Analisis Tingkat Keberhasilan Pengusaha Kecil Di Sekitar Kampus (Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)

(1)

SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL DI SEKITAR KAMPUS

(Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)

OLEH

ASTRI AMALIASARI 090502134

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL

DI SEKITAR KAMPUS

(Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan harga terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasinya adalah penelitian asosiatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Para pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini menunjukkan variable Lokasi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi linier berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,581 berarti hubungan antara lokasi dan harga terhadap keberhasilan usaha sebesar 58,1%, artinya hubungan antara variable erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,338 yang berarti 33,8% keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh lokasi dan harga, sisanya 66,2% dapat dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(3)

ABSTRACT

ANALYSIS OF SUCCESS SMALL ENTREPRENEURS

AROUND CAMPUS

 

(Case Study for Entrepreneurs Cafetaria At The Sumatera Utara University)   

The research aims to identify and analyze the influence of the location and the price to the success of canteen entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.

The type of research is carried out based on the level of explanation is associative research. Population and sample in this research is the cafeteria entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.

The results of this research indicate location and price variables significantly influence the success of entrepreneurs around the campus cafeteria at the Sumatera Utara University. These results can be seen in multiple linear regression analysis and the coefficient of determination, R value of 0.581 means that the relationship between the location and the price of the business success of 58.1%, meaning that the close relationship between the variables. Adjusted R Square value of 0.338 which means that 33.8% of business success can be explained by the location and the price, the remaining 66.2% can be explained by other factors not examined in this research.


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini. Terimakasih kepada kakek dan nenek yang selalu mendoakan dan memberi nasihat. Kepada kedua orang tua yang tercinta, papa Ir. H. Usmawirli Yusuf dan mama Hj. Indrias Susilowati. Terimakasih yang tak terhingga atas cinta kasih dan pengorbanan mama papa yang tidak akan pernah dapat terbalas. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, nasihat, dan bimbingan, yaitu:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE., M.Sc., Ak selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME, selaku Ketua Departemen S1 Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si, selaku sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang sangat membantu dalam pemberian saran dan kritik agar skripsi yang saya tulis ini menjadi lebih baik dan saya sangat berterima kasih atas diberikannya waktu untuk membimbing saya secara perlahan sampai selesai seperti sekarang ini.

6. Ibu Dr. Yeni absah, SE M.Si, selaku Dosen Pembaca Penilai yang telah membaca sekaligus menilai skripsi saya dengan sangat bermurah hati untuk meluangkan waktunya dalam hal membaca dan menilai skripsi saya ini.


(5)

7. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

8. Kakak tercinta drg.Winda Wirentari, adik tercinta Muhammad Reza Rayhan dan semua keluarga terkasih yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Terimakasih telah memberikan motivasi, perhatian, kasih sayang, dan dukungan bagi penulis.

9. Harry Ferdy, yang selalu menghibur, mengingatkan, menemani, membantu, dan mendukung penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Sahabat-sahabat tersayang di Manajemen Stambuk 2009 ; Ardiana Dongoran, Dewi Arfina, Reni Rahma, Sandra Atiya, kak Dea Finika, Miftachul Jannah, Siti Alawiyah, Shera Shah Rezan, Kak Rizky Nadra, Khalisdha Huraira, Rina Ivany, Rabiatul Adawiyah. Terimakasih buat persahabatan, dukungan, dan kasih saying yang telah diberikan dan suka duka dalam melewati perkuliahan dan pergumulan dalam penyusunan skripsi selama ini. Terimakasih buat tahun-tahun yang indah yang telah kita lewati bersama selama masa perkuliahan ini.

11. Kepada sahabat-sahabat tersayang; Putri Nazria, Siti Soraya, Dede Prasetya. Terimakasih atas motivasi, dukungan, doa dan perjalanan waktu yang indah telah dilewati sejak SMP hingga sekarang.

12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

Medan, Januari 2014 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ………...………. i

DAFTAR TABEL ……… ii

DAFTAR GAMBAR ……….... iii

DAFTAR LAMPIRAN ……….……… iv

BAB I PENDAHULUAN ………. 1

1.1 Latar Belakang ……….. 1

1.2 Perumusan Masalah ……… 8

1.3 Tujuan Penelitian ……… 8

1.4 Manfaat Penelitian ………... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……… 10

2.1 Uraian Teoritis ………. 10

2.1.1Usaha Kecil ……….. 10

2.1.2 Peran dan Fungsi Usaha Kecil ……… 11

2.1.3 Ciri-ciri Usaha Kecil ……… 14

2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil ………... 16

2.1.5 Definisi Kantin ……… 19

2.1.6 Keberhasilan Usaha ……… 19

2.1.7 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha ………... 21


(7)

2.4 Hipotesis ………... 24

BAB III METODE PENELITIAN ………... 25

3.1 Jenis Penelitian ………... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ……… 25

3.3 Batasan Operasional Variabel ………... 25

3.4 Definisi Operasional Variabel ……… 26

3.5 Skala Pengukuran Variabel ……… 27

3.6 Populasi dan Sampel ……… 27

3.7 Jenis Data ………. 28

3.8 Metode Pengumpulan Data ……… 29

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ………. 29

3.9.1 Uji Validitas ……… 30

3.9.2 Uji Reliabilitas ………. 30

3.10 Uji Asumsi Klasik ………. 31

3.11 Metode Analisis Data ……… 32

3.11.1 Analisis Deskriptif ………... 32

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda ………. 32

3.11.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ……… 33

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ……… 37

4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian ……… 37

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara ... 37

4.1.2 Gambaran Umum Usaha Kantin di USU ……… 38


(8)

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ……… 40

4.2.2 Analisis Deskriptif Variabel ……… 43

4.3 Analisis Statistik ……….. 47

4.3.1 Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 47

4.3.2 Pengujian Asumsi Klasik ………. 49

4.3.3 Regresi Linier Berganda ……….. 54

4.3.4 Pengujian Hipotesis ………. 55

4.4 Koefisien Determinasi ……….. 60

4.5 Pembahasan ………... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……… 63

5.1 Kesimpulan ……… 63

5.2 Saran ……….. 64

DAFTAR PUSTAKA ……… 65


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel ……….. 26

Tabel 3.2 Skala Likert ………... 27

Tabel 4.1 Pengusaha Kantin ……… 39

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. 41

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur……... 41

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan….. 42

Tabel 4.5 Analisis Deskriptif Variabel Lokasi Usaha ………….. 43

Tabel 4.6 Analisis Deskriptif Variabel Harga………... 44

Tabel 4.7 Analisis Deskriptif Variabel Keberhasilan Usaha…... 46

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi……….. 47

Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas Variabel Harga………... 48

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Variabel Keberhasilan Usaha……. 48

Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2, dan Y……….. 49

Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolinearitas………... 52

Tabel 4.13 Regresi Linier Berganda ... 54

Tabel 4.14 Hasil Instrumen Uji-t ... 55

Tabel 4.15 Hasil Instrumen Uji-F ... . 58

Tabel 4.16 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 60


(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 24 Gambar 4.1 Grafik Histogram Uji Normalitas ... 50 Gambar 4.2 Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual 51 Gambar 4.3 Scatterplot Dependent Variable ... 53


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

Halaman

1 Panduan Wawancara……….. 67

2 Frekuensi Jawaban Responden ……….. 72

3 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ………... 76

4 Hasil Uji Asumsi Klasik ……...………. 79


(12)

ABSTRAK

ANALISIS TINGKAT KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL

DI SEKITAR KAMPUS

(Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan harga terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian yang dilakukan berdasarkan tingkat eksplanasinya adalah penelitian asosiatif. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah Para pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini menunjukkan variable Lokasi dan Harga berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi linier berganda dan pada koefisien determinasi, nilai R sebesar 0,581 berarti hubungan antara lokasi dan harga terhadap keberhasilan usaha sebesar 58,1%, artinya hubungan antara variable erat. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,338 yang berarti 33,8% keberhasilan usaha dapat dijelaskan oleh lokasi dan harga, sisanya 66,2% dapat dijelaskan oleh factor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.


(13)

ABSTRACT

ANALYSIS OF SUCCESS SMALL ENTREPRENEURS

AROUND CAMPUS

 

(Case Study for Entrepreneurs Cafetaria At The Sumatera Utara University)   

The research aims to identify and analyze the influence of the location and the price to the success of canteen entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.

The type of research is carried out based on the level of explanation is associative research. Population and sample in this research is the cafeteria entrepreneurs around the campus of the Sumatera Utara University.

The results of this research indicate location and price variables significantly influence the success of entrepreneurs around the campus cafeteria at the Sumatera Utara University. These results can be seen in multiple linear regression analysis and the coefficient of determination, R value of 0.581 means that the relationship between the location and the price of the business success of 58.1%, meaning that the close relationship between the variables. Adjusted R Square value of 0.338 which means that 33.8% of business success can be explained by the location and the price, the remaining 66.2% can be explained by other factors not examined in this research.


