

Kedisiplinan sekolah berguna untuk menyadarkan siswa bahwa dirinya perlu menghargai orang lain dengan cara menaati dan mematuhi peraturan yang berlaku, sehingga tidak akan merugikan pihak lain dan hubungan dengan sesama menjadi baik dan lancar.

b. Membangun kepribadian

Pertumbuhan kepribadian seseorang biasanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Disiplin yang diterapkan di masing-masing lingkungan tersebut memberi dampak bagi pertumbuhan kepribadian yang baik. Oleh karena itu,


(34)

dengan disiplin seseorang akan terbiasa mengikuti , mematuhi aturan yang berlaku dan kebiasaan itu lama kelamaan masuk ke dalam dirinya serta berperan dalam membangun kepribadian yang baik.

c. Melatih kepribadian

Sikap, perilaku dan pola kehidupan yang baik dan berdisiplin terbentuk melalui latihan. Demikian juga dengan kepribadian yang tertib, teratur dan patuh perlu dibiasakan dan dilatih.

d. Pemaksaan

Kedisiplinan dapat terjadi karena adanya pemaksaan dan tekanan dari luar, misalnya ketika seorang siswa yang kurang disiplin masuk ke satu sekolah yang berdisiplin baik, terpaksa harus mematuhi tata tertib yang ada di sekolah tersebut.

e. Hukuman

Tata tertib biasanya berisi hal-hal positif dan sanksi atau hukuman bagi yang melanggar tata tertib tersebut.

f. Menciptakan lingkungan yang kondusif

Kedisiplinan berfungsi mendukung terlaksananya proses dan kegiatan pendidikan agar berjalan lancar dan memberi pengaruh bagi terciptanya sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran.

2.2.3. Macam-Macam Disiplin

Hadisubrata (Tu’u, 2004:44) menyebutkan teknik disiplin dapat dibagi


(35)

18

1. Disiplin otoritarian

Dalam disiplin otoritarian, peraturan dibuat sangat ketat dan rinci. Orang yang berada dalam lingkungan disiplin ini diminta mematuhi dan menaati peraturan yang telah disusun dan berlaku di tempat itu. Disiplin otoritarian selalu berarti pengendalian tingkah laku berdasarkan tekanan, dorongan dan pemaksaan dari luar diri seseorang.

2. Disiplin permisif

Dalam disiplin ini seseorang dibiarkan bertindak menurut keinginannya. Kemudian dibebaskan untuk mengambil keputusan sendiri dan bertindak sesuai keputusan yang diambilnya itu. Dampak dari melanggar teknik disiplin ini berupa kebingungan atas kebimbangan.

3. Disiplin demokratis

Pendekatan disiplin demokratis dilakukan dengan member penjelasan, diskusi dan penalaran untuk membantu anak memahami mengapa diharapkan mematuhi dan menaati peraturan yang ada. Teknik disiplin demokratis berusaha mengembangkan disiplin yang muncul atas kesadaran diri sehingga siswa memiliki disipin diri yang kuat dan mantap.

2.2.4 Indikator Disiplin Belajar

Tu’u (2004:36) mengungkapkan indikator disiplin belajar dibagi

menjadi empat, yaitu:


(36)

Dalam hal ini yang dimaksud ketaatan tata tertib sekolah adalah ketaatan dalam memakai seragam, pelaksanaan kegiatan sekolah dan menaati peraturan sekolah.

2. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah adalah ketaatan dalam mengikuti proses belajar mengajar yaitu memperhatikan penjelasan guru dan memiliki ketertiban di kelas, ketaatan dalam membawa perlengkapan sekolah.

3. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran adalah ketaatan dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS), ketaatan pada saat mengikuti ulangan.

4. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.

Dalam hal ini yang dimaksud dengan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah adalah ketaatan dalam belajar (membaca kembali catatan pelajaran), ketaatan dalam membuat jadwal belajar.

Berdasarkan dari beberapa pendapat para ahli diatas, Indikator disiplin

belajar yang akan dijadikan acuan penelitian adalah dari pendapat Tu’u

(2004:36) yaitu terdiri dari ketaatan terhadap tata tertib sekolah,ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.


(37)

20

2.3. Lingkungan Keluarga

2.3.1. Pengertian Keluarga

Keluarga dan pendidikan adalah suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Sebab, dimana ada keluarga di situ ada pendidikan. Menurut Ahmadi (2007:108) keluarga merupakan wadah yang sangat penting bagi seorang individu dan group karena keluarga adalah kelompok sosial pertama dimana anak-anak menjadi anggotnya. Sigelmen dan Shaffer (Yusuf, 2009:

36) mengungkapkan bahwa keluarga merupakan “unit sosial terkecil yang

bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih

besar”.

