Perancangan Pusat Konservasi Tanaman Siulu Garden By The Bay, Hotel & Cottage, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan

(1)

PERANCANGAN PUSAT KONSERVASI TANAMAN

SIULU GARDEN BY THE BAY, HOTEL&COTTAGE

KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA,

IDEALAND,TELUK DALAM, NIAS SELATAN

ARSITEKTUR POST-MODERN

SKRIPSI

OLEH

HANIFATUL AZHA LUBIS

110406045

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(2)

PERANCANGAN PUSAT KONSERVASI TANAMAN

SIULU GARDEN BY THE BAY, HOTEL&COTTAGE

KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA,

IDEALAND,TELUK DALAM, NIAS SELATAN

ARSITEKTUR POST-MODERN

SKRIPSI

OLEH

HANIFATUL AZHA LUBIS

110406045

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(3)

PERANCANGAN PUSAT KONSERVASI TANAMAN

SIULU GARDEN BY THE BAY, HOTEL&COTTAGE

KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA,

IDEALAND,TELUK DALAM, NIAS SELATAN

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik di Departemen Arsitektur

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara

Oleh

HANIFATUL AZHA LUBIS

110406045

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015


(4)

PERNYATAAN

PERANCANGAN PUSAT KONSERVASI TANAMAN

SIULU GARDEN BY THE BAY, HOTEL&COTTAGE

KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA,

IDEALAND,TELUK DALAM, NIAS SELATAN

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yan pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2015


(5)

Judul Skripsi : PERANCANGAN PUSAT KONSERVASI TANAMAN SIULU GARDEN BY THE BAY, HOTEL&COTTAGE KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA, IDEALAND,TELUK DALAM, NIAS SELATAN

Nama Mahasiswa : Hanifatul Azha Lubis Nomor Pokok : 110406045

Program Studi : Arsitektur

Tanggal Lulus : Juli 2015 Koordinator Skripsi,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. N Vinky Rahman, MT NIP. 196606221997021001 Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Firman Eddy, ST, MT NIP. 196910182000031001


(6)

Telah diuji pada Tanggal: Juli 2015

Panitia Penguji Skripsi

Ketua Komisi Penguji : Firman Eddy, ST, MT

Anggota Komisi Penguji : 1. Imam Faisal Pane, ST, MT


(7)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama : Hanifatul Azha Lubis

NIM : 11 0406 045

Judul Proyek Tugas Akhir : Perancangan Pusat Konservasi Tanaman Siulu Garden By The Bay,Hotel&Cottage, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata,Idealand,Teluk Dalam, Nias Selatan

Tema : Postmodern Architecture

Rekapitulasi Nilai :

A B+ B C+ C D E

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan:

No. Status

Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Koordinator RTA-4231

1. Lulus Langsung 2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa

Sidang 4. Perbaikan Dengan

Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, Agustus 2015 Ketua Departemen Arsitektur

Ir. N Vinky Rahman, MT

Koordinator Tugas Akhir


(8)

Life is short,

And it is up to you to make it sweet..

Dedicated to my beloved family


(9)

Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada khadirat Allah S.W.T Tuhan Yang Maha Esa, yang berkat kesabaran dan kekuatan yang diberikannya sehingga penulis bisa menyelesaikan Laporan Tugas Akhir sebagai persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Teknik Arsitektur di Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya juga saya haturkan kepada semua orang saya M. Husnan Lubis dan Mardiah Mawar Kembaren yang sudah banyak memberikan doa, membantu, membimbing dan menyemangati saya dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terimakasih yang tak terhingga kepada orang tua saya yang banyak mendorong saya dalam proses penulisan skripsi ini.

Saya ucapkan terimakasih yang amat besar kepada Dosen Pembimbing kami, Bapak Firman Eddy, ST, MT, yang telah banyak meluangkan waktu, memberikan ide, saran, dan motivasi kepada kami.

Ucapan Terima Kasih yang tak kalah besar juga kepada:

- Bapak Ir. N Vinky Rahman, MT, selaku ketua Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.

- Bapak Ir. Rudolf Sitorus, M.La, Ibu Ir. Dwira Nirfalini Aulia, M.Sc, Ph.D, dan Ibu Putri Pandasari, ST, MT, yang telah


(10)

- Terimakasih untuk keluarga saya yang saya sayangi, terutama adikku Aufa, Suha dan Lu‟Lu yang banyak memberikan sumbangan dalam penyiapan skripsi ini

- Terimakasih untuk sahabat-sahabat saya yang sudi memberikan semangat, bertukar pikiran, serta meluangkan waktu yang tidak sedikit dari awal mulai semester hingga akhir semester sekarang Devi, Amel, Futry, Novita dan segenap stambuk 2011 - Terimakasih juga untuk segenap anggota kelompok yang

sanggup berbagi suka dan duka sehingga berakhirnya perjalanan ini.

Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia kepada mereka yang telah banyak membantu dan memberikan dorongannya selama ini

Saya mengharapkan saran, dan kritik yang membangun dari pembaca demi perbaikan laporan ini, karena laporan ini belum sempurna, sehingga laporan ini bisa menjadi lebih baik dan bermanfaat lagi untuk semua.

Medan, Agustus2015 Penulis,


(11)

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

ABSTRAK ... xvi

PROLOG ... 1

BAB 1 PENGENALAN ... 4

.1.1 Latar Belakang ... 4

1.2 Rumusan Masalah Perancangan ... 11

1.3 Maksud dan Tujuan Perancangan ... 11

1.4 Pendekatan Perancangan ... 12

1.5 Lingkup Perancangan ... 12

1.6 Kerangka Berpikir ... 13

BAB II

MENUJU SYURGA DUNIA ... 14

BAB III

MULAI MIGRAIN ... 19

BAB IV

CATATAN PERTAMA ... 29

BAB V

SYURGA DUNIA ... 44

BAB VI

AKHIRNYA ... 69

BAB VII

COVER PENUTUP ... 72

DAFTAR PUSTAKA ... 75


(12)

DAFTAR TABEL

Lampiran Judul Hal

1.1.Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias

Selatan Periode 2003-2007 ... 9

4.1Standar Hotel Bintang 4 ... 30

4.2Klasifikasi Kamar Hotel & Cottage ... 40

4.3Klasifikasi Kamar Cottage ... 40

4.4Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias periode 2003-2007 ... 41


(13)

DAFTAR GAMBAR

Lampiran Judul Hal

1.1. Zona kawasan pantai pesisir Utara dan Selatan Sumatera

Utara ... 5

1.2.

Skema Letak Nias Selatan ... 6

1.3.

Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan Periode 2003-2006 ... 8

2.1

Kawasan Lahan Proyek ... 15

2.2

Keindahan Alam Nias ... 16

2.3

Keadaan Hutan Mangrove pada site ... 16

2.4

Sirkulasi Kenderaan yang belum terbentuk ... 16

2.5

Peta Ketinggian Lahan Kepulauan Nias ... 17

2.6

Keadaan tanah di lokasi Site ... 18

3.1

Perspektif Ritz Carlton Bali ... 20

3.2

Perspektif Ritz Carlton Bali Hotel ... 20

3.3

Interior Ritz Carlton Bali Hotel ... 21

3.4

Fasilitas pendukung Ritz Carlton Bali Hotel ... 21

3.5

Letak Maya Ubud Resort & Spa Bali ... 22

3.6

Maya Ubud Resort & Spa Bali ... 23

3.7

View eksterior Maya Ubud Resort & Spa Bali ... 23

3.8

Fasilitas pendukung Maya Ubud Resort & Spa Bali ... 24

3.9

Perspektif Garden By The Bay Singapura ... 25

3.10

Siteplan Garden By The Bay Singapura ... 25

3.11

Flower Dome Garden By The Bay Singapura ... 26

3.12

Cloud Forest, Garden By The Bay Singapura ... 27

3.13

Skyway Garden By The Bay Singapura ... 27

3.14

Super Tree Garden By The Bay Singapura ... 28

3.15

Konsep Rancangan Garden By The Bay Singapura ... 28

5.1

Pembagian Fungsi Kawasan ... 47

5.2

Pembagian Zona Besar Terhadap Site ... 47

5.3

Zona Hotel Cottage ... 48

5.4

Skema View Yang Di Rancang ... 49

5.5

Suasana Exterior Kawasan Hotel Cottage ... 50

5.6

Pembagian Zona Botanical Garden ... 50

5.7

Fungsi Kawasan ... 51

5.8

Kanal Sebagai Sirkulasi Kedua ... 52

5.9

Konsep Sirkulasi ... 53


(14)

5.13

Skema Pencahayaan pada bangunan ... 55

5.14

Konsep Pengudaraan ... 55

5.15

Skema Pengudaraan pada bangunan ... 56

5.16

Tampak Depan Hotel ... 56

5.17 Tampak Depan Rumah Kaca Botanical Garden ... 57

5.18

Konsep Rancangan Atap ... 57

5.19

Denah Lantai Ground Hotel ... 58

5.20

Denah Lantai 2 Hotel ... 59

5.21

Denah Lantai 3-4 Hotel ... 59

5.22

Denah Skematik Hotel ... 60

5.23

Denah Beach Cottage ... 61

5.24

Suite Cottage ... 61

5.25

Family Beach Cottage ... 61

5.26

Potongan dan Detail Hotel ... 62

5.27

Denah Rumah Kaca Botanical Garden ... 63

5.28

Potongan dan Detail Rumah Kaca Botanical Garden ... 64

5.29

Interior rumah kaca botanical garden ... 65

5.30

Hasil Rancangan ... 65

5.31

Skema Pendistribusian listrik pada Hotel ... 66

5.32

Sistem Listrik dan Ac pada Hotel ... 66

5.33

Sistem Pendistribusian air pada bangunan ... 67

5.34

Sistem Sanitasi pada hotel ... 68

5.35

Sistem Sanitasi dan Listrik pada rumah kaca Botanical Garden ... 68


(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Hal

1. Tabel Luas ruangan bangunan Hotel ... 76

2. Tabel Luas ruangan bangunan Cottage ... 79

3. Tabel Luas ruangan Botanical Garden ... 80

4. Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 81

5. Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 81

6. Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 82

7. Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 82

8. Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 83

9. Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 83

10.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 84

11.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 84

12.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 85

13.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 85

14.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 86

15.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 86

16.Fortopolio Perancanagan Arsitektur 6 ... 87


(16)

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu Negara yang tak kalah banyak memiliki kekayaan alam dan budaya yang beragam. Setiap provinsi di Indonesia pasti mempunyai tempat pariwisata yang dilengkapi dengan khazanah alam yang unik untuk dikunjungii oleh seluruh masyarakat Indonesia dan juga masyarakat dari luar negri. Salah satu provinsi yang banyak dikunjungii oleh masyarakat iyalah provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki banyak kekayaan alam mulai dari pulau-pulau, pergunungan dan juga hutan belantara.