(14)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di negara berkembang, seperti indonesia, sering dikaitkan dengan masalah-masalah ekonomi dan sosial dalam negeri seperti tingginya tingkat kemiskinan, besarnya jumlah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan, proses pembangunan yang tidak merata antara daerah perkotaan dan pedesaan serta masalah urbanisasi. Di Indonesia sangat diperlukan Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk meningkatkan pertumbuhan perekonomian pasca krisis moneter tahun 1997 di saat perusahaan-perusahaan besar mengalami kesulitan dalam mengembangkan usahanya. UKM sangat berperan dalam mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia karena UKM dapat menyerap banyak tenaga kerja. UKM dapat mengolah sumber daya yang ada di setiap daerah. Hal ini berkontribusi besar terhadap pendapatan daerah maupun pendapatan negara Indonesia.

Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang (Tohar, 2001:1). UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif individu di mana seseorang ingin meningkatkan taraf hidupnya.


(15)

Sifat UKM yang fleksibel serta dapat dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat bawah dan menengah, dan para pelaku UKM atau pengusaha kecil dapat dengan mudah berpartisipasi didalamnya. Fleksibilitas yang dimiliki oleh UKM dan tingkat skala yang kecil, telah membuat para pengusaha kecil semangat untuk memulai usaha kapan saja dan bersifat mudah untuk mengawalinya. Modal yang diperlukan untuk memulai usaha hanya skala kecil, membutuhkan teknologi lokal yang bersifat sederhana yang mana dominan bertumpu pada masyarakat lokal.

Pemilihan lokasi usaha adalah hal utama yang perlu dipertimbangkan para pengusaha. Lokasi strategis menjadi salah satu faktor penting dan sangat menentukan keberhasilan suatu usaha. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dalam memilih lokasi, sebagai salah satu faktor mendasar, yang sangat berpengaruh pada penghasilan dan biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabel.

Lokasi usaha juga akan berhubungan dengan masalah efisiensi transportasi, sifat bahan baku atau sifat produknya, dan kemudahannya mencapai konsumen. Lokasi juga berpengaruh terhadap kenyamanan pembeli dan juga kenyamanan Anda sebagai pemilik usaha. Amati kondisi pasarnya, potensi permintaannya dan informasi bagaimana prospek perkembangan daerah tersebut ke depannya, karena hal ini bisa mempengaruhi kelangsungan usaha.

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di kota Medan, Indonesia. Universitas sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera dan merupakan universitas negeri tertua di luar jawa. USU juga adalah universitas pertama di pulau Sumatera yang


(16)

mempunyai Fakultas Kedokteran. USU didirikan sebagai yayasan Universitet Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957. Kampus USU berlokasi di Padang Bulan, sebuah area yang hijau dan rindang seluas 120 ha yang terletak di tengah Kota Medan. Zona akademik seluas 90 ha menampung hampir seluruh kegiatan perkuliahan dan praktikum mahasiswa.

USU memiliki 13 fakultas dan 1 sekolah pascasarjana. Fakultas yang dimiliki USU yaitu Kedokteran, Hukum, Pertanian, Teknik, Kedokteran Gigi, Ekonomi, Sastra, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Kesehatan Masyarakat, Farmasi, Psikologi, Keperawatan. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

(Sumber: usu.ac.id/id/profil : 2013)

Pada dasarnya sebuah universitas harus mempunyai sarana dan prasarana yang harus memadai, contohnya harus tersedianya ruang kelas, ruang dosen, ruang praktikum, tempat parkir motor dan mobil, toilet, masjid, taman, serta kantin. Salah satu sarana atau fasilitas kampus seperti kantin dianggap penting karena keberadaan kantin dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makan dan


(17)

minum para pengunjung kampus seperti mahasiswa, pegawai kampus serta dosen-dosen.

Kantin kampus adalah tempat dimana para mahasiswa beristirahat. Tempat ini merupakan kumpulan dari beberapa penjual yang menjual makanan dan minuman yang sangat beragam jenisnya. Disaat menunggu kelas maupun beristirahat, kebanyakan mahasiswa mengunjungi kantin untuk memenuhi kebetuhannya seperti makan siang atau bahkan sarapan. Kantin kampus hendaknya didirikan bukan untuk keuntungan kampus semata namun untuk keuntungan bersama. Harga makanan dan minuman di kantin juga harus terjangkau bagi para mahasiswa karena banyaknya mahasiswa yang tinggal jauh dari orangtuanya. Pelayanan dan penyajiannya diharapkan memadai dan cepat mengingat singkatnya waktu istirahat mahasiswa. Kantin yang bergerak dalam usaha penyediaan makanan juga harus memperhatikan kebersihan bahan makanan yang akan diolah serta lingkungan kantin untuk menjamin kesehatan dan keselamatan bersama.

Setiap fakultas di Universitas Sumatera Utara ini memiliki kantin masing-masing. Seperti kantin fakultas Kedokteran, kantin fakultas Hukum, kantin fakultas Pertanian, kantin fakultas Teknik, kantin fakultas Kedokteran Gigi, kantin fakultas Ekonomi, kantin fakultas Sastra, kantin fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, kantin fakultas Ilmu-ilmu Sosial dan Ilmu Politik, kantin fakultas Kesehatan Masyarakat, kantin fakultas Farmasi, kantin fakultas Psikologi, dan kantin fakultas Keperawatan. Tidak hanya di setiap fakultas, melainkan kantin juga berdiri di lingkungan perpustakaan USU, GOR USU, dan


(18)

kantin Mahira yang terletak di pintu 1 USU dekat dengan Sumber yaitu salah satu akses para mahasiswa untuk memasuki kampus..

Ada beberapa tahap yang harus dilakukan untuk mendirikan kantin-kantin di lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU. Para pengusaha kantin dianjurkan mengikuti prosedur perizinan ke biro rektor:

1. Pengusaha membuat surat permohonan ke Rektor Up. PR.V 2. PR.V membalas untuk menyetujui

3. PR.V membuat surat perjanjian dengan pengusaha (Sumber : Biro Rektor USU : 2013)

Kantin-kantin yang terdapat di dalam lingkungan fakultas dan di sekitar kampus USU memiliki potensi yang besar dalam keberhasilan usaha. Hal ini dilihat dari besarnya kebutuhan mahasiswa-mahasiswa, pegawai maupun dosen-dosen dalam hal konsumsi. Seperti misalnya saja pada salah satu kantin di sekitar kampus USU yaitu pada kantin bu Asnah yang berada di lingkungan gedung Perpustakaan USU pada jam makan siang antara jam 12.00-14.00 siang mulai dipadati mahasiswa untuk memenuhi kebutuhan makan siang. Kantin bu Asnah menjual menu makanan sehari-hari yang pada umumnya juga dijual pada kantin-kantin lain yang berada di lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU seperti nasi campur, gorengan, nasi soto, dan minuman. Potensi keberhasilan usaha ini dapat dilihat dengan hasil penjualan bu Asnah yang memperkirakan rata-rata 200 porsi terjual untuk nasi campur dan nasi soto per harinya. Dan untuk pendapatannya bisa mencapai sekitar Rp. 1.500.000,-/hari.


(19)

Para pengunjung kampus seperti mahasiswa, dosen dan pegawai memiliki kegiatan yang padat dan sempitnya waktu luang memaksa mahasiswa, dosen dan pegawai untuk pandai dalam menggunakan waktu dan tempat makan secara efektif dan efisien. Maka, kantin-kantin di dalam lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU bisa menjadi alternatif terbaik untuk dikunjungi para mahasiswa, pegawai maupun dosen.

Dalam bisnis atau berwirausaha persaingan memang harus di hadapi tidak bisa dihindari. Persaingan adalah hal yang biasa dalam dunia usaha, Ketika ada usaha bakso, disampingnya ada usaha soto, memang keduanya tidak sedang bersaing dalam sebuah produk yang sama, namun bersaing untuk memenuhi kebutuhan yang sama, yaitu lapar. Sehingga kesadaran bersaing ini juga melanda UKM di Indonesia yang belum sadar arah mana datang kompetitor selama ini, selaku berpikir dari produk yang sama, belum kepada pemenuhan kebutuhan yang sama. Seperti misalnya saja usaha soto, usaha bakso, dan usaha mie ayam dalam satu lokasi kantin sebenarnya juga bersaing walaupun beda produk namun sama-sama untuk selera dan pemenuhan kebutuhan makan. Hal yang paling utama yaitu persaingan tetap berjalan dan harus secara sehat.

Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha adalah dengan adanya faktor rencana pemasaran, produksi, rencana organisasi, dan manajemen, serta adanya rencana keuangan (Anoraga, 2002:38). Salah satu faktor pendorong keberhasilan usaha adalah strategi


(20)

pemasaran dimana merupakan hal yang sangat penting bagi suatu usaha untuk mencapai suatu tujuan dari sebuah usaha. Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat.

Para pengusaha perlu memperhatikan faktor pemasaran yang umumnya disebut marketing mix 4p:

1. Tempat yang strategis (place) 2. Produk yang bermutu (product) 3. Harga yang kompetitif (price), dan 4. Promosi yang gencar (promotion) (sumber: Wikipedia/Pemasaran : 2013)

Pada usaha kecil seperti kantin tidaklah sama halnya dengan perusahaan-perusahaan besar pada umumnya yang menggunakan faktor-faktor pemasaran 4P seperti yang ditulis diatas. Usaha kecil seperti kantin tetap membutuhkan strategi pemasaran untuk mendorong usahanya agar mencapai tujuan yang diinginkan atau direncanakan para pengusaha kantin. Namun strategi pemasaran yang umumnya digunakan para pengusaha kantin yang pada dasarnya hanya menjual menu makanan sehari-hari hanya lokasi yang strategis, dan harga yang terjangkau bagi para calon konsumen seperti mahasiswa.