Dalyono (2007:59) memberikan pengertian tentang keluarga yaitu ayah, ibu, dan anak-anak serta family yang menjadi penghuni rumah. Menurut Djamarah (2004:3) konsep keluarga dapat ditinjau dari berbagai aspek. Berdasarkan hubungan sosial, keluarga adalah suatu kesatuan yang diikat oleh adanya saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya,walaupun di antara mereka tidak terdapat hubungan darah. Dalam perspefktif lain, keluarga juga disebut sebagai sebuah persekutuan antara ibu-bapak dengan anak-anaknya yang hidup bersama dalam suatu institusi yang terbentuk karena ikatan perkawinan yang sah menurut hukum dan didalamnya terdapat interaksi antara yang satu dengan yang lainnya.


(38)

Jurnal internasional yang ditulis oleh Robledo, dkk (2012:130) yang

berjudul The Family Environment of Students with Learning Disabilities and

ADHD mengungkapkan:

In families where there are children with deficits parents’ negative

attitudes towards their children tend to predominate. In such families there is usually fewer expression of feelings and emotions, and adults tend to provide negative feedback to their children on their behavior and ability, criticize them or underestimate their abilities, and show pessimistic expectations about their academic future. (Robledo, dkk, 2012:130)

Berdasarkan pendapat yang telah di uraikan diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan komunitas masyarakat terkecil yang saling berinteraksi dan hidup bersama terdiri dari ibu, ayah dan anak. Dimana jika pendidikan dalam keluarga baik, maka anak cenderung memiliki sikap dan tingkah laku yang baik dan sebaliknya.

2.3.2. Fungsi Keluarga

Menurut Oqbum (Ahmadi, 2007:108) mengemukakan bahwa fungsi keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi kasih sayang

b. Fungsi ekonomi

c. Fungsi pendidikan

d. Fungsi perlindungan/penjagaan

e. Fungsi rekreasi

Sedangkan menurut Bierstadt (Ahmadi, 2007:109) mengemukakan bahwa fungsi keluarga sebagai:


(39)

22

b. Mengatur dan menguasai impuls-impuls sexuil

c. Bersifat membantu

d. Menggerakkan nilai-nilai kebudayaan

e. Menunjukkan status

Jadi dapat disimpulkan bahwa fungsi keluarga yakni sebagai suatu wadah yang dapat memberikan perlindungan, pendidikan, pemenuhan kebutuhan, dan saling memberikan kasih sayang satu sama lain. Keberadaan keluarga dapat menunjukkan status seseorang yang dapat mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap suatu keluarga.

2.3.3. Pengertian Lingkungan dan Hubungannya dengan Individu

Sartain seorang ahi psikologi Amerika (Purwanto, 2006:72) menjelaskan bahwa lingkungan meliputi semua kondisi dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan,

perkembangan atau life processes kita kecuali gen-gen. Bahkan, gen-gen

dapat pula dipandang sebagai menyiapkan lingkungan (to provide

environment) bagi gen yang lain. Lingkungan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Lingkungan alam atau luar

2. Lingkungan dalam

3. Lingkungan sosial

Dari uraian tersebut dapat diketahui dalam lingkungan disekitar kita terdapat banyak sekali faktor-faktor yang secara potensial dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku suatu individu.


(40)

Kepribadian manusia tidak dapat dirumuskan sebagai suatu totalitas individu saja tanpa melihat hubungannya dengan lingkungan. Totalitas individu disebut kepribadian apabila dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan dapat mencangkup keseluruhan sistem psikofisik termasuk pembawaan, bakat, kecakapan, dan ciri-ciri kegiatannya.

Menurut Woodworth,dikutip dari buku yang sama menyatakan hubungan individu dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat macam:

1. Individu bertentangan dengan lingkungannya,

2. Individu menggunakan lingkungannya,

3. Indvidu berpartisi dengan lingkungannya, dan

4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

2.3.4. Pentingnya Pendidikan dalam Lingkungan Keluarga

Anak-anak yang telah diserahkan kepada sekolah bukan berarti anak tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab sekolah. Dalam mendidik anak, sekolah hanya melanjutkan pendidikan yang telah diberikan orang tua terhadap anaknya dirumah.

Pentingnya pendidikan dalam lingkungan keluarga telah dinyatakan oleh beberapa ahli, menurut Comenius (Purwanto, 2006:79) dalam uraiannya tentang tingkatan sekolah yang dilalui anak, ia menegaskan bahwa tingkatan permulaan bagi pendidikan anak dilakukan di dalam keluarga yang


(41)

24

menjelaskan dasar pendidikan ialah alam anak yang belum rusak, anak-anak harus dididik sesuai dengan alamnya.

C.G. Salzmann (Purwanto, 2006:80) menurutnya segala kesalahan anak adalah akibat perbuatan pendidiknya, terutama orang tua. Salzmann menunjukkan bahwa pendidikan keluarga dan orang tua penting sekali, selain itu pengaruh lingkungan alam sekitar terhadap pertumbuhan dan pendidikan anak juga berpengaruh besar.

