4. Peningkatan pendapatan masyarakat melalui kegiatan pariwisata dan pertanian
Sektor pertanian di Kabupaten Ciamis masih merupakan penggerak roda perekonomian sehinggga pengaruhnya terhadap laju pertumbuhan ekonomi
sangat signifikan dimana kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2003 sebesar 30,37 . Demikian halnya dengan kegiatan pariwisata
yang memberikan multiplier effect bagi sektor perdagangan, hotel, restoran, pengangkutan, dan komunikasi, pada tahun 2003 telah memberikan kontribusi
terhadap PDRB sebesar 32,71 BPS Bapeda Kabupaten Ciamis 2004.
5.
Permintaan terhadap pemanfaatan lahan yang tinggi
Pemanfaatan lahan yang sesuai untuk berbagai penggunaan jika dikelola dengan bijaksana akan memberikan manfaat yang optimal. Lahan di
Kabupaten Ciamis yang sesuai untuk berbagai tujuan penggunaan lahan seperti sawah, pemukiman, dan sebagainya merupakan peluang yang harus
dimanfaatkan seiring dengan tingginya permintaan terhadap lahan. Peubah-peubah unsur peluang ini harus dicermati agar setiap peluang
yang ada dapat dimanfaatkan dengan baik.
Ancaman
Peubah-peubah bersifat strategis unsur ancaman yang berpengaruh terhadap pemanfatan ruang dan nilai pengaruhnya disajikan pada Tabel 21.
Tabel 21 Peubah-peubah unsur ancaman dan nilai pengaruhnya
No. Peubah Nilai Pengaruh
1. Konflik antar kegiatansektor dalam pemanfaatan lahan
0,5375 2.
Ego sektoral dan daerah semakin kuat terkait dengan otonomi daerah
0,5232 3.
Tekanan terhadap sumberdaya alam dan lingkungan 0,5107
4. Sifat dinamika wilayah yang tinggi sebagai kabupaten yang
terletak pada perbatasan Jabar dan Jateng 0,4696
5. Kesulitan mengoptimalkan rencana tata ruang mengikuti
pertumbuhan sektoral dan permintaan pasar 0,3982
Jumlah 2,4392
Penjelasan setiap peubah bersifat strategis unsur ancaman dipaparkan sebagai berikut.
1. Konflik antar kegiatansektor dalam pemanfaatan lahan
Konflik antara kegiatansektor dalam pemanfaatan lahan dapat menjadi ancaman bagi kegiatan pemanfaatan ruangpembangunan. Di Kabupaten
Ciamis terjadi konflik antara kepentingan pelestarian sumberdaya hutan dengan kepentingan produksi yang melibatkan Balai Konservasi Sumberdaya
Hutan dan Perhutani pada areal yang merupakan kawasan lindung dan kawasan konservasi tanah dan air.
Berdasarkan hasil analisis, peubah ini merupakan ancaman utama bagi pemanfaatan ruang di Kabupaten Ciamis.
2.
Ego sektoral dan daerah semakin kuat terkait dengan otonomi daerah
Desentralisasi adalah pelimpahan wewenang dari pusat ke daerah agar tidak ada kesenjangan antara pemerintah dengan aspirasi masyarakat. Tujuan
otonomi daerah diantaranya adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi wilayah, mengalokasikan hasil penggunaan sumberdaya alam yang lebih baik,
meningkatkan pemanfaatan bagi daerah untuk pembangunan ekonomi daerah, dan memindahkan pengambilan keputusan agar lebih dekat dengan aspirasi
masyarakat. Kebijakan otonomi daerah mempunyai implikasi terhadap pengelolaan
sumberdaya yang dapat bersifat sinergis apabila setiap pemerintah dan masyarakat di wilayah otonom menyadari arti pentingnya dari pengelolaan
sumberdaya secara berkelanjutan. Otonomi daerah mempunyai kelemahan diantaranya adalah distribusi sumberdaya alam dan kualitas sumberdaya
manusia tidak sama, persepsi pemerintah daerah yang berbeda dalam pengelolaan sumberdaya alam, juga persepsi yang berbeda tentang
keberhasilan pemerintahannya yang diukur oleh pencapaian pendapatan asli daerah PAD yang tinggi, namun tidak memperhatikan kelestarian
sumberdaya alam. Ego sektoral akan menjadi ancaman apabila masing-masing sektor
membuat program-program sendiri tanpa adanya koordinasi dengan sektor lainnya, sehingga kemungkinan terjadinya tumpang tindih terhadap
pemanfaatan lahan cukup besar.