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Tingkat Keberhasilan Pengusaha Kecil di


(21)

Sekitar Kampus (Studi Kasus Pada Pengusaha Kantin di Universitas Sumatera Utara)”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian ini dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah lokasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara?

2. Apakah harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara?

3. Apakah lokasi dan harga secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh harga terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara


(22)

3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh lokasi dan harga secara simultan terhadap keberhasilan pengusaha kantin disekitar kampus Universitas Sumatera Utara

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut: a. Bagi Pelaku Usaha

Sebagai sumber informasi untuk menjadi pertimbangan dalam menjalankan usahanya dan sebagai bahan masukan kepada pelaku usaha yang ingin membuat suatu rencana usaha dalam memulai usaha baru untuk mencapai tingkat keberhasilan yang ingin dicapai.

b. Bagi Peneliti

Memberikan kontribusi bagi pemikiran untuk memperluas pengetahuan dan wawasan khususnya dalam bidang kewirausahawan.

c. Bagi peneliti lain

Sebagai bahan referensi yang nantinya dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian lebih lanjut dimasa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Usaha Kecil

Menurut Tohar (2001:1) Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil, dan memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang.UKM merupakan suatu bentuk usaha kecil masyarakat yang pendiriannya berdasarkan inisiatif seseorang yang ingin meningkatkan taraf hidupnya.

Menurut Daryanto (2013:2) Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasi dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang. Usaha kecil yang dimaksud dalam pengertian diatas, termasuk dalam usaha kecil informal.

Menurut Zulkarnain (2006:125) pengertian usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai:

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah. 3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai,atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.


(24)

4. Berbentuk badan usaha yang dimiliki perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, termasuk koperasi.

2.1.2 Peran dan Fungsi Usaha kecil

Menurut Hamdani (2003:13) peran dan fungsi usaha kecil diantaranya adalah :

1. Penyediaan barang dan jasa

Kebutuhan hidup manusia sebagian besar tidak dibuat sendiri. Barang dan jasa yang dikonsumsi sebagian besar diperoleh dari tukar-menukar. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh usaha kecil dapat dijual di pasar atau ditukarkan kepada usaha menengah dan usaha besar.

Usaha kecil dapat berperan sebagai pemasok atau pengadaan (produsen) barang dan jasa yang diperlukan oleh usaha menengah dan usaha besar atau berperan sebagai penyalur hasil usaha menengah dan usaha besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Usaha kecil secara langsung maupun tidak langsung berfungsi untuk: 1. Meningkatkan kemakmuran

2. Memenuhi kebutuhan masyarakat 3. Turut mengusahakan pemerataan hasil 4. Meningkatkan nilai guna barang dan jasa 5. Memperluas distribusi barang dan jasa 6. Penyerapan Tenaga Kerja

2. Salah satu sektor ekonomi yang dapat menanggulangi dan memperbesar kesempatan kerja adalah sektor usaha kecil. Usaha kecil memiliki daya serap


(25)

yang tinggi terhadap angkatan kerja dibandingkan industry lainnya, karena dapat menciptakan berbagai unit usaha produktif yang berpola kepada konsumsi masyarakat. Dengan demikian usaha kecil dapat berfungsi sebagai: Penyedia lapangan kerja yang luas bagi golongan masyarakat kecil

1. Sarana penanggulangan masalah pengangguran 2. Meningkatkan produktifitas masyarakat

3. Meningkatkan harkat martabat golongan masyarakat kecil 3. Pemerataan pendapatan

Usaha kecil merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pekerjaan dan pemberdayaan golongan masyarakat kecil. Pola-pola usaha yang dilakukan usaha kecil adalah pola usaha yang bertumpu kepada kebutuhan masyarakat banyak. Unit-unit usaha disesuaikan dengan kondisi lingkungan social masyarakatnya, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan potensi ekonomi yang tidak digarap oleh usaha menengah dan usaha besar.

Usaha kecil mampu untuk berperan memberikan pemerataan penghasilan terutama bagi golongan masyarakat kecil. Sedangkan di sisi lain, usaha kecil berfungsi sebagai:

1. Alat untuk membagi unit-unit usaha dan bidang garapan ekonomi masyarakat.

2. Memberikan keleluasaan usaha untuk mem[peroleh pendapatan. 3. Menjaga stabilitas sosial masyarakat

4. Menggali berbagai potensi ekonomi masyarakat 5. Memberi Nilai Tambah Bagi Produk Jasa Daerah


(26)

4. Usaha kecil memberikan kesempatan yang sangat luas kepada setiap daerah dalam mengembangkan potensi seni dan budaya yang menjadi ciri khas daerahnya masing-masing, seperti produksi kerajinan, industri pariwisata,

home industry, makanan khas, dan budaya daerah. Dengan demikian usaha kecil berfungsi sebagai:

1. Penyangga ekonomi masyarakat daerah

2. Sarana pelestari budaya yang berkembang di daerah 3. Alat meningkatkan nilai ekonomi pendapatan asli daerah 4. Meningkatkan harkat dan martabat budaya masyarakat 5. Meningkatkan Taraf Hidup

5. Usaha kecil memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk memperbaiki kehidupannya. Setiap orang dapat menjalankan usaha sesuai dengan unit-unit usaha yang ada pada usaha kecil dalam rangka memperoleh penghasilan, baik sebagai mata pencaharian maupun usaha sambilan. Dengan penghasilan yang diperolehnya, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk pendidikan, kesehatan, sandang pangan dan kebutuhan ekonomi sehari-hari. Taraf hidup yang lebih baik akan mempengaruhi pola pikir dan sosial masyarakat kearah yang lebih baik, kondisi ini akan berdampak kepada kondisi stabilitas nasional yang lebih kondusif.

Usaha kecil dengan unit-unit usahanya berfungsi sebagai: 1. Meningkatkan sumber daya manusia yang produktif

2. Menciptakan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang 3. Menaruh kesejahteraan masyarakat lebih baik


(27)

4. Merubah pola pikir dan perilaku sosial masyarakat

2.1.3 Ciri-Ciri Usaha Kecil

Menurut Daryanto (2013:2) Usaha kecil memiliki ciri-ciri: 1. Manajemen tergantung pemilik (bebas ditentukan pemilik) 2. Modal disediakan oleh pemilik sendiri

3. Skala usaha dan jumlah modal relatif kecil 4. Daerah operasi usaha bersifat lokal

5. Sumber daya manusia yang terlibat terbatas

6. Biasanya berhubungan dengan kebutuhan sehari-hari 7. Pengusaha ada hubungan kekerabatan emosional

8. Mayoritas pengusaha berasal dari kalangan yang tidak mampu secara ekonomis

Usaha yang banyak tumbuh di masyarakat pada negara-negara yang sedang berkembang pada umumnya tergolong sebagai usaha kecil. Fakta ini menunjukkan bahwa usaha kecil merupakan mayoritas kegiatan masyarakat yang memberikan kontribusi signifikan pada penciptaan pendapatan penduduknya. Menurut Daryanto (2013:7-8) fakta-fakta tentang usaha kecil:

1. Di banyak negara, hampir 99 persen dari semua bisnis adalah usaha kecil. 2. Lebih 49 persen dari para pekerja di sektor usaha di banyak negara, bekerja

di sektor usaha kecil.

3. Sekitar 40 persen dari volume bisnis di banyak negara dilakukan oleh usaha kecil.


(28)

5. 50 persen dari usaha kecil gagal pada dua tahun pertama

6. 60 persen dari uang yang digunakan untuk merintis usaha kecil berasal dari sumber swasta, seperti tabungan pribadi dan pinjaman dari teman.

7. Biaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan melalui usaha kecil hanyalah sebagian kecil dari apa yang diperlukan untuk menciptakan lapangan pekerjaan pada usaha besar.

8. Usaha kecil menampung porsi terbesar pegawai dalam industri ritel, grosir, dan jasa.

9. Usaha kecil menyumbang bagian terbesar dari penjualan dan jumlah pegawai di segmen tertentu di sektor manufaktur.

10. Manajemen yang buruk adalah penyebab terbesar kegagalan usaha kecil. 11. Peluang sebuah bisnis baru untuk bertahan hidup lebih dari lima tahun

adalah satu banding empat.

