PROSES ANALISIS BIAYA TOTAL PENGEMPAAN OPTIMUM

96 h. Biaya pemastaan kasar = 0.383 KWh x Rp 3.000 = Rp 1149 Biaya pemastaan kasar = Rp 229.8 kg 7. Biaya Pengempaan a. 1 kali pengempaan = 200 g b. 1 kali pengempaan = 7 menit c. kapasitas g jam = 1714 g jam atau 1.7 kg jam d. Tegangan Mesin Pengempa = 380 volt e. Arus rata-rata = 4.01 ampere f. Daya yang dibutuhkan = [ √3 380 V x 4.01 A x 7 menit 60 menit ] = 0.308 kWh g. 1 KWh = Rp 3.000 h. Biaya Pengempaan = 0.308 kWh x Rp 3.000 = Rp 924.92 Biaya Pengempaan = Rp 544.07 kg 8. Total Biaya Pengempaan = Rp 1 176 + Rp 245.10 + Rp 264 + Rp 174.49 + Rp 109.29 + Rp 229.8+ Rp 544.07 = Rp 2198.68 Total Biaya Pengempaan = Rp 2198.68 kg 19

III. BAHAN DAN METODE

A. WAKTU DAN TEMPAT

Penelitian mengenai penegempaan kakao ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan bulan Oktober 2006. Sedangkan tempat penelitiannya berlokasi di Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia, Jember yang tepatnya di Laboratorium Rekayasa Alat dan Mesin Pengolahan. Laboratorium ini merupakan tempat dibuatnya rekayasa alat dan mesin pengolahan kopi kakao mulai dari proses pasca panen hingga pengolahan produk jadi. Selain itu dilingkungan laboratorium ini terdapat pabrik pupuk organic dan pabrik olahan makanan yang berasal dari bahan baku kakao serta kopi. pada pabrik olahan makanan tersebut penelitian banyak dilakukan.

B. BAHAN DAN ALAT

Bahan yang digunakan pada penelitian ini merupakan kakao jenis Bulk atau lindak. Diambil dari dua kebun yang berbeda, untuk kakao yang telah difermentasi menggunakan kakao dari perkebunan kakao di Glemor, Banyuwangi, sedangkan untuk kakao yang tidak difermentasi sebagai kontrol pembanding berasal dari perkebunan percobaan PUSLIT Kaliwining, Jember. Biji kakao ini kemudian diolah Gambar 8 menjadi daging biji kakao nib, pasta kakao kasar, dan pasta kakao halus sebagai variasi i bahan baku proses pengempaan Gambar 9. Sedangkan peralatan yang akan digunakan selama penelitian ini dilakukan adalah mesin penyangrai biji kakao, mesin pemisah nib, mesin pemasta kasar, mesin penghalus cokelat refiner, mesin pengempa hidrolik, kako tester oven penyimpan bahan cokelat, timbangan digital, oven kadar air, cawan, gelas ukur, wadah tampung lemak, kantung pasta, stopwatch, kabel termokopel, komputer, data logger 20 saluran, amperemeter, tachometer, plastik penampung biji kakao, dan label. 20 Gambar 8. Proses mendapatkan bahan baku untuk pengempaan. Proses Penyangraian Biji Kakao Setelah Penyangraian Proses Pemisahan nib nib Proses Pemastaan Kasar Pasta Kakao Kasar Proses Penghalusan Pasta Pasta Kakao Halus Bahan Baku 1 Bahan Baku 2 Bahan Baku 3 Biji Kakao 21 Gambar 9. Daging biji nib, pasta kasar, dan pasta halus.

C. PERLAKUAN

Perlakuan yang diberikan pada mesin pengempa hidrolik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. kombinasi tingkat kekasaran bahan baku biji kakao, pasta halus, dan pasta kasar; 2. kombinasi berat umpan 100, 200, 300, 400, 500, 750, dan 1000 g; 3. kombinasi suhu penyimpanan di oven selama 24 jam sebelum proses pengempaan dilakukan suhu lingkungan, suhu 40 °C dan suhu 45°C. D.PENGAMATAN Pengamatan yang dilakukan selama penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kapasitas pengempaan Dimana : KP = Kapasitas Pengempaan gmenit BKM = Berat Kakao Masuk gmenit t = Waktu Pengempaan menit 2. Gaya hidrolik maksimal yang diciptakan KP = BM t Fm = Pm x As