Kekayaan alam inilah yang menarik perhatian masyarakat banyak untuk datang dan merasai sendiri kaindahan alam di Sumatera utara ini terutamanya pulau-pulau yang ada di provinsi tersebut. Namun masih banyak kawasan di provinsi sumatera utara tersebut yang masih belum di kelola dengan sebaik mungkin sehingga masih terdapat kekurangan dalam meningkatkan kenikmatan masyarakat dalam menikmati keindahan kawasan parawisata tersebut. Salah satu kawasan yang masih mempunyai kekurangan karena belum dikelola dengan baik iyalah Nias Selatan.

Nias selatan adalah sebuah kepulauan yang belum sepenuhnya diterokai. Keindahan alam serta kekayaan budaya sangat mendukung untuk dijadikan pusat pariwisata seperti Botanical Garden dan Hotel&Cottage. Untuk menciptakan sebuah pusat Pariwisata yang baik dan terancang maka dibutuhkanlah sentuhan Arsitektur yang dapat menegaskan kelebihan dari kawasan tersebut.

Nias selatan dengan upaya pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata ini dirancang sebagai salah satu upaya pemecahan bagi penaiktarafan ekonomi masyarakat sekitar serta memperkaya lagi kawasan pariwisata Negara Indonesia dengan kekayaan alam dan budayanya

Kata Kunci: Nias Selatan, Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Arsitektur Post-Modern, Botanical Garden, Hotel&Cottage


(17)

ABSTRACT

Indonesia was a country that not less in diverse culture and in their wealth nature. Every province in Indonesia has had a tourism which is equipped with a unique natural treasures to visited, not only by all Indonesian people and also people from outside the country. One of the provinces that many communities visit was North Sumatra. As we know, North Sumatra was a province that has a lot of natural resources ranging from islands, mountains and jungle..

The wealth of nature was the one that attracted the intention of people to visit and taste the beauty of the North Sumatra expecially the island that exist in this province. But there are still lot of areas in North Sumatera that still has not managed as well as possible and still lack in improving the enjoyment of public to enjoy the beauty of the tourism area. One of the area that are still not managed well was South Nias.

South Nias was an island that has not been fully discovered. The natural beauty and the varity of culture was helped for becoming Tourism Area such as HotelCottage and Botanical Garden. To create a good and full planned design, the touch of Architecture is needed to show the advantages from the area.

South Nias with effort to establish an Economic Area In tourism Speciality was design as one of the effort to solve the human economical living and also enrich another Indonesian tourism that rich eith nature and culture

Keyord: South Nias, Tourism, Economic Area in Tourism Spesiality, Post-Modern Architecture, Botanical Garden, Hotel&Cottage


(18)

PROLOG

„Paradise‟ sebuah kata yang ingin dicapai jika menuju wilayah wisata. Begitu banyak kawasan wisata yang di rekomendasikan dari segenap Negara yang ingin menunjukkan kekayaan objek wisata negaranya. Dan tidak sedikit juga Negara-negara yang menjadikan pariwisatanya sebagai daya tarik utama negaranya. Hal ini dikarenakan manfaat yang didapatkan melalui pengadaan kawasan wisata tersebut.

Sekarang ini, wisata merupakan salah satu sumber pendapatan Negara yang sangat menjanjikan. Jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke suatu Negara akan mempengaruhi sistem perekonomian Negara tersebut. Selain membantu sistem perekonomian Negara, dengan pengadaan kawasan wisata ini juga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitarnya juga sebagai cara memperkenalkan lagi budaya, keindahan maupun kekayaan lain dari sesebuah Negara tersebut.

Pariwisata merupakan suatu jenis industri yang sangat cepat perkembangannya, bukan hanya dalam bidang perekonomian juga dalam sector pekerjaan, penghasilan, serta standar hidup masyarakat juga menghidupkan sector-sektor lainnya dengan berjalannya kepariwisataan ini. Dengan berkembangnya pariwisata kemiskinan dapat dikurangkan serta menjadikan kehidupan lebih baik dari sebelumnya.


(19)

Di Indonesia umumnya banyak pusat wisata yang terkenal Bali misalnya, Bali merupakan salah satu contoh pariwisata Indonesia yang terkenal yang mampu menarik perhatian wisatawan mancanegara. Dalam setahun ribuan wisatawan dilaporkan datang ke Bali hanya untuk menikmati keindahan Alam Pulau Nusa Dua tersebut.

Namun selain Bali, Indonesia memiliki kekayaan pariwisata lainnya yang belum sempat terjamahi dan belum cukup terkenal untuk wisatawan mancanegara maupun masyarakat lokalnya sendiri.

Nias atau kepulauan Nias memiliki kekayaan alam yang tidak ketinggalan dari Bali. Kekayaan budaya, adat, alam, serta kearifan lokalnya menjadi salah satu dasar dimana parawisata sangat cocok untuk diadakan di Nias ini tepatnya kawasan selatan dari Nias tersebut.

Nias selatan memiliki keperluan yang cukup untuk dikembangkan menjadi pusat Pariwisata Indonesia seterusnya kejernihan lautnya, kekayaan terumbu karangnya, serta keindahan alam nya yang belum terexploitasi mampu membuat siapa saja yang memandang tertarik untuk menikamatinya.

Fasilitas yang akan dirancang pada kawasan ini adalah Hotel&Cottage serta Botanical Garden. Dimana hotel cottage merupakan salah satu fasilitas wajib yang perlu ada pada kawasan wisata. Letak lahan yang terletak di pinggiran pantai juga sangat mendukung untuk dilaksanakannya rancangan isata pada kawasan ini.


(20)

Salah satu kelebihan rancangan yang akan diterapkan pada proyek adalah sistem transportasi kedua yang menggunakan gondola. Dimana penggunaan kanal pada hampir seluruh kawasan diterapkan lagi pada rancangan Hotel&Cottage serta Botanical Garden ini.

Tema arsitektur yang akan diterapkan pada rancangan ini adalah Arsitektur Post Modern dimana desain modern yang dilakukan tetap menunjukkan jati diri dari Arsitektur Lokal yaitu Arsitektur Nias itu sendiri.

Keadaan wisata Nias yang masih terbilang belum berkembang ini diharapkan akan mulai berkembang dengan penerapan perancangan proyek yang akan dilakukanm pada wilayah ini nanti


(21)

ABSTRAK

Indonesia merupakan salah satu Negara yang tak kalah banyak memiliki kekayaan alam dan budaya yang beragam. Setiap provinsi di Indonesia pasti mempunyai tempat pariwisata yang dilengkapi dengan khazanah alam yang unik untuk dikunjungii oleh seluruh masyarakat Indonesia dan juga masyarakat dari luar negri. Salah satu provinsi yang banyak dikunjungii oleh masyarakat iyalah provinsi Sumatera Utara Sumatera Utara merupakan provinsi yang memiliki banyak kekayaan alam mulai dari pulau-pulau, pergunungan dan juga hutan belantara.

Kekayaan alam inilah yang menarik perhatian masyarakat banyak untuk datang dan merasai sendiri kaindahan alam di Sumatera utara ini terutamanya pulau-pulau yang ada di provinsi tersebut. Namun masih banyak kawasan di provinsi sumatera utara tersebut yang masih belum di kelola dengan sebaik mungkin sehingga masih terdapat kekurangan dalam meningkatkan kenikmatan masyarakat dalam menikmati keindahan kawasan parawisata tersebut. Salah satu kawasan yang masih mempunyai kekurangan karena belum dikelola dengan baik iyalah Nias Selatan.

Nias selatan adalah sebuah kepulauan yang belum sepenuhnya diterokai. Keindahan alam serta kekayaan budaya sangat mendukung untuk dijadikan pusat pariwisata seperti Botanical Garden dan Hotel&Cottage. Untuk menciptakan sebuah pusat Pariwisata yang baik dan terancang maka dibutuhkanlah sentuhan Arsitektur yang dapat menegaskan kelebihan dari kawasan tersebut.

Nias selatan dengan upaya pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata ini dirancang sebagai salah satu upaya pemecahan bagi penaiktarafan ekonomi masyarakat sekitar serta memperkaya lagi kawasan pariwisata Negara Indonesia dengan kekayaan alam dan budayanya

Kata Kunci: Nias Selatan, Pariwisata, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Arsitektur Post-Modern, Botanical Garden, Hotel&Cottage


(22)

ABSTRACT

Indonesia was a country that not less in diverse culture and in their wealth nature. Every province in Indonesia has had a tourism which is equipped with a unique natural treasures to visited, not only by all Indonesian people and also people from outside the country. One of the provinces that many communities visit was North Sumatra. As we know, North Sumatra was a province that has a lot of natural resources ranging from islands, mountains and jungle..

The wealth of nature was the one that attracted the intention of people to visit and taste the beauty of the North Sumatra expecially the island that exist in this province. But there are still lot of areas in North Sumatera that still has not managed as well as possible and still lack in improving the enjoyment of public to enjoy the beauty of the tourism area. One of the area that are still not managed well was South Nias.

South Nias was an island that has not been fully discovered. The natural beauty and the varity of culture was helped for becoming Tourism Area such as HotelCottage and Botanical Garden. To create a good and full planned design, the touch of Architecture is needed to show the advantages from the area.

South Nias with effort to establish an Economic Area In tourism Speciality was design as one of the effort to solve the human economical living and also enrich another Indonesian tourism that rich eith nature and culture

Keyord: South Nias, Tourism, Economic Area in Tourism Spesiality, Post-Modern Architecture, Botanical Garden, Hotel&Cottage


(23)

BAB I

PENGENALAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia, sebuah Negara yang tidak dapat dipungkiri lagi akan kekayaan alam, budaya dan objek wisatanya. Kekayaan Indonesia yang sangat melimpah membuatkan banyak turis berdatangan untuk menikmati hasil kekayaan yang di tawarkan tersebut.

Sumatera Utara merupakan sebuah propinsi di Kepulauan Sumatera yang memiliki kepadatan penduduk mencapai 13 Juta memiliki pertumbuhan penduduk dengan laju sebesar 1.10% memiliki kekayaan alam dan kebudayaan yang cukup besar bagi Indonesia. Kekayaan alam yang di miliki Propinsi Indonesia mulai dari Pergungan, Kepulauan hingga ke Area Perairannya. Sumatera yang sangat terkenal dengan keramahannya walaupun berbeda kebudayaannya merupakan salah satu daya tarik dari Sumatera Utara. keberagaman suku seperti suku Batak, suku Karo, Suku Nias, Melayu dan banyak suku lainnya membuat Sumatera sangat kaya akan kebudayaan yang menjadikan Sumatera Utara sebagai salah satu nilai Pariwisata yang jarang ditemukan di wilayah lainnya.