12. Di hampir semua negara, usaha kecil adalah tempat lahirnya kewirausahaan. Ada beberapa alasan yang melatarbelakangi masyarakat kita lebih tertarik menjalankan kewirausahaannya dengan memulai dari usaha kecil. Menurut Daryanto (2012:8 ) Alasan tertarik mendirikan usaha kecil:

1. Usaha kecil menghasilkan kelompok penekan yang secara politis sangat vokal dan besar yang tidak mungkin diabaikan.

2. Terdapat sejumlah besar orang yang terlibat dalam usaha kecil.

3. Para pelaku (pekerja, dan kadang pemilik) cenderung kurang mampu (terkait dengan pendapatan dan standar hidup).


(29)

5. Usaha kecil mengurangi kemiskinan dan memiliki sumbangan terhadap pembangunan ekonomi nasional.

2.1.4 Kekuatan dan Kelemahan Usaha Kecil

Menurut Daryanto (2013:5) Kelemahan usaha kecil: 1. Keterbatasan Modal

Sebuah perjuangan ketika pengusaha mampu menyeimbangkan “uang masuk” dan “uang keluar”, terutama ketika mencoba melakukan perluasan usaha. Seharusnya pengusaha mendapatkan pelayanan istimewa dari pemilik modal ketika mengajukan pinjaman, tetapi pelaku usaha kecil lebih sering merasa diperlakukan seperti warga negara kelas dua. Perusahaan kecil tidak dapat menggunakan sistem kredit sebagai cara menjual semudah yang dilakukan perusahaan besar. Selain itu, kebanyakan usaha kecil memiliki masalah untuk tetap bertahan selama periode menunggu produk mereka dapat diterima pasar.

2. Permasalahan kepegawaian

Usaha kecil tidak mampu membayar gaji yang besar, serta menyediakan kesempatan dan status yang biasanya terdapat pada perusahaan besar. Pemilik usaha kecil harus berkonsentrasi pada permasalahan sehari-hari dalam menjalankan bisnis dan biasanya memiliki sedikit waktu untuk memikirkan tujuan atau rencana jangka panjang.

3. Biaya langsung yang tinggi

Usaha kecil tidak dapat membeli bahan baku, mesin, atau persediaan semurah perusahaan besar, atau mendapatkan diskon untuk volume


(30)

pembelian yang lebih besar seperti produsen besar. Jadi biaya produksi per unit biasanya lebih tinggi untuk usaha kecil, tetapi pada umumnya biaya operasional biasanya lebih rendah.

4. Keterbatasan varian usaha

Sebuah perusahaan besar yang memiliki banyak sektor usaha dapat saja mengalami hambatan di salah satu usahanya, tapi mereka tetap kuat. Hal ini tidak berlaku bagi usaha kecil yang hanya memiliki sedikit produk. Usaha kecil sangat rentan jika produk baru mereka tidak laku, atau jika salah satu pasarnya terkena resesi, atau jika produk lamanya tiba-tiba menjadi ketinggalan zaman.

5. Rendahnya kredibilitas

Masyarakat menerima produk perusahaan besar karena namanya dikenal dan biasanya dipercaya. Usaha kecil harus berjuang untuk membuktikan setiap kali menawarkan sebuah produk baru atau memasuki pasar baru. Reputasi dan keberhasilannya di masa lalu di pasar jarang diperhitungkan. 6. Sentuhan pribadi

Pelanggan seringkali membayar harga yang lebih mahal untuk perhatian pribadi. Bahkan pada banyak industri dimana perbedaan produk dan harganya tipis, faktor kehadiran manusia menjadi kekuatan utama dalam menghadapi persaingan.

7. Motivasi yang lebih tinggi

Manajemen kunci dalam usaha kecil biasanya pemilik konsekuensinya bekerja keras, lebih lama, dan memiliki lebih banyak keterlibatan personal.


(31)

Laba dan rugi memiliki lebih banyak arti bagi mereka dari pada gaji dan bonus yang diperoleh para pegawai perusahaan besar.

8. Fleksibilitas yang tinggi

Sebuah usaha kecil memiliki fleksibilitas sebagai keunggulan kompetitif utama. Sebuah perusahaan besar tidak dapat menutup sebuah pabrik tanpa perlawanan dari organisasi buruh, atau menaikkan harga tanpa intervensi dari pemerintah, namun usaha kecil dapat bereaksi lebih cepat terhadap perubahan persaingan. Sebuah usaha kecil juga memiliki jalur komunikasi yang lebih pendek. Lingkup produknya sempit, pasarnya terbatas, serta pabrik dan gudangnya dekat, usaha kecil dapat dengan cepat mencium masalah dan memperbaikinya.

9. Kurangnya birokrasi

Para eksekutif perusahaan besar seringkali kesulitan memahami gambaran besar suatu persoalan. Hal ini menyebabkan terjadinya in-efisiensi. Dalam usaha kecil, seluruh permasalahan dapat mudah dimengerti, keputusan dapat cepat dibuat dan hasilnya dapat segera diperiksa dengan mudah.

10. Produk atau jasa tidak menarik perhatian (tidak mencolok)

Perusahaan baru dapat mencoba taktik penjualan yang baru atau memperkenalkan produk tanpa menarik perhatian atau perlawanan yang berlebihan. Perusahaan besar senantiasa berhadapan dengan perang proksi, aksi antitrust, dan peraturan pemerintah. Mereka juga kurang fleksibel dan sulit melakukan perubahan dan restrukturisasi.


(32)

2.1.5 Definisi Kantin

Menurut (Wikipedia : 2012), Kantin (dari bahasa Belanda: kantine) adalah sebuah ruangan dalam sebuah gedung umum yang dapat digunakan pengunjungnya untuk makan, baik makanan yang dibawa sendiri maupun yang dibeli di sana. Kantin sendiri harus mengikuti prosedur tentang cara mengolah dan menjaga kebersihan kantin. Makanan yang disediakan kantin haruslah bersih dan halal. Jenis-jenis makanan yang disediakan pun minimal harus memenuhi 4 sehat 5 sempurna. Biasanya para pembeli harus mengantri dalam sebuah jalur yang disediakan untuk membeli makanan. Kantin hampir selalu ada di tiap sekolah di Indonesia. Biasanya kantin menjadi tempat berkumpul bagi para murid. Pesan-ambil-bayar-duduk mungkin merupakan prinsip para pengguna fasilitas kantin. Ramainya kantin disebabkan oleh obrolan siswa-siswi yang makan bersama. Kebanyakan murid menganggap penting kantin sebagai tempat bersosialisasi, tempat berkumpulnya seluruh angkatan.

2.1.6 Keberhasilan Usaha

Menurut Anoraga (2002:38) Usaha kecil dapat berhasil jika dilandaskan oleh berbagai macam faktor pendorong yang digunakan dalam menjalankan kegiatan usaha yang dapat memicu dalam mencapai keberhasilan usaha tersebut. Faktor pendorong keberhasilan usaha adalah dengan adanya faktor rencana pemasaran, produksi, rencana organisasi, dan manajemen, serta adanya rencana keuangan


(33)

Menurut Nasution (2001:12) Keberhasilan suatu usaha dapat diindikasikan dalam beberapa hal penting yaitu dana usaha bertambah, hasil produksi meningkat, dan keuntungan bertambah. Menurut Kasmir (2006:172) Keberhasilan usaha dapat diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, pertumbuhan, pertumbuhan, dan perkembangan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Beberapa indicator tersebut bias dijadikan sebagai alat ukur keberhasilan usaha.

Menurut Dalimunthe (2003) Keberhasilan usaha yaitu keuntungan, jumlah penjualan dan pertumbuhan usaha mempunyai hubungan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

a. Keuntungan usaha

Keuntungan usaha adalah hasil yang diperoleh dari penjualan sebuah produk. Keuntungan akan tercapai apabila harga pokok produksi telah tercapai.

b. Jumlah penjualan

Jumlah penjualan merupakan total penjuaan produk atau jasa, jumlah penjualan meningkat apabila barang yang tersedia habis terjual.

c. Pertumbuhan usaha

Pertumbuhan usaha adalah peningkatan aktivitas usaha pada periode tertentu. Pertumbuhan ini diikuti dengan meningkatnya laba, pelanggan, serta nama baik.


(34)

2.1.7 Faktor-faktor Keberhasilan Usaha

1. Faktor pemasaran adalah faktor keseluruhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Faktor pemasaran mencakup produk yang berkualitas, harga yang sesuai dengan kualitas produk, lokasi yang strategis, tenaga kerja yang terlatih, promosi melalui media dan proses pendeskripsian produk kepada konsumen yang disampaikan dengan jelas.

2. Faktor produksi adalah suatu bagian yang ada di dalam perusahaan yang bertugas untuk mengatur kegiatan-kegiatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan produksi. Dengan mengatur kegiatan ini maka diharapkan proses produksi akan berjalan dengan lancer dan hasil produksi pun akan bermutu tinggi. Faktor produksi meliputi tenaga kerja memiliki keahlian yang sesuai dengan tugasnya, memperhitungkan dan menganalisis modal kerja, memiliki visi dan misi sesuai dengan tujuan perusahaan, tempat usaha letaknya dekat dengan bahan mentah, kegiatan promosi produk merupakan kegiatan yang wajib dilakukan.

3. Faktor organisasi dan manajemen merupakan faktor yang mencakup struktur organisasi yang sesuai dengan besarnya usaha, banyaknya tenaga kerja untuk melaksanakan kegiatan operasional usaha, gaji/ upah/ fasilitas lain yang diberikan serta pembagian tugas dan jadwal kerja. Faktor organisasi dan manajemen meliputi dilakukannya pengambilan keputusan yang lebih demokratis dan partisipatif terhadap masalah yang bersangkutan dengan lingkungan organisasi, terdapatnya pembagian kerja, gaji/ upah yang baik, adanya kedisiplinan, menomorduakan kepentingan pribadi terhadap


(35)

kepentingan umum, rekan kerja yang kompak, penghargaan terhadap pekerja yang dijalankan, tanggung jawab akhir terletak pada atasan, kondisi kerja yang aman, nyaman, dan menarik, pimpinan yang adil dan bijaksana, garis kewenangan seperti tergambar pada struktur organisasi, terdapat keadilan dalam usaha.