Pestalozzi (Purwanto, 2006:80) menguraikan tentang pentingnya pendidikan keluarga sebagai unsur pertama dalam kehidupan masyarakat, diutarakan pula bagaimana cara memberi pelajaran dan pendidikan agama kepada anak.

2.3.5. Faktor-faktor Lingkungan Keluarga yang Mempengaruhi

Prestasi Belajar

Slameto (2010:60) mengemukakan bahwa dalam mempengaruhi belajar siswa terdapat faktor ekstern yang dapat memberi pengaruh salah satunya dari lingkungan keluarga berupa:

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar anaknya. Orang tua yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama seklai akan kepentingan-kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan/melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak


(42)

belajar atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan yang dialami dalam belajar dan lain-lain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil dalam belajarnya.

b. Relasi antar anggota keluarga

Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut mempengaruhi belajar anak.

c. Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar. Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak penghuninya. Suasana rumah yang tegang, ribut, dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antar anggota keluarga/ dengan keluarga lain menyebabkan anak menjadi bosan dirumah, suka keluar rumah, akibatnya belajarnya kacau.

d. Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat


(43)

tulis-26

menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.

e. Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberikan pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk mengetahui perkembangannya.

f. Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik agar mendorong semangat anak untuk belajar.

2.3.6. Indikator Lingkungan Keluarga

Indikator lingkungan keluarga yang dijadikan sebagai indikator dalam penelitian untuk mengukur prestasi belajar adalah menurut pendapat Slameto (2010:60) yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

2.4. Kerangka Berpikir

Prestasi belajar merupakan realisasi kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh individu setelah melakukan usaha yang didapat dari proses belajar yang dilakukan dalam periode tertentu. Prestasi belajar dipengaruhi


(44)

oleh beberapa faktor, diantaranya yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah disiplin belajar, lingkungan keluarga dan fasilitas sekolah.

Dunia pendidikan mengartikan disiplin belajar sebagai suatu bentuk kesadaran diri siswa dalam belajar.Indikator disiplin belajar yang akan dijadikan acuan penelitian terdiri dari ketaatan terhadap tata tertib sekolah, ketaatan terhadap kegiatan belajar di sekolah, ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas pelajaran, dan ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.

Lingkungan keluarga memiliki peran dalam mempengaruhi prestasi belajar, indikator yang akan dijadikan acuan dalam variabel lingkungan keluarga yaitu pengertian orang tua terhadap anaknya dapat mengakibatkan semangat belajar anak meningkat. Selain itu, keadaan ekonomi orang tua dan cara orang tua mendidik juga sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Indikator dari lingkungan keluarga yaitu cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi di keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

Hasil dari peneltian terdahulu menunjukan adanya pengaruh dari disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat dan teori yang telah dijelaskan dalam landasan teori, yang menyatakan bahwa pencapaian prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh faktor internal yaitu disiplin belajar serta faktor eksternal yaitu lingkungan keluarga. Dalam penelitian ini, akan dilakukan penelitian untuk mengkaji kebenaran variabel tersebut terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kelas X di SMK Palebon Semarang tahun pelajaran


(45)

28

2014/2015. Berdasarkan uraian di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:


(46)

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir

Disiplin Belajar (X1) Indikator :

a. Ketaatan dalam menaati peraturan dan

tata tertib sekolah

b. Ketertiban saat belajar di dalam kelas

c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas

d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di

rumah

(Tu’u, 2004:36)

Lingkungan Keluarga (X2)

Indikator :

a. Cara orang tua mendidik

b. Relasi antar anggota keluarga

c. Suasana rumah

d. Keadaan ekonomi di keluarga

e. Pengertian orang tua

f. Latar belakang kebudayaan

(Slameto, 2010:60)

Prestasi belajar (Y) Indikator :

a. Nilai mid Semester

Siswa Mata Pelajaran Pengantar Akuntansi dan Keuangan kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015


(47)

30

2.6. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap perumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2010:64).

Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, hipotesis dalam penelitian ini adalah:

(Ha)1: Ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara

simultan terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

(Ha)2: Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.

(Ha)3: Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata

pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi


(48)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dsan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kausalitas (uji pengaruh) untuk mengetahui pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015.Metode yang digunakan dalam penelitin ini adalah metode kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:14) metode kuantitatif diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengmbilan sampel pada umumnya random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

3.1.2 Desain Penelitian

Desain penelitan yang digunakan pada penelitian ini adalah

metodesurvey. Metode survey digunakan karena dalam penelitian kuantitatif

ini angket merupakan sumber data pokok. Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe pernyataan tertutup.


