2.2. Ruang Terbuka Hijau RTH Menurut Fakuara 1987, RTH merupakan ruang yang terdapat tumbuhan
atau vegetasi di wilayah perkotaan yang memberikan manfaat lingkungan yang sebesar-besarnya seperti proteksi, rekreasi, estetika dan kegunaan khusus lainnya.
Menurut Grey dan Deneke 1986, RTH berfungsi sebagai tempat yang ditumbuhi oleh pepohonan dan vegetasi lainnya yang saling berasosiasi sehingga dapat
memberikan sumbangan lingkungan hidup yang baik kepada manusia. Menurut Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1988, ruang terbuka hijau
merupakan ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas baik dalam bentuk arealkawasan maupun dalam bentuk memanjang atau jalur dalam
pemanfaatannya lebih bersifat terbuka yang pada dasarnya tanpa bangunan. Menurut Sulistyantara 2002 ruang terbuka hijau merupakan ruang
terbuka, yang memiliki kekhususan sifat yang dimilikinya, yaitu pengisian ruang terbuka ini lebih didominasi oleh unsur hijau tumbuhan , sedangkan unsur
lainnya yaitu struktur bangunan merupakan pengisi dalam persentase penutupan yang kecil kurang dari 20. Menurut Nurisyah 1997, ruang terbuka hijau
adalah ruang terbuka yang ditanami dengan tanaman, mulai dari yang bersifat alami rumput, jalur hijau, taman bermain dan taman lingkungan di daerah
pemukiman. Selanjutnya menurut Handikto 1997, ruang terbuka hijau adalah suatu ruang terbuka yang ditumbuhi oleh pepohonan dengan persentase ideal 20-
30 dari luas bidang tanah termasuk yang ditempati bangunan rumah, misalnya halaman rumah.
Ruang terbuka hijau kota merupakan bagian dari ruang perkotaan yang berfungsi sebagai kawasan lindung, berupa kawasan hijau pertamanan kota,
kawasan hijau hutan kota, kawasan hijau rekreasi kota, kawasan hijau kegiatan olahraga, kawasan perumahan, pertanian, jalur hijau dan pekarangan Fandeli
2002. Budihardjo dan Sujarto 1999, mengemukakan bahwa keberadaan RTH memerlukan
pengelolaan secara berkelanjutan agar tercipta kota yang berwawasan lingkungan untuk ke pentingan warga kota generasi sekarang maupun
mendatang. Kota yang berwawasan lingkungan akan tercapai apabila terdapat keseimbangan antara ketersediaan RTH dengan ketersediaan ruang terbangun
Nazaruddin 1993.
Jadi ruang terbuka hijau RTH sesuai kondisi wilayah studi merupakan ruang yang tidak terbangun, dengan perbandingan unsur tanaman yang lebih luas
dan memiliki fungsi utamanya yaitu untuk perlindungan kawasan sekitarnya. Pada bagian lain RTH akan memberikan hasil terhadap kebutuhan kenyamanan,
kesejahteraan, peningkatan kualitas lingkungan, dan pelestarian alam.
2.3. Fungsi Ruang Terbuka Hijau 2.3.1. Fungsi Ekologi