4. Faktor keuangan adalah keseluruhan aktivitas yang berhubungan dengan usaha untuk mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana tersebut. Faktor keuangan meliputi melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kemampuan proyek untuk mendapatkan laba yang direncanakan atau diharapkan, menganalisis kemampuan perkembangan pelaksanaan kegiatan usaha, memperhitungkan kebutuhan modal.

Menurut Suryana (2003:85) Indikator keberhasilan usaha terdiri dari : 1. Modal

2. Pendapatan

3. Volume Penjualan

4. Output produksi

5. Tenaga Kerja

2.2 Penelitian Terdahulu

Purwanto (2007) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan Usaha Elektronik di Kota Semarang”,

diperoleh kesimpulan bahwa dengan mengelompokan variabel-variabel keberhasilan usaha ke dalam 5 jenis faktor. Interpretasi Common Factor (Rotasi


(36)

Faktor) menunjukkan bahwa faktor utama 1 adalah faktor Kemajuan Usaha, Faktor utama 2 adalah Sistem Pelayanan, Faktor Utama 3 adalah Sikap Mental Wiraswasta, Faktor utama 4 adalah Pemilihan Lokasi dan Faktor utama 5 adalah Pemberian Bonus. Variabel utama untuk masing-masing faktor adalah kelengkapan produk, sikap terbuka terhadap saran dan kritik, ketekunan dalam usaha, Lokasi usaha dalam satu arus bisnis dan Pemberian Bonus. Dari sekian banyak faktor diketahui faktor lokasi yang paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha. Dengan lokasi usaha yang mudah dijangkau akan memperbesar kemungkinannya dalam melakukan bisnis, karena konsumen akan lebih mudah untuk melihat dan mendatangitempat tersebut.

Wahyuningsih (2008) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Antara Bauran Pemasaran Dengan Keberhasilan Penjualan Telur Ayam di Kota Blitar”, diperoleh kesimpulan bahwa variabel yang berpengaruh dalam keberhasilan penjualan telur ayam adalah harga, promosi dan produk, sedangkan variable yang tidak berpengaruh terhadap keberhasilan penjualan adalah distribusi. Variabel yang paling dominan dalam mempengaruhi keberhasilan penjualan telur adalah harga.

Berdasarkan kedua hasil penelitian tersebut maka peneliti memilih faktor lokasi dan harga karena kedua faktor ini paling dominan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.


(37)

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut Sugiyono (2005:49) Kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan dari beberapa variable yang diteliti yang disusun dari beberapa teori yang dideskripsikan. Kerangka konseptual merupakan dasar pembuatan hipotesis.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4Hipotesis

Menurut Sugiyono (2005:306) Hipotesis merupakan jawaban yang sifatnya sementara berdasarkan rumusan masalah yang kebenarannya akan diuji dalam pengujian hipotesis. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah :

1. Lokasi (place) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara.

2. Harga (price) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

3. Lokasi (place) dan harga (price) secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kantin di sekitar kampus Universitas Sumatera Utara

Lokasi (Place

Harga (Price

Keberhasilan Usaha Kecil


(38)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian. Hipotesis tersebut yaitu variabel lokasi (place), harga (price) dan keberhasilan usaha.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Kantin di Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variable sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) terdiri atas lokasi (place) (X1), harga (price) (X2).

2. Variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha pada pengusaha kantin di Universitas Sumatera Utara.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Menurut Sugiyono (2006:11) berdasarkan tingkat eksplanasinya jenis penelitian ini termasuk penelitian asosiatif, yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih untuk mempelajari, mendeskripsi, mengungkapkan dan melihat pengaruh antar variabel yang terumus pada hipotesis penelitian. Hipotesis tersebut yaitu variabel lokasi (place), harga (price) dan keberhasilan usaha.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada Kantin di Universitas Sumatera Utara. Waktu penelitian dilakukan pada bulan September sampai Desember 2013.

3.3 Batasan Operasional Variabel

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan dalam penelitian yang dilakukan. Sesuai dengan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka penelitian ini dibatasi pada variable sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) terdiri atas lokasi (place) (X1), harga (price) (X2).

2. Variabel terikat (Y) adalah keberhasilan usaha pada pengusaha kantin di Universitas Sumatera Utara.


(40)

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Definisi variabel memberikan dan menuntun arah penelitian bagaimana cara mengukur suatu variabel.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Pemasaran (2013), Suryana (2003), diolah penulis

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala Pengukuran

Lokasi (place)

(X1)

Lokasi/ tempat didefinisikan tempat untuk manawarkan atau menjual barang untuk konsumen untuk digunakan maupun di konsumsi.

1. Persediaan selalu

ada

2. Dekat dengan

pusat keramaian

3. Lokasi mudah

diakses

4. Lokasi / tempat

usaha yang nyaman

Skala Likert

Harga (price)

(X2)

Harga adalah sejumlah uang barang untuk membeli suatu kebutuhan atau keinginan.

1. Harga merupakan

penentu bagi permintaan pasar

2. Harga yang

terjangkau

3. Harga sesuai

kualitas

4. Harga sebagai

kunci untuk unggul dalam bersaing Skala Likert Keberhasilan Usaha (Y)

Keberhasilan Usaha adalah pencapaian yang diharapkan didalam bisnis.

1. Peningkatan modal

2. Peningkatan

pendapatan

3. Peningkatan

volume penjualan

4. Output produksi

bertambah

5. Tenaga kerja /

pengusaha


(41)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel bebas dan terikat menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi yang dijabarkan menjadi indikator variabel dan dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dengan menghadapkan responden terhadap pernyataan kemudian memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan diuji, pada setiap jawaban akan diberi skor (Sugiyono, 2005:86). Skala Likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang dapat berbentuk seperti ditunjukkan pada table 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2005:86)

3.6 Populasi dan sampel

1. Populasi

Populasi adalah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan (Sugiyono, 2005:72). Dalam penelitian populasi adalah pemilik dan kantin di Universitas Sumatera Utara yang berjumlah 75 orang.


(42)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:73). Untuk menentukan besarnya sampel menurut Arikunto (2002: 112) apabila subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Maka dalam penelitian ini digunakan penelitian populasi melihat jumlah usaha kantin di Universitas Sumatera Utara berjumlah kurang dari 100, maka jumlah sampel yaitu berjumlah 75 orang.

3.7 Jenis Data

Dalam penelitian yang dilakukan, peneliti menggunakan dua jenis data untuk membantu memecahkan masalah, yaitu:

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung yang dikumpulkan melalui survei lapangan dengan menggunakan alat pengumpulan data tertentu yang dibuat secara khusus untuk itu (Kuncoro 2003:127). Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data primer adalah seluruh data yang diperoleh dari kuesioner kepada sejumlah responden yaitu seluruh populasi data penelitian, yaitu pengusaha kantin di Universitas Sumatera Utara.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data-data yang berisikan informasi dan teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian. Peneliti memperoleh data


(43)

sekunder dari buku, jurnal dan internet yang dapat dijadikan sebagai referensi.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Daftar Pertanyaan (questionnaire)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaan yang diajukan kepada responden untuk dijawab dengan memberikan angket (Sunyoto 2011:24). Tujuan pembuatan kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan penelitian dengan kesahihan yang cukup tinggi. Kuesioner pada penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber dari indikator-indikator variabel penelitian. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup yang diberikan kepada responden secara langsung sehingga didapatkan keobjektifan data yang tepat. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih (Arikunto 2010:195).

b. Studi dokumentasi

Mengumpulkan dan mempelajari informasi yang bersumber dari buku-buku dan internet untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

Langkah utama yang dijalankan sebelum memulai penelitian adalah melakukan uji coba instrumen penelitian. Uji coba dari butir-butir instrumen pada


(44)

variabel, lokasi/tempat (place), harga (price) dan keberhasilan usaha dimaksudkan untuk menguji keabsahan dan kehandalan butir-butir instrumen yang digunakan dalam penelitian. Oleh karena itu perlu dilaksanakan pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan pada semua populasi penelitian yaitu 75 orang yaitu pemilik atau pengusaha kantin di Universitas Sumatera Utara.

3.9.1 Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidatan atau kesasihan suatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mempu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto 2010:211). Uji validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur (instrumen) mampu mengukur apa yang ingin diukur (Kuncoro, 2003:151).

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan item-item dalam kuesioner, apakah item-item yang ada mampu menggambarkan dan menjelaskan variabel yang diteliti. Menurut Sugiyono (2006: 141), suatu instrumen dikatakan valid apabila rtabel = 0,361.

Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Uji validitas memiliki kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung> r tabel, maka pernyataan tersebut valid b. Jika r hitung< r tabel, maka pernyataan tersebut tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas


(45)

tersebut sudah baik (Arikunto 2010:221). Suatu alat ukur dinyatakan memiliki reliabilitas tinggi atau dapat dipercaya apabila alat ukur tersebut stabil, dapat diandalkan (dependability) dan dapat diramalkan (predictability) (Nazir 1983:133). Hasil kuesioner dari responden akan diolah menggunakan perangkat lunak SPSS. Variabel instrumen dinyatakan reliable bila angka α akan diperoleh lebih besar dari 0,6.