(24)

Gambar.1.1. Zona kawasan pantai pesisir Utara dan Selatan Sumatera Utara

(Sumber: Wikipedia)

Kekayaan yang berlimpah ini belum banyak diterokai sehinggakan masih banyak kekayaan yang dapat dikembngkan lagi sehingga menjadikan Sumatera Utara sebuah wilayah pariwisata yang menjanjikan.

Salah satu bagian dari Sumatera Utara yang sangat berpotensi dan menjanjikan untuk dijadikan wilayah Pariwisata adalah pada bagian Selatan dari pesisir pantai kepulauan Sumatera. Kejernihan air lautnya menjadi dasar ketertarikan bagi objek wisata di bagian selatan ini, sedangkan pada bagian utara yang menjadi pusat perdagangan seperti, perkampungan nelayan, serta dermaga yang dijadikan pusat pemberentian kapal kurang cocok untuk dijadikan sebagai wilayah pariwisata. Pemandangan yang indah serta kejernihan air lautnya menjadikan bagian selatan lebih menarik untuk dijadikan pusat pariwisata selain bagian selatan yang tidak kalah dengan kebudayaan yang dimilikinya.


(25)

Salah satu wilayah di Indonesia yang sering menjadi pusat pariwisata dan daya tarik bagi wisatawan adalah wilayah wisata yang bernuansakan laut contohnya Bali. Nusa Dua Bali sudah tidak asing lagi bagi telinga masyarakat luar dan telah menjadi buah mulut mancanegara akan kekayaan yang ditawarkan bagi wisatawan yang ingin berlibur dan memanjakan dirinya di sana.

Nias Selatan, sebuah kepulauan yang juga kaya akan kebudayaan, sumber daya alam dan objek pariwisata merupakan sebuah „spot‟ wisata yang masih kurang diterokai kekayaannya. Kejernihan air yang tidak tercemar, kehijauan pemandangan yang tidak tertupi oleh kepadatan kota menjadikan Nias Selatan sebagai kawasan Pariwisata yang sangat baik untuk dikembangkan untuk menjadi kawasan Pariwisata bagi Indonesia.

Gambar.1.2. Skema Letak Nias Selatan (Sumber: Google.com)


(26)

Nias selatan sebagai pariwisata memang sudah sangat terkenal dengan pariwisata airnya. Wisatawan dalam maupun luar sudah mulai banyak berdatangan ke Kepulauan ini. Selain pencapaiannya yang mudah niat Pemerintah yang ingin mengembangkan Nias Selatan menjadi Wilayah Pariwisata juga membantu dalam menjadikan Nias Selatan sebagai ilayah Pariwisata Indonesia seterusnya.

Selain wisata pantai yang terkenal, wisata bahari dan wisata budaya juga turut banyak dinikmati di Nias Selatan. Temapt wisata air yang terkenal adalah Pantai Lagundri dan Pantai sorake. Sedangkan Pulau Pulau Batu merupakan daerah wisata bahari yang sangat terkenal akan keindahan lautnya yang sering mengundang para wisatawan untuk berjemur dan menyelam di daerah ini.

Sebagai tempat wisata budaya pula Bawomataluo merupakan tempat yang sangat terkenal dengan pesona rumah adatnya serta aksi lompat batu yang juga menarik perhatian di kawasan ini.


(27)

Gambar.1.3. Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan Periode 2003-2006

(Sumber:http://sumut.bps.go.id/nisel/?q=content/perkembangan-jumlah-wisatawan-yang-berkunjung-ke-kabupaten-nias-selatan,22 Juli 2009)

Berdasarkan gambar dapat dilihat jumlah wisatawan domestik yang berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan mengalami peningkatan per tahunnya. Mealui perbandingan kunjungan wisatawan yang masuk wilayah Sumatera Utara, Wisatawan yang mengunjungi Sumatera Utara sebagian besarnya berasa dari Negara-negara Asia Tenggara seperti Malaysia, dan Singapura.

Melalui data BPS Sumatera Utara 2009, 27 Juni 2009, wisatawan yang berasal dari Malaysia mencapai 68.327 orang atau 62.34% dari total seluruh wisatawan asing yang mengunjungi Sumatera Utara. Wisatawan Singapura sekitar 7.126 orang atau 6.5%. sedangkan sisanya wisatawan asing yang datang dari Inggris (2.019 orang), Belanda (5.759 orang), Taiwan (2.516 orang), Amerika Serikat(3.426 orang), Australia (2.310 orang), dan Jerman (2.097 orang).


(28)

Tahun Wisatawan Jumlah Tingkat Persentase

Asing Domsetik

(1) (2) (3) (4) (5)

2003 540 6278 6818 14.26

2004 323 3132 3455 7.23

2005 93 2033 2126 4.45

2006 144 14186 14330 29.97

2007 39 21044 21083 44.10

Tabel 1.1. Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias Selatan Periode 2003-2007

(Sumber : Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias)

Dengan didasari niat Pemerintah dan kekayaan Nias Selatan baik itu dari kebudayaan, sumber daya alam, maupun objek wisata inilah maka akhirnya terbentuklah usulan yang ingin menjadikan sebuah kawasan di Nias Selatan ini sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Terpadu tepatnya di daerah Teluk Dalam Nias Selatan.

Daerah Teluk Dalam yang dijadikan daerah yang akan dikembangkan ini tidak hanya terpusat menjadi sebuah wilayah pariwisata saja. Kemunculan sebuah daerah baru yang menjadi contoh menjadi dasar perancangan daerah ini. Dimana dengan berkembangnya daerah ini nantinya akan membantu nilai ekonomi masyarakat sekitar sekaligus mampu menaik taraf hidup masyarakat Nias itu sendiri.

Beberapa fungsi yang direncanakan dalam perancangan daerah ini untuk mewujudkan Kawasan Khusus Pariwisata ini antara lain adalah:

- Fungsi Pusat Pemerintahan - Fungsi Komersial


(29)

- Fungsi Hunian - Fungsi Pariwisata

- Fungsi Fasilitas pendukung

Berdasarkan rancangan fungsi yang telah didata diharapkan nantinya akan terbentuk sebuah kawasan khusus pariwisata seperti yang diharapkan dimana semua fungsi-fungsi tersebut saling melengkapi antara satu sama lain dan membantu keberkelanjutan berjalannya aktivitas-aktivitas di daerah tersebut. Berdasarkan fungsi-fungsi ini, dalam laporan skripsi ini saya mengangkat fungsi pariwisata sebagai rancangan fungsi pariwisata yang saya kembangkan ini adalah Hotel&Cottage dan Botanical Garden.

Sebagai pusat pariwisata Hotel&Cottage memainkan peran penting dalam keberhasilan suatu wilayah pariwisata tersebut. Keberadaan hotel&Cottage ini akan membantu untuk menarik pengunjung datang ke daerah Teluk Dalam ini dengan menyiapkan sebuah penginapan yang akan memuaskan para wisata yang datang untuk berlibur di kawasan rancangan. Begitu juga dengan Botanical Garden, sebagai salah satu objek wisata yang belum banyak dikembangkan di Indonesia membuat keberadaan botanical garden ini menjadi daya tarik istimewa lainnya dan menjadi landmark kawssan dengan rancangannya yang berbeda dari botanical garden umumnya.

Berdasarkan gagasan inilah, rancangan proyek ini mengarah ke perancangan Siulu Hotel&Cottage dan Siulu Garden By The Bay pada Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata, Idealand, Teluk Dalam, Nias Selatan.


(30)

1.2 Rumusan Masalah Perancangan

Permasalahan-permasalahan yang menyangkut proyek ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Merancang sebuah kawasan pariwisata yang mempu memenuhi kebutuhan masyarakat terutama masyarakat Nias.

2. Bagaimana merancang kawasan pariwisata yang mampu melestarikan kebudayaan serta kekayaan alam Nias Selatan.

3. Belum adanya pusat konservasi tanaman yang mampu menampung kekayaan tanaman hijau di kawasan proyek.

4. Belum adanya hotel dan cottage yang wajar untuk ditempati bagi wisatawan yang datang ke kawasan proyek.

1.3 Maksud dan Tujuan Perancangan

Adapun maksud dan tujuan dari proyek ini adalah:

1. Menciptakan kawasan terpadu pusat kegiatan perekonomian khusus pariwisata yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya yang mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

2. Menyediakan sebuah Pusat Konservasi Botanical Garden bagi

mewadahi serta memperluas pengetahuan masyarakat akan tumbuhan lokal maupun Internasional.

3. Menyediakan Hotel dan Cottage yang layak ditempati bagi wisatawan yang datang berkunjung ke kawasan pariwisata.


(31)

1.4 Pendekatan Perancangan

Pendekatan dalam penyelesaian masalah yang dilakukan pada proyek ini adalah:

1. Survey Lapangan

Melakukan survey terhadap kasan proyek guna melihat, memantau serta meneliti keadaan kawasan proyek serta melakukan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk proses perancangan.

2. Studi Banding

Melakukan studi banding terhadap proyek sejenis yang diambil dari berbagi sumber seperti buku, internet serta media cetak lainnya yang dianggap penting.

1.5 Lingkup Perancangan

Lingkup atau batasan proyek yang dilakukan sebagai batasan kajian dari rancangan proyek adalah:

1. Lokasi rancangan proyek: lokasi proyek dengan batasan wilayah ± 320 Ha yang terletak di Teluk Dalam KAbupaten Nias Selatan. 2. Faktor Pembiayaan dan Kepemilikan: Pemerintah daerah

Kabupaten Nias Selatan serta investor asing diasumsikan pada proyek ini sebagai pemilik kawasan proyek.

3. Masalah Sosial, Budaya dan Ekonomi dalam perancangan ini tidak dibahas secara mendalam.


(32)

(33)

BAB II

MENUJU SYURGA DUNIA

Berdasarkan pengetahuan umum yang didapatkan dari membaca dari website mengenai Nias Selatan maka proses perancangan dan pengumpulan ide-ide rancangan kasar untuk pengembangan fungsi Pariwisata mulai dilakukan yang nantinya akan dikembangkan lebih mendalam lagi. Kemudian setelah beberapa lama perencanaan maka pada sekitar minggu ke dua bermulanya Perancangan Arsitektur 6 (PA 6) saya dan kelompok Nias Selatan lainnya yang di bimbing oleh Pak Firman selaku dosen pembimbing terbang ke Nias Selatan tepatnya Teluk Dalam untuk melihat dan mensurvei langsung tapak yang akan di kembangkan menjadi wilayah pariwisata nantinya.(Gambar 2.1)

Setelah sampai di tapak da[at dilihat sebuah kawasan yang sudah mulai di timbun dalam rangka memulai pengembangan Istana Rakyat yang memang dari awal sudah ditetapkan pengembangannya di kawasan Istana Rakyat.

