struktur lainnya Soemarwoto 2006
1
. Kecenderungan perencanaan yang berkaitan dengan tata ruang kota masih sebatas mengikuti kecenderungan
perkembangan skala ekonomi, tanpa ada batasan ekologis dan daya dukung lingkungan yang berkelanjutan, seyogianya perencanaan dimulai dengan
mengide ntifikasi kawasan yang harus diselamatkan sebagai kawasan lindung, untuk menjamin kelestarian lingkungan.
Tabel 15. Perubahan peruntukan lahan Kota Pontianak berdasarkan RUTRK 1994 – 2004
N o Kecamatan
Lokasi Peruntukan
Kondisi Saat ini 1
Pontianak Selatan
Kawasan sebelah selatan Outer Ring Road Area
Lahan konservasi Kawasan pemukiman,
pertanian,kebun campuran dan semak
2 Pontianak
Barat Kawasan sebelah utara bantaran
Sungai Kapuas Besar Kawasan konservasi
mangrove Kawasan pemukiman
Sepanjang Jl. Yos Sudarso Kawasan industri
Kawasan campuran
mix use antara per- umahan, perindustrian
dan perdagangan 3
Pontianak T imur
Kawasan sebelah utara Kel.Tj.Hilir bantaran Sungai Landak
Kawasan industri Perumahan penduduk
4 Pontianak
Kota Kawasan sebelah barat
Lahan konservasi Kawasan pemukiman,
pertanian, kebun cam- puran dan semak
5 Pontianak
Utara Jl. Gusti Situt Mahmud Bantaran
Sungai Landak Kawasan industri
Perumahan penduduk Jl. Khatulistiwa Bantaran Sungai
Kapuas Besar Kawasan industri
Kawasan campuran an- tara industri, perumah-
an, perkantoran serta lahan tidur
Sumber: Bappeda Kota Pontianak 2004
4.3.2. Potensi Pengembangan RTH
Potensi pengembangan RTH berdasarkan rencana alokasi pemanfaatan ruang Kota Pontianak sampai dengan tahun 2012 sesuai dengan Undang-Undang
1
Soemarwoto O. 27 Januari 2006. Banjir, Longsor, Kita Kaget Lagi. Kompas. 1911-4
Nomor 24 Tahun 1992 adalah bentuk pemanfaatan ruang yang menggambarkan ukuran, fungsi, serta karakter manusia dan ata u aktifitas alam, wujud dari pola
pemanfaatan ruang meliputi pola lokasi, sebaran, permukiman, tempat kerja, industri, pertanian serta pola penggunaan tanah perdesaan dan perkotaan, secara
rinci terlihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Rencana alokasi pemanfaatan ruang Kota Pontianak hingga tahun 2012
No Jenis Penggunaan
Luas Lahan ha Persentase
1 Permukiman
5.866 54,40
2 Perdagangan dan jasa
650 6,03
3 Perkantoran Pemerintah
183 1,70
4 Fasilitas sosial dan fasilitas umum
1.678 15,56
5 Fasilitas Pendidikan
270 2,50
6 Industri dan pergudangan
245 2,27
7 Hutan, kebun karet dan campuran
1.286 11,93
8 Lainnya sungai, pulau
600 5,56
Luas Total Kota Pontianak 10.782
100,00 Sumber: Bappeda Kota Pontianak 2002
Sampai dengan tahun 2012 sebagian besar lahan diperuntukan kawasan permukiman 54,40 5.866 ha dari total luas lahan kota Pontianak. Setelah itu
diikuti oleh kawasan hutan, kebun karet dan campuran se kitar 11,93 1.286 ha, fasilitas sosial dan fasilitas umum termasuk kawasan sentra agribisnis sebesar
15,56 1.678 ha, dan kawasan perdagangan dan jasa seluas 6,03 650 ha.
Berdasarkan rencana alokasi pemanfaatan ruang dan hasil analisis spasial diperoleh potensi pengembangan RTH seluas 2.066,33 ha atau 19,16 dari luas
Kota Pontianak. Secara rinci terdiri dari RTH publik yaitu jalur hijau boulevard dan jalur hijau sempadan jalan dengan luas 358,89 ha, taman kota 7,51 ha,
lapangan olah raga 65,25 ha, pemakaman umum 51,23 ha, green belt 643 ha pelestarian alam dan konservasi, dan hutan kota dengan luas 13,95 ha. RTH
lainnya yaitu taman rekreasiagrowisata kawasan sentra agribisnis dan pariwisata seluas 926,50 ha, yang dapat dikelompokkan seperti tertera pada Tabel
17. Jika mengacu kepada Kepmen PU Nomor 3781987, untuk mewujudkan
pertumbuhan kota yang sehat dan harmonis dibutuhkan ruang terbuka seluas 15 m
2
per penduduk, berdasarkan angka pertambahan penduduk tahun 2003 yaitu
2 per tahun, maka penduduk Kota Pontianak pada tahun 2012 di proyeksikan berjumlah 566.290 jiwa, jadi diperlukan RTH seluas 849,43 ha atau 7,88.
Tabel 17. Potensi pengembangan RTH berdasarkan rencana alokasi pemanfaatan ruang Kota Pontianak hingga tahun 2012
No Jenis Penggunaan
Luas Lahan ha Persentase
1 RTH publik
1.139,83 10,57
2 RTH lainnya
926,50 8,60
3 Non RTH
8.715,56 80,83
Total 10.782,00
100,00 Sumber:Bappeda Kota Pobtianak 2002 dan hasil analisis
4.4. Analisis Pengembangan RTH 4.4.1. Analisis Prioritas Fungsi RTH