3. Tekanan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan
Kebijakan otonomi daerah mempunyai implikasi terhadap sumberdaya alam dan lingkungan, misalnya penggunaan secara berlebihan terhadap
sumberdaya alam dalam meningkatkan pendapatan wilayah, terjadi penurunan kondisi lingkungan: kerusakan hutan illegal logging dan penebangan tidak
terkontrol, banjir, erosi pada musin penghujan, kekeringan pada musim kemarau, kehilangan keanekaragaman hayati biodiversity, peningkatan emisi
CO
2
, peningkatan polusi air, dan sebagainya.
4. Sifat dinamika wilayah yang tinggi sebagai kabupaten yang terletak
pada perbatasan Jabar dan Jateng
Kabupaten Ciamis merupakan perbatasan Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah di bagian Timur. Posisi ini memberikan dampak positif maupun
dampak negatif bagi kehidupan masyarakatnya karena akan memberikan dinamika wilayah yang cukup besar melalui adanya pengaruh sosial, ekonomi,
budaya, dan sebagainya.
5.
Kesulitan mengoptimalkan rencana tata ruang mengikuti pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar
Upaya optimalisasi rencana tata ruang salah satunya dapat dicapai melalui kegiatan pemanfaatan ruang yang sesuai dengan kesesuaian atau
kemampuan lahannya. Adanya pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar misalnya adanya kutub-kutub pertumbuhan yang telah tumbuh dan
berkembang dan dilengkapi dengan fasilitas yang cukup lengkap, namun daerah hinterlandnya kurang menunjang untuk menjadi kawasan produktif
menimbulkan kesulitan dalam optimasi tata ruang. Peubah-peubah bersifat strategis unsur ancaman ini harus segera diatasi.
Diagram dan Matriks SWOT
Berdasarkan selisih jumlah skornilai pengaruh unsur internal kekuatan dan kelemahan 3,0942 – 2,9702 dan selisih total nilai pengaruh unsur eksternal
peluang dan ancaman 2,6929 – 2,4392 maka dapat disusun diagram SWOT seperti disajikan pada Gambar 24.
Berdasarkan diagram SWOT, pemanfaatan ruang di Kabupaten Ciamis berada pada sel 1. Menurut Pearce dan Robinson 1991, posisi pada sel 1
menunjukkan bahwa pemanfaatan ruang di Kabupaten Ciamis mempunyai situasi yang menguntungkan karena mempunyai peluang dan kekuatan. Pada kondisi ini,
diperlukan support an aggressive strategy. Sedangkan menurut Rangkuti 2000, posisi pada sel 1 harus menerapkan
strategi SO Strengths-Opportunities. Strategi ini dilakukan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk memanfaatkan peluang yang ada.
Strategi tersebut dijelaskan secara rinci pada matriks SWOT pada Tabel 22.
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5 - 0,1
- 0,2 - 0,3
- 0,5 - 0,4
0,1 0,2
0,3 0,4
0,5
- 0,2 - 0,3
- 0,4 - 0,5
Peluang O
Ancaman T Kelemahan W
Kekuatan S
Sel 1
Sel 2
0,12 ; 0,25
Sel 4 Sel 3
Gambar 24 Diagram SWOT pemanfaatan ruang di Kabupaten Ciamis. Matriks SWOT menjelaskan secara rinci bagaimana peluang dan ancaman
terhadap pemanfaatan ruang dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks SWOT ini menghasilkan empat sel kemungkinan
alternatif strategi SO, ST, WO, dan WT.