Pada kawasan tapak dapat dilihat keindahan alam yang begitu langka didapatkan pada kawasan perkotaan, kejernihan air lautnya, keindahan karangnya, kekayaan hutan bakaunya, serta suasananya yang cukup menenangkan bagi siapa saja yang mendatangi kawasan tersebut tidak dapat diungkapkan hanya dengan kata-kata. ( Gambar 2.2).


(34)

Luasan lahan yang lebih kurang 320 Ha ini terlihat seperti belum terjamahi. Kawasan ini dikelilingi oleh hutan mangrove yang sangat alami. (Gambar 2.3). serta dapat dilihat belum terbentunya jalan bagi kenderaan maupun pejalan kaki (Gambar 2.4). keadaan kawasan yang belum memiliki sumber air dan listrik juga dapat dijumpai. Hal ini karena kawasan yang menjadi lahan proyek merupakan 100% lahan baru yang belum diterokai.

Gambar 2.1 Kawasan lahan Proyek ( sumber: GoogleMaps)

Berebeda dengan wilayah pariwisata lain di Indonesia masih sedikit yang yang memanfaatkan hutan mangrove sebagai objek pariwisata. Dengan kekayaan hutan mangrove di kawasan lahan proyek maka nantinya kawasan ini akan menjadi kawasan pariwisata pertama di Nias maupun Sumatera Utara yang akan memanfaatkan keaslian hutan mangrovenya.


(35)

Gambar 2.2 Keindahan Alam Nias ( sumber: Peribadi)

Gambar 2.3 Keadaan Hutan Mangrove pada site ( sumber: Peribadi)

Gambar 2.4 Sirkulasi kenderaan yang belum terbentuk ( sumber: Peribadi)


(36)

Berdasarkan sumber dari Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata-Departemen kebudayaan dan Pariwisata, keadaan topografi kepulauan Nias secara keseluruhan berketinggian antara 0-1000 meter di atas permukaan laut. Pulau Nias memiliki 24 daerah datar sampai bergelombang 24,8%, bergelombang sampai berbukit dan 51,2% daerah berbukit sampai pergunungan dengan ketinggian di atas permukaan laut antara 0-800.

Nias bagian selatan terletak pada ketinggian 0 sampai 800 meter di atas permukaan laut diamana sebagian besar daerahnya merupakan bukit dan lembah dengan kemiringan 15% sampai 40%..

Dengan keadaan topografi yang tercatat maka mengakibatkan sulit membuat jalur lurus dan lebar. Namun begitu keadaan site yang menjadi lahan proyek terbilang cukup datar sehingga memudahkan proses perancangan.

Gambar 2.5 Peta Ketinggian Lahan Kepulauan Nias

( sumber: Direktorat Jendral Pengembangan Destinasi Pariwisata-Departemen kebudayaan dan Pariwisata)


(37)

Melihat keadaan tanah yang sangat lengket pencapaian yang dapat dilakukan untuk mengakses keseluruh kawasan adalah dengan penggunaan kenderaan roda empat. Kenderaan roda empat ini juga belum mampu untuk menerokai seluruh kawasan lahan dikarenakan tanahnya yang sangat lembab tersebut sehingga untuk mensurvei kawasan proyek harus dengan berjalan kaki.

Gambar 2.6 Keadaan tanah di lokasi Site ( sumber: Peribadi)


(38)

BAB III

MULAI MIGRAIN

Pengertian Hotel menurut Prof. Fred Lawson, dalam bukunya “Hotel and Resort : Planning and Design‟ mengatakan “Building where meals and room are

provided for traveler” berdasarkan ungkapan tersebut dapar diartikan

perancangan Hotel dan Cottage didefinisikan sebagai tempat tinggal untuk para pengunjung dengan membayar sejumlah uang, dan pihak hotel memberikan prasarana yang sewajarnya sebanding dengan uang yang dikeluarkan.

Berdasarkan hasil survey lapangan yang dilakukan terhadap lokasi lahan proyek selanjutnya pencarian studi-studi kasus sejenis mulai dilakukan. Dengan adanya studi kasus sejenis ini akan sangat membantu dalam tahap perancangan, hal ini dikarenakan melalui studi kasus yang dipilih untuk proyek akan dapat melihat nilai positif dan negatif yang terjadi pada studi kasus sehingga rancangan yang akan dilakukan diharapkan akan lebih baik dari studi kasus yang dipilih.

Studi banding proyek yang diambil adalah Ritz Carlton Hotel, Bali dan Maya Ubud Resort & Spa, Bali. Indonesia. Ritz Carlton merupakan sebuah Hotel yang sudah banyak membuka cabang di seluruh dunia dan sangat terkenal dengan fasilitasnya yang dapat memuaskan hati pengunjungnya. Ritz Carlton yang berada di Jalan Raya Nusa Dua Selatan Bali ini contohnya, perletakan lahan seluas 12.7 hektar yang berada di tepi pantai ini memiliki 313 kamar tidur, mencakup 34 Villa


(39)

yang memiliki view langsung ke laut lepas. Fitur yang ditawarkan seperti pesona alam Pulau Dewata inilah yang sangat menarik perhatian pengunjungnya.

Gambar 3.1 Perspektif Ritz Carlton Bali (Sumber: Google.com)

Gambar 3.2 Perspektif Ritz Carlton Bali Hotel (Sumber: Google.com)

Desain Arsitektur The Ritz Carlton Nusa Dua Selatan Bali ini merangkul simbolismne loka „kalpataru‟ sebagai tema sentral keseluruhan bangunan. „kalpataru‟ itu sendiri memiliki filosofi sebagai sumber kehidupan yang mewakili kekuatan, kebijaksanaan, dan keindahan. Selain itu dekorasi anyaman juga dapat dinikmati pada bagian Interior dan exterior dari Hotel ini yang menciptakan arsitektur lingkungan yang cukup elegan seperti perdesaan di Bali.


(40)

Fasilitas-fasilitas lain antaranya adalah 14 ruang spa yang dikelilingi rimbunan pepohonan, chapel, serta ruang rapat yang berkapasitas 200 orang. Selain itu Hotel ini juga melengkapi kebutuhan kulinernya seperti penyedian makanan mulai dari masakan Nusantara, masakan barat sehingga masakan Jepang.

Gambar 3.3 Interior Ritz Carlton Bali Hotel (Sumber: Google.com)

Gambar 3.4 Fasilitas pendukung Ritz Carlton Bali Hotel (Sumber: Google.com)

Studi proyek sejenis kedua yang diambil adalah Maya Ubud Resort & Spa, Bali. Maya Ubud Resort & Spa ini merupakan salah satu Hotel Resort di Bali yang memasukkan prinsip Sustainble Tourism Principle' dalam pengoperasiannya. Maya Ubud ini memiliki rencana pengelolaan berkelanjutan yang meliputi 4 bidang utama yaitu, 1)Aktif dalam konservasi sumber daya alam. 2)Terlibat dalam


(41)

aksi korporasi tanggungjawab sosial. 3)Pencapaian aktivitas ekonomi unggul yang berorentasi terhadap lokalitas serta 4)Mematuhi semua protocol kesehatan dan keselamatan yang ada.

Gambar 3.5 Letak Maya Ubud Resort & Spa Bali (Sumber: Google.com)

Perancangan maya Ubud ini melalui kombinasi dari konsep baru dan tradisional melalui arsitektur dan lansekapnya. Maya Ubud ini juga mengadaptasi kearifan local Bali dalam mengatur orientasi kawasan sepanjang sumbu utara-selatan yang menghubungkan pergunungan di tengah pulau.


(42)

(Sumber: Google.com)

Posisi Maya Ubud terletak di daerah pergunungan yang tenang dengan tinggi dia atas 2 lembah sungai dan dikelilingi oleh sawah yang memberikan perasaan dekat dengan alam. Maya Ubud ini dilengkapi dengan 108 kamar dan villa yang vienya langsung kea lam serta dikelilingi oleh taman tropis. Fasilitas lain yang dimiliki Maya Ubud ini adalah Yoga Fitness, Bicycle Track dan banyak fasilitas penunjang lainnya.

Gambar 3.7 View eksterior Maya Ubud Resort & Spa Bali (Sumber: Google.com)

Gambar 3.8 Fasilitas pendukung Ubud Resort & Spa Bali (Sumber: Google.com)


(43)

Sedangkan yang menjadi studi proyek sejenis bagi Botanical Garden adalah Garden By The Bay yang berada di Singapura. Garden By The Bay yang berada di Singapura merupakan sebuah pertamanan yang terbesar di Singapura yang telah banyak memenangkan penghargaan. Garden By The Bay ini terletak di tepian Marina Bay yang merupakan salah satu pusat wisata yang sangat sukses sejak terbangunnya rancangannya.

Gambar 3.9 Perspektif Garden By The Bay Singapura (Sumber: ArchDaily.com)

Taman ini terbagi menjadi dua bagian utama yaitu, Bay South dan Bay East dengan luas lahan sebesar 101 hektar. Dibagian timur taman, pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan tropis, taman bunga, lokasi untuk berjalan-jalan, serta lokasi piknik dengan ditemani pemandangan teluk Marina yang sangat mempersona.


(44)

Gambar 3.10 Siteplan Garden By The Bay Singapura (Sumber: ArchDaily.com)

Beberapa yang menjadi daya tarik dari garden By The Bay ini adalah Flower Dome, Cloud Forest dan OCBC Sky Way. Flower Dome merupakan sebuah kubah yang memuat ribuan jenis bunga dari berbagai dunia. Sedangkan Cloud Forest Dome adalah sebuah kubah yang menyerupai Hutan Tropis dengan salah satu yang sangat menarik perhatian adalah air terjun buatan yang akan ditemukan saat masuk. Manakala OCBC Skyway merupakan sebuah jembatan yang dihubungkan diantara Super Tree. Melalui jembatan ini pengunjung dapat melihat pemandangan dari ketinggian yang cukup tinggi. Super Tree itu sendiri merupakan sebuah media untuk tanaman merambat yang memiliki ketinggian dari 22 meter sehingga 50 meter.


(45)

Gambar 3.11 Flower Dome Garden By The Bay Singapura (Sumber: ArchDaily.com)

Gambar 3.12 Cloud Forest, Garden By The Bay Singapura (Sumber: ArchDaily.com)

Penataan tataguna lahan yang sangat rapid an terarah membuatkan Garden By The Bay ini menjadi pusat wisata yang pasti dikunjungi jika ke Singapura. Dengan bahan hampir keseluruhan kaca yang diterapkan pada Dome-dome ini menyebabkan pengurangannya tenaga listrik yang diperlukan juga tumbuhan yang ada di dalam Dome akan mudah menerima sinaran cahaya matahari sebagai kebutuhan umum bagi tumbuhan.


