PERLAKUAN BAHAN DAN METODE

23

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dekskriptif dengan analisa grafis. Metode ini menampilkan data dalam bentuk grafik kemudian menganalisanya. Penelitian ini terbagi dalam 2 tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap kedua merupakan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui kareteristik bahan baku yaitu kakao lindak Theobroma Cacao L serta mengolah biji kakao menjadi bahan siap kempa. Penelitian pendahuluan terdiri dari mengukur kadar air, kadar kulit, kadar lemak, mutu biji kakao sebagai bahan baku olahan. Setelah itu penelitian pendahuluan dilanjutkan dengan proses penyangraian, proses pisah kulit, proses pemastaan kasar, dan proses pemastaan halus biji kakao. Penelitian urtama merupakan penelitian yang berfungsi untuk mencari kondisi optimum dari proses pengempaan kakao yang dilakukan menggunakan mesin pengempa hidrolik. Penelitian utama ini dibagi menjadi tiga tahap penelitian yaitu: Tahap I, penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum dari perbedaan jenis input yang hendak dikempa. Jenis input yang digunakan adalah nib kakao, pasta kasar, dan pasta halus. Kondisi terbaik yang diperoleh menjadi dasar tahap-tahap berikutnya. Tahap II, penelitian yang mencari kondisi optimum dari perbedaan berat input yang hendak dikempa 100, 200, 300, 400, 500, 750, 1000 g, dengan menggunakan jenis input sama yaitu hasil paling optimum dari penelitian utama tahap I. Kondisi optimum dari penelitian tahap II ini akan digunakan pada penelitian utama tahap III. Tahap III, penelitian utama tahap akhir yang berfungsi untuk mengetahui kondisi paling optimum dari perbedaan suhu penyimpanan input, suhu yang digunakan untuk menyimpan input yaitu suhu 40°, 45°, dan suhu lingkungan. Hasil dari tahap ini merupakan kondisi optimum akhir dari proses pengempaan yang dilakukan yang terdiri dari perbedaan jenis input, berat input, dan suhu penyimpanan input. 24

1. Penelitian Pendahuluan

a Mengukur kadar air biji kakao Prinsip : pengurangan bobot selama 16 jam pengeringan dalam oven yang terkontrol pada suhu 103 ± 2°C. Prosedur pengukuran : i. keringkan cawan dan tutupnya pada 103 ± 1º C selama 1 jam. Setelah itu cawan dan tutupnya didinginkan; ii. timbang cawan dan tutupnya yang telah didinginkan catat sebagai nilai m 0; iii. ambil sampel kakao sebanyak 12 g, kemudian tumbuk selama kurang dari 1 menit sehingga ukurannya kurang dari 5 mm; iv. ambil sampel kakao yang telah ditumbuk tadi sebanyak 10 g, masukan ke dalam cawan lalu ditutup kemudian ditimbang catat sebagai nilai m 1; v. masukkan cawan yang telah berisi sampel ke dalam oven yang telah dipanaskan pada suhu 103 ± 1ºC. setelah dimasukkan buka tutup cawan kemudian letakkan di dekat cawan. Dibiarkan selama 16±1 jam. Sebelum dikeluarkan cawan ditutup kembali, setelah itu didinginkan dan ditimbang catat sebagai nilai m 2; vi. pengujian kadar air dengan sampel yang sama dilakukan dua kali pengulangan; vii. kadar air sebagai susut bobot dihitung sebagai berikut Dimana : m0 = berat cawan + tutup g m 1 = berat cawan + tutup dan sampel sebelum pengeringan g m 2 = berat cawan + tutup dan sampel setelah pengeringan m1-m2 X 100 m1-m0 25 b Mengukur kerapatan curah biji kakao sebelum dan sesudah sangrai Kerapatan curah diukur dengan rumus sebagai berikut: Dimana : ρ = massa jenis atau kerapatan kgm 3 , gml; m = massa kg, g V = volume m 3 , ml c Mengukur kadar kulit biji kakao Prinsip : pemisahan secara visual dan penimbangan. Prosedur pengukuran : i. timbang contoh uji dari biji kakao yang masih utuh kulitnya, sebanyak ± 100 g; ii. kemudian pisahkan kulit dari keping bijinya dan pindahkan kulit dan keping tersebut ke dalam kaca arlojicawan yang berlainan yang telah diketahui bobotnya; iii. timbang masing-masing kaca arlojicawan yang berisi kulit dan keping biji; iv. cara menyatakan hasil yaitu kadar kulit dan kadar keping biji masing-masing dinyatakan dalam persentase bobot per bobot, dengan menggunakan perhitungan M0 adalah bobot contoh uji, g; M1 adalah bobot cawan kosong, g; M2 adalah bobot cawan dan kulitkeping biji,g. d Mengukur kadar lemak biji kakao Prinsip : ekstraksi lemak biji kakao dengan menggunakan pelarut organik non polar petroleum benzen 40°C sampai dengan 60 °C. Prosedur pengukuran : i. siapkan bahan yang hendak diuji, dengan cara disaring dengan saringan bubuk agar memiliki ukuran partikel yang sama; ρ = m V M2 – M1 x 100 MO