Letakposisi geografis Ciamis sebagai salah satu penyangga Jawa Barat

3. Tersedianya sarana transportasiperhubungan terkait dengan pariwisata

Keberadaan sarana transportasi memberikan pengaruh bagi dinamika perekonomian karena dapat mendorong mobilisasi penduduk maupun barang. Panjang jalan di Kabupaten Ciamis pada tahun 2003 mencapai 3.072,56 km yang sebagian besar telah diaspal, hanya sebagian jalan yang dikelola desa masih ada yang belum diaspal. Berdasarkan kewenangan pengelolaannya, jalan tersebut dibagi ke dalam 4 kategori yakni: jalan nasional sepanjang 46,035 km, jalan provinsi sepanjang 159,52 km, jalan kabupaten 771 km, dan sisanya sepanjang 3.490 km jalan desa, dimana kondisi jalan 71,64 berada dalam kondisi sedang sampai baik. Sarana transportasi perhubungan darat selain jalan adalah kereta api, sarana perhubungan udara didukung dengan adanya bandara Nusawiru yang terdapat di Kecamatan Cijulang yang bertujuan untuk meningkatkan daya tarik wisatawan dan mengembangkan kawasan pariwisata Pangandaran pada tingkat nasionalinternasional. Selain itu, ada juga pelabuhan angkutan sungai yakni Pelabuhan Santolo dan Majingklak di Kecamatan Kalipucang yang menghubungkan Ciamis dengan Kota Cilacap Jawa Tengah baik untuk melayani pelayanan komersil maupun melayani rute angkutan pariwisata. 4. Adanya dukungan pemerintah dan masyarakat Pemerintah sebagai pelayanfasilitator bagi terselenggaranya kegiatan pembangunan memerlukan dukungan dari masyarakat. Masyarakat Kabupaten Ciamis yang terkenal dengan sifatnya yang ramah, saling menghormati, dan menghargai yang selalu menerapkan kejujuran dalam berinteraksi antara individu menjadi kekuatan yang dimiliki Kabupaten Ciamis dalam mendukungberpartisipasi dalam kegiatan pembangunan Bapeda Kabupaten Ciamis 2004. Tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan menurut responden dan hasil pengamatan di lapangan cukup baik, misalnya dalam kegiatan pengaspalan jalan umum, masyarakat bergotong royong membantu kegiatan pengaspalan jalan yang aspalnya sudah disediakan pemerintah. 5. Rencana tata ruang dengan dukungan peraturan perundangan Secara hukum dan kelembagaan, adanya RTRW kabupaten sebagai pedoman dalam perumusan pola pemanfaatan ruang untuk mewujudkan keterpaduan, keterkaitan, keseimbangan antar wilayah atau antara sektor maupun dalam kebijakan pembangunan secara keseluruhan merupakan kekuatan bagi terselenggaranya pembangunan. RTRW Kabupaten Ciamis tahun 1999 - 2009 secara hukum didukung dengan adanya Perda No 3 tahun 1999. Beberapa peraturan perundangan tingkat nasional misalnya : UU No 24 tahun 1992 tentang Penataan Ruang, UU No 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Hutan, Keputusan Presiden No 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung merupakan kekuatan bagi pelaksanaan pemanfaatan ruangpembangunan secara berkelanjutan. Peubah-peubah bersifat strategis unsur kekuatan ini harus dipertahankan agar dapat memenuhi tujuan pemanfaatan ruang. Kelemahan Peubah-peubah bersifat strategis unsur kelemahan yang berpengaruh terhadap pemanfaatan ruang disajikan pada Tabel 19. Penilaian yang tepat terhadap peubah-peubah bersifat strategis unsur kelemahan ini diharapkan akan berperan dalam pemanfaatan ruang. Tabel 19 Peubah-peubah unsur kelemahan dan nilai pengaruhnya No. Peubah Nilai pengaruh

1. Koordinasi dan keterpaduan program yang lemah

0,6941 2. Jumlah, kepadatan, dan distribusi penduduk yang rendah 0,6048

3. Permasalahan kondisi fisik terkait dengan karakterisitik fisik alamiah

0,5809 4. Ketimpangan ekonomi antar unit wilayah 0,5595

5. Belum meratanya infrastruktur dan kegiatan investasi

0,5309 Jumlah 2,9702 Penjelasan lengkap terhadap setiap peubah strategis kelemahan tersebut disajikan berikut.