(46)

Gambar 3.13 Skyway Garden By The Bay Singapura (Sumber: ArchDaily.com)

Gambar 3.14 Super Tree Garden By The Bay Singapura (Sumber: ArchDaily.com)

Salah satu lagi fungsi menarik yang dapat dijumpai pada Garden By The bay adalah penggunaan konsep diterapkan dalam perancangannya. Dengan adanya konsep ini segala aktivitas yang terjadi dapat dimanfaatkan dengan maksimal.


(47)

Gambar 3.15 Konsep Rancangan Garden By The Bay Singapura (Sumber : ArchDaily.com)


(48)

BAB IV

CATATAN PERTAMA

Arsitektur seperti yang sering di gempar gempurkan memiliki keterkaitan yang sangat dekat dengan ruang. Hal ini dikarenakan ruang merupakan kebutuhan utama bagi manusia untuk mendiami bangunan arsitektur tersebut. Pendapat ini telah banyak dinyatakan oleh ilmuan terkenal dan sering ditulis di dalam buku-buku arsitektur. Menurut Vitruvius contohnya karakter bangunan yang baik adalah bangunan yang memenuhi tiga aspek yaitu; estetika, struktur dan fungsi.

Dengan memenuhi aspek inilah dapat menghasilkan sebuah rancangan yang seimbang antara program ruanng, dengan ketiga aspek yang di sebutkan diatas.

Dari hasil studi banding proyek sejenis yang dilakukan maka akhirnya dirumuskanlah suatu rancangan yang akan dikembangkan sebagai rancangan proyek. Dari hasil data yang didapatkan maka seterusnya proses programming mulai dilakukan.

Untuk membuat sebuah program ruang, hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menentukan jumlah pengunjung terhadap kebutuhannya pada fasilitas yang ada. Proses pemograman ini dilakukan sebagai cara untuk menentukan dan memenuhi kebutuhan dari rancangan proyek tersebut seperti


(49)

jumlah kamar, type kamar, jumlah parker dan fasilitas penunjang lainnya begitu juga pada botanical garden. Jumlah parkir yang sangat diutamakan dalam perancangan botanical garden. Ini dikarenakan sifat botanical garden itu sendiri yang bersifat publik.

Sebagai standar dalam perancangan, standar yang digunakan adalah berdasarkan Keputusan Direktorat Jendral Pariwisata No. 12/U/88 tanggal 25 Februari 1988.

KLASIFIKASI HOTEL JUMLAH KAMAR

(min)

SYARAT

Hotel Bintang 4 50 Kamar Standard + 3 Kamar Suite

Fasilitas setara Hotel Bintang 1:

- 2 Buah restoran/lebih - Lahan parker

yang luas - Fasilitas penunjang -Fitness -Tennis -Spa&Sauna, dll

Table 4.1 Standar Hotel Bintang 4

(Sumber: Keputusan Direktorat Jendral Pariwisata No. 12/U/88 tanggal 25 Februari 1988.)


(50)

Bintang 1 :

– Merupakan sebuah hotel kecil yang dikelola serta dioperasikan yang biasanya oleh pemiliknya langsung. Suasana di dalam sangat pribadi dengan akomodasi sangat standar.

– Mayoritas staf melayani makan sehari-hari seperti sarapan, makan siang dan malam. Namun hanya khusus sarapan pagi, Anda bisa mendapatkannya gratis. Sarapan sendiri juga ada dua pilihan, disajikan di ruang makan hotel atau hanya di kamar tidur.

– lokasi untuk hotel bintang satu biasanya terletak di kawasan yang ramai dan memiliki transportasi umum yang dekat serta hiburan dengan harga yang masuk akal.

– Untuk kualitas kebersihan, pemeliharaan, perhotelan, fasilitas dan layanan sangat minimum.

Bintang 2:

- Hotel dengan klasifikasi bintang dua ini umumnya bagian dari sebuah rantai yang menawarkan kualitas yang konsisten dengan fasilitas terbatas.

- Meski ukuran kamar kecil atau menengah, namun berbeda dengan bintang satu, kamar memiliki telepon dan televisi. Tidak akan ada kemudahan akses pelayanan restoran dari kamar, namun mereka memiliki sebuah restoran kecil di lokasi hotel.


(51)

- Layanan sopan, tempat tidur terpelihara dengan baik serta adanya sarapan dengan tingkat perawatan yang terjamin baik.

- Restoran atau ruang makan sehari-hari melayani sarapan hingga makan di tengah malam.

Bintang 3 :

- Biasanya berlokasi dekat tol, pusat bisnis dan atau daerah perbelanjaan, hotel ini menawarkan layanan terbaik, kamar yang luas dan lobi yang penuh dekorasi.

- Semua kamar dan restoran atau ruang makan terbuka kepada penduduk sekitar dan yang merupakan pelancong. Semua furniture baik di dalam kamar maupun di luar menggunakan kualitas terbaik.

- Para staf yang bertugas terlihat rapi dan professional.

- Restoran biasanya menawarkan hidangan diatas rata-rata pada saat sarapan, makan siang dan makan malam. Makanan yang disajikan saat sarapan benar-benar baru dimasak saat akan disantap.

- Fasilitasnya terdiri dari valet parking, housekeeping, sebuah pusat kebugaran dan kolam renang ukuran kecil.

Bintang 4:

- Para staf di bintang hotel empat akan lebih profesional menanggapi kebutuhan atau permintaan Anda, dan umumnya mereka sudah diberikan


(52)

pengarahan dapat memberikan informasi mengenai pariwisata di sekitar hotel.

- Restoran atau ruang makan terbuka untuk penduduk sekitar dan yang bukan penduduk asli.

- Kamar di hotel berbintang empat mulai sudah dibagi sesuai fasilitas yang akan didapatkan. Seluruh kamar hotel yang disediakan memiliki kamar mandi pribadi di dalamnya.

- Tempat tidur dan furniture yang tersedia di hotel berkualitas tinggi. - Saat sarapan, akan ditawarkan pilihan yang lebih beragam dari

bahan-bahan segar untuk dimasak dan disajikan dengan tingkat perawatan yang cukup tinggi.

- Bangunan hotel cukup besar dengan layanan terkemuka. Biasanya akan ada hotel lain yang dengan kaliber yang sama berkumpul di dekatnya, serta pusat perbelanjaan, restoran dan hiburan.

- Pelayanan kamar berada di atas rata-rata, seperti restoran, housekeeping, valet parking, pusat kebugaran dan seorang concierge yang selalu siap berada di pintu utama.

Bintang 5:

Untuk membangun sebuah Hotel Ressort khususnya Bintang 5 harus memperhatikan persyaratan dan kriteria bangunan sebagai berikut :


(53)

 Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi roda empat langsung ke area hotel dan dekat dengan tempat wisata.

 Hotel harus menghindari pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang berasal dari suara bising, bau tidak enak, debu, asap, serangga dan binatang mengerat.

b. Hotel harus memiliki taman baik di dalam maupun di luar bangunan. c. Hotel harus memiliki tempat parkir kendaraan tamu hotel.

d. Tersedianya fasilitas Olah Raga dan Rekreasi

 Hotel harus mempunyai sarana kolam renang dewasa dan anak-anak.

 Tersedianya area permainan anak.

 Tersedianya Diskotik atau Night Club.

 Hotel pantai menyediakan fasilitas untuk olah raga air.

 Hotel gunung menyediakan fasilitas untuk olah raga gunung seperti mendaki gunung, menunggang kuda atau berburu.

 Hotel harus menyediakan satu jenis sarana olah raga dan rekreasi lainnya merupakan pilihan dari tennis, bowling, golf, fitness center, sauna, billiard, jogging.

e. Bangunan hotel memenuhi persyaratan perizinan sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku:

 Ruang hotel memperhatikan arus tamu, arus karyawan, arus barang/produksi hotel.

 Unsur dekorasi Indonesia harus tercermin dalam: - Ruang Lobby


(54)

- Restoran

- Kamar Tidur

- Function Room

f. Banyak kamar tidur standar berjumlah 100 buah termasuk 4 kamar suite (sekarang ketentuan jumlah kamar sudah tidak berlaku, maka dalam perencanaan dan perancangan skripsi ini jumlah kamar tidak harus sebanyak 100 kamar).

 Semua kamar dilengkapi dengan kamar mandi di dalam.

 Luas Minimal :

- Kamar Standar = 26 m2

- Kamar Suite = 52 m2

 Tinggi Kamar Minimal = 2, 60 m

 Kamar tidur kedap suara (noise 40 dB)

 Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock.

 Untuk Hotel Pantai :

- Lantai dari teraso/ubin/marmer/kayu.

- Lantai tidak licin, kualitas tinggi.

 Untuk Hotel Gunung :


(55)

- Komposisi vynil 20 %, wool atau jenis bahan lain yang tidak mudah terbakar 80 %.

 Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luar.

 Tersedia alat pengatur suhu kamar tidur dan ventilasi/exhaust di kamar mandi

 Interior kamar mencerminkan suasana Indonesia.

 Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap air.

 Tersedia instalasi air panas dan air dingin

 Perlengkapan Kamar Tidur :

- Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk 1 (satu) orang atau untuk 2 (dua) orang sesuai dengan ukuran kamar standar : Ukuran tempat tidur 1 (satu) orang 2, 00 m x 1, 00 m dan Ukuran tempat tidur 2 (dua) orang 2, 00 m x 1, 60 m

 Perlengkapan Kamar Mandi :

- Tersedia Bathup anti slip, Shower, Grabbar dan tempat sabun

- Wastafel

- dan lain-lain

g. Hotel harus menyediakan restoran minimal 3 buah yang berbeda jenisnya, salah satunya Coffe Shop.

 Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentuan 1,5 m2 per tempat duduk.


(56)

 Tinggi restoran tidak boleh rendah dari tinggi ruang tamu (2, 60 m). h. Hotel harus menyediakan satu bar yang terpisah dari restoran.

 Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentuan 1,1 m2 per tempat duduk.

 Lebar ruang kerja bar tender minimal 1 m.

 Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan yang terdiri dari atas :

- Wastafel dengan dua buah keran air panas dan air dingin.

- Mesin pencuci gelas.

- Saluran pembuangan air.

i. Tersedianya Function Room yaitu ruang untuk acara-acara tertentu (ruang serba guna).

j. Tersedianya Lobby dengan luas minimal 100 m2. k. Hotel harus menyediakan Lounge.

l. Hotel menyediakan telepon umum di lobby. m. Hotel menyediakan toilet umum di lobby.

 Toilet Pria :

- Urinoir 4 (empat) buah

- WC 2 (dua) buah

- Wastafel


(57)

- WC 3 (tiga) buah

- Wastafel

- Ruang Rias dengan kaca rias

n. Hotel harus menyediakan ruangan poliklinik

o. Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain di luar kegiatan usaha hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda. p. Tersedianya Dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40 % dari luas

restoran.

