Mutu Benih Analisis Mutu Jagung Hasil Pengeringan dan Penyimpanan

dan RH dalam ISD, perbedaan suhu dan kelembaban yang terjadi terus menerus dalam waktu lama dapat menyebabkan keretakan pada bijian dan juga perubahan warna bijian. Bijian yang retak ataupun pecah menjadi bagian-bagian yang halus selama penyimpanan akan menjadi kotoran dari bijian itu sendiri, namun secara umum peningkatan nilai parameter-parameter tersebut tidak terlalu signifikan, sehingga tidak memberikan pengaruh besar pada tingkat mutu dari hasil proses pengeringan dan penyimpanan di dalam ISD.

4.6.2 Mutu Benih

Persyaratan SNI untuk benih jagung hibrida di dasarkan pada SNI 01-6944- 2003. Hasil pengujian tingkat kemurnian benih dan viabilitas sebelum dan setelah proses dalam ISD dan perbandingan dengan SNI disajikan pada Gambar 39 sementara penyajian data selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 28. Gambar 39 Hasil pengujian tingkat kemurnian benih dan viabilitas sebelum dan setelah proses dalam ISD dan perbandingan dengan SNI Kadar air rata-rata yang terukur setelah proses pengeringan dan penyimpanan dalam ISD sebesar 12.33 b.b masih melebihi persyaratan SNI sebesar maksimum 12 b.b. Namun kalau melihat dari range kadar air yang terukur yaitu antara 11 sampai dengan 14 b.b, maka sebenarnya kadar air setelah proses dalam ISD tersebut telah masuk ke dalam keriteria SNI, hanya saja variasi kadar 20 40 60 80 100 120 Kadar air maks Benih murni min Daya berkecambah min Kotoran Benih maks Nil a i Parameter persyaratan Persyaratan SNI Sebelum proses Setelah proses air yang terjadi menyebabkan nilai kadar air tersebut belum dapat memenuhi persyaratan SNI. Benih murni yang didapatkan dari hasil percobaan sebesar 85.8 belum memenuhi standar yang disyaratkan SNI sebesar 98. Hal tersebut dikarenakan jagung yang diamati tercampur oleh kotoran benih sebesar 14.5, berupa : butir pecah, butir rusak dan butir warna lain seperti yang telah paparkan pada persyaratan mutu menurut SNI 01-03920-1995. Sementara untuk daya berkecambah sebelum proses pengeringan dan penyimpanan dalam ISD didapatkan nilai sebesar 85, nilai tersebut telah memenuhi standar SNI minimum, namun setelah proses pengeringan dan penyimpanan daya berkecambah menjadi 84.7 atau turun sebesar 0.3. penurunan tersebut memang tidak signifikan namun menyebabkan batas minimum dari SNI menjadi tidak tercapai. Prosentase daya berkecambah yang hanya bisa mencapai batas minimum dari yang disyaratkan SNI disebabkan oleh suhu pengeringan pada ERK-Hybrid yang berkisar antara 50 sampai dengan 60 o C. Suhu pengeringan tersebut telah melampaui suhu udara maksimum untuk pengeringan benih jagung sebesar 43.3 o C Hall 1970. Tidak terpenuhinya persyaratan mutu dari hasil percobaan bukanlah efek langsung dari proses pengeringan dan penyimpanan selama di dalam ISD, namun hal tersebut terjadi akibat pengeringan tahap awal dengan suhu tinggi pada ERK-Hybrid dan juga proses pemindahan bijian dari ERK-Hybrid ke ISD yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada jagung. Sebagai unit penyimpan, ISD telah berfungsi dengan baik yang ditunjukkan oleh tidak terjadinya peningkatan kerusakan bijian selama pengeringan dan penyimpanan, disamping itu pengurangan kadar air pada pengeringan dengan suhu rendah juga telah menunjukkan kinerja yang baik dengan penurunan kadar air yang signifikan.

4.6.3 Mutu Pakan Ternak