Involvement Theory TELAAH TEORI

16

BAB II TELAAH TEORI

2.1. Involvement Theory

Involvement theory merupakan teori yang menjelaskan tentang keterlibatan seseorang dalam suatu kondisi. Teori ini pun sering digunakan dalam berbagai penelitian mengenai keterlibatan siswa dalam proses pendidikan. Involvement theory merupakan teori yang sering digunakan dalam penelitian di universitas- universitas barat. Akan tetapi teori ini dapat juga digunakan pada universitas di Indonesia dikarenakan universitas-universitas barat memiliki karakteristik kehidupan mahasiswa yang hampir sama dengan mahasiswa di Indonesia, baik kehidupan di dalam kampus, maupun kehidupan di luar kampus Yanto, 2012. Astin 1999 mengungkapkan bahwa teori ini memberikan definisi yang lebih praktis mengenai keterlibatan mahasiswa, besarnya energi fisik, dan kekuatan psikologis siswa yang digunakan untuk memperoleh pengalaman akademis. Dengan kata lain, jika keterlibatan mahasiswa, besarnya energi fisik, dan kekuatan psikologis mahasiswa digunakan secara optimal, maka mahasiswa tersebut akan mendapatkan pengalaman akademis yang baik. Perkembangan akademis mahasiswa berkaitan erat dengan keterlibatan mahasiswa dengan temannya, dosen, dan program akademisnya Norwani, 2005. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa perkembangan akademis mahasiswa tidak hanya dipengaruhi oleh kegiatan akademis yang dijalankan, tetapi juga kegiatan non akademis menjadi sebuah faktor penentu perkembangan kompetensi mahasiswa. Dalam hal 17 ini teman-teman dan dosen merupakan hal penting yang ada dalam lingkungan mahasiswa, karena teman dan dosen dapat mendukung perkembangan mahasiswa ketika adanya interakasi yang baik antara satu dengan yang lainnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Program akademis yang dijalankan berperan sebagai penghubung agar terciptanya sebuah keterlibatan antara mahasiswa dengan teman-temanya dan dosen dalam kegiatan belajar mengajar, atau dengan kata lain ketika program akademis yang ada disusun dan terlaksanan dengan baik maka akan tercipta keterlibatan yang baik di dalam kelas antara mahasiswa dengan teman-temannya dan dosen. Yanto 2012 mengungkapkan hal yang serupa, bahwa kualitas akademis mahasiswa tergantung pada keterlibatannya dalam hal akademis maupun non akademis. Dalam teori ini pun dapat dijelaskan bahwa keterlibatan mahasiswa bisa dipengaruhi oleh kegiatan yang diikuti di universitas. Sebagai contoh, mahasiswa yang aktif berorganisasi memiliki tingkat keterlibatan yang besar, karena mereka diharuskan berkomunikasi dengan teman-teman yang lainnya Astin, 1999.

2.2. Akuntansi Forensik