 Ruang dapur terdiri dari : - Ruang Persiapan

- Ruang Pengolahan

- Ruang Penyimpanan Bahan Makanan

- Ruang administrasi (Chef)

- Ruang Pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan

- Ruang Penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk dapur

 Lantai dapur tidak licin.

 Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit.

 Penerangan dapur minimal 200 lux.

q. Tersedianya area Administrasi yang terdiri dari Kantor Depan (Front Office) dan Kantor Pengelola Hotel


(58)

r. Tersedianya area Tata Graha.

 Ruang Seragam (Uniform Room)

 Ruang Lena dengan luas minimal 50 m2 beserta rak.

 Ruang Jahit Menjahit

Room boy, tersedia ruang pelayanan kamar tamu minimal 1 (satu) buah untuk setiap 40 kamar

 Ruang Binatu dengan luas minimal 100 m2 19) Tersedianya area dan ruang Operator

 Tersedianya Gudang yang terdiri dari : - Gudang bahan makanan dan minuman

- Gudang peralatan dan perlengkapan

- Gudang untuk engineering

- Gudang Botol Kosong

- Gudang barang-barang bekas

 Ruang penerimaan barang/bahan yang dapat menampung minimal 1 (satu) truk.

 Ruang Karyawan

- Ruang Loker dan kamar mandi/WC yang terpisah untuk pria dan wanita.

- Ruang Makan Karyawan.


(59)

- Ruang Ibadah Karyawan.

Berdasarkan data yang diperoleh maka hasil rancangan yang dihasilkan adalah 3 tipe kamar hotel serta restoran, coffee shop, kolam renang, fitness, serta spa&sauna sebagai fasilitas pendukung.

NO TYPE KAMAR (Hotel) LUAS (m2) JUMLAH UNIT

1 Kamar Standar 32 m2 54

2 Kamar Deluxe 64 m2 28

3 Kamar Suite 92 m2 16

4 Fasilitas Pendukung

- Fitness - Spa & sauna - Kolam renang - Restoran - Coffee sjop - Musholla - Drug store - Atm center

Table 4.2 Klasifikasi Kamar Hotel

NO TYPE KAMAR

(Cottage)

LUAS (m2) JUMLAH UNIT

1 Beach Cottage 54.8 m2 64

2 Suite Cottage 137 m2 10

3 Family Beach Cottage 231.5 m2 10


(60)

Perhitungan kebutuhan parkir menggunakan standar adalah dari buku “Sistem Bangunan Tinggi”, menurut Juwana (2005) dalam isi buku tersebut menyatakan perbandingan yang diambil bagi menghitung kebutuhan standar parker adalah perbandingan 7:1. Dimana 7 kamar hotel membutuhkan 1 lahan parker kenderaan roda 4. Sedangkan perhitungan lahan parker untuk cottage adalah 1:1 Sehingga total lahan parkir yang dibutuhkan bagi hotel cottage adalah 17 lahan parkir untuk hotel dan 84 lahan parkir untuk cottage.

Bagi menghitung jumlah pengunjung pada Botanical garden, data yang digunakan adalah melalui jumlah Wisata yang berkunjung ke kabupaten Nias Selatan Periode 2003-2007. Data ini digunaan sebagai acuan jumlah wisatawan yang akan mengunjungi botanical garden ini nantinya.

Tahun Wisatawan Jumlah Tingkat

Persentase

Asing Domsetik

(1) (2) (3) (4) (5)

2003 540 6278 6818 14.26

2004 323 3132 3455 7.23

2005 93 2033 2126 4.45

2006 144 14186 14330 29.97

2007 39 21044 21083 44.10

Table 4.4 Jumlah Wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Nias periode 2003-2007


(61)

Berdasarkan data yang didapati dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Nias Selatan dapat dilihat tingkat persentase yang meningkat dari setiap tahunnya. Oleh sebab itu, jumlah ruang dan kawasan yang disediakan harus mencukupi untuk menampung para wisatawan yang datang.

NO TYPE LUAS (m2) JUMLAH UNIT

1 Garden Of Collection 660 m2 1

2 Garden of Nature 660 m2 1

3 Garden Of Floral 660 m2 1

4 Fasilitas Pendukung

- Mangrove Track - Food Court

- Mini Amphiteather - Komersial Shop

Table 4.5 Klasifikasi Botanical Garden

Kriteria pola ruang untuk kawasan atau zona pariwisata berdasarkan standar SNI 03-6981-2004 adalah sebagai berikut :

1) Bangunan penunjang pariwisata = 40% 2) Fasum dan fasos = 10%

3) Site development (infrastruktur, ruang terbuka publik, ruang terbuka biru/waterscape, jalan & parkir umum) = 50%


(62)

Berdasarkan perhitungan kasar jumlah parkir yang dibutuhkan bagi botanical garden ini asumsi yang didapatkan adalah lebih kurang 100 lahan parkir yang dibutuhkan. Hal ini mengingat fasilitas yang ditawarkan pada botanical garden ini yaitu mangrove track. Dengan adanya mangrove track ini penggunaan kenderaan akan menjadi sangat minim. Namun sebagai alternative lahan parkir yang disediakan berkisar 200 lahan parkir.


(63)

BAB V

SYURGA DUNIA

Konsep besar yang ingin digambarkan dalam perancangan kaasan wisata yang berisi Hotel&Cottage serta Botanical Garden ini adalah „Paradise‟ atau lebih tepatnya „Path to Paradise‟. Ide penggunaan konsep Paradise tersebut menggunakan konsep tempat wisata pada umumnya namun sedikit yang menjadi ciri khas dari Konsep Path to Paradise ini adalah dengan pencapaian yang dilakukan untuk mencapai Paradise di sini.

Penngunaan konsep ini dilakukan berdasarkan pemerhatian yang dilakukan pada tempat wisata pada umumnya. Seperti tempat wisata pada umumnya yang menawarkan kelebihan pada tempatnya, disini rancangan yang dilakukan menawarkan keindahan, yang bukan saja ada terpusat pada satu kawasan saja namun memiliki kesinambungan antara satu kawasan dengan kawasan yang lainnya dengan penggunaan konsep besar kanal yang diterapkan pada keseluruhan kawasan pada lahan proyek sehingga konsep Path To Paradise ini dapat tercapai diamana pengunjung dapat menikmati keindahan yang ditawarkan sejak mulai sehingga sampai di tujuan utama yaitu Paradise tersebut.

Tentunya tujuan perancangan ini selain meningkatkan jumlah kunjungan dan minat wisatawan lokal maupun Internasional untuk berkunjung, dengan adanya rancangan ini sistem ekonomi masyarakat serta taraf hidup masyarakat


(64)

juga meningkat. Dengan kata lain selain membantu mempromosikan budaya, kekayaan, serta kelebihan Negara Indonesia sama ada dimata arganegaranya sendiri maupun di mata mancanegara, pengadaan rancangan ini juga membantu dalam sistem perekonomian Negara maupun rakyatnya.

Pendekatan teori Arsitektutr yang digunakan dalam perancangan Botanical garden serta Hotel&Cottage pada rancangan adalah dengan penggunaan Arsitektur Post Modern. Di dalam Arsitektur , Post Modern merujuk pada suatu proses atau kegiatan dan dapat dianggap sebagai sebuah langgam, yakni langgam post modern. Berdasarkan hasil karya Arsitektur yang berlaku, terdapat tiga tipe langgam Arsitektur Post Modern yang muncul yaitu Modern, Neo Modern dan Dekonstruksi.

Dalam pembagiannya yaitu yang pertama modern, adalah pengkondisian dari post modern, munculnya ornamen dekorasi dan ornamen kuno dengan melakukan transformasi terhadap kuno tersebut,serta penyertaan warna dan tekstur menjadi elemen arsitektur yang penting yang ikut diproses dengan bentuk dan ruang.

Seterusnya adalah Neo Modern, dimana Neo Modern tidak menampilkan ornamen serta dekorasi lama namun arsitekturnya dimunculkan dengan memperlihatkan kecanggihan yang mutakhir terutapa dengan teknologi yang digunakannya, menonjolkan tampilan geometri serta menampilkan bentuk-bentuk tri matra sebagai hasil dari teknik proyeksi.


(65)

Dan yang terakhir adalah dekonstruksi. Dekonstruksi dalam penerapannya menggunakan geometri dalam tampilannya namun dengan geometri 3d. serta menggunakan warna sebagai aksen dalam komposisi sedangkan tekstur kurang berperan dalam penggunaannya.

Langgam arsitektur yang digunakan pada rancangan Botanical Garden dan Hotel&Cottage ini adalah termasuk pada langgam modern dimana penggunaan ornament dekorasi dan ornament kuno dengan transformasi yang dilakukan hal ini dapat terlihat jelas pada hasil rancangan dimana nilai kebudayaan Nias sangat diperhatikan penggunaannya namun tidak menghilangkan kemajuan modern itu sendiri. Kesimpulannya rancangan ini merupakan rancangan terkini namun tetap menggunakan Nias sebagai jati diri dari rancangan tersebut.

Berdasarkan rancangan aal masterplan telah dilakukannya pembagian fungsi besar yang direncanakan pembagian fungsi yang dilakukan pada tahap awal perancangan masterplan ini berdasarkan kebutuhan pada kawasan masterplan.


(66)

Gambar 5.1 Pembagian Fungsi kawasan

Ada beberapa tahapan yang dilakukan dalam memulai proses perancangan dari Siteplan kawasan yang pertama adalah pembagian zona berdasarkan fungsi. Dikarenakan lokasi site yang terletak berdekatan denngan laut serta hutang mangrove maka perletakan Hotel&Cottage serta Botanical Garden diletakkan pada dua zona besar yaitu Zona Laut dan Zona Mangrove.


(67)

Pembagian zona pertama yang dilakukan adalah pada kawasan Hotel&Cottage. Kawasan Hotel&Cottage diletakkan pada bagian atas dari siteplan yaitu berada pada Zona Laut (warna Merah) dengan kelebihan agar dapat memanfaatkan keindahan laut yang ada pada site serta sebagai salah satu kelebihan dari rancanngan Hotel&Cottage ini.

Pada zona Mangrove (warna ungu) merupakan letak rancangan botanical garden dengan daya taik utama mangrove track sebagai salah satu wahana yang disediakan.

Gambar 5.3 Zona Hotel Cottage

Melihat pada lahan maka perancang membagi zona kawasan Hotel dan Cottage menjadi empat bagian zona kecil dimana Zona pertama (orange) merupakan Hotel, Zona kedua adalah suite cottage (kuning) yang ketiga beach


(68)

family cottage (merah muda) yang diposisikan semi lingkaran pada sisi kiri dan kanan dan zona terakhir yaitu yang keempat (biru) adalah beach cottage yang terletak pada kawasan berair. (gambar 5.3)

Perletakkan ini dilakukan dalam upaya untuk memperluas view dari setiap zona. Perletakkan yang melingkar memperbolehkan setiap bangunan melihat luas sama ada kearah laut maupun melihat keindahan alam lainnya. Perletakkan yang dilakukan lebih memperluas view yang didapat merupakan salah satu pertimbangan yang dilakukan dalam perletakkan zona ini.

