Berdasarkan analisis data di atas, penduduk Kota Pontianak terdiri dari beberapa tingkat kepadatan, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Untuk
pengembangan RTH dapat diarahkan pada kawasan dengan tingkat kepadatan yang tinggi, hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada kawasan ini keberadaan
RTH sangat kurang.
4.2.2. Pendidikan
Tingkat pendidikan penduduk Kota Pontianak sebagian besar adalah lulusan SLTA atau yang sederajat yaitu sekitar 102.362 jiwa atau 22,82, sedangkan
tidak berpendidikan formal adalah sebesar 37.465 jiwa atau 8,35. Hal tersebut menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk Kota Pontianak berpendidikan,
walaupun tingkat pendidikannya menyebar dibandingkan dengan yang tidak sekolah Tabel 11.
Tabel 11. Penduduk Kota Pontianak berdasarkan tingkat pendidikan
No Pendidikan
Laki-laki jiwa
Perempuan jiwa
Jumlah Persentase
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. 8.
Tidak Sekolah Belum Tamat SD
SD SLTP Umum + kejuruan
SLTA Umum SLTA K ejuruan
AkademiD1D2D3 S1
13.716 49.866
42.068 34.164
58.444
11.329 4.432
12.606 23.749
49.280 43.766
35.519 43.918
12.326 7.063
6.214 37.465
99.146 85.834
69.683
102.362 23.655
11.495 18.820
8,35 22,11
19,14 15,54
22,82
5,27 2,56
4,20 JUMLAH
226.625 221.835
448.460 100
Sumber: BPS Kota Pontianak,2003.
Penduduk Kota Pontianak umumnya memiliki pendidikan formal, sehingga dapat ditarik asumsi bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan akan
memberikan kontribusi pemikiran terhadap suatu pembangunan wilayah. Pengetahuan formal akan lebih bermanfaat jika dipadukan dengan nilai-nilai lokal
setempat, pada prinsipnya setiap orang adalah perancang Tuan 1981. 4.2.3. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk Kota Pontianak sampai dengan tahun 2003 sebagian besar pada perdagangan, perhotelan, restoran dan rumah makan yaitu
berjumlah 60.715 jiwa atau 34,93 dari total jiwa yang menempati sektor lapangan pekerjaan, seperti tertera pada Tabel 12.
Perkembangan sektor jasa perdagangan, perhotelan, restoran dan rumah makan memerlukan suatu kawasan yang memberikan rasa sejuk dan keindahan,
untuk itu keberadaan dan pengembangan ruang terbuka hijau perlu dipertimbangkan sejalan dengan kebutuhan mata pencaharian penduduk di sektor
ini. Selain itu sumbangan mata pencaharian penduduk yang bekerja dan mengga ntungkan hidupnya disektor pertanian akan memberikan kontribusi
terhadap pengembangan RTH di Kota Pontianak, lahan pertanian dan halaman pekarangan yang dimanfaatkan dengan tanaman akan memberikan nilai dan
kontribusi terhadap keberadaan RTH Kota Pontianak.
Tabel 12. Mata pencaharian penduduk Kota Pontianak tahun 2003
No Jenis Lapangan Pekerjaan
2003 jiwa Persentase
1. Pertanian
10.044 5,78
2. Pertambangan
166 0,09
3. Industri
14.458 8,32
5. Bangunan dan kontruksi
14.448 8,31
6. Perdagangan,perhotelan, restoran, rumah makan
60.715 34,93
7. Angkutan dan komunikasi
15.159 8,72
8. Bank dan lembaga keuangan
3.812 2,19
9. Jasa dan lainnya
55.054 31,67
Jumlah 173.830
100,00 Sumber: BPS Kota Pontianak 2003.
4.2.4. PDRB dan Pendapatan Perkapita
Produk Domestik Regional Bruto PDRB merupakan gambaran bagaimana suatu daerah dalam meningkatkan nilai tambah pada waktu tertentu. PDRB dari
sisi sektoral merupakan penjumlahan seluruh komponen nilai tambah bruto yang mampu diciptakan oleh sektor -sektor ekonomi atas berbagai aktivitas
produksinya. Perhitungan PDRB berdasarkan harga konstan 1993, laju pertumbuhan
ekonomi Kota Pontianak tahun 2003 sebesar 4,01. Nilai PDRB atas dasar harga konstan 1993 pada tahun 2003 diperkirakan meningkat menjadi 2.234,80 milyar
rupiah. Perkemba ngan PDRB dan pendapatan perkapita Kota Pontianak berdasarkan harga konstan 1993 tahun 1994 -2003 tertera pada Tabel 13.
Tabel 13. Perkembangan PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita Kota Pontianak berdasarkan harga konstan 1993 tahun
1994 – 2003
No Tahu n
PDRB Rp.1.000,-
Pendapatan Perkapita Rp. 1.000,-
1. 1994
3.492 3.191
2. 1995
3.717 3.404
3. 1996
3.998 3.661
4. 1997
4.185 3.833
5. 1998
4.054 3.712
6. 1999
4.274 3.914
7. 2000
4.250 3.891
8. 2001
4.318 3.954
9. 2002
4.410 4.038
10. 2003
4.533 4.151
Sumber: BPS Kota Pontianak 2003.
PDRB perkapita atau rata-rata nilai tambah yang dihasilkan oleh masing- masing penduduk Kota Pontianak pada tahun 2003 sebesar 12.091,79 juta rupiah.
Rata-rata pendapatan yang diterima ole h masing-masing penduduk, atau pendapatan regional per kapita Kota Pontianak tahun 2003 adalah sebesar
11.072,45 juta rupiah Tabel 14. Tabel 14. Perkembangan PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita Kota
Pontianak berdasarkan harga berlaku tahun 1994 – 2003
No Tahun
PDRB Rp. 1.000,-
Pendapatan Perkapita Rp. 1. 000, -
1. 1994
3.783 3.464
2. 1995
4.397 4.027
3. 1996
5.127 4.694
4. 1997
5.860 5.366
5. 1998
7.939 7.270
6. 1999
8.465 7.752
7. 2000
9.107 8.339
8. 2001
10.088 9.238
9. 2002
11.031 10.101
10. 2003
12.092 11.072
Sumber: BPS Kota Pontianak 2003.
Peningkatan pendapatan masyarakat sesuai Visi Kota Pontianak sebagai
kota perdagangan dan jasa diwujudkan dengan menggali pertumbuhan pada sektor ekonomi, dengan mempertimbangkan aspek lingkungan sebagai vitalitas kota
Lynch 1981. Salah satu upaya tersebut yaitu dengan pengembangan agribisnis
unggulan lidah buaya Aloe vera Chinensis di Kawasan Sentra Agribisnis Pontianak, berdasarkan data Dinas Urusan Pangan Kota Pontianak sampai dengan
tahun 2003 luas tanaman lidah buaya 161 ha.
4.3. Tata Guna Lahan 4.3.1. Penggunaan Lahan