Distribusi RH Udara Hasil Simulasi Keragaman Kecepatan Udara, Suhu dan RH

Gambar 17 Pengaruh pipa input berpori sebagian terhadap vektor aliran udara dalam ISD pada Simulasi 2

4.1.4 Distribusi RH Udara Hasil Simulasi

RH di dalam bangunan ISD ditentukan berdasarkan perhitungan dengan menggunakan Persamaan 3. Pada kondisi suhu lingkungan 34 o C dan suhu bola basah 30 o C, diperoleh RH lingkungan sebesar 75. Secara keseluruhan RH hasil simulasi untuk bangunan ISD di lapangan Simulasi 1 rata-rata RH berkisar antara 67.1 sampai dengan 68, data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Sedangkan sebaran RH rata-rata hasil Simulasi 2 berkisar antara 60.3 sampai dengan 60.5, yang disajikan pada Lampiran 16.

4.1.5 Keragaman Kecepatan Udara, Suhu dan RH

Tingkat keragaman kecepatan aliran udara, suhu dan RH pada kedua simulasi didapatkan dari nilai rata-rata hasil simulasi. Nilai keragaman dan masing-masing standar deviasi tersebut digunakan untuk mengevaluasi pengaruh pemakaian jenis pipa input terhadap keseragaman kecepatan aliran udara, suhu dan RH pada kondisi operasi yang sama. Lokasi antara pipa inlet dan dinding, berkurangnya ruang dengan kecepatan aliran 0-0.41 mdtk Aliran udara dapat menembus langsung kearah dinding melalui pori-pori pipa input Keragaman sebaran suhu ditunjukkan oleh profil suhu pada 5 ketinggian dalam ruang ISD hasil simulasi. Untuk Simulasi 1 dan 2 dapat dilihat pada Gambar 18 dan 19. Gambar 18 Profil suhu pada 5 ketinggian Simulasi 1 Gambar 19 Profil suhu pada 5 ketinggian Simulasi 2 Rata-rata 33.6 o C Rata-rata 33.6 o C Rata-rata 33.7 o C Rata-rata 33.7 o C Rata-rata 33.7 o C Rata-rata 31.8 o C Rata-rata 31.9 o C Rata-rata 31.9 o C Rata-rata 32 o C Rata-rata 31.8 o C Pada Simulasi 1 ISD lapangan, rata-rata suhu terendah terdapat pada ketinggian 0.75 dan 2.75 m yaitu 31.8 o C sementara suhu tertinggi terdapat pada ketinggian 1.25 m sebesar 32 o C, rata-rata suhu untuk kelima ketinggian sebesar 32 o C. Pada Simulasi 1 didapatkan standar deviasi untuk sebaran suhu sebesar 2.6 o C. Pada Simulasi 2 rata-rata suhu terendah terdapat pada ketinggian 2.25 dan 2.75 m sebesar 33.6 o C, sedangkan suhu tertinggi terdapat pada ketinggian 0.75, 1.25, dan 1.75 m sebesar 33.7 o C. Nilai standar deviasi sebaran suhu pada Simulasi 2 sebesar 0.06 o C. Perbandingan nilai keragaman suhu pada kedua simulasi secara grafis dapat dilihat pada Gambar 20, sementara datanya disajikan pada Lampiran 17. Gambar 20 Keragaman suhu pada kedua simulasi Profil kecepatan aliran udara pada ke-5 ketinggian hasil simulasi untuk Simulasi 1 dan 2 dapat dilihat pada Gambar 21 dan 22. Kecepatan aliran udara pada kedua simulasi juga mengalami keragaman dan perbedaan. Pada Simulasi 1 kecepatan aliran udara terkecil terdapat pada ketinggian 2.75 m dengan nilai 0.23 mdtk, sementara yang kecepatan terbesar terdapat pada ketinggian 1.25 m sebesar 0.40 mdtk, sedangkan rata-rata untuk seluruh ketinggian sebesar 0.32 mdtk. Standar deviasi untuk sebaran kecepatan aliran udara pada Simulasi 1 sebesar 0.22 mdtk. 30.5 31.0 31.5 32.0 32.5 33.0 33.5 34.0 0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 Su hu o C Ketinggian m Simulasi-1 Simulasi-2 Gambar 21 Profil kecepatan aliran udara pada 5 ketinggian Simulasi 1 Gambar 22 Profil kecepatan aliran udara pada 5 ketinggian Simulasi 2 Rata-rata 0.23 mdtk Rata-rata 0.27 mdtk Rata-rata 0.32 mdtk Rata-rata 0.40 mdtk Rata-rata 0.39 mdtk Rata-rata 0.37 mdtk Rata-rata 0.36 mdtk Rata-rata 0.44 mdtk Rata-rata 0.53 mdtk Rata-rata 0.59 mdtk Untuk Simulasi 2, kecepatan aliran udara terbesar berada pada ketinggian 0.75 m sebesar 0.59 mdtk, sedangkan kecepatan terkecil berada pada ketinggian 2.25 m sebesar 0.36 mdtk. Kecepatan aliran udara rata-rata pada Simulasi 2 adalah sebesar 0.46 mdtk dengan standar deviasi sebesar 0.20 mdtk. Perbandingan keragaman kecepatan aliran udara pada kedua simulasi disajikan secara grafis pada Gambar 23, sementara penyajian datanya dapat dilihat pada Lampiran 17. Gambar 23 Keragaman kecepatan aliran udara pada kedua simulasi Keragaman RH pada kedua simulasi juga menunjukkan perbedaan yang signifikan. Data perbandingan keragaman RH udara pada kedua simulasi disajikan pada Lampiran 17 dan secara grafis dapat dilihat pada Gambar 24. Pada Simulasi 1, didapatkan RH terendah sebesar 67.1 yang berada pada ketinggian 1.25 m, sementara nilai RH tertinggi terdapat pada ketinggian 2.75 m sebesar 68. Nilai RH rata-rata untuk Simulasi 1 adalah 67.6 dengan standar deviasi bernilai 10.7. Untuk Simulasi 2, RH terendah berada pada ketinggian 0.75 m sebesar 60.3 sementara RH tertinggi sebesar 60.5 yang terdapat pada ketinggian 1.75, 2.25 dan 2.75 m. Rata-rata RH pada Simulasi 2 adalah 60.4 dengan standar deviasi sebesar 0.2. 0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.75 1.25 1.75 2.25 2.75 Kecep atan al iran ud ara m d tk Ketinggian m Simulasi-1 Simulasi-2 Gambar 24 Keragaman RH udara pada kedua simulasi Berdasarkan perbandingan nilai keragaman dan standar deviasi untuk parameter sebaran suhu, kecepatan aliran udara dan RH pada kedua simulasi, terlihat bahwa Simulasi 2 memiliki keragaman dengan nilai standar deviasi yang lebih kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa Simulasi 2 memiliki tingkat keseragaman suhu, kecepatan aliran udara dan RH yang lebih baik dibandingkan Simulasi 1.

4.2 Validasi Suhu, Kecepatan Aliran Udara dan RH