(49)

32

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.2.1. Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh siswa kelas x akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015dengan jumlah 95 siswa yang terdiri dari 48 siswa dari kelas X Akuntansi 1 dan 47 siswa dari kelas X akuntansi 2.

3.2.2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas x akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 yang diambil secara acak dengan

teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random

samplingteknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. (Sugiyono, 2010: 120).

Rumus yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel adalah rumus Slovin, sebagai berikut:

Keterangan:

n : Ukuran Sampel

N :Ukuran Populasi

e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan/

pengambilan sampel yang diinginkan (Umar, 2004: 108).

Standar error sebesar 5% digunakan karena nilai tersebut sering digunakan dalam penelitian kuantitafif dibidang pendidikan. Perhitungan:


(50)

Jumlah dari populasi adalah 95 siswa kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarang, maka pengambilan sampel sebanyak 77 siswa.

Prosedur untuk menentukan besarnya sampel dari tiap-tiap sub populasi dengan metode tersebut dapat dihitung dengan menggunakan rumus

: Keterangan :

fi : Sampel Fraction

Ni : Sub Populasi

N : Ukuran Populasi

Untuk menentukan besarnya sampel sub populasi kelas disajikan perhitungan dan tabel 3.1. sebagai berikut :

Tabel 3.1. Sampel Penelitian

No Kelas Populasi fi Sampel(fi x n)

1 XI AK 1 48 0,505 39

2 XI AK 2 47 0,494 38

Jumlah 95 77

Sumber : Data Penelitian tahun 2014

n1 = 0,505 x 77 = 38,88 (dibulatkan 39)

n2 = 0,494 x 77 = 38,03 (dibulatkan 38)

Cara penentuan subjek penelitiannya ialah dengan cara undian. Cara pengambilan sampel dengan memberi nomor setiap anggota populasi sesuai jumlah anggota populasi. Sugiyono (2010:132) menyatakan “karena tekhnik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota populasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”.


(51)

34

3.3. Variabel Penelitian

3.3.1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen atau variabel terikat menurut Sugiyono (2010:61) variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan.

Indikator yang peneliti gunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa adalah nilai mid semester siswa mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang.

3.3.2. Variabel Independen (X)

Variabel Independen sering disebut variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen, Sugiyono (2010:61). Dalam penelitian ini variabel independen terdiri dari tiga variabel, yaitu:

1. Disiplin Belajar (X1)

Disiplin Belajar adalah wujud pengendalian diri siswa terhadap berbagai aturan baik tertulis maupun tidak tertulis yang telah diterapkan oleh siswa yang bersangkutan maupun berasal dari luar dengan tidak melakukan sesuatu yang dapat merugikan tujuan dari proses belajarnya.

Indikator disiplin belajar menurut Tu’u (2004:36) dibagi menjadi 4

(empat) yaitu:

a. Ketaatan dalam menaati peraturan dan tata tertib sekolah.


(52)

c. Ketaatan dalam mengerjakan tugas-tugas.

d. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah.

2. Lingkungan Keluarga (X2)

Lingkungan keluarga merupakan lingkungan yang paling utama bagi siswa sebelum mengenal lingkungan sekolah.

Indikator lingkungan keluarga menurut Slameto (2010:60) dibagi menjadi 6 (enam) yaitu:

a. Cara orang tua mendidik

b. Relasi antar anggota keluarga

c. Suasana rumah

d. Keadaan ekonomi di keluarga

e. Pengertian orang tua

f. Latar belakang kebudayaan

3.4. Metode Pengumpulan Data

Ada dua teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini yaitu metode angket (kuesioner) dan metode dokumentasi. Penjelasan tentang kedua metode tersebut akan dijelaskan dibawah ini.

3.4.1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan mencari data mengenai variabel dari catatan, transkip, buku dan sebagainya (Arikunto, 2006: 231).Metode dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang prestasi belajar yaitu nilai mid semester mata pelajaran pengantar


(53)

36

akuntansi dan keuangan siswa kelas X Akuntansi SMK Palebon Semarangtahun ajaran 2014/2015.

3.4.2. Metode Angket

Sugiyono (2010:199) menjelaskan bahwa metode angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan caramemberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Pada metode angket ada dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup.Jenis angket yang akan digunakan pada penelitian ini adalah jenis angket dengan pertanyaan tertutup. Pertanyaan penutup akan memudahkan bagi responden karena responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan dalam angket

Alternatif jawaban yang dijadikan sebagai pengukur variabel menggunakan skala likert.Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2010: 134). Indikator yang akan diukur dalam skala likert dijabarkan menjadi indikator varibel yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk menyusun instrument yang berupa pertanyaan ataupun pernyataan.

