14 Universitas Sumatera Utara
BAB II MENUJU SYURGA DUNIA
Berdasarkan pengetahuan umum yang didapatkan dari membaca dari website mengenai Nias Selatan maka proses perancangan dan pengumpulan ide-
ide rancangan kasar untuk pengembangan fungsi Pariwisata mulai dilakukan yang nantinya akan dikembangkan lebih mendalam lagi. Kemudian setelah
beberapa lama perencanaan maka pada sekitar minggu ke dua bermulanya Perancangan Arsitektur 6 PA 6 saya dan kelompok Nias Selatan lainnya yang di
bimbing oleh Pak Firman selaku dosen pembimbing terbang ke Nias Selatan tepatnya Teluk Dalam untuk melihat dan mensurvei langsung tapak yang akan di
kembangkan menjadi wilayah pariwisata nantinya.Gambar 2.1
Setelah sampai di tapak da[at dilihat sebuah kawasan yang sudah mulai di timbun dalam rangka memulai pengembangan Istana Rakyat yang memang dari
awal sudah ditetapkan pengembangannya di kawasan Istana Rakyat.
Pada kawasan tapak dapat dilihat keindahan alam yang begitu langka didapatkan pada kawasan perkotaan, kejernihan air lautnya, keindahan karangnya,
kekayaan hutan bakaunya, serta suasananya yang cukup menenangkan bagi siapa saja yang mendatangi kawasan tersebut tidak dapat diungkapkan hanya dengan
kata-kata. Gambar 2.2.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Luasan lahan yang lebih kurang 320 Ha ini terlihat seperti belum
terjamahi. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan mangrove yang sangat alami. Gambar 2.3. serta dapat dilihat belum terbentunya jalan bagi kenderaan maupun
pejalan kaki Gambar 2.4. keadaan kawasan yang belum memiliki sumber air dan listrik juga dapat dijumpai. Hal ini karena kawasan yang menjadi lahan proyek
merupakan 100 lahan baru yang belum diterokai.
Gambar 2.1 Kawasan lahan Proyek sumber: GoogleMaps
Berebeda dengan wilayah pariwisata lain di Indonesia masih sedikit yang yang memanfaatkan hutan mangrove sebagai objek pariwisata. Dengan kekayaan
hutan mangrove di kawasan lahan proyek maka nantinya kawasan ini akan menjadi kawasan pariwisata pertama di Nias maupun Sumatera Utara yang akan
memanfaatkan keaslian hutan mangrovenya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Keindahan Alam Nias
sumber: Peribadi
Gambar 2.3 Keadaan Hutan Mangrove pada site sumber: Peribadi
Gambar 2.4 Sirkulasi kenderaan yang belum terbentuk sumber: Peribadi
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Berdasarkan sumber dari Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi
Pariwisata-Departemen kebudayaan dan Pariwisata, keadaan topografi kepulauan Nias secara keseluruhan berketinggian antara 0-1000 meter di atas permukaan
laut. Pulau Nias memiliki 24 daerah datar sampai bergelombang 24,8, bergelombang sampai berbukit dan 51,2 daerah berbukit sampai pergunungan
dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 0-800.
Nias bagian selatan terletak pada ketinggian 0 sampai 800 meter di atas permukaan laut diamana sebagian besar daerahnya merupakan bukit dan lembah
dengan kemiringan 15 sampai 40..
Dengan keadaan topografi yang tercatat maka mengakibatkan sulit membuat jalur lurus dan lebar. Namun begitu keadaan site yang menjadi lahan
proyek terbilang cukup datar sehingga memudahkan proses perancangan.
Gambar 2.5 Peta Ketinggian Lahan Kepulauan Nias sumber: Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata-Departemen
kebudayaan dan Pariwisata
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Melihat keadaan tanah yang sangat lengket pencapaian yang dapat
dilakukan untuk mengakses keseluruh kawasan adalah dengan penggunaan kenderaan roda empat. Kenderaan roda empat ini juga belum mampu untuk
menerokai seluruh kawasan lahan dikarenakan tanahnya yang sangat lembab tersebut sehingga untuk mensurvei kawasan proyek harus dengan berjalan kaki.
Gambar 2.6 Keadaan tanah di lokasi Site sumber: Peribadi
Universitas Sumatera Utara
19 Universitas Sumatera Utara
BAB III MULAI MIGRAIN