3.10 Uji Asumsi Klasik

Pada dasarnya sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang tidak bisa dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal. Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan Kolmogorov Smirnov, dengan menggunakan tingkat signifikansi 5% maka nilai Asymp. Sig. (2 tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal (Ginting dan Situmorang, 2008:62).

2. Uji Heteroskedastisitas

Adanya varians variabel independen adalah konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan


(46)

independen signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen, maka ada indikasi terjadinya heteroskedastisitas. Jika probabilitas signifikannya di atas tingkat kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

3. Uji Multikolinearitas

Artinya variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi berganda tidak saling berhubungan secara sempurna. Untuk mengetaui apakah ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai tolerance dan VIF ( variance inflation factor ) melalui program SPSS. Tolerance mengukur variabilitas variabel terpilih yang tidak gtolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolineritas (Situmorang, 2010:136 ).

3.11 Metode Analisis Data 3.11.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menetukan data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni, 2005:102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

3.11.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui berapa besar pengaruh lokasi (place) dan harga (price) terhadap variabel terikat yaitu keberhasilan usaha.


(47)

Model regresi berganda yang digunakan adalah:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ e

Dimana:

Y = Keberhasilan Usaha

a = Konstanta

X1 = Lokasi

X2 = Harga

b1, b2 = Koefisien regresi

e = Standard Error 3.11.3 Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini pengujian hipotesis secara simultan dimaksudkan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas (lokasi dan harga) terhadap variabel terikatnya (keberhasilan usaha).


(48)

Hipotesis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. H0 : b1,b2 = 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Ha : b1, b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh yang positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat Dasar pengambilan keputusan:

a. Dengan membandingkan nilai Fhitung degan Ftabel. Apabila Ftabel> Fhitung, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila Ftabel< Fhitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikan. Apabila probabilitas signifikan > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila probabilitas signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

Jika Fhitung> Ftabel signifikan, maka hipotesis ANOVA dapat diterima bahwa semua variabel bebas (lokasi dan harga) layak untuk menjelaskan varibel terikat (keberhasilan usaha) yang dianalisis.

2. Uji Signifikasi Parameter Individual (Uji t)

Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat. Pengujian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel bebas (lokasi dan harga) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha) secara terpisah atau parsial.


(49)

Kriteria pengujiannya adalah:

a. H0 : b1 = 0 Artinya lokasi dan harga sebagai variabel bebas tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

b. Ha : b1 ≠ 0 Artinya lokasi dan harga sebagai variabel bebas berpengaruh positif dan signifikan terhadap keberhasilan usaha.

Dasar pengambilan keputusan:

a. Dengan membandingkan nilai thitung dengan t tabel, maka H0 diterima dan H1 ditolak.. Apabila t tabel <t hitung, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

b. Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikansi >0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak. Apabila angka probabilitas signifikansi <0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. 3. Uji Koefisien Determinan (R2)

Koefisien determinan (R2) atau coefficient determination pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar antara nol sampai dengan 1 (0< R2<1). Jika R2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (lokasi dan harga) adalah benar terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (lokasi dan harga) terhadap variabel terikat (keberhasilan usaha) semakin kecil. Hal ini berarti model


(50)

yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.


(51)

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Umum Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah dan Gambaran Umum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara (USU) adalah sebuah universitas negeri yang terletak di Kota Medan, Indonesia. Universitas Sumatera Utara adalah salah satu universitas terbaik di pulau Sumatera. Universitas Sumatera Utara (USU) juga merupakan universitas pertama di pulau Sumatera yang mempunyai Fakultas Kedokteran.

USU didirikan sebagai Yayasan Universitas Sumatera Utara pada tanggal 4 Juni 1952. Fakultas pertama adalah Fakultas Kedokteran yang didirikan pada 20 Agustus 1952, yang kini diperingati sebagai hari jadi USU. Presiden Indonesia, Soekarno kemudian meresmikan USU sebagai universitas negeri ketujuh di Indonesia pada tanggal 20 November 1957.

Luas kampus USU di Medan sekitar 116 Ha plus kampus USU kwala bekala dengan luas sekitar 300 Ha. Hal ini memungkinkan para pedagang memanfaatkan menjadi lokasi yang sangat strategis untuk usaha mereka. Selain itu di dalam kampus juga terdapat berbagai sarana seperti asrama, arena olah raga, wisma, dan toko-toko sehingga mahasiswa-mahasiswi beserta pegawai Universitas Sumatera Utara umumnya memilihi tempat makan dan minum di sekitar Kampus Universitas Sumatera Utara. Dapat di lihat dari USU memiliki 14


(52)

fakultas. Jumlah program studi yang ditawarkan sebanyak 135, terdiri dari 19 tingkat doktoral, 32 magister, 18 spesialis, 5 profesi, 46 sarjana, dan 15 diploma. Jumlah mahasiswa terdaftar saat ini lebih dari 33.000 orang, 1.000 di antaranya adalah mahasiswa asing.

4.1.2 Gambaran Umum Usaha Kantin di USU

Salah satu sarana atau fasilitas kampus seperti kantin dianggap penting karena keberadaan kantin dapat memenuhi kebutuhan konsumsi makan dan minum para pengunjung kampus seperti mahasiswa, pegawai kampus serta dosen-dosen. Kantin-kantin yang berada di dalam lingkungan kampus USU umumnya berdiri di setiap fakultas yang ada dan sekitar kampus seperti kantin yang terletak di lingkungan perpustakaan USU, GOR USU, dan kantin Mahira yang terletak di pintu 1 USU dekat dengan Sumber yaitu salah satu akses para mahasiswa untuk memasuki kampus.


(53)

Tabel 4.1

Jumlah Pengusaha Kantin di sekitar kampus USU

No. Lokasi Usaha Kantin Jumlah Penjual

1 Fakultas Kedokteran 13

2 Fakultas Psikologi 2

3 Fakultas Kesehatan Masyarakat 1

4 Fakultas Keperawatan 1

5 Fakultas Ilmu Budaya 4

6 Fakultas Hukum 14

7 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1

8 Fakultas Pertanian 2

9 Fakultas Ekonomi 4

10 Fakultas Farmasi 1

11 Fakultas MIPA 1

12 Fakultas Teknik 16

13 Fakultas Kedokteran Gigi 7

14 Perpustakaan 6

15 Cikal/ GOR USU 1

16 Sumber 1

Jumlah Penjual 75 orang

Sumber : Hasil Observasi Penulis (2013)

Pada umumnya kantin di lingkungan fakultas dan sekitar kampus USU menjual menu makanan sehari-hari seperti nasi gurih, nasi sayur, nasi soto, nasi goreng, indomie dan lain-lain. Dan pada minuman juga kantin umumnya menjual minuman seperti teh manis, jus buah, dan minuman botol atau minuman ringan.


(54)

4.2 Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode penganalisaan yang dilakukan dengan cara menetukan data, mengelompokkan data dan menginterpretasikan data sehingga dapat memberikan gambaran masalah yang dihadapi (Sumarni, 2005:102). Data diperoleh dari data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh sejumlah responden penelitian.

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik usaha kantin di Universitas Sumatera Utara, Medan. Variabel karakteristik responden yang dibahas mencakup jenis kelamin, sebaran umur dan pendidikan terakhir. Tabel-tabel dalam penjelasan berikut menjelaskan deskripsi responden yang berjumlah 75 orang.

Dalam penelitian ini, penulis menjadikan pengolahan data dalam bentuk angket yang terdiri dari 4 pertanyaan untuk variabel X1, 4 pertanyaan untuk variabel X2 dan 5 pertanyaan untuk variabel Y, di mana yang menjadi variabel X1 adalah lokasi, variabel X2 adalah harga dan yang menjadi variabel Y adalah keberhasilan usaha. Adapun angket yang disebarkan adalah sebanyak 75 eksampler kepada responden dan semuanya dikembalikan sehingga validitas angket mencapai 100%. Sebelum menganalisis data-data hasil daftar pertanyaan


(55)

(questioner) terlebih dahulu akan disajikan identitas responden, dapat dilihat dalam bentuk Tabel di bawah ini :

Tabel 4.2

Karateristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No

Jenis kelamin

(%) Wanita Pria

1 laki-laki 49 65,33

2 Perempuan 26 34,67

Jumlah 75 100

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dijelaskan bahwa mayoritas responden adalah laki-laki berjumlah 49 orang atau 65,33% dan sisanya adalah perempuan sebanyak 26 orang atau 34,67%. Karakterisitik responden berdasarkan umur responden dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut :

Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Umur No Kategori Umur Jumlah

1 20-30 13

2 30-40 24

3 >40 38

Total 75 Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)


(56)

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 75 orang responden, pemilik usaha kantin yang berusia 20 sampai 30 tahun jumlahnya ada 13 orang, berusia 30 sampai 40 tahun jumlahnya ada 24 orang, dan usia 40 tahun keatas jumlahnya ada 38 orang. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan jenis kelamin dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut :

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan

Jumlah (Orang)

(%)

1 SLTA 11 14,67

2 D3 23 30,66

3 Sarjana (S1) 34 45,33

4 Pascasarjana (S2) 6 8,00

5 Lainnya 1 1,33

Jumlah 75 100

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2013)

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dijelaskan bahwa pengusaha berpendidikan SLTA ada sebanyak 11 orang atau 14,67%, D3 ada sebanyak 23 orang atau 30,66%, Sarjana Lengkap/S1 sebanyak 34 orang atau 45,33%, tamatan Pascasarjana (S2) sebanyak 6 orang atau 8,00% dan tamatan lainnya Doktor (S3) sebanyak 1 orang atau 1,33%


(57)

4.2.2. Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala likert untuk menanyakan tanggapan pengusaha kantin di Universitas.