Skor yang diberikan atas jawaban responden pada angket penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:

a. Sangat Setuju : 5

b. Setuju : 4

c. Ragu-ragu : 3


(54)

e. Sangat Tidak Setuju : 1

3.5. Instrumen Penelitian

3.5.1. Validitas Instrumen Penelitian

Validitas digunakan untuk melihat apakah tes yang dilakukan valid (sahih). Menurut Arifin (2011:246) untuk melihat apakah tes yang dilakukan valid dapat dilakukan dengan cara membandingkan skor peserta didik yang didapat dalam tes dengan skor yang dianggap sebagai nilai baku.

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program komputer SPSS 21.0 (Statistical Package for Social Science). Masing-masing item akan dilihat nilai signifikansinya. Jika taraf signifikansi kurang dari 5% (0,05), maka dikatakan item kuesioner tersebut valid dan dapat digunakan, namun apabila taraf signifikan lebih dari 5% (0,05), maka dikatakan item kuesioner tersebut tidak valid dan tidak dapat dipergunakan atau diperbaiki.

Hasil dari pengujian validitas terhadap 25 responden menggunakan SPSS 21 dapat dilihat dalam tabel 3.2. berikut.

Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas

No Variabel Indikator NoSoal signifikansi Alpha hasil

1. Disiplin

Belajar

1. Ketaat

an dalam menaati peraturan dan tata tertib sekolah

1 2 3 4 5 6 7

0,000 0,015 0,000 0,008 0,000 0,000 0,000

0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid


(55)

38 ban saat belajar di dalam kelas 9 10 11 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid 3. Ketaatan dalam mengerjak an tugas-tugas 12 13 14 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid 4. Ketaatan terhadap kegiatan belajar di rumah 15 16 17 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid 2 Lingkun gan Kelu arga

1. Cara orang

tua mendidik 18 19 20 21 22 0,010 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid Valid Valid 2. Relasi antar anggota keluarga 23 24 25 26 27 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid Valid Valid 3. Suasana rumah 28 29 30 31 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid Valid 4. Keadaan ekonomi di keluarga 32 33 34 35 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid Valid 5. Pengertian orang tua 36 37 38 39 40 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 Valid Valid Valid Valid Valid 6. Latar belakang kebudayaa n 41 42 43 0,068 0,004 0,000 0,05 0,05 0,05 Tidak Valid Valid Valid Sumber: Perhitungan data primer menggunakan SPSS 21

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas variabel disiplin belajar yang terdiri dari 17 pernyataan dapat diketahui bahwa semua pernyatan


(56)

dianggap vallid karna nilai signifikansi yang diperoleh kurang dari nilai Alpha yaitu 0,05. Pada variabel lingkungan keluarga yang terdiri dari 26 pernyataan dapat di ketahuin pula pada indikator latar belakang kebudayaan terdapat satu pernyataan yang tidak valid karna nilai signifikansi melebihi nilai alpha yaitu 0,068 untuk pernyataan yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian karna terdapat pernyataan lain yang telah mewakili.

3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Arifin (2011:258) menjelaskan pengertian reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal uraian.

Rumus Alpha:

Keterangan:

r11 : Reliabilitas instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

b2 : Jumlah varians butir

t2 : Varians total

Batas pengukuran daya beda yang digunakan adalah 0,70, dengan demikian jika hasil perhitungan menunjukkan nilai alpha lebih besar dari 0,70, maka butir pertayaan dapat dikatakan reliabel (Ghozali, 2011: 48).


(57)

40

Hasil uji reliabilitas instrumen terhadap 25 responden menggunakan SPSS 21 diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

No Variabel

Cronbach's Alpha Based on Standardize

d Items

Syarat Minimal

Cronbach’s

Alpha

Kriteria

1. Disiplin Belajar 0,861 >0,7 Reliabel

2. Lingkungan Keluarga 0,922 >0,7 Reliabel

Sumber: Data Penelitian, diolah 2014

Berdasarkan tabel 3.3. diatas uji reliabilitas terhadap 25 responden

diketahui bahwa nilai Cronbach's Alpha Based on Standardized Items

diperoleh lebih dari 0,7 hasil tersebut membuktikan bahwa seluruh variabel dapat dikatakan reliabel.

3.6 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

3.6.1 Analisis Deskriptif

Sugiyono (2010: 207) mendefinisikan statistik deskriptif sebagai

statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan varibel yang ada dalam penelitian ini agar dapat dipahami dengan lebih mudah oleh pembaca.

Tabel kategori digunakan dalam analisis deskriptif untuk mengetahui tingkatan kategori dari suatu variabel.Tabel kategori menunjukkan


(58)

tingkatan-tingkatan kategori yang telah ditentukan oleh peneliti. Hadi (2004:12) menjelaskan langkah-langkah untuk menentukan tabel kategori sebagai berikut:

1. Menentukan jarak pengukuran (R), jarak pengukuran diperoleh

dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah.