Gambar 5.4 Skema view yang di rancang

Sedangkan pada area tengah diletakkan fasilitas pendukung seperti kolam renang untuk kemudahan bersantai bagi pengunjung serta fasilitas parkir pada area bagian hadapan dari hotel (oren) serta sebagai ruang terbuka hijau pada bangunan hotel nantinya.


(69)

Gambar 5.5 Suasana exterior kawasan hotel cottage

Pembagian zona kedua pula yaitu pada Zona besar Mangrove pula, bagian rumah kaca diletakkan didalam antara mangrove track. Pembagiang rumah kaca terbagi dalam tiga bagian. Bagian pertama adalah Garden of Collection yang terletak pada bagian awal pintu masuk, yang kedua Garden of Nature yang terletak pada bagian tengan antara rumah kaca pertama dan ketiga. Serta rumah kaca terakhir adalah Garden of Floral yang diletakkan pada ujung mangrove track.

Gambar 5.6 pembagian Zona Botanical Garden

Mangrove yang terdapat dimanfaatkan menjadi mangrove track sebagai akses lain mencapai keseluruh tempat pada Botanical garden ini sedangkan


(70)

fasilitas penunjang lain diletakkan pada bagian ujung dari mangrove track tersebut. Fasilitas parkir diletakkan pada bagian awal pintu masuk serta pada bagian akhir mangrove track. Pada bagian ujung dari mangrove track ini ditempatkan fasilitas umum lainnya seperti amphitheter, retail-retail souvenir, serta food court sebagai fasilitas penunjang.

Gambar 5.7 Fungsi kawasan

Dari segi rancangan sirkulasi pula, rancangan ini telah memikirkan sirkulasi yang sedemikian mungkin agar mempermudah baik dari sisi pengunjung walaupun keperluan lainnya. Pada bagian jalan raya yang dirancang telah diletakkan pedestrian sebagai akses bagi pejalan kaki pada rancangan ini.


(71)

Selain itu keseluruhan kawasan juga menggunakan kanal sebagai sirkulasi kedua selain meneruskan konsep utama masterplan yang menggunakan kanal sebagai sirkulasi selain penggunaan kenderaan bermotor yang ingin diterpkan dalam perencanaan masterplan. Bagi membedakan akses masuk ke dalam kawasan hotel maupun botanical gerbang masuk telah didesain sebagai penanda kawasan. Hal ini dikarenakan banyaknya jalan yang terdapat padda lahan sehinggga tidak membuat kemungkinan terjadinya memasuki kawasan lain dari tujuan.


(72)

Gambar 5.9 Konsep Sirkulasi

Gambar 5.10 Pintu Gerbang Hotel & Cottage


(73)

Struktur bangunan yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem struktur baja dengan bentukan lengkung pada bagian hotel. Sedangkan pada botanical garden menggunakan struktur beton pada bangunan luar dimana kaca ditanam didalamnya manakala tetap menggunakan struktur baja pada bagian luar dari bangunan.

Konsep pencahayaan yang diterapkan memikirkan sumber cahaya yang ingin dimaksimalkan penggunaannya sehingga penggunaan material kaca sering digunakan pada rancangan. Material kaca ini mampu membantu dalam memaksimalkan pemasukan cahaya yang dibutuhkan. Hal ini juga dilakukan agar menurangkan tingkat pemakaian listrik dengan cahaya yang mampu masuk hampir kesetiap ruangan


(74)

Gambar 5.13 Skema Pencahayaan pada bangunan

Melihat letak site yang dikelilingi oleh laut maka pengudaraan yang terjadi sangat baik. Pemanfaatan udara yang dilakukan juga menitikberatkan perletakkan site ini. Perletakkan kaca yang besar digunakan untuk memaksimalkan sumber udara yang masuk sehingga mengakibatkan ruang menjadi sejuk.


(75)

Gambar 5.15 Skema Pengudaraan pada bangunan

Konsep tampak bangunan akan memperjelaskan penggunaan Arsitektur post modern seperti yang dijelaskan sebelumnya. Perancangan yang modern dengan penggabungan arsitektur kolonial serta penerapan Arsitektur lokal Nias jelas terlihat pada perancangan tampak pada bangunan hotel maupun Botanical garden. Desain tampak merupakan salah satu yang terpenting hal ini dikarenakan tampak adalah salah satu yang utama dilihat dati bangunan. Tampak yang menarik akan lebih menarik perhatian.


(76)

Gambar 5.17 Tampak Depan Rumah Kaca Botanical Garden

Rancangan yang dilakukan lebih menekankan pembentukan atap. Atap yang dirancang merupakan atap tradisional Nias yang dikembangkan sehingga menghasilkan rancangan atap nias yang lebih menarik.

Gambar 5.18 Rancangan Atap

Bentukan massa hotel dibentuk separuh melingkar dengan view mengarah ke laut demi pemanfaatan view yang ada pada daerah laut tadi. Sedangkan massa


(77)

rumah kaca pada botanical garden dibuat menyerupai objek dalam acara lompat batu yang terkenal sebagai warisan budaya di Nias yaitu „Lompat batu‟ itu sendiri. Bentukan massa dibuat sedemikian rupa agar menegaskan lagi jati diri Nias sebagai sebuah wilayah yang kaya akan kebudayaannya dan dapat dijadikan sebagai landmark kawasan.

Gambar 5.19 Denah Lantai Ground Hotel

Pembahasan mengenai tata letak ruang Hotel pada lokasi site ( Lampiran 1). Pada lantai Ground bangunan Hotel dibagi benjadi dua bagian bagian utama adalah bagian yang bersifat public diamana fasilitas restoran dan coffe shop diletatakkan pada bagian ini. Dengan pengadaan fasilitas kanal sebagai akses sirkulasi kedua, restoran ini dapat diakses langsung melalui pintu yang ada hal ini di karenakan kanal yang dirancang langsung masuk ke dalam hotel. Sedangkan pada bagian kiri lebih didominasi area service dimana ruang kebutuhan service seperti panel dan yang lainnya diletakkan.


(78)

Gambar 5.20 Denah Lantai 2 Hotel

Pada lantai 2 hotel area kamar lebih mendominasi. Perletakkan kamar suite diletakkan pada bagian depan dan belakang denah hotel. Hal ini dikarenakan untuk lebih memperluas vie yang akan didapatkan dengan perletakkan tersebut. Kelebihan dari kamar suite adalah dimana setiap ruangan kamar dapat menikmati rooftop yang di sediakan khusus untuk pengunjung yang menginap di kamar suite.

Gambar 5.21 Denah Lantai 3-4 Hotel

Pada lantai 3 dan 4 dimana merupakan lantai tipikal diletakkan kamar tipe standard an suite dimana kamar standar diletakkan pada bagian depan yang mendapatkan view kea rah plaza utama sedangkan kamar suite diletakkan pada bagian belakang untuk mendapatkan view laut.


(79)

Gambar 5.22 Denah Skematik Hotel

Pembahasan mengenai ruang pada cottage. (Lampiran 2) Pada rencana cottage pula terdapat tiga tipe cottage yang pertama Beach Cottage dimana cottage ini diletakkan langsung diatas air menjadikan cottage dengan fasilitas air yang dirancang. Yang kedua adalah Suite cottage. Cottage ini diletakkan pada bagian darat terletak pada bagian kiri dan kanan hotel yang mengarah kearah laut. Sedangkan tipe ketiga adalah Beach Family Cottage. Cottage ini disediakan untuk kapasitas keluarga yang terletak pada bagian kiri dan kanan hotel yang mengarah ke laut dengan kelebihan mendapat akses langsung ke kanal yang terletak di area


(80)

belakang cottage. Kesemua cottage yang dirancang memiliki fasilitas kolam peribadi sebagai fasilitas tambahan yang ditawarkan.

Gambar 5.23 Denah Beach Cottage

Gambar 5.24 Suite Cottage


(81)

Berdasarkan Potongan A-A (Gambar 5.26) dapat dilihat kanal yang dirancang meleati hotel dan dapat dilihat pada Potongan B-B (Gambar 5.26) kanal tersebut menembusi hotel sehingga menyatu dengan kanal pada bagian belakang hotel yang mengarah kearah laut. Berdasarkan detail yang tertera (Gambar 5.26) dapat dilihat letak roof garden pada lantai dua hotel.

Gambar 5.26 Potongan dan Detail Hotel

Berdasarkan denah botanical garden ( Gambar 5.27) dapat dilihat setiap rumah kaca pada botanical garden memiliki 6 lantai dengan pintu masuk utama terletak pada lantai 2. Pada bagian lantai ground diletakkan taman utama yang mendiami pelbagai jenis tanaman berdasarkan koleksinya masing masing seperti yang telah dirancang serta ruang fungsi servis pada bagian baah tangga. Lantai 3 dan empat 4 merupakan sebuah restoran dimana pada bagian restoran ini pengunjung dapat secara langsung melihat kebaah dengan penggunaan material kaca sebagai dindingnya. Sedangkan lantai 5 di gunakan sebagai mini labirin yang


(82)

merupakan wahana lain yang di sediakan dari botanical garden ini. Sedangkan pada pada lantai paling atas diletakkan coffe shop. Sebagai akses sirkulasi dalam bangunan penggunaan ramp dirancang melingkar sehingga ke bagian atas lantai 6 bangunan (Gambar 5.27). Rancangan ruang pada Botanical Garden (Lampiran 3).


(83)

Gambar 5.28 Potongan dan Detail Rumah Kaca Botanical Garden

Berdasarkan potongan (Gambar 5.28) dapat dilihat perletakan lantai rumah kaca dengan lebih jelas dimana pintu masuk utama terletak pada bagian lantai 2 serta ketinggian rumah kaca ini yang melebihi 60 meter agar memberikan perasaan gagah bagi yang melihatnya. Rumah kaca ini dapat dilihat terletak diatas suatu lingkaran yang berdiameter 60 dengan mangrove dan kanal yang mengelilinginya. Hal ini dikarenakan permanfaatan mangrove yang ada di kawasan lahan.


(84)

Gambar 5.29 Interior rumah kaca botanical garden

Gambar 5.30 Hasil Rancangan

Selain tampak yang menarik, bagian terpenting lainnya dalam suatu bangunan adalah elektrikal dan rencana sanitasi. Rencana elektrikal merupakan penejelasan bagaimana listrik dari PLN didistribusikan ke dalam ruangan yang terdapat dalam bangunan.