1. Variabel Lokasi Usaha (X1)

Tabel 4.5

Frekuensi Responden Terhadap Variabel Lokasi Usaha Tanggapan

Responden SN N KN TN STN Total

Pernyataan f % f % f % f % f % f %

1 12 15.8 43 56.6 16 2.11 4 5.3 0 0 75 100 2 10 13.2 38 50.0 22 28.9 5 6.6 0 0 75 100

3 3 3.9 53 69.7 10 21.1 3 3.9 0 0 75 100

4 3 3.9 55 72.4 15 19.7 2 2.6 0 0 75 100

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel lokasi usaha, yaitu:

1) Pada pertanyaan pertama (Pada usaha yang bapak/ibu jalankan, persediaan makanan…..) sebanyak 4 orang (5,3%) yang menyatakan tidak ada, 16 orang (2,11%) menyatakan tidak selalu ada, 43 orang (56,6%) menyatakan ada dan 12 orang (15,8%) menyatakan selalu ada.

2) Pada pernyataan kedua (Usaha yang bapak/ibu jalankan …… dengan pusat keramaian) sebanyak 5 orang (6,6%) yang menyatakan tidak dekat, 22 orang


(58)

(28,9%) menyatakan kurang dekat, 38 orang (50,0%) menyatakan dekat dan 10 orang (13,2%) menyatakan sangat dekat.

3) Pada pernyataan ketiga (Lokasi usaha yang bapak/ibu jalankan …… diakses) sebanyak 3 orang (3,9%) yang menyatakan tidak mudah, 10 orang (21,1%) menyatakan kurang mudah, 53 orang (69,7%) menyatakan mudah dan 3 orang (3,9%) menyatakan sangat mudah.

4) Pada pernyataan keempat (Lokasi usaha yang bapak/ibu jalankan …… untuk dikunjungi) sebanyak 2 orang (2,6%) yang menyatakan tidak nyaman, 15 orang (19,7%) menyatakan kurang nyaman, 55 orang (72,4%) menyatakan nyaman dan 3 orang (3,9%) menyatakan sangat nyaman.

2. Variabel Harga (X2)

Tabel 4.6

Frekuensi Responden Terhadap Variabel Harga Tanggapan

Responden SS S KS TS STS Total

Pernyataan f % f % f % f % f % F %

1 28 36.8 37 48.7 9 11.8 1 1.3 0 0 75 100

2 39 51.3 21 27.6 13 17.1 2 2.6 0 0 75 100 3 31 40.8 29 38.2 14 18.4 1 1.3 0 0 75 100 4 32 42.1 30 39.5 11 14.5 2 2.6 0 0 75 100


(59)

Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel harga di atas, yaitu:

1) Pada pernyataan pertama (Harga merupakan penentu permintaan pasar) sebanyak 1 orang (1,3%) yang menyatakan tidak setuju, 9 orang (11,8%) menyatakan kurang setuju, 37 orang (48,7%) menyatakan setuju dan 28 orang (36,8%) menyatakan sangat setuju.

2) Pada pernyataan kedua (Bapak/ibu memberikan harga yang …… pada usaha yang bapak/ibu jalankan) sebanyak 2 orang (2,6%) yang menyatakan tidak terjangkau, 13 orang (17,1%) menyatakan kurang terjangkau, 21 orang (27,6%) menyatakan terjangkau dan 39 orang (51,3%) menyatakan sangat terjangkau.

3) Pada pernyataan ketiga (Bapak/ibu memberikan harga …… dengan kualitas pada usaha yang bapak/ibu jalankan) sebanyak 1 orang (1,3%) yang menyatakan tidak sesuai, 14 orang (18,4%) menyatakan kurang sesuai, sebanyak 30 orang (39,5%) menyatakan sesuai dan 32 orang (40,1%) menyatakan sangat sesuai.

4) Pada pernyataan keempat (Harga sebagai kunci untuk unggul dalam bersaing) sebanyak 2 orang (2,6%) yang menyatakan tidak setuju, 11 orang (14,5%) menyatakan kurang setuju, 29 orang (40,8%) menyatakan setuju dan 30 orang (42,3%) menyatakan sangat setuju.


(60)

3. Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

Tabel 4.7

Frekuensi Responden Terhadap Variabel Keberhasilan Usaha Tanggapan

Responden SS S KS TS STS Total

Pernyataan f % f % f % f % f % F %

1 11 14.5 39 51.3 25 32.9 1 1.3 0 0 75 100 2 12 15.8 46 60.5 14 18.4 4 5.3 0 0 75 100

3 6 7.9 43 56.6 26 34.2 1 1.3 0 0 75 100

4 8 10.5 48 63.2 15 19.7 5 6.6 0 0 75 100

5 10 13.2 48 63.2 18 23.7 0 0 0 0 75 100

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat dilihat bahwa hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari 75 orang responden untuk variabel keberhasilan usaha, yaitu:

1) Pada pernyataan pertama (Modal pada usaha yang bapak/ibu jalankan ……) sebanyak 1 orang (1,3%) yang menyatakan tidak meningkat, 25 orang (32,9%) menyatakan kurang meningkat, 46 orang (60,5%) menyatakan meningkat dan 11 orang (14,5%) menyatakan sangat meningkat.

2) Pada pernyataan kedua (Pendapatan pada usaha yang bapak/ibu jalankan ……) sebanyak 4 orang (5,3%) yang menyatakan tidak meningkat, 14 orang (18,4%) menyatakan kurang meningkat, 46 orang (60,5%) menyatakan meningkat dan 12 orang (15,8%) menyatakan sangat meningkat.

3) Pada pernyataan ketiga (Volume penjualan usaha yang bapak/ibu jalankan ..…) sebanyak 1 orang (1,3%) yang menyatakan tidak meningkat, 26 orang


(61)

(34,2%) menyatakan kurang meningkat, 43 orang (56,6%) menyatakan meningkat, dan 6 orang atau (7,9%) menyatakan sangat meningkat.

4) Pada pernyataan keempat (Output produksi usaha yang bapak/ibu jalankan …..) sebanyak 5 orang (6,6%) yang menyatakan tidak bertambah, 15 orang (19,7%) menyatakan kurang bertambah, 48 orang (63,2%) menyatakan bertambah dan 8 orang (10,5%) menyatakan sangat bertambah.

5) Pada pernyataan kelima (keberadaan tenaga kerja atau karyawan yang saya miliki sangat membantu dalam kelangsungan usaha saya) sebanyak 18 orang (23,7%) menyatakan kurang setuju, 48 orang (63,2%) menyatakan setuju dan 10 orang (13,2%) menyatakan sangat setuju.

4.3. Analisis Statistik

4.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas butir. Menurut Sugiyono (2003: 124), korelasi angket item dengan skor total > r tabel, butir pertanyaan tersebut mempunyai korelasi yang signifikan. Dengan N = 75 maka diketahui nilai r tabel adalah 0,227.

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Lokasi (X1)

No. Butir Koefisien Korelasi r tabel Status

1. 0,529 0,227 Valid

2. 0,475 0,227 Valid

3. 0,526 0,227 Valid

4. 0,514 0,227 Valid


(62)

Berdasarkan Tabel 4.8 menunjukkan 4 butir pertanyaan untuk variabel lokasi usaha ternyata semua pertanyaan mempunyai status valid karena r hitung > r tabel.

Tabel 4.9

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Harga (X2)

No. Butir Koefisien Korelasi r tabel Status

1. 0,614 0,227 Valid

2. 0,713 0,227 Valid

3. 0,613 0,227 Valid

4. 0,638 0,227 Valid

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan 4 butir pertanyaan untuk variabel harga ternyata semua pertanyaan mempunyai status valid karena r hitung > r tabel.

Tabel 4.10

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Keberhasilan Usaha (Y)

No. Butir Koefisien Korelasi r tabel Status

1. 0,343 0,227 Valid

2. 0,491 0,227 Valid

3. 0,369 0,227 Valid

4. 0,423 0,227 Valid

5. 0,340 0,227 Valid


(63)

Berdasarkan Tabel 4.10 menunjukkan 5 butir pertanyaan untuk masing-masing variabel keberhasilan usaha ternyata semua pertanyaan mempunyai status valid karena r hitung > r tabel. Selanjutnya butir instrumen yang telah valid di atas diuji reliabilitasnya dengan teknik cronbuch alpha yakni membandingkan nilai-nilai instrumen. Berikut ini sajikan nilai-nilai reliabilitas untuk ketiga variabel (lokasi, harga dan keberhasilan usaha pengusaha) yaitu:

Tabel 4.11

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X1, X2 dan Y

Variabel Nilai Reliabilitas Status

Lokasi (X1) 0,714 Reliabel

Harga (X2) 0,820 Reliabel

Keberhasilan Usaha (Y) 0,639 Reliabel

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2014)

Berdasarkan Tabel 4.11 menunjukkan jika nilai reliabilitas semakin mendekati 1, maka instrumen penelitian semakin baik. Nilai reliabilitas instrumen di atas menunjukkan tingkat reliabilitas instrumen penelitian sudah memadai karena sudah mendekati 1 (> 0,60).

