itu sendiri. Brooker et al. 1974 mengemukakan bahwa variasi kadar air biji- bijian yang dikeringkan dapat dikurangi dengan cara 1 menipiskan tumpukan
biji-bijian, 2 menggunakan kecepatan aliran udara tinggi, 3 mempertahankan suhu udara pengering tetap rendah, dan 4 melakukan pengadukan.
Kerusakan fisik dan kimia biji-bijian dapat terjadi akibat pengeringan pada suhu udara pengering yang melebihi batas suhu udara pengering yang diizinkan
untuk setiap jenis biji-bijian seperti ditunjukkan pada Tabel 1. Tabel 1 Suhu udara pengering beberapa jenis biji-bijian menurut tujuan
penggunaannya
No Jenis biji-bijian
Suhu udara pengering maksimum
o
C Benih Dipasarkan
Makanan ternak
1 Tongkol jagung
43.3 54.4
82.2 2 Biji
jagung 43.3
54.4 82.2
3 Wheat 43.3
60.0 82.2
4 Oats 43.3
60.0 82.2
5 Barley 40.6
40.6 82.2
6 Butir sorgum
43.3 60.0
82.2 7 Kacang
kedelai 43.3
48.9 -
8 Padi 43.3
43.3 -
Sumber : Hall 1970
2.1.3 Aliran Udara Pengeringan
Pada proses pengeringan, udara berfungsi sebagai pendistribusi panas untuk menguapkan kandungan air dari biji-bijian dan mengeluarkan uap air tersebut.
Menurut Soemartono 1968, suhu udara dan kecepatan aliran udara pengering berpengaruh penting terhadap proses pengeringan. Air yang dikeluarkan dalam
bentuk uap harus segera dipindahkan dan dijauhkan dari biji-bijian sehingga tidak menyebabkan udara jenuh pada permukaan biji-bijian yang dapat memperlambat
pengeluaran air selanjutnya. Aliran udara yang cepat akan membawa uap air dari permukaan biji-bijian dan mencegah penjenuhan udara disekitar permukaan biji-
bijian. Volume udara yang lebih besar dapat menampung dan membawa uap air lebih banyak. Semakin kering udara maka akan semakin cepat pula proses
pengeringan yang terjadi. Udara kering dapat menampung uap air lebih banyak dari pada udara lembab. Tekanan statik aliran udara pengering yang melalui
tumpukan biji-bijian akan memiliki nilai yang berbeda pada saat udara pengering masuk dan keluar tumpukan biji-bijian. Perbedaan tekanan statik ini disebabkan
oleh adanya gesekan antara udara pengering dengan biji-bijian dan pengaruh turbulensi aliran udara pengering.
Brooker et al. 1974 mengemukakan bahwa tekanan statik aliran udara pengering yang melalui tumpukan bebijian tergantung pada: a kecepatan aliran
udara pengering, b karakteristik bentuk dan permukaan bebijian, c jumlah, ukuran dan konfigurasi ruang antar bebijian, d variasi ukuran bebijian dan e
tebal tumpukan bebijian. Faktor lain yang dapat mempengaruhi tekanan statik aliran udara pengering adalah prosentase lubang lantai ruang pengering dan
panjang pipa penyalur udara pengering Hall Davis 1979. Kebutuhan volume aliran udara pengering untuk biji-bijian menurut cara pengeringan dapat dilihat
pada Tabel 2. Tabel 2 Kebutuhan volume aliran udara pengering pada
berbagai cara pengeringan.
Cara pengeringan Volume aliran udara
m
3
m
3
det Aerasi
2.67 x 10
-4
Tempering 0.0067 Udara pengering tanpa pemanasan
0.0267 Tumpukan tipis
0.0267 Udara pengering dengan pemanasan
0.4005
Sumber : Brooker et al. 1974
2.1.4 Karakteristik Pengeringan Jagung