(85)

Gambar 5.31 Skema Pendistribusian listrik pada Hotel

Pada umumnya suatu bangunan yang memiliki aliran listrik diawali dari PLN lalu d distribusikan ke MBC. Pada MBC in arus akan terbagi menjadi dua bagian yaitu aliran listrik langsung dan generator. Penggunaan MBC adalah sebagai pemindahan arus listrik pada saat terjadinya pemadaman listrik. Dari sini aliran listrik akan di distribusikan ke panel induk kemuadian ruang control per lantai sebelum disalurkan ke setiap ruangan.


(86)

Oleh karena desain rancangan merupakan hotel dan botanical garden, sistem ac central yang digunakan tidak menyeluruh ke seluruh kawasan hotel hal ini dikarenakan kamar-kamar hotel yang menggunakan sistem AC split seperti pada kamar hotel pada umumnya. Sedangkan pada botanical garden rumah kaca tidak menggunaan AC sama sekali dikarenakan tidak ada ruanng yang memerlukan penggunaan Ac pada rancangan ini.

Gambar 5.33 Sistem Pendistribusian air pada bangunan

Perencanaan sistem sanitasi juga penting dalam suatu bangunan. Sedikit kesalahan pada rencana sanitasi dapat mengakibatkan kesalahan yang tidak mudah diperbaiki pada bangunan. Ketika dalam proses di lapangan ketelitian sangat diperlukan guna mengelakkan kefatalan seperti kebocoran dan permasalahan lainnya. Rencana sanitasi ini terdiri dari tiga pipa utama yaitu Pipa


(87)

saluran air bersih (Biru), Pipa saluran air kotor (coklat) dan pipa saluran air berat (Hijau). Pendestribusian air bersih yang digunakan pada rancangan adalah melalui PDAM dan pembuangan dilakukan ke Riol kota atau digunakan sebagai air penyiraman tanaman.

Gambar 5.34 Sistem Sanitasi pada hotel

Gambar 5.35 Sistem Sanitasi dan Listrik pada rumah kaca Botanical Garden


(88)

BAB VI

AKHIRNYA

Pada tahap ini, setelah menyelesaikan rancangan yang dirancangkan mulai dari awal rancangan, langkah seterusnya adalah penyusunan gambar-gambar mulai dari gambar-gambar kerja maupun gambar-gambar pelengkap lainnya untuk di presentasikan.

Perancang akan menjelaskan tentang keadaan sekitar bangunan serta perletakan fungsi dengan menggunakan siteplan. (Lampiran 4a) sebelum perancang menjelaskan menceritakan tentang denah, tampak dan potongan setiap fungsi pada kawasan seperti Beach Cottage (Lampiran 4b), Suite Cottage (Lampiran 4c), Family Beach Cottage (Lampiran 4d).

Kemudian memasuki fungsi hotel seperti denah-denah Hotel (Lampiran 4e), Tampak hotel mulai dari Tampak Depan, Tampak Samping Kanan, Tampak Samping Kiri, dan Tampak Belakang serta Potongan A-A dan B-B juga Detail hotel (Lampiran 4f).

Setelah selesai menjelaskan gambar dasar dari desain perancang akan menunjukkan gambar-gambar suasana exterior dari hotel dan cottage (Lampiran 4g) sebelum dilanjutkan dengan penjelasan sistem sanitasi, Ac dan Listrik juga memperlihatkan Interior hotel (Lampiran 4h).


(89)

Selanjutnya perancang akan mulai memasuki bagian rancangan seterusnya yaitu Botanical Garden. Penjelasan dimulai dengan menjelaskan keadaan denah per lantainya (Lampiran 4i).

Setelah selesai penjelasan denah maka perancang akan mulai menjelaskan serta memperlihatkan Tampak-tampak yag telah dirancang (Lampiran 4j) serta tidak ketinggalan penjelasan tentang potongan A-A serta potongan B-B dan juga detail (Lampiran 4k).

Setelah selesai menjelaskan gambar kerja, perspektif exterior dari kawasan merupakan fokus utama lainnya (Lampiran 4l) sebelum memasuki fokus terakhir yang merupakan sistem sanitasi, sistem listrik serta perspektif suasana interior dari rancangan (Lampiran 4m).

Kemudian maket bangunan ditunjukkan untuk memperlihatkan desain rancangan secara 3D. maket rancangan dibuat dengan menggunakan „Black and White‟ pada bangunan dengan lebih memperjelaskan lansekap pada kawasan rancangan.


(90)

BAB VII

COVER PENUTUP

Tema Arsitektur yang digunakan pada rancangan Siulu Hotel & Cottage dan Siulu Botanical Garden adalah Arsitektur Post Modern diamana lebih ke dalam langgam Modern yang mana menggunakan rancangan modern dengan tetap mengekalkan Arsitektur nias sebagai ciri khas lokalitas. Pendekatan konsep yang dikembangkan adalah „Path To Paradise‟ dimana bertujuan untuk menggambarkan suatu kawasan wisata yang tidak hanya menyediakan Paradise namun dari segi pencapaiannya juga menimbulkan kesan paradise itu sendiri.

Tujuan dari perancangan ini juga tidak hanya untuk menjadi suatu tempat wisata yang Indonesia yang dapat dinikmati wisataan local maupun mancanegara, namun juga dalam upaya memperkenalkan lagi kekayaan budaya dan keindahan alam disamping sebagai upaya penaiktarafan ekonomi Negara dan masyarakat sekitar.

Rancangan Siulu Hotel & cottage serta Siulu Botanical Garden ini terbagi atas dua zona besar Hotel&Cottage pada zona Laut serta Botanical Garden pada Zona Mangrove. Dimana Hotel&Cottage memiliki kelebihan dengan pemandangan laut dan Botanical Garden dengan keaslian Hutan Mangrove.


(91)

Pada Rancangan Hotel&Cottage terdiri dari tiga tipe Cottage yaitu Beach Cottage, Suite Cottage dan Family Beach Cottage serta satu massa hotel dimana terdiri dari 4 lantai dengan ketinggian mencapai 30 meter. Pada lantai 2 terdapat roof garden yang merupakan fasilitas yang hanya dapat digunakan pada penghuni Suite Room yang dapat langsung melihat pemandangan alam darinya. Pada bagian dalam hotel juga telah dibuat sirkulasi kanal sebagai sarana transportasi kedua dan dapat digunakan langsung untuk mengelilingi kawasan Hotel maupun cottage.

Fasilitas lain yang biasanya ada pada hotel cottage umumnya seperti kolam renang dan RTH atau taman-taman ditempatkan pada bagian tengah antara seluruh rancangan Hotel dan cottage sebagai pusat yang akan dituju untuk menikamti fasilitas ini nantinya.

Rancangan Siulu botanical Garden pula terletak pada Zona Mangrove diaman fasilitas mangrove sebagai tarck menjadi fasilitas tamabahan dari rancangan Botanical Garden ini juga sebagai cara pemanfaatan hutan mangrove tersebut.

Pada bangunan rumah kaca seperti Garden Of Collection maupun Garden yang lainnya telah ditempatkan ramp melingkar sebagai akses sirkulasi bagi pengunjung. Rancangan ini memiliki 6 lantai dengan tiap lantai dengan fungsi yang berbeda dimana lantai pertama merupakan taman yang menyimpan sejumlah


(92)

tumbuhan berdasarkan koleksinya sedangkan lantai kedua digunakakan sebagai akses pntu masuk utama, manakala lantai 3 dan 4 merupakan sebuah rstoran dan kemudian pada bagian atasnya adalah labirin yang terletak pada lantai 5 sebelum coffe shop pada lantai 6.

Pada rancangan botanical ini terdapat tiga type Garden yang pertama adalah Gardn of Collection dimana pada garden ini ditempatkan koleksi tumbuhan-tumbuhan dari luar negeri, seterusnya adalah Garden of Nature yang menyimpan sejumlah tumbuhan yang ada di dalam negeri dan kemudian yang terakhir adalah Garden of Floral yang memamerkan kekayaan jenis-jenis bunga yang ada.

Botanical garden ini selain melanjutkan konsep kanal pada rancangan masterplan juga memfasilitasi mangrove sebagai track yang menawarkan keaslian dari hutan mangrove tersebut. Ketinggian tiap rancangan Garden ini hampir mencapai 60 meter per Gardennya dengan penggunaan material kaca sebagai pembungkus bangunannya.

Jalur masuk kenderaan pada rancangan dapat dibedakan melalui gerbang yang telah di rancang bagi HotelCottage serta Botanical Garden. Desain rancangan yang dirancang dengan berwatakkan Nias dapat menjadi kelebihan serta cara pengekalan dan penjelasan budaya local yang ada pada kawasan rancngan.


(93)

DAFTAR PUSTAKA

Bromberek, Zbigniew (2009) Eco Resort Planning And Design For The Tropics, Elsevier Ltd, United kingdom

HKR Architect, (2007) Hotel Resort, HKR Architect

Juwana, Jimmy S (2006) Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga, Jakarta.

K. Booth, Norman dan E. Hiss James (2012) Residential Landscape Architecture Design process for the Private Residence, Pearson, New Jersey

Konsep Pemikiran Arsitektur Modern (Online), (http://www.de-arch.blogspot.com, diakses 9 Juli 2015)


(94)

Lampiran 1

Tabel Luas ruangan bangunan Hotel

Kegiatan Ruang Sumber Data Jumlah Ruang

Luas (m2) Lobby utama Resepsionis Studi 1 64

Lobby DAN 1.82m²/

kamar

1 136

Lounge TSS 0.53m²/

kamar

1 128

Office 1 430

Toilet

DAN 2m²/ WC 1 72

1.1m²/ urinoir 0.9m²/ wastafel

5

Restoran Ruang makan TSS 1.44m²/ orang

1 288

Pantry DAN 23% ruang

makan

2

Counter DAN 12% ruang

makan

2

Coffee Shop Ruang duduk TSS 0.65m²/ kamar

1 182

Counter DAN 12% ruang

duduk

2

Pantry DAN 23% ruang

duduk

2

Service Loading Dock DAN 20m²/ truk 1 64

Ruang STP Studi 1 40

Ruang GWT Studi 1 40

Ruang Pompa HMC 18m² 1 40

Ruang Genset HMC 20m² 1 40

Ruang Panel HMC 6m² 1 40

Ruang AHU HMC 18m² 1 40

Linen Storage TSS 0.4m²/

kamar

1 40

Musholah Ruang Shalat Studi 0.8m²/ orang

1 96

Tempat wudhu Studi 6m²/ unit

Ruang penyewaan

Mini Market 1 96

Atm center Studi 4m²/ unit 1 48

Retail Studi 24m² 2 x 24 48

Fitness Fitness room DAN 112.5m²/ ruang

1 384

Ruang ganti dan loker


(1)

Lampiran 4c Lampiran 4d


(2)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4e Lampiran 4f


(3)

Lampiran 4g Lampiran 4h


(4)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4i Lampiran 4j


(5)

Lampiran 4k Lampiran 4l


(6)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4m Lampiran 4n