4.3.2. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis yang dimaksudkan untuk memastikan bahwa model regresi linear berganda dapat digunakan atau tidak.


(64)

a. Uji Normalitas

Pengujian normalitas data dalam penelitian ini dideteksi melalui analisa grafik dan statistik yang dihasilkan melalui perhitungan regresi dengan SPSS. Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut :

Gambar 4.1 Grafik Histogram

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan normal. Analisis dari grafik terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal.


(65)

Gambar 4.2 Kurva PP-Plots

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat disimpulkan bahwa data yang digunakan menunjukkan normal. Analisis dari kurva terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji mulitikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Pada model regresi yang baik tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Hasil pengujian


(66)

multikolinieritas data dalam penelitian ini menggunakan alat bantu SPSS, hasilnya dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12

Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 (Constant)

Lokasi

.717 1.395

Harga

.717 1.395

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2013)

Berdasarkan Tabel 4.12 terlihat bahwa semua variabel bebas yaitu lokasi dan harga memiliki angka Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10, sedangkan nilai Tolerance mendekati 1, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinieritas.

c. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari suatu pengamatan yang lain. Jika variasi residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika varians berbeda disebut heterokedastisitas. Model yang baik adalah tidak terjadi heterokedastisitas. Hasil pengujian heteroskedastisitas data dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.3.


(67)

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-ttitik menyebar secara acak (random) serta tersebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai. Gejala heteroskedasitas dapat dilihat dengan cara yaitu, jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk suatu pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini berarti tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi keputusan memilih berdasarkan masukan dari variabel bebasnya.


(68)

4.3.3. Regresi Linier Berganda

Analisis regresi liner berganda dilakukan untuk melihat arah pengaruh dari setiap variabel independent terhadap variabel dependent. Arah pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel-variabel terikat (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13

Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta 1 (Constant)

8.774 1.710 5.131 .000

Lokasi

.454 .123 .419 3.695 .000

Harga kerja

.202 .096 .238 2.099 .039

Sumber : Hasil Penelitian (data diolah 2013)

Berdasarkan Tabel 4.13 uji t dapat diketahui nilai-nilai:

a = 8.774 β1 = 0,454 β2 = 0,202

Jadi persamaan regresi linier berganda untuk dua prediktor (lokasi dan harga) adalah:


(69)

Y = 8.774 + 0.454X1 + 0.202X2

Berdasarkan persamaan regresi diatas terlihat bahwa nilai konstanta sebesar 8.774 yang artinya jiks tidak ada variabel lokasi dan harga maka keberhasilan usaha pengusaha sebesar 8.774. Variabel lokasi menghasilkan β1 = 0.454 yang berarti setiap kenaikan variabel lokasi sebesar 1 maka keberhasilan usaha pengusaha akan naik sebesar 0.454 dengan asumsi variabel yang lain tetap. Variabel harga menghasilkan β2 = 0.202 yang berarti setiap kenaikan variabel harga sebesar 1 maka keberhasilan usaha pengusaha akan naik sebesar 0.202 dengan asumsi variabel yang lain tetap.

4.3.4. Pengujian Hipotesis a. Pengujian Secara Parsial

Pengujian secara parsial dilakukan untuk melihat ada tidaknya pengaruh dari setiap variabel independent terhadap variabel dependent. Pengujian pengaruh variabel-variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.14 Uji t

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B

Std.

Error Beta

1 (Constant) 8.774 1.710 5.131 .000

Lokasi .454 .123 .419 3.695 .000

Harga kerja .202 .096 .238 2.099 .039


(70)

1). Pengaruh lokasi terhadap keberhasilan usaha pengusaha

Kriteria untuk uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan dua arah (0,025). Nilai t untuk n = 75 – 2 = 73 adalah 1,666 maka dapat diambil keputusan menerima atau menolak hipotesis sebagai berikut :

thitung = 3,695

ttabel = 1,666

dari kriteria pengambilan keputusan : H0 diterima jika : -1,666 ≤ thitung≤ 1,666 Ha diterima jika : 1. thitung≥ 1,666

2. -thitung≤ 1,666

Berdasarkan Tabel 4.14, diperoleh nilai t hitung sebesar 3,695 lebih besar dari t tabel sebesar 1,666 dengan probabilitas t yakni sig 0,000 lebih kecil dari batasan signifikansi sebesar 0,05. Hal tersebut berarti bahwa variabel lokasi (X1) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan usaha pengusaha (Y). Dengan demikian faktor lokasi memiliki kontribusi terhadap keberhasilan usaha pengusaha.

2). Pengaruh harga terhadap keberhasilan usaha pengusaha

Kriteria untuk uji t dilakukan pada tingkat α = 5% dengan dua arah (0,025). Nilai t untuk n = 75 – 2 = 73 adalah 1,666 maka dapat diambil keputusan menerima atau menolak hipotesis sebagai berikut :

thitung = 2,099


(1)

Lampiran 3

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 75 98.7

Excludeda 1 1.3

Total 76 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.714 4

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

q1 11.2400 2.212 .529 .636

q2 11.3733 2.237 .475 .677

q3 11.3333 2.604 .526 .642

q4 11.2933 2.724 .514 .653

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

15.0800 3.966 1.99160 4

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 75 98.7

Excludeda 1 1.3

Total 76 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(2)

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items

.820 4

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

q5 4.2267 .70851 75

q6 4.2933 .85065 75

q7 4.2000 .78843 75

q8 4.2267 .79820 75

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

q5 12.7200 4.177 .614 .788

q6 12.6533 3.473 .713 .739

q7 12.7467 3.921 .613 .787

q8 12.7200 3.826 .638 .776

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

16.9467 6.457 2.54098 4

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 76 100.0

Excludeda 0 .0

Total 76 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(3)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

q9 3.7895 .69887 76

q10 3.8684 .73652 76

q11 3.7105 .62856 76

q12 3.7763 .72293 76

q13 3.9342 .57354 76

Item-Total Statistics Scale Mean if Item

Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

q9 15.2895 3.302 .343 .611

q10 15.2105 2.888 .491 .532

q11 15.3684 3.409 .369 .597

q12 15.3026 3.067 .423 .570

q13 15.1447 3.592 .340 .610

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(4)

Lampiran 4

Hasil Uji Asumsi Klasik

1.

Uji Normalitas Data


(5)

2.

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 8.774 1.710 5.131 .000

Lokasi .454 .123 .419 3.695 .000 .717 1.395 Harga .202 .096 .238 2.099 .039 .717 1.395 a. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha


(6)

Lampiran 5

Hasil Uji Regresi Berganda

Regression

[DataSet0]

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .581a .338 .319 1.78343

a. Predictors: (Constant), Harga, Lokasi b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 116.782 2 58.391 18.358 .000a

Residual 229.004 72 3.181

Total 345.787 74

a. Predictors: (Constant), Harga, Lokasi b. Dependent Variable: Keberhasilan Usaha

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) 8.774 1.710 5.131 .000


Dokumen yang terkait

Dampak Keberadaan Kampus Universitas Sumatera Utara Terhadap Pendapatan Usaha Kecil Dan Warung Serta Pola Ruang Di Wilayah Sekitarnya

4 53 125

Analisis Pengaruh Program Keberdayaan Masyarakat dalam Meningkatkan Pendapatan Pengusaha Industri Kecil Di Kotamadya Medan (Studi Kasus Pengusaha Tas Di Kecamatan Medan Denai.

0 22 96

Fungsi dan Pengaruh BNI Syariah dalam Membantu Pengusaha Kecil dan Menengah di Sumatera Utara

0 23 83

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Kecil (Study Kasus Pada Usaha Laundry Mikro-Kecil Di Lingkungan Sekitar Kampus USU)

28 148 104

TOTAL QUALITY MANAGEMENT DI INDUSTRI KECIL (STUDI KASUS PENGUSAHA INDUSTRI KECIL SEPATU CIBADUYUT)

0 2 11

Pengaruh Kreativitas Pengusaha Terhadap Keberhasilan Usaha Kecil (Pada Studi Kasus Usaha Dodol Di Pasar Bengkel Perbaungan Kab. Serdang Bedagai)

4 22 71

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Usaha Kecil (Study Kasus Pada Usaha Laundry Mikro-Kecil Di Lingkungan Sekitar Kampus USU)

4 46 104

PENGARUH KREATIVITAS PENGUSAHA TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PENGUSAHA SEPATU DI SENTRA INDUSTRI KECIL PERSEPATUAN CIBADUYUT: Survei pada Pengusaha Sepatu Persepatuan Cibaduyut Bandung.

2 17 54

PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL (Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya).

13 34 60

PENGARUH PERSEPSI DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI TERHADAP KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL (Studi Kasus pada Pengusaha Tanaman Hias Di Surabaya) Disusun oleh : WIRAWAN PRASOJO UTOMO

0 1 19