TUJUAN PENELITIAN SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

3 Upaya-upaya yang dilakukan PT. KAI dalam penegakan hukum perkeretaapian di Pengadilan Negeri Slawi.

1.4 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan batasan masalah tersebut di atas, maka permasalahan yang dirumuskan adalah sebagai berikut: 1 Bagaimana pertanggungjawaban pidana penjaga lintasan kereta api dalam kecelakaan kereta api di Pengadilan Negeri Slawi? 2 Bagaimana pertanggungjawaban pidana PT. KAI sebagai korporasi dalam kecelakaan kereta api di Pengadilan Negeri Slawi? 3 Bagaimana kendala yang dihadapi dalam penegakan hukum perkeretaapian di Pengadilan Negeri Slawi selama ini? 4 Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan PT.KAI dalam penegakan hukum perkeretaapian di Pengadilan Negeri Slawi?

1.5 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1 Untuk mengetahui sejauh mana seorang penjaga pintu lintasan kereta api PT. KAI dapat dimintakan pertanggungjawaban secara pidana bila terjadi kecelakaan kereta api di Pengadilan Negeri Slawi 2 Untuk mengetahui sejauh mana PT. KAI dapat dimintakan pertanggungjawaban secara pidana bila terjadi kecelakaan kereta api di Pengadilan Negeri Slawi. 3 Untuk mengetahui yang menjadi kendala dalam penegakan hukum perkeretaapian di Pengadilan Negeri Slawi. 4 Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya PT. KAI dalam penegakan hukum perkeretaapian di Pengadilan Negeri Slawi.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

1.6.1 Manfaat Teoritis

1 Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang didapat selama kuliah di Fakultas Hukum, Universitas Negeri Semarang. 2 Sebagai pengembangan ilmu hukum pada umumnya dan ilmu hukum pidana pada khususnya. 3 Sebagai pemahaman mengenai pertanggungjawaban pidana penjaga lintasan kereta api dan PT.KAI dalam kecelakaan kereta api.

1.6.2 Manfaat Praktis

1 Bagi peneliti, yaitu dalam hal ini peneliti diharapkan dapat menimba ilmu serta wawasan yang lebih luas mengenai pertanggungjawaban pidana penjaga lintasan kereta api dan PT. KAI dalam kecelakaan kereta api. 2 Bagi akademis, yaitu dalam hal ini adalah Universitas Negeri Semarang khususnya Fakultas Hukum dan para pelaku akademis agar dapat memahami lebih mendalam mengenai pertanggungjawaban pidana penjaga lintasan kereta api dan PT. KAI dalam kecelakaan kereta api sehingga memperoleh suatu hasil dalam sebuah hasil laporan yang jelas, sistematis dan mudah dipahami bagi semua. 3 Bagi masyarakat, yaitu sebagai sarana memperoleh wawasan dan penjelasan atas pertanggungjawaban pidana penjaga lintasan kereta api dan PT. KAI dalam kecelakaan kereta api.

1.7 SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI

Garis-garis besar sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti, bagian akhir skripsi. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut: 1 Bagian awal skripsi Bagian awal skripsi yang terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan, halaman kelulusan, pernyataan, motto dan persembahan, kata pengantar, sari abstrak dan daftar isi. 2 Bagian isi skripsi Bagian inti penulisan skripsi ini dapat dibagi menjadi 5 lima Bab yaitu: Pada Bab I satu PENDAHULUAN merupakan bab yang menguraikan Latar belakang, Identifikasi dan permasalahan yang dihadapi, Tujuan dan manfaat penelitian, Sistematika penulisan skripsi. Pada Bab II Tinjauan Pustaka, menguraikan tindak pidana dan pertanggungjawaban pidana, sejarah dan latar belakang korporasi sebagai subyek hukum pidana, pertanggungjawaban korporasi. Selanjutnya pada Bab III METODE PENELITIAN menguraikan tentang dasar penelititan, spesifikasi penelitian, metode pengumpulan data, metode analisis data, metode penyajian data. Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN menguraikan tentang hasil penelitian dan pembahasan. Bab V PENUTUP berisi simpulan dari keseluruhan bab-bab yang ada. Juga diberikan saran-saran yang diharapkan membantu memecahkan permasalahan. 3 Bagian akhir skripsi Bagian akhir skripsi ini meliputi daftar pustaka dan lampiran- lampiran. 11

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tindak Pidana

Tindak pidana berarti suatu perbuatan yang pelakunya dapat dikenakan hukuman pidana. Dan pelaku ini dapat dikatakan merupakan subjek tindak pidana. Wirjono, 1989:55. Istilah tindak pidana merupakan istilah yang akan selalu muncul dalam pembicaraan mengenai pertanggungjawaban pidana. Dalam hukum pidana istilah tindak pidana ini merupakan pengertian yuridis yang berbeda dari pengertian perbuatan jahat atau kejahatan dalam pengertian kriminologi. Pembentuk Undang-undang kita telah menggunakan kata strafbaarfeit untuk menyebutkan apa yang kita kenal sebagai tindak pidana di dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana tanpa memberikan sesuatu penjelasan mengenai apa yang sebenarnya dimaksud dengan perkataan strafbaarfeit tersebut. Belum ada keseragaman dalam penggunaan istilah tersebut, misalnya Moeljatno, menggunakan istilah “perbuatan pidana”, Utrecht memakai istilah peristiwa pidana” Sudarto, 1990:39, Roeslan saleh sependapat dengan Moeljatno menggunakan istilah perbuatan pidana dengan alasan bahwa dalam menghadapi “perbuatan pidana” tekanannya pada sifat perbuatan. Saleh, 1983:23.