WAKTU DAN TEMPAT BAHAN DAN ALAT

21 Gambar 9. Daging biji nib, pasta kasar, dan pasta halus.

C. PERLAKUAN

Perlakuan yang diberikan pada mesin pengempa hidrolik untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. kombinasi tingkat kekasaran bahan baku biji kakao, pasta halus, dan pasta kasar; 2. kombinasi berat umpan 100, 200, 300, 400, 500, 750, dan 1000 g; 3. kombinasi suhu penyimpanan di oven selama 24 jam sebelum proses pengempaan dilakukan suhu lingkungan, suhu 40 °C dan suhu 45°C. D.PENGAMATAN Pengamatan yang dilakukan selama penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Kapasitas pengempaan Dimana : KP = Kapasitas Pengempaan gmenit BKM = Berat Kakao Masuk gmenit t = Waktu Pengempaan menit 2. Gaya hidrolik maksimal yang diciptakan KP = BM t Fm = Pm x As 22 Dimana : Fm = Gaya Mesin Pengempa Newton Pm = Tekanan Mesin Pengempa Pascal As = Luas Permukaan Bidang Sentuh Tekan m 2 3. Konsumsi energi a Motor listrik satu fase Dimana : KE = Konsumsi Energi KWh V = Tegangan volt I = Arus ampere t = Waktu jam b Motor listrik tiga fase Dimana : KE = Konsumsi Energi KWh V = Tegangan volt I = Arus ampere t = Waktu jam 4. Rendemen lemak hasil pengempaan Dimana : Rl = Rendemen Lemak Yang Dihasilkan Bl = Berat Lemak Yang Dihasilkan g Bin = Berat Input Kakao g 5. Suhu rata-rata ruang penyangraian Pengamatan suhu ruang penyangraian di butuhkan untuk dapat menjaga kestabilan suhu yang diciptakan oleh mesin penyangrai agar kakao yang dihasilkan memiliki kualitas yang sama. Suhu ruang penyangraian diamati dengan mengunakan termokopel yang dihubungkan dengan sistem pencatat data fluke pada komputer. Titik pengukuran suhunya hanya pada ruang penyangraian saja. KE = V x I x t Rl = Bl Bin x 100 KE = √3 V x I x t 23

E. METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode dekskriptif dengan analisa grafis. Metode ini menampilkan data dalam bentuk grafik kemudian menganalisanya. Penelitian ini terbagi dalam 2 tahap yaitu tahap penelitian pendahuluan dan tahap kedua merupakan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk mengetahui kareteristik bahan baku yaitu kakao lindak Theobroma Cacao L serta mengolah biji kakao menjadi bahan siap kempa. Penelitian pendahuluan terdiri dari mengukur kadar air, kadar kulit, kadar lemak, mutu biji kakao sebagai bahan baku olahan. Setelah itu penelitian pendahuluan dilanjutkan dengan proses penyangraian, proses pisah kulit, proses pemastaan kasar, dan proses pemastaan halus biji kakao. Penelitian urtama merupakan penelitian yang berfungsi untuk mencari kondisi optimum dari proses pengempaan kakao yang dilakukan menggunakan mesin pengempa hidrolik. Penelitian utama ini dibagi menjadi tiga tahap penelitian yaitu: Tahap I, penelitian yang bertujuan untuk mengetahui kondisi optimum dari perbedaan jenis input yang hendak dikempa. Jenis input yang digunakan adalah nib kakao, pasta kasar, dan pasta halus. Kondisi terbaik yang diperoleh menjadi dasar tahap-tahap berikutnya. Tahap II, penelitian yang mencari kondisi optimum dari perbedaan berat input yang hendak dikempa 100, 200, 300, 400, 500, 750, 1000 g, dengan menggunakan jenis input sama yaitu hasil paling optimum dari penelitian utama tahap I. Kondisi optimum dari penelitian tahap II ini akan digunakan pada penelitian utama tahap III. Tahap III, penelitian utama tahap akhir yang berfungsi untuk mengetahui kondisi paling optimum dari perbedaan suhu penyimpanan input, suhu yang digunakan untuk menyimpan input yaitu suhu 40°, 45°, dan suhu lingkungan. Hasil dari tahap ini merupakan kondisi optimum akhir dari proses pengempaan yang dilakukan yang terdiri dari perbedaan jenis input, berat input, dan suhu penyimpanan input.