2. Menentukan jumlah interval yang diperlukan, masing-masing

interval mewakili tingkatan kategori tertentu. Jumlah interval disesuaikan dengan tujuan penyusunan distribusi oleh peneliti. Pada penelitian ini terdapat lima interval/kategori yaitu sangat baik, baik, sedang, buruk dan sangat buruk.

3. Menentukan lebar interval (i) yang digunakan, lebar interval

ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

4. Menghitung sisa kekurangan bilangan, langkah ini dilakukan

ketika nilai lebar kelas adalah nilai pecahan yang kemudian dibulatkan

menjadi bilangan bulat. Penghitungan sisa kekurangan bilangan

menggunakan rumus:

Sisa kekurangan bilangan sebaiknya ditambahkan pada kedua sisi yaitu sisi kanan dan sisi kiri.


(59)

42

Skor interval untuk variabel prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan di SMK Palebon Semarang, yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.4.

Kriteria Prestasi Belajar

No. Interval Nilai Kriteria Interval Kriteria

1. ≥ 75 Tuntas 75 – 100 Tinggi

2. < 75 Tidak Tuntas 60 - 74 Sedang/ Cukup

< 60 Rendah

Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Berikut disajikan perhitungan dan tabel kategori 3.5. untuk variabel Disiplin Belajar:

Nilai tertinggi: 85 Nilai terendah: 60 Jumlah Interval: 5

Tabel 3.5.

Kategori Skor Variabel Disiplin Belajar

Skor Kategori

82 – 87 Sangat Disiplin

76 – 81 Disiplin

70 – 75 Cukup Disiplin

64 – 69 Tidak Disiplin

58 – 63 Sangat Tidak Disiplin

Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Berikut disajikan perhitungan dan tabel kategori 3.6. untuk variabel Lingkungan Keluarga:


(60)

Nilai tertinggi: 120 Nilai terendah: 73 Interval: 5

Tabel 3.6.

Kategori Skor Variabel Lingkungan Keluarga

Skor Kategori

112 – 121 Sangat Mendukung

102 – 111 Mendukung

92 – 101 Cukup Mendukung

82 – 91 Tidak Mendukung

72 – 81 Sangat Tidak Mendukung

Sumber: Data uji coba instrumen, diolah 2014

3.6.2. Uji Prasyarat Regresi Linier Berganda

3.6.2.1.Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2011:160). Model uji normalitas dapat menggunakan histogram, normal

problability plot dan uji Kolmogorov-Smirnov.Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

H0 : Data terdistribusi dengan normal


(61)

44

Apabila hasil nilai Kolmogorof-Smirnov yang diolah dengan bantuan

aplikasi SPSS 21 mempunyai Sig< α (0,05) maka H0 ditolak, ini berarti data

tidak terdistribusi dengan normal. Sebaliknya jika Sig> α (0,05) maka H0

diterima yang berarti data terdistribusi dengan normal.

3.6.2.2. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang digunakan sudah benar atau tidak dan dengan uji linieritas akan diperoleh informasi apakah model empiris sebaiknya linier, kuadrat atau kubik (Ghozali, 2011:166). Pengujian linieritas dilakukan dengan bantuan program aplikasi SPSS 21 melalui tabel ANOVA. Suatu model regresi dikatakan linier

apabila nilai Sig. Liniearity lebih kecil dari 0,05 dan nilai Sig. Deviation from

Linearity lebih besar dari 0,05.

3.6.2.3. UjiAsumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi atau hubungan antar variabel bebas (disiplin belajar, lingkungan sekolah dan fasilitas sekolah).model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Ghozali (2011:105), mengemukakan uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi yang tinggi atau sempurna antar variabel independen.

Uji multikolinearitas dengan menggunakan aplikasi SPSS 21 dapat


(62)

inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 maka bisa dikatakan tidak terjadi multikolinearitas serius. Nilai VIF < 10 menunjukkan tidak ada multikolinearitas serius antar variabel independen.

2. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011:139) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamat ke pengamat yang lain. Jika variance

dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lainnya tetap, maka

disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

Heteroskedastisitas.Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau yang tidak terjadi Heteroskedastisistas.

Untuk mengetahui heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan

mengamati grafik scatter plot, jika terlihat titik-titik menyebar secara acak

serta tersebar baik di atas maupun di bawah titik 0 pada sumbu Y, berarti model regresi tersebut tidak mengandung heteroskedastisitas.

Analisis grafik plots memiliki kelemahan karena jumlah pengamatan

mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan semakin

sulit mempresentasikan hasil grafik plot (Ghozali, 2011:141). Kelemahan inilah yang mendasari peneliti untuk menggunakan Uji Park dalam uji Heteroskedastisitas. Pada uji Park suatu variabel dinyatakan bersifat Heteroskedastisitas apabila nilai Sig < 0,05. Apabila nilai Sig > 0,05 maka tidak terdapat Heteroskedastisitas yang artinya variabel tersebut bersifat Homoskedastisitas.


