4.2.1 Pengaruh Pemberian Makanan Induksi Terhadap Kadar Kolesterol Darah
Pada pemberian makanan induksi, ternyata dapat meningkatkan kadar kolesterol darah marmot. Dinyatakan hiperkolesterolemia bila kadar KKD berada
diatas 43 mgdl. Kondisi hiperkolesterolemia dapat ditujukkan pada Tabel 4.3 dbawah ini.
Tabel 4.3
Hasil pengukuran kadar kolesterol darah marmot
Berdasarkan Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa pemberian makanan induksi dapat meningkatkan kadar kolesterol darah marmot. Jadi seluruh marmot
dapat digunakan sebagai hewan uji pada pengujian penurunan kadar kolesterol menggunakan EDJB. Dalam 100 g kuning telur mengandung 1480 mg kolesterol
dan lemak kambing 375 mg kolesterol Adriani, 2005. Asam lemak jenuh banyak terdapat pada lemak hewani seperti lemak kambing yang dikonsumsi dapat
diubah didalam hati menjadi kolesterol sehingga menyebabkan kenaikan kadar kolesterol. Peningkatan kadar kolesterol dalam darah dapat bersifat sinergis
apabila bahan pangan yang mengandung kolesterol dikonsumsi bersama dengan lemak jenuh Silalahi, 2006.
Baraas, 1994, menyebutkan bahwa peningkatan kadar kolesterol dapat disebabkan oleh beberapa hal. Diet yang terlalu banyak mengandung kolesterol
dan lemak sehingga tubuh tidak mampu untuk mengendalikannya. Kelompok
Rata-rata KKD mgdl
Kontrol CMC-Na EDJB dosis 50 mgkg BB
EDJB dosis 100 mgkgBB EDJB dosis 200 mgkg BB
EDJB dosis 400 mgkgBB Simvastatin
65,00 89,60
67,00 94,60
85,30 73,50
Universitas Sumatera Utara
Disamping itu juga disebabkan karena ekskresi kolesterol ke kolon melalui asam empedu terlalu sedikit sehingga produksi kolesterol dalam hati terlalu
banyak. Makanan berlemak yang dikonsumsi terdiri atas trigliserida dan kolesterol.
Selain kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Lemak yang berasal dari
makanan atau dari hati disebut lemak eksogen. Trigliserida akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol. Di dalam usus halus asam
lemak bebas akan di ubah lagi menjadi trigliserida, sedangkan kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya bersama denga
fosfolipid dan apoliprotein akan membentuk lipoprotein yang disebut kilomikron Sudoyo,2007.
Aterosklerosis merupakan gangguan arteri yang disebabkan lemak atau kolesterol dapat menyebabkan penyempitan arteri tungkai yang mencetuskan
pembentukan udem. Penyempitan ini menimbulkan iskemia tak menerima darah setempat akibat terhalangnya pemasukan darah dan terganggunya sirkulasi pada
jantung, otak dan otot. Pada gangguan jantung yang lebih serius, jantung tidak mampu lagi mengalirkan peredaran darah hingga arteri mendapat terlalu sedikit
darah. Sebagai akibat, darah terbendung di vena paru-paru dan kaki yang menimbulkan sesak dada dan udem pergelangan kaki Tjay, 2002.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Hasil Pengukuran Kadar Kolesterol Darah Setelah Pemberian Ekstrak