38 macan terhadap umpan ikan asin. Hal ini diduga karena bau ikan asin tidak
semenarik bau daging kerang hijau bagi keong macan.
5.3 Pengaruh Beda Jenis Umpan Terhadap Berat Umpan Yang Dimakan Oleh Keong Macan
Berat suatu jenis umpan yang dimakan oleh keong macan dapat menunjukkan tingkat kesukaan keong macan akan jenis umpan tersebut. Semakin banyak atau berat
suatu umpan yang dimakan oleh keong macan, maka akan menunjukkan kesukaan keong macan terhadap jenis umpan tersebut. Dan sebaliknya, semakin ringan atau
semakin sedikit umpan yang dimakan maka keong macan kurang menyukai umpan tersebut.
Gambar 12 dan Tabel 9 menunjukkan bahwa keong macan yang diberi umpan daging kerang hijau memiliki tingkat konsumsi atau tingkat kesukaan yang paling
tinggi bila dibandingkan dengan umpan-umpan yang lainnya. Lalu diikuti dengan umpan ikan rucah, ikan asin dan yang terakhir adalah kulit kambing. Hal ini
dibuktikan dengan berat umpan daging kerang hijau yang dimakan oleh keong macan paling berat bila dibandingkan dengan umpan-umpan yang lain. Semakin berat
umpan yang dimakan maka tingkat kesukaan akan semakin tinggi. Diduga hal ini dikarenakan bau yang ditimbulkan oleh daging kerang hijau ketika berada dalam air
laut lebih merangsang keong macan bila dibandingkan dengan umpan-umpan yang lain. Indikasi lain yang menyebabkan keong macan lebih menyukai daging kerang
hijau adalah kontruksi tubuh daging kerang hijau yang tidak memiliki tulang atau duri dan bulu sehingga daging kerang hijau dapat dicerna lebih mudah dan dalam jumlah
yang lebih banyak. Selain itu daging kerang hijau memiliki komposisi asam amino, asam lemak dan mineral yang mirip dengan keong macan, sehingga daging kerang
hijau lebih efektif bila dijadikan pakan bagi pembudidayaan keong macan. Hal ini dibuktikan oleh kandungan protein yang tinggi pada keong macan yang
mengkonsumsi daging kerang hijau Yulianda, 2003. Hal lain yang bisa dijadikan indikator keong macan lebih menyukai daging
kerang hijau adalah karena umpan daging kerang hijau memiliki kadar air yang
39 paling tinggi dibandingkan dengan umpan-umpan yang lain. Keong macan lebih
menyukai makanan yang mengandung kadar air yang tinggi dibandingkan dengan makanan yang kering Martanti, 2001.
Ikan rucah termasuk juga menjadi salah satu umpan alternatif untuk menangkap keong macan setelah daging kerang hijau. Jika dilihat pada Gambar 12, pada saat
ulangan 7,9 dan 10, ikan rucah memiliki tingkat konsumsi paling tinggi dibandingkan dengan umpan-umpan yang lain. Hal ini mungkin dikarenakan ikan rucah memiliki
bau yang merangsang Djatikusumo, 1975 diacu dalam Urbinas, 2000. Selain itu keadaan ikan rucah yang masih segar dan memiliki kadar air yang cukup tinggi, juga
mempengaruhi keong macan untuk memakannya. Tapi yang menjadi kelemahan ikan rucah adalah ikan rucah mempunyai duri yang tidak bisa dimakan oleh keong macan,
sehingga mengakibatkan ikan rucah tidak bisa dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.
Gambar 14 menunjukkan bahwa perbedaan frekuensi keong macan yang memakan umpan pada setiap selang kelas panjang, paling besar ditunjukkan pada saat
umpan daging kerang hijau. Selang kelas panjang yang memiliki frekuensi terbesar adalah selang kelas 4,45-5,24 cm.
Ukuran keong macan mempengaruhi jumlah umpan yang dikonsumsi nya. Semakin besar ukuran keong macan, maka jumlah umpan yang dikonsumsi akan
semakin banyak. Dengan demikian semakin besar ukuran keong macan akan semakin sering memakan umpan. Namun, pada selang kelas panjang 5,25-6,04 cm frekuensi
keong macan yang memakan umpan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan jumlah keong macan yang tergolong kedalam selang kelas tersebut berjumlah lebih
sedikit dari jumlah keong macan yang tergolong dalam selang kelas 4,45-5,24 cm. Jumlah keong macan yang memakan umpan daging kerang hijau paling besar
diantara umpan-umpan lainnya, sehingga perbedaan frekuensinya pun paling besar. Pada saat umpan ikan asin peningkatan jumlah keong macan yang memakan umpan
cenderung tidak tinggi, karena jumlah keong macan yang memakan umpan ikan asin sedikit.
40 Jumlah umpan yang dimakan bisa juga dipengaruhi oleh kondisi keong macan
pada saat percobaan dilakukan. Apakah dalam kondisi kenyang ataukah lapar. Karena keong macan merupakan salah satu hewan yang cenderung rakus sehingga dia akan
memakan semua umpan hingga dia merasa kenyang. Setelah kenyang dia akan kembali lagi tertidur dibawah pasir dan tidak akan bangun meskipun dia mencium
bau umpan yang lain. Tetapi akan bangun setelah dia merasa lapar lagi dan mencium bau umpan.
Berdasarkan hasil uji analisis statistika ANOVA Lampiran 13, yaitu dengan menggunakan RAL Rancangan Acak Lengkap dengan selang kepercayaan 95
menunjukkan bahwa F hit F tab. Dimana Fhit = 3,83 sedangkan F tab = 2,87 sehingga tolak Ho. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan berat
umpan yang dimakan keong macan pada setiap perlakuan jenis umpan atau dengan kata lain jenis umpan berpengaruh sangat nyata terhadap berat umpan yang dimakan.
Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan oleh masing-masing jenis umpan terhadap berat umpan yang dimakan oleh keong macan, dapat diketahui dengan
analisis Beda Nyata Jujur BNJ. Analisis BNJ menunjukkan bahwa yang memberikan perbedaan sangat nyata adalah pasangan antara daging kerang hijau
dengan ikan asin dan pasangan antara daging kerang hijau dengan kulit kambing. Perbedaan pengaruh yang ditimbulkan karena tingkat konsumsi keong macan
terhadap umpan daging kerang hijau berbeda sangat jauh dengan tingkat konsumsi keong macan terhadap umpan ikan asin dan kulit kambing. Hal ini diduga karena bau
ikan asin dan kulit kambing kurang begitu merangsang keong macan untuk memakannya, selain itu ikan asin dan kulit kambing memiliki kadar air yang tidak
begitu tinggi, ikan asin juga memiliki duri yang tidak bisa dimakan oleh keong macan, sama halnya dengan kulit kamb ing yang memiliki bulu yang tidak disukai
oleh keong macan.
5.4 Tingkah Laku Makan Keong Macan