(63)

46

3.6.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi berganda menurut Gujarati(Ghozali, 2011: 95) digunakan untuk mengetahui ketergantungan variabel terikat dengan lebih dari satu variabel bebas., dengan tujuan untuk mengestimasi atau memprediksi nilai rata-rata variabel terikat berdasarkan nilai variabel bebas yang diketahui.

Bentuk umum dari model regresi berganda dengan 3 variabel bebas menurut Sudjana (2005:348) adalah sebagai berikut:

ŷ = a + b1x1 + b2x2

ŷ = Variabel Terikat

x1, x2 = Variabel Bebas

a = Nilai Konstanta

b1, b2 = Koefisien regresi

3.6.4. Uji Hipotesis Penelitian

3.6.4.1. Uji Simultan

Uji simultan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat (Ghozali, 2011:98).Pada konteks penelitian ini berarti Uji F digunakan untuk menguji apakah disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh terhadap prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan


(64)

Apabila nilai Sig < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha1 diterima yang

berarti semua variabel bebas secara simultan dapat menjelaskan variabel

terikat secara signifikan. Sebaliknya, apabila nilai Sig > 0,05 maka H0

diterima, ini berarti semua variabel bebas secara simultan tidak mampu menjelaskan variabel terikat secara signifikan.

3.6.4.2. Uji Parsial

Uji parsialdengan menggunakan uji t pada dasarnya digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel bebas dalam penelitian ini disiplin belajar dan lingkungan keluarga secara individual dalam menerangkan variabel terikat yaitu prestasi belajar mata pelajaran pengantar akuntansi. Apabila hasil dari SPSS menunjukkan suatu variabel bebas

mempunyai nilai Sig< 0,05maka variabel bebas tersebut secara individu

mampu menjelaskan dengan signifikan variabel terikat. Sebaliknya, ketika

nilai Sig dari suatu variabel bebas > 0,05 maka variabel bebas tersebut tidak

mampu menjelaskan secara signifikan variabel terikat.

3.6.5. Koefisien Determinasi

3.6.5.1. Analisis Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalan menerangkan variasi variabel independen yaitu disiplin belajar dan lingkungan keluarga.Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu.Nilai yang kecil menunjukkan kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat juga kecil/amat terbatas (Ghozali,


(65)

48

2011:97).Nilai koefisien yang besar (mendekati 1) dapat memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel terikat.

Koefisien determinasi (R2) mempunyai kelemahan yaitu bias terhadap

jumlah variabel bebas yang dimasukkan dalam model regresi. Setiap

tambahan satu variabel bebas akan meningkatkan nilai R2 tidak peduli

variabel bebas tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikat ataupun tidak. Untuk menutupi kelemahan R2 ini digunakanlah nilai

Adjusted R2.Nilai Adjusted R2 lebih akurat karena penambahan satu varibel

bebas kedalam sebuah model regresi dapat menaikkan ataupun menurunkan

nilai Adjusted R2 bergantung kepada variabel tersebut mempunyai pengaruh

yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Nilai AdjustedR2 sebesar

0,X pada output SPSS 21 menunjukkan bahwa variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat sebersar X% , sedangkan sisanya (100% - X%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model.

3.6.5.2. Analisis Koefisien Determinasi Parsial (r2)

Koefisien determinasi parsial digunakan untuk mengetahui kontribusi masing-masing variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat. Besarnya

r2 dihitung dari mengkuadratkan nilai Correlation Partial yang muncul dari

output SPSS 21. Nilai r2 sebesar 0,X menunjukkan bahwa variabel bebas tersebut secara individu mampu menjelaskan variabel terikat sebesar X%, sedangkan sisanya (100%-X%) dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.


(66)

77

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, maka diperoleh simpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh disiplin belajar dan lingkungan keluarga terhadap prestasi

belajar mata pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 sebesar 84,3%.

2. Ada pengaruh disiplin belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran

pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 sebesar 42,12%.

3. Ada pengaruh lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mata

pelajaran pengantar akuntansi dan keuangan siswa kelas X akuntansi SMK Palebon Semarang tahun ajaran 2014/2015 sebesar 21,90%.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya, saran yang diberikan sebagai tindak lanjut hasil penelitian adalah sebagai berikut:

1. Siswa diharapkan dapat meningkatkan ketaatan terhadap kegiatan


(67)

78

di ajarkan atau untuk mempelajari mata pelajaran yang akan dibahas esok harinya.

2. Keluarga diharapkan dapat memberikan dukungan dalam kegiatan

belajar siswa dirumah dengan cara menjaga suasana rumah yang kondusif untuk belajar. Keadaan yang kondusif ini bisa diciptakan keluarga dengan tidak membuat kegaduhan saat jam belajar dirumah.


(1)

Lampiran 14

Statistik Deskriptif Inikator Variabel X2 Deskripsi Statistik Lingkungan Keluarga

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Lingkungan Keluarga 77 73 120 101.17 10.458

Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi variabel Lingkungan Keluarga

Interval Frekuensi Persentase Kriteria

Rata-Rata Klasikal

112 – 121 13 16,9% Sangat Mendukung

101,17 Cukup Mendukung 102 – 111 23 29,9% Mendukung

92 – 101 27 35,1% Cukup Mendukung 82 – 91 12 15,6% Tidak Mendukung

72 – 81 2 2,5% Sangat Tidak Mendukung

Jumlah 77 100%

Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi Indikator Cara Orang Tua Mendidik

Interval Frekuensi % Kriteria Rata-rata

21-25 43 55,9% Sangat

Mendukung

20,5

16-20 26 33,8% Mendukung

11-15 8 10,3% Cukup

Mendukung

6-10 0 0% Tidak

Mendukung

1-5 0 0% Sangat Tidak

Mendukung

Jumlah 77 100% Sangat

Mendukun g Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi Indikator Relasi Antar Anggota Keluarga

Interval Frekuensi % Kriteria Rata-rata

21-25 44 57,1% Sangat


(2)

16-20 31 40,3% Mendukung

11-15 2 2,6% Cukup

Mendukung

6-10 0 0% Tidak

Mendukung

1-5 0 0% Sangat Tidak

Mendukung

Jumlah 77 100% Sangat

Mendukun g Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi Indikator Suasana Rumah

Interval Frekuensi % Kriteria Rata-rata

17-20 23 29,9% Sangat

Mendukung

15,4

13-16 51 66,2% Mendukung

9-12 3 3,9% Cukup

Mendukung

5-8 0 0% Tidak

Mendukung

1-4 0 0% Sangat Tidak

Mendukung

Jumlah 77 100% Mendukung

Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi Indikator Keadaan Ekonomi Keluarga

Interval Frekuensi % Kriteria Rata-rata

17-20 28 36,4% Sangat

Mendukung

16,2

13-16 44 57,1% Mendukung

9-12 5 6,5% Cukup

Mendukung

5-8 0 0% Tidak

Mendukung

1-4 0 0% Sangat Tidak

Mendukung

Jumlah 77 100% Mendukung

Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi Indikator Pengertian Orang Tua

Interval Frekuensi % Kriteria Rata-rata

21-25 48 62,3% Sangat

Mendukung

20,7

16-20 25 32,5% Mendukung

11-15 4 5,2% Cukup


(3)

6-10 0 0% Tidak Mendukung

1-5 0 0% Sangat Tidak

Mendukung

Jumlah 77 100% Sangat

Mendukun g Sumber: Data penelitian, diolah 2014

Deskripsi Indikator Latar Belakang Kebudayaan

Interval Frekuensi % Kriteria Rata-rata

9-10 16 20,8% Sangat

Mendukung

32,6

7-8 40 51,9% Mendukung

5-6 21 27,3% Cukup

Mendukung

3-4 0 0% Tidak

Mendukung

1-2 0 0% Sangat Tidak

Mendukung

Jumlah 77 100% Sangat

Mendukun g Sumber: Data penelitian, diolah 2014


(4)

Lampiran 15


(5)

Lampiran 16


(6)

Lampiran 17


Dokumen yang terkait

PENGARUH TEMAN SEBAYA, LINGKUNGAN KELUARGA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP DISIPLIN BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AKUNTANSI SMK GATRA PRAJA PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2014 2015

22 168 141

PENGARUH EFIKASI DIRI DAN KEMANDIRIAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KEUANGAN DI KELAS XI AKUNTANSI SMK NEGERI 1 BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015.

10 15 66

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR, MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI SMK PASUNDAN 1 BANJARAN.

0 3 30

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 4 KLATEN TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 1 190

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA KELAS X AKUNTANSI SMK MUHAMMADIYAH WONOSARI TAHUN AJARAN 2016/2017.

1 4 198

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN AKUNTANSI PERUSAHAAN JASA SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK YPKK 2 SLEMAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 203

PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA DAN PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI KEUANGAN SISWA KELAS X KEUANGAN SMK NEGERI 1 BANTUL TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 1 211

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG AKUNTANSI, GAYA BELAJAR, DAN LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PRESTASI BELAJAR PENGANTAR AKUNTANSI DAN KEUANGAN SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK NEGERI 7 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015.

1 3 202

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA DIKLAT AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG SISWA KELAS XI PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI SMK NEGERI 1 KLATEN TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 181

PENGARUH MINAT BELAJAR, KEBIASAAN BELAJAR, DISIPLIN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN AKUNTANSI SMK YAPEMDA 1 SLEMAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 247